NovelToon NovelToon
Dikejar Guru Killer

Dikejar Guru Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Tamat
Popularitas:65.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lisa

Shana bersedia menjadi pengganti bibi-nya untuk bertemu pria yang akan di jodohkan dengan beliau. Namun siapa yang menyangka kalau pria itu adalah guru matematika yang killer.

Bagaimana cara Shana bersembunyi dari kejaran guru itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 7

Shana berangkat sekolah dengan perasaan was-was. Namun rupanya dia beruntung hari ini. Sepanjang waktu di sekolah tadi, dia tidak bertemu sama sekali dengan Pak Regas. Itu membuatnya bahagia. Rupanya doanya terkabul untuk bisa bersembunyi dari pria itu.

Sore ini ada ekskul. Shana dan kedua temannya masih berada di sekolah untuk latihan.

Terlihat Shana berlarian di lapangan voli. Ada sesi permainan voli. Dia spiker andalan tim voli sekolahnya. Gadis ini memiliki pukulan yang kuat dan akurat untuk mencetak poin. Itu membuat dirinya mendapat banyak tepuk tangan meriah.

"Yak! Latihan selesai!" teriak Pak Nanang pelatih voli mereka. Helaan napas terdengar dari bibir mereka. Meski senang bermain voli karena itu hobi, mereka juga butuh istirahat. Shana menarik kaos olahraga-nya untuk mengusap wajahnya yang berkeringat.

"Shan, pakai handuk kecil dong kalau mengelap keringat. Kaos kamu kan penuh keringat itu," protes Bebi. Pemain voli yang paling care sama penampilan. Meskipun terlihat macho dengan tubuh agak gempal dan berisi, dia tetap memedulikan tata cara menjaga etika perempuan berperilaku dengan anggun.

"Oke." Meskipun enggak mau melakukannya, Shana tetap menjawab dengan baik. Karena dia tahu si ribet Bebi itu hanya ingin kawan-kawannya peduli sama tubuh mereka sendiri. Terutama wajah. Kalau kata Bebi tuh, wajah itu aset.

"Hehh, repot. Tinggal tarik kaos aja terus elap. Gitu aja harus pake handuk kecil," ujar Mia menimpali. Padahal yang di protes di Shana. Gadis itu ketawa kecil.

"Selain dapat menyiksa elastisitas kulit, hal ini bisa memicu jerawat akibat bakteri yang mungkin ada pada kain tersebut. Kamu pasti enggak tahu itu," tuduh Bebi benar. Karena Mia dan Shana memang kurang memperhatikan hal seperti itu. Dan keadaannya terbukti pada Mia yang sedikit berjerawat. Ini pun membuat dia diam merasa kalah.

Shana terkekeh melihat perdebatan ini.

"Sudah. Mau ke toilet gak? Sekalian ke kantin ..." tawar Shana menengahi mereka berdua.

"Mau!" seru Bebi dan Mia hampir bersamaan.

"Ih, tapi aku enggak pede masih keringetan nih ..." Bebi cemas.

"Kenapa? Takut ketemu sama Aldo?" Mia mulai meledek.

"Ya, iyalah."

"Nanti kalau dia bilang kok kamu bau kecut, bilang aja kalau aku yang bau kecut. Biar kamu enggak malu," timpal Shana asal.

Mia menoleh dengan cepat. "Kenapa kamu yang jadi tamengnya? Bukannya kita bertiga yang habis main voli? Pasti kita bertiga bau asem semua lah ..."

"Ih, Mia. Shana kan mau menyelamatkan muka aku dari cowok ganteng itu ..." Bebi kesal.

"Selamatkan muka kamu sendiri dong. Kenapa pakai muka orang lain buat menyelamatkan diri sendiri," sahut Mia ngegas. Shana hanya menggelengkan kepalanya mendengar mereka berdua. Dia bukan tidak mau melerai, tapi memang begitu tabiat mereka berdua. Kalau sudah bareng, ada saja yang di buat debat. Padahal sebenarnya mereka saling sayang. Jadi Shana tidak khawatir ketika mereka berdebat seperti itu.

"Awasss!" teriakan keras terdengar dari lapangan basket di sebelah kiri mereka.

"Aww!" jerit Bebi panik ketika merasa bola itu mengenainya. Dengan sigap, Shana yang refleknya paling cepat menangkap bola basket itu dengan kedua tangannya. Walaupun begitu, ujung jari tengahnya terkilir karena bola itu berat dan di lempar penuh dengan kekuatan.

Dari arah lapangan basket, mendekat seorang cowok dengan wajah pias.

"Maaf. Kalian enggak apa-apa?" tanya cowok itu dengan wajah cemasnya.

"Enggak, enggak apa-apa Vin. Bebi aja histeris." Mia yang menjawab. Bebi mendelik. Mia terkekeh.

"Kamu juga enggak apa-apa, Shan?" tanya Vino. Sepertinya pertanyaan tadi sengaja di lontarkan terlebih dahulu untuk semuanya, karena sebenarnya pertanyaan itu untuk Shana. Demi mengaburkan rasa cemas yang kentara, Vino bertanya lebih dulu pada semuanya. Mia dan Bebi melirik.

"Enggak. Bolanya." Shana menyerahkan bola itu sebelum di minta dengan wajah datar.

"Syukurlah." Tampak jelas wajah Vino merasa lega mendengar Shana baik-baik saja. Ia menerima bola itu dengan wajah cerah. Berbanding terbalik dengan Shana yang datar. "Terima kasih." Senyum menghiasi bibir Vino.

"Ya," sahut Shana tanpa banyak ekspresi. "Ayok, kita ke kantin." Shana langsung cepat mengalihkan perhatian. Mia dan Bebi mengangguk setuju. Meskipun Vino berjalan menjauh dari koridor menuju ke lapangan, ujung matanya masih tampak memandangi punggung Shana.

Kamu masih sama. Tetap tidak ada senyum untukku, gumam Vino dalam hati.

***

"Napa neng? Kantinnya sudah tutup," ujar ibu-ibu pemilik kantin seraya membereskan kantin.

"Yaahhh ..." Mia kecewa.

"Kalau begitu, kita ke kantin dekat kantor guru aja," usul Bebi.

"Gas lah ..." Mia setuju. Namun Shana ragu. "Eh, kenapa kamu enggak jalan, Shan?" tegur Mia yang akhirnya ikut berhenti karena melihat Shana tidak melangkahkan kakinya.

"Kantin di dekat ruang guru?" tanya Shana.

"Iya. Kan kita haus. Aku mau beli es. Di sini kan kantinnya tutup, jadi ya kita beli di kantin itu." Bebi menjelaskan.

"Kenapa di jelaskan segala, Beb? Nih anak kenapa sih?" Kini giliran Mia yang menegur Shana. "Ke kantin aja berasa horor."

"Enggak enak kalau guru pada seliweran ya, Shan?" tebak Bebi.

"Halah. Masa' iya guru mau marahin kita pas kita ke kantin. Ini juga sudah jam pulang. Paling banter ada guru TU aja." Mia benar. Namun bukan itu alasan Shana ragu. Dia takut ada Pak Regas di depan kantor. Namun melihat keadaan sejak tadi pagi yang begitu damai karena dia tidak bertemu sama sekali dengan Pak Regas, Shana berpikir positif.

"Ayo deh," kata Shana setuju akhirnya.

Shana lebih banyak diam ketimbang tadi. Sepertinya pertemuan dengan Vino membuatnya badmood. Bebi dan Mia paham itu, jadi mereka tidak bertanya.

"Shan, nanti malam kita keluar?" tanya Mia yang memilih mencari percakapan yang netral.

Ujung mata Shana yang tadinya menunduk ke arah mangkuk bakso melirik.

"Mau kemana?"

"Cari gebetan dong." Mia memainkan alisnya naik turun. Bebi tergelak.

"Ke kampus?"

"Iya. Ada festival band sepertinya." Bebi menambahi.

"Okelah." Shana setuju. Mungkin karena dekat dengan gerbang keluar sekolah dan tepat di depan ruang guru.

Dalam sekejap Mia berhasil menghabiskan baksonya. Itu anak lapar sekali sepertinya. "Aku mau ke toilet dulu," ujar Mia setelah minum es tehnya dengan terburu-buru.

"Ih, Mia kebiasaan. Kalau enggak kebelet enggak ke toilet," dengus Bebi. Shana tersenyum geli. Namun mendadak senyumnya hilang ketika ia melihat Pak Regas melintas. Kepala Shana langsung menunduk. Ia mencoba menyembunyikan keberadaannya dengan menggeser tubuhnya agar Bebi yang duduk di depan menutupinya.

Bebi yang tadinya menoleh ke arah Mia yang kabur ke toilet dengan terburu-buru ingin menyendok baso di mangkuknya yang tinggal satu biji, tapi kini tertahan karena lihat Shana menunduk dengan tiba-tiba. Bola mata Bebi mengerjap heran. Apalagi ketika ia melihat gadis itu geser dan seperti bersembunyi.

"Kamu kenapa Shan?" tanya Bebi.

...----------------...

1
Chalimah Kuchiki
fokus tanding shanan... 💪
Kasandra Kasandra
double up
Kasandra Kasandra
double up kak
Ezy Aje
lanjuuut thor
Chalimah Kuchiki
males bgt pak regas ngegalauin pacarnya ya 🤭🤭 ga sabar deh gmn nanti bakal sama shanan
Ezy Aje
lanjuttt bnyk
Andriani
lanjut kk....
Andriani
weleh... kenapa menjadi rumit...
Kasandra Kasandra
lanjut... double up kak
Ezy Aje
lanjut
Herlin
Haaa.... kok Mia lgs bilang Pak Regas ya?🤔
Herlin
Poor Shana....
keep fighting 💪
Andriani
Shana keren deh . love you Shana.
Andriani
thanks kk... udah up...
Andriani
mantaap Shana... aku suka gaya lo. berani dalam kebenaran, kalo kita gak salah kenapa takut...
Kasandra Kasandra
lanjut... double up kak
Ezy Aje
lanjuut
Herlin
Shana diam, Regas yg kebingungan😅
Herlin
Cie..... Shana udh mengakui Pak Regas tampan 😂
Herlin
Kasihan Regas pingin nikah tapi kekasihnya belum mau..... atau malah sebenernya ga mau? 🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!