NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Dosen Dingin

Menikah Dengan Dosen Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hanela cantik

Alya, mahasiswi tingkat akhir yang cerdas dan mandiri, tengah berjuang menyelesaikan skripsinya di tengah tekanan keluarga yang ingin ia segera menikah. Tak disangka, dosen pembimbingnya yang terkenal dingin dan perfeksionis, Dr. Reihan Alfarezi, menawarkan solusi yang mengejutkan: sebuah pernikahan kontrak demi menolong satu sama lain.

Reihan butuh istri untuk menyelamatkan reputasinya dari ancaman perjodohan keluarga, sedangkan Alya butuh waktu agar bisa lulus tanpa terus diburu untuk menikah. Keduanya sepakat menjalani pernikahan semu dengan aturan ketat. Tapi apa jadinya ketika batas-batas profesional mulai terkikis oleh perasaan yang tak terduga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanela cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24

Reihan belum sepenuhnya tidur dia masih bergerak gelisah. Sedangkan Alya sudah tertidur pulas disampingnya dengan membelakangi nya. Terdengar jelas dengkuran halus dari gadis itu.

Reihan berbalik menghadap Alya, lalu dengan gerakan pelan dia merapatkan tubuhnya ke arahnya. Dengan hati-hati Reihan melingkarkan tangannya di pinggang milik Alya.

" maaf...." ucapnya pelan.

Alya menggeliat kecil, bergumam dalam tidurnya, lalu tanpa sadar meraih tangan Reihan dan mendekapnya ke dadanya. Reihan sontak tertegun, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

“Bodoh…” bisiknya pada diri sendiri, tapi senyum tipis justru terukir di wajahnya.

Untuk kedua kalinya setelah sekian lama, Reihan akhirnya bisa tertidur nyenyak. Tidak ada beban pikiran yang menghantuinya lagi.

****

Alya terbangun dari tidurnya. Jam sudah menunjukkan tengah lima yang berarti subuh sebentar lagi. Ketika hendak bangun Alya merasa ada yang berat mengganjal diperutnya. Disana ada tangan besar Reihan yang sedang memeluknya dari belakang.

Dengan gerakan hati-hati Alya menggeser tubuhnya agas bisa terlepas, tapi gerakan itu justru membuat Reihan mengeratkan pelukannya.

Alya menghelai napas pasrah " mas..... Bangun udah subuh" ucapnya dengan menepuk pelan lengan Reihan.

Reihan mulai bergerak. Matanya terbuka perlahan, ia tampak bingung sejenak sebelum sadar dengan posisi mereka. Segera ia menarik tangannya menjauh.

“Maaf…” ucapnya pelan, suaranya masih serak.

" udah subuh mas, bangun salat subuh" ucap Alya lalu berlalu ke arah kamar mandi.

Reihan mengusap wajahnya pelan, mencoba menghilangkan rasa kantuknya. " hmm kamu tunggu aku kita salat berjamaah"

Alya yang belum sepenuhnya masuk ke kamar mandi mengangguk pelan. Setelah sebulan lebih Baru kali ini Reihan mengajaknya untuk salat berjamaah.

Salat Subuh itu berjalan tenang, meski di hati Alya ada rasa canggung luar biasa. Bacaan Reihan terdengar jelas, mantap, membuatnya merasa… entah, lebih aman.

Setelah salam terakhir, keduanya masih terdiam. Alya menunduk, menatap sajadahnya.

“Mas…” panggil Alya lirih, hampir tak terdengar.

Reihan menoleh. “Hmm?”

" Salim " ucapnya dengan suara lirih sambil mengadakan tangannya ke arah Reihan.

Reihan menatapnya sejenak lalu mengulurkan tangannya. Ketika Alya mencium tangannya ada perasaan aneh yang muncul di dalam dirinya.

****

Alya turun ke bawah setelah selesai membereskan sajadah. Niatnya ingin segera menyiapkan sarapan. Namun, saat tiba di dapur, ia mendapati Bu Laras sudah lebih dulu berada di sana, sibuk membuka lemari dapur.

“Mah…” Alya agak terkejut. “Loh, Mama kenapa ngga istirahat aja? Biar Alya yang masak.”

Bu Laras menoleh sambil tersenyum. “Mama kebiasaan bangun pagi, sayang. Lagi nyari bahan aja. Eh ternyata kamu juga udah turun. Ya sudah, masak bareng aja ya?”

Alya ikut tersenyum lega. “Iya, Mah.”

Akhirnya mereka berdua sibuk menyiapkan menu sarapan sederhana. Suasana dapur terasa hangat, Bu Laras sesekali memberikan tips kecil, sementara Alya mendengarkan dengan penuh perhatian.

Sementara itu, di lantai atas, Reihan baru keluar kamar mandi dengan handuk melilit di pinggangnya. Ia melangkah ke arah lemari pakaian, namun perhatiannya tertuju pada setelan kemeja biru muda dan celana panjang hitam yang sudah tertata rapi di atas ranjang. Tepat di sampingnya, dasi juga sudah disiapkan dengan warna senada.

Reihan mengangkat alisnya, tersenyum tipis. “Dia yang nyiapin?” gumamnya pelan. Ada rasa aneh, hangat, sekaligus nyaman yang menjalar di dadanya.

Dengan gerakan tenang, ia mulai mengenakan pakaian itu. pilihan alya sangat pas untuk dipadukan.

Begitu selesai berpakaian, Reihan turun ke bawah. Aroma harum masakan langsung menyambutnya, membuat perutnya yang sejak tadi kosong ikut merespons. Ia melangkah ke arah dapur, dan dari ambang pintu melihat Alya dan mamanya berdiri berdampingan, sama-sama sibuk di depan meja dapur.

“Mama, itu biar Alya aja yang bereskanya. Mama duduk santai, nanti capek,” ucap Alya sambil tersenyum.

Bu Laras terkekeh kecil. “Ah, Mama juga pengen nemenin kamu. Kalau semua diserahin ke kamu, Mama bisa bosan nanti.”

“Mas, udah siap?” Alya akhirnya menyadari keberadaan Reihan yang bersandar di pintu dapur.

“Hmm…” Reihan mengangguk singka.

Bu Laras menoleh sambil tersenyum. “Nah, Han, kamu ini beruntung banget punya istri rajin kayak Alya. Mama jadi senang lihatnya.”

Reihan hanya mengangguk kecil, tapi matanya tetap mengarah pada Alya.

“Ya…” jawabnya singkat.

Meja makan pun ditata dengan rapi. Ayah Reihan yang baru saja datang dari kamar ikut bergabung.

“Wah, ini harum banget. Siapa yang masak?” tanya Pak Pras seraya menarik kursi.

“Alya, Pa. Mama cuma bantu sedikit,” jawab Bu Laras sambil melirik Alya bangga.

Alya tersipu malu. “Ah, Mama yang lebih banyak bantu kok."

Mereka makan dengan hikmat sesekali berbincang ringan. Setelah selesai Reihan pamit untuk ke kantor. Alya yang melihat itu segera mengikuti suaminya ke luar.

" mas" panggil Alya

Reihan yang ingin masuk ke dalam mobilnya terhenti " kenapa"

" Salim"

Reihan masih belum paham tapi detik berikutnya dia langsung mengulurkan tangannya setelah itu dia langsung masuk kedalam mobilnya.

Alya menatap mobil suaminya itu sampai menghilang dari arah pandangannya setelah itu baru dia masuk ke dalam.

****

Kantor pusat PT. Ardan Group berdiri megah dengan kaca-kaca tinggi yang memantulkan cahaya matahari pagi. Reihan baru saja selesai meeting internal dengan jajaran direksi.

Alex yang selalu setia di belakangnya, sibuk memberi catatan kecil tentang hasil rapat tadi. “Pak, ini ringkasan keputusan meeting pagi ini. Nanti saya kirim softcopy ke email Bapak.”

“Letakkan di meja saya,” jawab Reihan datar.

Begitu ia melangkah masuk ke ruang kerjanya, Alex menghentikan langkah, seolah bingung harus bicara atau tidak.

“Pak…” panggilnya hati-hati.

Reihan berbalik. “Apa lagi?”

“Di luar… ada tamu yang bersikeras ingin bertemu Bapak. Katanya kenal dekat. Saya sudah coba jelaskan prosedur, tapi dia menolak pergi.”

Alis Reihan berkerut. “Siapa?”

Alex ragu sejenak. “Namanya… Renata.”

Sekejap, tubuh Reihan menegang. Nama itu adalah nama yang mengganggunya beberapa hari lalu.

Belum sempat ia memberi instruksi, pintu ruangannya sudah terbuka. Seorang wanita tinggi dengan rambut tergerai rapi melangkah masuk, aroma parfum mewah langsung memenuhi ruangan. Senyum menawan terpancar dari wajahnya.

“Hai, Han… lama ngga ngga ketemu, ehh ngga deh kita baru ketemu beberapa hari lalu kan.” Suaranya terdengar manja, penuh percaya diri.

Reihan mengepalkan tangannya di balik meja, rahangnya mengeras. “Renata… siapa yang izinkan kamu masuk?”

Alex buru-buru menunduk. “Maaf, Pak… dia memaksa masuk.”

“Keluar, Alex.” Suara Reihan tegas.

Sekretaris itu hanya bisa mengangguk dan meninggalkan ruangan, meski jelas ia masih khawatir dengan situasi yang bisa jadi berbahaya.

Kini hanya ada Reihan dan Renata. Hening sesaat, hanya terdengar suara detak jam dinding.

" gimana han, aku udah kembali loh masa kamu bersikap gitu sih sama aku"

Renata mendekat, matanya menatap lurus ke arah Reihan. “Aku dengar kamu sudah menikah.” Ia menekankan kata menikah dengan nada penuh sindiran. “Tapi aku tahu, Han, kamu nggak bahagia dengannya. Kamu masih milikku, kan?”

Reihan berdiri tegak, menatapnya dengan tatapan tajam penuh penolakan. “Jangan datang ke sini lagi, Renata. Masa lalu sudah selesai. Aku nggak mau mengulanginya lagi.”

Renata yang mendengar itu hanya tersenyum simpul. “Aku nggak percaya kamu bisa bahagia dengan pernikahan mendadak itu, Han,” ucapnya sambil menyandarkan tangannya di meja kerja Reihan. “Aku tahu kamu lebih suka perempuan seperti aku… bukan gadis polos yang bahkan nggak selevel sama kamu.”

Reihan menatapnya dingin, wajahnya tanpa ekspresi. “Jaga ucapanmu, Renata.”

Namun Renata justru terkekeh kecil, lalu dengan berani mendekat hingga jaraknya hanya beberapa langkah saja dari Reihan. “Kenapa? Marah? Atau sebenarnya kamu hanya sedang menahan diri?” suaranya lirih, menggoda.

Tanpa sungkan ia mengulurkan tangannya, menyentuh lengan kemeja Reihan. “Masih sama seperti dulu ya… Aku yakin kamu juga masih ingat semua kenangan kita.”

Reihan sontak menepis tangannya, tatapannya tajam menusuk. “ Jangan pernah sentuh aku lagi dengan tangan najismu itu.”

Renata tidak mundur, justru tersenyum lebih lebar. “Kenapa? Takut istrimu tahu? Atau takut perasaan lamamu ke aku muncul lagi?”

Reihan mengepalkan tangan, menahan amarah yang mulai menguasai dirinya. Napasnya memburu, tapi ia tetap berusaha menjaga wibawa. “Renata, aku peringatkan. Kalau kamu masih berani melewati batas atau kau akan menyesal.”

Alih-alih takut, Renata justru mendekatkan wajahnya sedikit, suaranya berbisik nyaris di telinga Reihan. “Kamu boleh mengusir aku, Han… tapi aku ngga akan pernah menyerah untuk mendapatkanmu lagi, atau aku harus menjumpai istrimu itu dan mengatakan siapa aku sebenarnya" setelah mengucapkan itu Renata berlalu pergi.

nafas Reihan masih menggebu-gebu, dia langsung pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangannya karena tidak sengaja menyentuh tangan Renata tadi.

1
nur adam
luhut
Nurhikma Arzam
semangat thor next nya. 😁
Nurhikma Arzam
saran aja ini, please thor aku agak bingung povnya yg awalnya sudut pandang orang ketiga jadi sudut pandang orang pertama. kalau bisa kasih peringatan untuk peralihan pov ha
Erwinda: ihh makasih banget kak sarannya 🥰
total 1 replies
Nurhikma Arzam
awas jatuh cinta Al
Nurhikma Arzam
bagus semangat thor semoga kamu bisa menyelesaikan tulisan ini dan jadi penulis yang keren kelak. jangan menyerah
Nurhikma Arzam
Farel calon calon sad boy haha
Nurhikma Arzam
roman-romannya Reihan ini naksir duluan keknya sama Alya hmm
Nurhikma Arzam
semangat, saran aja ya kak ujung percakapannya jangan lupa pakai tanda titik biar lebih enak di baca☺
Nurhikma Arzam
Halo thor semangat upnya ya. jangan lupa mampir di cerita aku juga 😁
Pandaherooes
Ceritanya seru banget, semangat terus thor!
Gấu bông
Gila seru abis!
Arisu75
Alur ceritanya keren banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!