Kebangkitan Anak Yang Tertukar

"Ya, ada apa kepala sekolah?" Tanya ayahnya berbalik menghadap kepala sekolah.

"Hmm, sebenarnya ini tentang putri anda Olivia." Kepala sekolah terlihat tidak enak hati untuk membicarakannya di depan keramaian.

"Ya, katakan saja pak kepala sekolah." Sambung ayahnya lagi.

"Apakah kita bisa ke dalam kantor untuk berbicara?" Tanya kepala sekolah itu lagi. Karena khawatir orang tua Olivia akan merasa malu.

"Tidak perlu, katakan saja di sini pak." Jawab ayahnya. Karena mereka merasa Olivia adalah murid dengan nilai tertinggi ke dua. Pasti tidak akan ada masalah yang serius.

"Baiklah, begini... Kami akan mengadakan rapat untuk mengambil keputusan. Bahwa putri anda akan di diskualifikasi, karena kami menemukan kecurangan dalam ujian ini. Dan jika sudah ada buktinya, kami akan mengumumkannya. Apakah bapak bisa terima? Karena... Biar bagaimanapun, keluarga Wang adalah salah satu donatur di sekolah kami ini." Ucap kepala sekolah dengan sikap se-sopan mungkin.

Ada beberapa murid dan orang tua yang mendengar pembicaraan mereka, dan berhenti untuk bisa mendengar lebih banyak.

"Kecurangan? Maksudnya..?" Ibunya mengerutkan keningnya sedikit bingung. Dan bukan hanya ibunya, ayah dan ke tiga saudaranya juga merasa ini hal yang mustahil.

"Begini, kami mendengar kabar bahwa putri anda membayar seseorang untuk mencuri soal ujian. Dan kami sedang menyelidikinya." Kepala sekolah sedikit takut melihat ekspresi mereka semua.

Dia khawatir keluarga Wang akan menarik donasi mereka. Tapi, dia sebagai guru harus menjunjung kejujuran dan kebenaran.

"Olivia?!" Ayahnya langsung berbalik menatap Olivia.

Olivia tentu saja ketakutan, tapi dia menepis perasaannya. Karena dia tahu keluarga Wang akan selalu menyayangi dirinya.

"Ayah, itu semua bohong. Aku tidak pernah melakukan kecurangan seperti itu." Dengan wajah memelas dia berucap. Dan dengan mudah air matanya jatuh berderai.

Kakaknya langsung mengelus pundaknya untuk menenangkan. Mereka semua tidak percaya Olivia melakukan itu.

Tiba-tiba seseorang mendekat, dia membawa beberapa dokumen dan sebuah laptop. Dia berbisik sesuatu kepada kepala sekolah.

Kepala sekolah hanya mengangguk-angguk dan menerima dokumen tersebut.

"Pak Wang, coba lihat." Kepala sekolah memberikan dokumen itu.

Sementara Olivia sudah mulai takut. Apakah benar mereka mengetahui perbuatannya? Bagaimana bisa begitu? Bukankah dia sudah membayar uang tutup mulut? Bagaimanapun ini bisa terbongkar?

Dia melakukannya tanpa di ketahui siapapun. Siapa yang membocorkan ini semua? Apakah orang yang dia bayar? Bukankah itu sangat bodoh? Jika sampai dia menyebarkan tentang transaksi tersebut. Bukankah dia akan di pecat? Karena dia adalah seorang oknum guru juga.

Olivia tidak habis pikir, siapa yang membocorkan rahasianya.

Tanpa dia sadari, Jonas yang hendak dia jebak telah menyuruh orang untuk mencari tahu. Bagaimana sebenarnya kehidupan Olivia selama ini. Karena dia merasa Olivia memiliki dua wajah.

Karena selama ini wanita itu sangat manis dan sopan kepadanya. Tapi bagaimana mungkin dia punya pikiran untuk menjebaknya. Dan juga, obat-obatan itu tidak sembarang di jual. Hanya orang-orang tertentu yang bisa membelinya.

Dan dia juga yang memberikan semua bukti tersebut. Walau bukan hasil kerjanya, melainkan Nick.

Nick yang bekerja di dunia gelap, sangat muda mengetahui hal seperti itu. Dan Nick memakai tangan Jonas Robert untuk menjatuhkan Olivia.

Itu bukan tanpa alasan. Dia yang memantau acara pengumuman hasil ujian memasuki universitas melalui komputernya. Dia bisa melihat jelas, bagaimana kebencian di wajah Olivia di saat menatap Daniella.

Dan dia juga bisa mengetahui, Olivia sedang merencanakan sesuatu terhadap Daniella.

Dengan gerakan lambat, vidio itu dia putar. Sehingga dia bisa membaca gerakan bibir Olivia.

Dengan cepat dia menghubungi Jonas, dan memberikan apa yang telah di lakukan oleh Olivia.

"Olivia..! Bagaimana kau bisa melakukan ini?!" Teriak ayahnya ketika membaca dokumen di tangannya.

"Ayah... Itu tidak benar."

"Tidak benar? Bagaimana kau menjelaskan ini..?!" Teriak ayahnya lagi sambil melemparkan dokumen itu ke wajahnya.

'Anak ini membuat malu kediaman Wang.' Batin ayahnya sambil mengepalkan tangannya kuat.

Image yang selama ini dia bangun, hancur hanya karena perbuatan anak palsunya ini.