Kisah sepasang CEO yang merintis bisnis mereka dari nol dan pernah berkecimpung di dunia bawah, keduanya memiliki masalah dengan keluarga dan hubungan toxic mereka masing masing sehingga mereka sulit untuk mempercayai orang orang di sekitar mereka.
Mereka menggunakan dua nama, nama untuk di dunia bisnis sebagai CEO dan nama untuk kehidupan pribadi mereka. Mereka juga memilih hidup sederhana dan mengerjakan pekerjaan yang menjadi hobi mereka. Namun keduanya ternyata tinggal di sebuah apartemen dan unit mereka persis bersebelahan.
Tanpa mereka sadari, mereka ternyata klik dan saling jatuh cinta, namun mereka memakai identitas kehidupan pribadi mereka, tanpa mengetahui sisi kehidupan bisnis mereka satu sama lain walau perusahaan mereka bekerja sama. Walau saling mencintai, keduanya menyimpan rahasia terhadap satu sama lain sampai terbongkar suatu hari nanti.
Akankah mereka bahagia atau malah sebaliknya ?
Genre : Urban, fiksi, komedi, drama, sedikit action, psikologi
100% dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24
Malamnya, di sebuah rumah mansion yang berada di perumahan mewah di dekat pusat bisnis, Brad dan Lily baru saja selesai makan dan menikmati anggur mereka,
“Lalu ? apa yang mau kamu ceritakan ?” tanya Lily sambil melihat Brad di sebelahnya.
“Ethan hari ini terlihat berbeda, dia seperti sedang kasmaran, terus terang saja aku baru pertama kali melihat dia seperti itu sejak kita sama sama di agensi sampai dia kembali ke negara ini, waktu itu dia selalu nampak lelah dan tidak hidup karena urusan keluarga dan istri nya,” jawab Brad.
“Benarkah ? dia sedang jatuh cinta ?” tanya Lily kaget.
“Yap, ketika ku tanya siapa, dia bilang tetangga....terdengar sama kan dengan yang satunya,” jawab Brad.
“Oh (berpikir dan klik) Elena juga bilang gitu,” balas Lily.
“Benar sekali, dua orang yang sama, mengatakan hal yang sama, masuk akal ?” tanya Brad.
“Hehe kamu bener, sudah ku bilang mereka sebenarnya cocok satu sama lain karena mereka punya background kayak kita berdua,” jawab Lily.
“Nah itu, aku sudah tekankan Ethan agar dia membawa tetangganya ke pesta kita nanti,” balas Brad.
“Hehe nanti bakal lucu nih,” balas Lily.
“Masalahnya ada satu, mereka sudah sejauh apa, sudah saling terbuka seperti kita belum, nanti salah salah malah berantakan,” balas Brad.
“Hmm bener juga, apa kita ga usah ikut campur ?” tanya Lily.
“Aku memang tidak mau ikut campur tapi aku juga ingin mendorong mereka,” jawab Brad.
“Sama sih, aku juga berpikir begitu, makanya aku usulkan kepada Elena supaya mengajak Ethan kerja sama karena kebetulan bisnis mereka saling menguntungkan,” balas Lily.
“Cara itu ga berhasil, tadi Ethan tanya soal bu Emily yang mau join kerja sama dengan dirinya di badan sosial, dia sedikit ragu ragu dan bertanya padaku,” balas Brad.
“Hmm begitu ya, kalau gitu biar kita kasih kejutan di pesta kita saja,” ujar Lily.
“Gimana kejutannya ?” tanya Brad.
“Gini,”
Mereka langsung membahas bagaimana membuat keduanya bersatu di pesta pernikahan mereka. Setelah selesai dan mendapat kesepakatan,
“Ok, begitu saja ya,” balas Brad.
“Hehe iya, bakal seru dan mereka pasti kaget,” balas Lily.
“Satu lagi beb, soal perusahaan papa mu,” balas Brad serius.
“Kenapa perusahaan papa ku ?” tanya Lily.
“Papa mu kan bekerja di real estate commercial dan bekerja sama dengan pemerintah juga kan, tadi di kantor aku melihat laporan keuangannya, banyak penyimpangan yang tidak terlihat,” jawab Brad.
“Begitu, apa ini soal kakak ku ?” tanya Lily.
“Ya, kakak mu, Aaron Chen membuat penarikan pribadi dan menyamarkannya menjadi kegiatan bisnis, sebagai contoh minggu lalu dia menarik dana sebesar $ 12.000,- untuk dana tambahan proyek perumahan, tapi perusahaan papa mu tidak menangangi pembangunan perumahan kan, ketika ku selidiki, dia memiliki perusahaan real estate sendiri yang membangun sebuah perumahan di pinggiran kota,” jawab Brad.
“Oh benarkah ? bagaimana kamu bisa tahu beb ?” tanya Lily.
“Kira kira empat hari lalu, perusahaan nya menghubungi pengacara ku untuk mengajukan tuntutan penggelapan dan penipuan terhadap salah satu manajernya karena tertangkap basah menipu sepasang suami istri yang mau membeli rumah dengan mendongkrak harga rumahnya dan memberi iming iming design interior gratis, ketika aku melihat nama pemilik perusahaan itu, rupanya nama istri kakak mu muncul dan ketika aku menggali lebih dalam lagi, uang $ 12.000,- yang di ambil dari perusahaan papamu, tercantum ke dalam pembukuan mereka sebagai tambahan modal dari investor, ini jelas penggelapan karena dana itu seharusnya untuk proyek yang sedang berlangsung di perusahaan papa mu menurut catatan nya bukan perusahaan real estate lain,” jawab Brad.
“Hmm...tunggu dulu sebentar, aku jadi ingat Elena bercerita kalau dia mau membeli rumah dan marketing nya berniat menipu dia dengan memberi design interior gratis dan memanipulasi harga jual rumah nya....mungkin ga ?” tanya Lily kaget.
“Oh...bener juga, aku ingat kamu pernah cerita...tunggu, berarti suami istri yang mau di tipu itu,” jawab Brad.
“Ethan dan Elena,” tambah Lily.
“Hahahaha ini benar benar lucu,” balas Brad tertawa kencang.
“Masalah pembukuan perusahaan papa akan ku selidiki lagi secara menyeluruh, tolong minta data data yang sudah kamu temukan ya beb,” balas Lily.
“Sip, besok aku email semua dari kantor, kita harus hentikan kakak mu yang merasa kesal kan karena papa mu memberikan semuanya pada mu,” balas Brad.
“Iya, aku tahu, tapi aku tidak menyangka, ternyata Ethan dan Elena mau beli rumah, berarti mereka memutuskan menetap,” ujar Lily tersenyum.
“Benar, aku benar benar jadi penasaran, sudah sejauh apa hubungan mereka kalau sampai mau membeli rumah untuk tinggal bersama dan memulai hidup baru,” balas Brad.
“Sama, aku udah gregetan pengen tanya sama Elena,” balas Lily.
“Jangan, kita jangan sampai merusak hubungan mereka,” balas Brad.
“Iya, aku mengerti, Elena sudah seperti adik bagi ku,” ujar Lily.
“Haha sama, Ethan juga sudah ku anggap adik, maklumlah aku anak tunggal di keluarga dan mendambakan saudara,” balas Brad.
“Tapi....keluarga mu bagaimana beb ?” tanya Lily.
“Tenang saja beb, mereka tidak akan mengganggu kita, semenjak orang tua ku meninggal aku sudah memutuskan hubungan dengan mereka dan mengganti nama belakang ku, sekarang mereka tidak akan bisa apa apa dan tidak akan bisa menarik ku kembali ke keluarga,” jawab Brad.
“Hmm ok, aku tidak mau ada masalah saja, keluarga ku saja sudah cukup merepotkan,” balas Lily sambil menunduk.
“Hei, aku punya bisnis sendiri dan kamu juga sudah punya firma hukum sendiri, kita pasti bisa mengatasi masalah kita,” ujar Brad sambil merangkul Lily.
“Aku tahu, makasih beb,” ujar Lily sambil merebahkan kepalanya di pundak Brad.
“Lebih bagus lagi kalau Ethan dan Elena bisa membantu kita, tapi aku tidak mau melibatkan mereka,” balas Brad.
“Sama beb, aku juga tidak mau melibatkan mereka,” balas Lily.
Keduanya diam sambil saling merangkul dan menikmati minuman mereka, setelah itu mereka kembali membahas rencana pernikahan mereka.
“Oh ya, kamu pensiun jadi agen setelah menikah kan ?” tanya Lily.
“Tentu saja, kamu juga kan, tidak jadi assassin lagi ?” tanya Brad.
“Hmm tergantung, kalau ada penjahat lolos dari pengadilan.....”
“Beb,” ujar Brad memotong ucapan Lily.
“Ok ok, aku pensiun, jangan marah beb, bercanda,” balas Lily.
******
Sementara itu, di saat yang sama, di apartemen Elena, “huff....huff,” Ethan dan Elena yang terengah engah, terbaring di ranjang dengan tubuh mereka tertutupi selimut dan saling berhadapan satu sama lain,
“Ini...bisa setiap hari nih kita kayak gini,” ujar Ethan.
“Hehe ga apa apa kan,” balas Elena.
“Soal pembelian rumah kita gimana ?” tanya Ethan.
“Hmm...masih di proses sih, kenapa ? ga sabar ya hehe,” jawab Elena.
“Yah...demi menghemat biaya kan,” balas Ethan.
“Bener bener,” balas Elena.
“Ngomong ngomong beb, minggu depan kamu ada waktu ga ? bisa temani aku ke pernikahan sahabat ku ?” tanya Ethan.
“Eh...minggu depan ya ? aduh kebetulan sahabat ku juga menikah, kayaknya ga bisa deh, maaf banget ya,” balas Elena.
“Oh gitu ya, ya sudah ga apa apa,” balas Ethan.
“Besoknya kan libur, kita jalan jalan yuk sebagai gantinya,” ujar Elena.
“Hmm ok, mau kemana ?” tanya Ethan.
“Kemana ya ? ga tau sih mau kemana, coba aku cari cari dulu,” jawab Elena.
“Ok, aku sih ikut aja soalnya aku jarang sekali bepergian,” balas Ethan.
“Sip, serahkan pada ku,” balas Elena.
Keduanya terdiam dan saling menatap, wajah mereka pun kembali berdekatan dan mereka kembali berciuman, setelah melepas ciuman nya,
“Lagi ?” tanya Ethan.
“Siapa takut,” jawab Elena.
Keduanya bergeser dan saling berpelukan di iringi ciuman yang panas, namun sebenarnya keduanya berpikir,
“Besok bilang aja sama Brad kalau dia tidak bisa ikut, aku jadi tidak perlu khawatir dia tahu siapa aku sebenarnya, benar benar beruntung sekali,” gumam Ethan di pikirannya sambil berciuman.
“Kebetulan dia ada acara juga, aku sudah bingung bagaimana mengajak nya, besok aku bilang Lily deh, aku jadi lega tidak perlu takut terbongkar,” gumam Elena di kepalanya sambil berciuman.
