Demi untuk mendapatkan pengakuan dari keluarga Tan, Claudia bersedia menikah dengan pria misterius yang penyakitan demi mengganti posisi Pricilia kakak tirinya.
Claudia lahir dari sebuah kesalahan ibunya yang hamil di luar nikah oleh ayahnya Morgan Tan.
Tidak pernah mendapatkan kasih sayang sejak kecil dan kerapkali mendapatkan hinaan, Claudia tumbuh menjadi wanita yang cantik dan percaya diri.
Takut akan rumor dan kondisi buruk Edward, kelurga Tan sengaja menukar anak gadisnya Pricilia dengan anak haram Morgan Tan yaitu Claudia. Apalagi terdengar rumor pria tersebut memilki penyakit aneh dan istri-istrinya meninggal secara misterius.
Lalu, bagaimana kah nasib Claudia di tangan kelurga Chen?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di permalukan di hari pertunangan
Untuk karya "Pernikahan yang Tertukar" akan di ganti judulnya dan cover nya terbaru ya All. Nanti cari judul terbarunya "MENIKAHI PRIA MISTERIUS"
***
Kenapa ada nyonya Claudia di sini? Sedang apa dia di sini? Bukankah seharusnya dia berada di rumah kelurga Tan?" kebingungan Austin sukses membuat dirinya terkejut. "Atau jangan-jangan nyonya Claudia yang menolong Tuan Edward?"
Tidak ingin banyak berpikir dan ingin menepis keraguannya. Austin mencoba menghubungi telepon Edward. Benar saja suara dering itu berasal dari tangan Claudia. Buru-buru wanita itu mengangkat panggilan telepon.
"Hallo .."
"Berarti benar, Nyonya yang menyelamatkan tuan Edward." gumam Austin dalam hati
"Hallo..."
Claudia terus memanggil, Namun tidak ada sahutan di ujung telepon.
Karena tidak ada suara di ujung telepon, Claudia mengakhiri panggilannya. Ia masih menunggu di depan ruangan IGD dengan gelisah. Sesekali ia melirik pada arloji di pergelangan tangannya.
Sementara Austin masih berdiri mematung, ia mencari sesuatu dari saku celananya.
"Nyonya Claudia pernah melihat wajah ku saat di hotel Ritz Carlton, tapi.. mungkin saja ia tidak menyadarinya, sebab tubuhnya sedang terpengaruh oleh obat. Lebih baik aku pakai masker untuk berjaga-jaga."
Saat baru saja melangkah, Austin berhenti. "Apa aku masih harus bersandiwara? Tidak boleh memberitahu identitas tuan Edward pada wanita itu. kalau pria yang nyonya Claudia selamatkan adalah suaminya sendiri."
Memikirkan hal ini membuat Austin dilema.
"Aku tidak boleh buat kesalahan, belum ada instruksi dari tuan Chen untuk memberitahu kalau dia adalah suaminya."
Austin menghela nafas. setelah memakai masker, ia berjalan mendekat kearah Claudia yang sedang duduk dengan ekspresi tak tenang.
"Maaf nyonya, saya dari keluarga yang tadi kecelakaan."
Claudia yang sedang melamun mengangkat wajahnya, ia menatap seorang pria di depannya. Pria ini berpenampilan rapih dan sopan
"Anda tuan Austin?" tanya Claudia
"Iya betul, maaf saya datang terlambat."
"Syukurlah kalau anda kelurga nya. Saya tidak bisa lama-lama di sini, masih ada urusan di tempat lain." katanya, yang sudah tak sabar ingin segera pergi
"Dimana kelurga saya?
"Masih di IGD, sedang di tangani dokter."
"Baik, terimakasih nyonya."
"Ini ponsel pria tadi, semoga tidak terjadi apa-apa dengan kepalanya."
Austin mengangguk dan menerima ponsel Edward.
"Kalau begitu saya permisi dulu."
Setelah berbincang sebentar, Claudia melangkah pergi dengan cepat. Di depan lobby, ia memesan taksi online untuk menuju hotel berbintang lima di kota bandung.
Pada Hari minggu jalanan tampak macet, banyak para keluarga mengajak tamasya sanak dan keluarga di akhir pekan. Claudia sangat khawatir, sebab jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Itu artinya ia sudah telat menghadiri acara pertunangan kakak tirinya.
"Pak, bisa lebih cepat." kata Claudia yang terlihat gelisah.
"Dimana-mana macet neng, kalau jalan pintas harus mutar dulu." balas sang supir
Claudia terdiam, ia tidak bicara lagi. Ia meraih ponsel dalam tasnya dan menghubungi sang ibu, namun, panggilannya tidak diangkat, pesan pun tidak di balas. Claudia berpikir ibunya sedang sibuk menyambut para tamu undangan. Pada pukul setengah 12 ia baru sampai di hotel Cendana. Langkahnya terburu-buru masuk kedalam lift menuju ballroom yang berada di lantai tujuh.
Acara sudah di mulai saat Claudia keluar dari pintu lift. Hells menginjak marmer putih menimbulkan suara bunyi, lalu langkahnya terhenti di depan ballroom. Dua orang bodyguard membuka pintu untuk Claudia masuk.
Karpet merah terbentang luas di dalam ballroom, namun ada yang aneh, acara pertunangan itu terlihat menegangkan, sebab tamu undangan berkerumun di depan panggung. Claudia mulai penasaran, ia berjalan cepat kearah panggung sambil matanya mencari sosok sang ibu.
"Dimana ibu? Kenapa sejak tadi panggilan telepon ku tidak di angkat? Claudia terlihat khawatir.
Dari tempat ia berdiri terdengar suara seorang wanita berteriak dan marah-marah. Claudia berjalan kearah panggung dan mulai menerobos orang-orang berkerumun. Alangkah terkejutnya ia saat melihat Marlina, ibu kandungnya sedang di maki-maki oleh seorang wanita cantik, dari penampilannya wanita itu terlihat berkelas dan memiliki aura berkuasa.
Marlina terdiam dengan kepala tertunduk, Morgan ayah Claudia dan Pricilia menatap tajam kearah Marlina dengan kedua tangan mengepal kuat. Sarah menyunggingkan senyuman licik, Nenek Tan menatap benci, Amanda dan Mona melipat kedua tangannya di dada seraya memandang Marlina penuh penghinaan. Sementara yang lain hanya menjadi penonton tanpa ada yang ingin membantu Marlina.
"Ibu...! Seru Claudia, ia memeluk sang ibu yang terlihat ketakutan. Semua orang menatap kearah Claudia penuh tanya.
INI COVER TERBARU NYA 👇
hiks sakit bnget yah Claudia tau kebenaran tentang suamimu yg sabar yah clau