"Heh, anak sialan! Pergi kamu dari
rumah ini. Keluar!! Gak sudi aku
nampungmu lagi!!" usir Bu Elanor.
membuat Alvin yang sedang melamun
segera terperanjat.
"Berhenti bicara yang tidak-tidak
Ela!!" hardik pak Rohman.
"Kamu pilih aku dan anak anak yang
keluar apa anak sialanmu ini yang keluar
pak!?" teriak Bu Elanor membuat pak Rohman terkejut.
Beliau tak pernah berfikir akan
dihadapkan pada situasi se rumit ini.
"Alvin yang akan keluar pak buk"
ucap Alvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fantastic World Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15 Gak Level
Seminggu terakhir ini, Alvin selalu
memilah sampahnya, botol bekas dan
plastik bekas ternyata sangat banyak,
buktinya tidak sampai saat ini sudah ada 2
sak besar, berisi penuh barang rosok yang
Alvin dapatkan dari memilah sampah
setiap harinya.
Dengan langkah semangat dan rasa
penasaran tinggi, kira-kira berapa rupiah
yang akan ia bawa pulang, dengan
menyetorkan hasil ia mulung tersebut.
Membawa gerobak sampah, Alvin
mendatangi pengepul rosok, siapa lagi
kalau bukan haji Maliki. Haji Maliki yang
tengah sibuk bertransaksi dengan
pemulung lain, segera mengernyit heran
begitu melihat Alvin datang dengan membawa gerobak sampahnya.
Terlintas rasa takut jika Alvin ingin
berhenti menjadi tukang sampah, "jangan-
jangan Alvin mau ngembaliin gerobak
itu"batin haji Maliki.
"Assalamualaikum bah" ucap Alvin
"Waalaikumsalam le, nyapo?" tanya
haji Maliki langsung.
Alvin tak menjawab, ia segera
mengeluarkan 2 sak rosok dari gerobak
sampahnya.
"Mau setor ini bah" jawab Alvin
seraya menunjukkan 2 karung berisi
barang rosokan.
"Walah, tak pikir mau brenti kerja,
terus ngembaliin gerobak itu kamu le" ujar
haji Maliki mengutarakan
kekhawatirannya.
"Hehe mboten lah bah, saya senang
dengan pekerjaan ini kok" jawab Alvin.
"Yawes sana taruh timbangan sana!"
perintah haji Maliki.
Alvin pun menurut, segera haji
Maliki mendekat dan melihat berat
rosokan yang bintang bawa.
"Isi opo ae Iki le?" tanya haji Maliki.
"Isi botol, plastik, kaleng bekas, botol
beling bah, sama ada kardus rokok yang
besar itu, Alvin lipet taruh situ bah"
jawab Alvin jujur. Membuat haji Maliki
menggeleng.
"Berati isinya campur yaa, kalau gitu
segini yang kamu dapatkan" ucap haji
Maliki seraya memberikan 4 lembar uang
lima ribuan.
"Alhamdulillah" jawab Alvin seraya menerima uang dari haji Maliki.
"Besok-besok, kalau mau Milah
sampah lagi kamu sendirikan le, botol
bekas sendiri, plastik bekas sendiri, kalau
kardus cukup kamu lipat sesuai lipatannya
aja, gak usah dimasukkan ke dalam sak,
sama kalau dapat kabel atau besi misal
paku maupun dari peralatan rumah
tangga yang dibuang warga itu kamu
sendirikan Yo" nasehat haji Maliki.
"Enggeh bah, emang kenapa ya bah
kalau dicampur seperti sekarang?" tanya
Alvin yang sangat awam di dunia rosok
merosok.
"Yah karena tarifnya beda le, dari
semua barang rosok, yang paling mahal itu
besi dan kabel, kalau semuanya kamu
sendirikan, nanti waktu setor gini juga aku
hargai sendiri-sendiri sesuai harganya,
jadi yang kamu dapatkan akan lebih banyak daripada waktu setor rosok
campur seperti sekarang. Karena rosok
campur hanya dihitung dengan
mengalikan tarif rosok termurah dengan
berat total rosok campur itu sendiri" jelas
haji Maliki, membuat Alvin hanya
mengangguk tanda mengerti.
Penjelasan haji Maliki sangat masuk
akal, kenapa sebelumnya ia tak berfikir
seperti itu, pikir Alvin.
"Baik bah, mulai besok Alvin akan
memilah rosok seperti yang Abah
sarankan" jawab Alvin.
"Saya seneng liat kamu semangat gini
Vin, jadi ngerasa gak salah, nawarin
pekerjaan itu buat kamu" ujar haji Maliki
jujur.
"Saya yang berterima kasih bah,
karena sudah di beri kesempatan dan kepercayaan untuk pekerjaan ini" jawab
Alvin.
"Entah kenapa, saya yakin suatu saat
kamu akan jadi orang yang sukses" ucap
haji Maliki.
"Amin" jawab Alvin.
Ditengah percakapan Alvin dan haji
Maliki yang masih berlanjut, mengenai
Alvin yang terus bertanya soal rosok dan
haji Maliki yang dengan santainya
menjelaskan semuanya secara gamblang.
Tampak sebuah mobil mewah
berhenti di seberang jalan, tepat di depan
rumah haji Maliki, usai mobil tersebut
terparkir dengan benar, keluarlah seorang
pria tegap yang cukup tampan dengan usia
yang matang tampak mendekat.
"Assalamualaikum pak de" sapa pria
tersebut.
"Waalaikumsalam, heh Angga!
Tumben sekali kamu mampir kesini"
jawab haji Maliki dengan antusias,
menyambut kedatangan keponakannya
itu.
"Iya pak de, kebetulan ada kerjaan di
dekat sini" jawab pria yang dilanggil Angga
tersebut.
Alvin yang sadar diri, segera pamit
untuk undur diri.
"Bah saya pamit dulu nggeh" ucap
Alvin sebelum berlalu.
"Loh, sudah tah le" jawab haji Maliki.
"Sudah bah, besok besok lagi saja saya
nyuri ilmunya" jawab Alvin seraya
terkekeh.
"Halah ilmu opo, gak usah nyuri. Saya
sengaja berbagi ilmu sama orang yang punya tekad kuat dan saya lihat itu sama
kamu, udah sana kalau mau pergi" jawab
dan usir haji Maliki membuat Alvin
semakin terkekeh.
"Hehe terimakasih bah" ucap Alvin
seraya menyalami haji Maliki, tak lupa
dengan orang yang baru datang tersebut.
"Monggo bah, pak assalamualaikum"
pamit Alvin sebelum berlalu dengan
membawa gerobak sampahnya.
"Waalaikumsalam" jawab haji Maliki
dan pak Angga hampir berbarengan.
Seiring seringnya bertemu membuat
hubungan Alvin dan haji Maliki,
menjadi akrab bahkan bisa dibilang dekat.
Pak Angga yang baru melihat Alvin,
tampak memperhatikan dengan cukup
serius. Ia tampak familiar dengan wajah
Alvin, membuatnya teringat akan wajah teman baiknya.
"Kenapa ga?" tanya haji Maliki yang
menyadari Angga begitu memperhatikan
kepergian Alvin.
"Siapa itu tadi bah?" tanya pak Angga.
"Oh, itu tadi Alvin. Tukang sampah
disini, kenapa? Kamu kenal?" jawab haji
Maliki.
"Endak, hanya seperti pernah
melihatnya saja" respon Angga.
"Dia anak baik, pinter banget juga.
Sekolah di SMA SANG JUARA Loh itu,
hanya saja keluarganya ya begitulah" ujar
haji Maliki, membuat Angga manggut
manggut seolah mengerti.
Alvin yang tengah berlalu,
sejujurnya juga merasa saat dirinya tadi
cukup diperhatikan oleh pak Angga, namun karena Alvin merasa tak kenal
makanya memilih untuk segera pamit.
Di perjalanan hendak ke rumahnya,
Alvin terhenti saat melihat seorang
gadis terjatuh dari motor, Alvin pun
segera mendekat, mencoba untuk
menolong gadis tersebut.
Dengan mengasuh dan meringis, gadis
tersebut mengeluh kesakitan, karena
kakinya tertindih motornya sendiri.
Beruntung Alvin segera datang dan
mengangkat motor tersebut agar berdiri.
"Hey, kamu mau nyuri motorku ya!"
teriak gadis terselbut saat melihat Alvin
meminggirkan sepeda motor tersebut ke
dekat pohon seraya mencabut kuncinya.
Membuat orang-orang yang berada
disekitar lokasi, menjadi perhatian.
Mereka melihat Alvin dengan tatapan memburu seolah Alvin adalah
tersangka.
"Eh enggak mbak, saya cuma mau
bantuin sampean, sebelum bantuin sampean
kan saya harus menempatkan motornya ke
tempat yang aman" jawab Alvin setelah
keberadaannya dekat dengan gadis
tersebut.
Alvin pun mengulurkan tangannya
hendak membantu gadis tersebut berdiri.
Namun tak di indahkan, gadis tersebut
malah mnenampik tangan Alvin.
Menolak untuk di tolong.
"Tangan kotormu gak pantes nyentuh
aku!" Tolak gadis tersebut seraya mencoba
berdiri sendiri.
Sementara orang lain tampak tak
ingin membantunya.
Melihat gadis tersebut yang masih kesulitan berdiri, Alvin pun membantu
dengan sedikit memaksa agar gadis
tersebut segera berdiri.
"Lancang!!" hardik gadis tersebut
seraya menyahut kontak sepeda motornya
yang masih dipegang oleh Alvin,
kemudian berlalu dengan langkah pincang
mendekati sepeda motornya.
Sementara Alvin memilih berlalu
dengan gerobak sampahnya, ternyata niat
baiknya tak dinilai baik saat dirinya
tampak buruk, batin Alvin.
Baru berjalan tak jauh dari tempat
semula, Alvin disusul oleh gadis yang
ditolongnya.
"Inget ya, tukang sampah kayak kamu,
gak level sama aku!" ucap gadis tersebut
yang bukannya berterimakasih, malah
ngatai Alvin tanpa perasaan kemudian berlalu.