Berkisah tentang seorang wanita yang terbangun sebagai karakter game yang pernah ia mainkan, Putri Verxina. Seorang putri Kerajaan yang terpaksa menjadi pemimpin pasukan yang memerangi Raja Iblis dan pasukannya. Verxina memiliki dua rekan yang bersamanya sejak dia masih kecil, yaitu Lukasz dan Maria.
Verxina sering dijuluki sebagai Putri Gila karena berbeda dengan para bangsawan gadis seusianya, ia memilih jalan hidupnya sebagai seorang pejuang. Bahkan tanpa penyelidikan yang mendalam, ia menyanggupi menjadi pemimpin pasukan pertahanan dari Monster dan Iblis yang nantinya akan menjadi jalan hidupnya.
Setelah menyelesaikan pertempuran pertamanya yang membuat korban jiwa dalam jumlah besar, dia bertemu dengan Ivory yang menyatakan sebagai dewa dari dunia ini dan meminta untuk Verxina dapat mencapai babak akhir tersembunyi dari dunia ini tentunya dengan sebuah imbalan. Verxina menyanggupinya dan meneruskan perjuangannya dalam mempertahankan dunia ini dari serangan pasukan Raja Iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azurius07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Michelle
Michelle, karakter [SR] dengan tipe penyihir empat elemen (air, api, udara, dan petir). Penyihir lulusan akademi sihir yang memutuskan untuk berkelana daripada lanjut bekerja di Kerajaan. Seseorang yang memiliki kemampuan super dalam sihir, namun kemampuan sangat rendah dalam fisik. Bahkan lari sebentar saja dapat membuatnya muntah-muntah parah.
“Jadi ada apa anda datang kemari Yang Mulia?” tanyanya padaku.
“Aku ingin merekrutmu,” ucapku langsung ke poin utama kami kemari, dia tidak terlihat terkejut dan mencoba meminum minumannya kembali, namun masih dengan reaksi yang sama.
“Apakah anda serius Yang Mulia? Saya memiliki fisik yang sangat buruk jika anda belum tahu akan hal itu. Ditambah lagi saya hanya tahu tentang sihir saja.”
“Dan saya dengar-dengar anda sering melakukan hal-hal aneh diluar nalar manusia untuk para tentara anda, ditambah mereka rata-rata adalah pria kan? Bagaimana kalau mereka ingin melakukannya padaku?” ucapnya penuh ketakutan, tapi ketakutan dengan pria, seingatku Michelle tidak memilikinya di dalam permainan.
“Apa sih yang kau pikirkan itu? Hal aneh macam apa yang ada di pikiranmu itu?” tanyaku padanya.
“Lagipula selama di timku, tidak ada yang berani macam-macam denganku,” ucapku menambahkan pernyataanku.
“Namun, saya masih ragu dengan itu Yang Mulia, saya juga masih seorang pemula,” ucapnya kembali.
Aku mendekati wajahnya dan meletakkan kedua tanganku di wajahnya. Kami saling menatap beberapa detik.
“Diam saja dan katakan, kau mau bayaran berapa untuk kemampuan sihirmu itu.”
Aku benar-benar membutuhkannya, aku benar-benar membutuhkan penyihir sejati. Maafkan aku Maria, tapi kemampuan istimewamu adalah sebagai penyihir healer daripada dealer. Untuk babak awal memang aku dapat mengandalkan skillmu, namun seiring tumbuhnya musuh, kau lebih baik sebagai healer.
“Mohon berikan saya waktu Yang Mulia, besok saya akan ...” sebelum dia selesai mengatakannya, aku memotongnya terlebih dahulu.
“Aku tidak memiliki waktu hingga besok, katakan sekarang iya atau tidak. Aku malas adanya penundaan,” ucapku mungkin cukup membuatnya takut, Maria juga sepertinya.
“T..tentu Yang Mulia, bagaimana kontrak kerjanya?” tanyanya padaku, anak pintar.
“Apakah anda memiliki kontrak kerja Yang Mulia?” tanya Maria padaku yang kubalas dengan senyuman. Sebuah kertas kukeluarkan dari kantongku. Kertas yang memiliki segel kerajaan di bawahnya.
“Sejak kapan anda memilikinya?” tanyanya kembali padaku.
“Sejak kita tiba disini, aku menyuruh Ivory untuk membuatnya,” jawabku.
“Jadi sampai dimana kita, oh iya, bacalah ini dulu, kau bisa membaca kan? Lalu berikan tanda tanganmu dibawah ini jika kau menyetujuinya,” ucapku dengan sebuah kacamata hitam dan dua telapak tangan yang saling menempel satu sama lain.
Dia mulai membacanya satu persatu, Maria melihatku seperti bertanya darimana aku mendapatkan kacamata hitam itu. Michelle kembali melihatku, sebuah pena telah berada di tangan kanannya.
“Apakah semua ini benar Yang Mulia?” tanyanya kembali, seperti masih tidak percaya dengan seluruh penawaranku.
“Seluruhnya, seluruh hal itu adalah kebenaran,” ucapku padanya.
“Senang kau mau menanda tangani kontrak ini, sekarang untuk bayaranmu. Berapa yang kau minta?” tanyaku padanya.
“Melihat dari pengalaman dan beberapa kontrak yang pernah saya ketahui, mungkin sekitar 100.000 lumin, namun jika terlalu besar, kita dapat merendahkannya kembali,” Seorang penyihir, memberikan harga 100k setahun, itu terlalu murah untuk skill dan kemampuanmu kawanku. Kerajaan pasti akan dengan senang merekrutnya.
“220k setahun,” ucapku membuatnya terkejut hingga menyemburkan minuman dari mulutnya. Dia mengusap mulutnya dan menatapku seperti tidak percaya dengan yang kukatakan. Maria seperti akan melakukan hal yang sama, namun sepertinya telah mengerti dengan hal yang Lukasz katakan sebelumnya.
“Apa saya tidak salah dengar Yang Mulia?” tanyanya kembali padaku. “220k dalam setahun?” ucapnya kembali sepertinya tidak percaya dengan yang baru saja kukatakan.
“Itulah yang kukatakan padamu, besok pagi, temui kami di Kediamanku, ada sesuatu yang akan kita lakukan sebagai tim baru,” ucapku padanya sebelum memberikan sebuah kantong uang untuknya.
“Gunakan uang ini dan traktirlah dirimu dengan makanan yang enak, aku dapat mendengar bunyi perutmu dan dirimu yang terlalu kurus itu,” ucapku sebelum beranjak pergi, diikuti dengan Maria.
Michelle masih duduk disana termenung dengan yang baru saja terjadi padanya...
(***)
Apa yang baru saja terjadi, apa itu tadi yang terjadi?
Yang Mulia bersama seorang pengikutnya baru saja pergi setelah menawariku pekerjaan sebagai tentara bayaranya. Dengan upah 220k Lumin pertahun. Apakah ini artinya aku sudah menjadi orang kaya sekarang? Aku dengar-dengar bayaran sebagai Penyihir Kerajaan adalah sekitar 80k hingga 150k setahun, apalagi aku masih pemula.
“Hei, apa kau mendengarnya?”
“Yang Mulia dan beberapa anak buahnya pergi ke dasar Laut Hitam Kematian beberapa waktu yang lalu.”
Aku mendengar beberapa orang membicarakan Putri Verxina dibelakangku. Ada apa dengannya hingga mereka membicarakan hal itu?
“Benar, aku mendengarnya dari Alessandro, mereka melawan monster disana dan kembali.”
“Aku juga mendengarkan bagaimana sebuah Kerajaan berada disana dengan monster dari segala penjuru Kerajaan itu.”
“Bah! Mana ada Kerajaan di dalam Laut itu?”
“Mungkin birmu sudah terlalu banyak kau minum, mending kau tidur dulu. Shift malam kan kau ini?”
Laut Hitam Kematian? Kerajaan bawah laut? Monster?! Apakah semua itu benar?
Aku ingin sekali bertanya ke seluruh orang disini, tapi wajah mereka seram semuanya. Apakah aku telah melakukan sebuah kesalahan saat menerima kontrak itu dari Yang Mulia? Apakah aku bisa merubah kontrak itu?
Semakin kupikirkan, semakin bingung aku ini. Tapi, lebih baik aku memikirkannya besok saja. Sekarang yang terpenting adalah untuk makan, sudah tiga hari aku belum menemukan tempat makan yang bisa memberikanku hutangan.
(***)
Pagi ini aku terbangun di penginapan dengan uang yang aku dapatkan dari Yang Mulia, aku tidak diberitahu jam berapa aku harus menemuinya, namun sepertinya lebih pagi, maka akan lebih baik. Seperti kata pepatah, burung pagi mendapatkan cacing terbaik.
Semalaman aku tidak bisa tidur dengan nyenyak, aku terus memikirkan tawaran itu dikepalaku. Uang yang sangat banyak, bagaimana jika itu semua adalah jebakan untuk hal-hal buruk yang akan dilakukan Yang Mulia kepadaku? Mungkin iya atau mungkin tidak, tapi aku mendengar banyak hal buruk dari anggota Kerajaan, terutama dari para Pangerannya.
Suara keras membuatku melompat dari tempat tidurku, kamar sebelahku, aku tidak tahu isinya siapa, tapi sejak kemarin malam, suara dengkuran keras itu sangat menggangguku. Tapi aku memilih untuk diam saja, takut kalau isinya adalah orang yang seram.
Aku membuka pintu dan akan bersiap untuk berangkat menemui Yang Mulia di kediamannya. Pintu kubuka perlahan dan setelah kupastikan tidak ada orang disana, aku melangkah keluar dan mengunci pintu sebelum berjalan keluar.
Jalanku terhenti saat pintu di sampingku terbuka, tetanggaku yang mendengkur dengan keras sepanjang malam membuka pintu. Seorang om-om dengan janggut hitam dan bekas jahit di bawah matanya, dan juga tato di kedua lengannya, dia pasti orang yang serem.
“Oh nona muda, hati-hati dengan tangganya,” ucapnya padaku, tangga apa yang dia maksud?
Aku tidak merasakan lantai, tangga ini ya yang om ini maksudkan? Oh tidak karirku sebagai penyihir akan berakhir bahkan sebelum aku memulainya, kena aini harus terjadi padaku.
Seseorang menarik tanganku, aku merasa seperti berada dalam dekapan seseorang. Otot tubuh ini memberikanku rasa tenang, siapa ini?
“Hampir saja, anda baik-baik saja nona?” Aku melihat om-om ini yang menyelamatkanku, aku juga merasa seperti setiap tetes darahku menjauhiku saat melihatnya. Ayah Ibu di Surga, terima kasih telah melahirkanku ke dunia ini, anakmu akan menyusulmu.
(***)
Apa yang terjadi pagi ini, anak ini baik-baik saja kan?
“Apa yang kalian semua lihat, ini bukan ulahku!” kataku ke orang-orang yang melihatku membawa seorang gadis pingsan di gendonganku.
“Tapi, bukankah ini sebuah kebetulan yang benar-benar unik, sepertinya aku menemukan seorang penyihir yang dibicarakan oleh Yang Mulia kemarin sore.”
Seorang gadis yang mungkin seusia anakku. Anak sekecil ini adalah seorang penyihir kelas atas seperti perkataan Yang Mulia. Jika aku tidak tahu aku akan mengatakan bahwa Yang Mulia memiliki selera yang cukup unik. Seluruh pakaian dan aksesorisnya juga berwarna hitam, tapi dia terlihat sangat penakut, apakah dia bisa bertahan di Dungeon itu.
“Akan ada seorang penyihir tambahan untuk tim kita, aku bertemu dengannya pagi ini. Aku dengar dia cukup penakut dengan para pria. Jadi kalian bertiga, perlakukan dia dengan baik. Jika aku menerima laporan bahwa salah satu dari kalian menyebabkan masalah untuknya, lihat saja nanti,” ucap Yang Mulia kemarin sore, memikirkannya saja membuatku cukup merinding.
“Tenang saja Yang Mulia, aku akan menjaganya, dia seperti anak bagiku,” ucapku sebelum kami sampai di gerbang kediaman Yang Mulia.