NovelToon NovelToon
Mommy Pilihan Anak Duda

Mommy Pilihan Anak Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Anak Kembar / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hachichan

Jangan pikir cuma orang tua saja yang bisa menjual anak nya. Karena anak pun bisa melakukan hal yang sama.

"Akak cantil! Akak cantil! Mau ndak jadi Mommy kita! Daddy kita duda loh, cekalian dapat anak comel cepelti kami ini."

"Iya! Iya! Nanti daddy akan bayal utang na Mommy! gelatis catu dapat catu. Nikah cama duda dapat anak.. Hehehehe!"

Berharap bertemu jodoh pangeran kuda putih, Larasati Aqela justru bertemu dengan dua anak kembar lucu yang menawarkan Daddy mereka.

Larasati seorang mahasiwi semester akhir yang harus bekerja di sebuah restoran untuk mencukupi kebutuhan nya harus terjebak dengan anak kembar pengusaha paling kaya. Angkara Brawijaya, dia memiliki sikap dan sifat yang sangat aneh bagi Laras.

"20 juta sebulan! Jadi Ibu dari anak saya!"

" Hapaaa???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hachichan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MPAD. Pertemuan Tak Terduga

Kemaren. Laras sempat berbicara pada Angkara tentang permohonan nya yang ingin datang ke panti asuhan, tempat dia di besarkan. Selain untuk meminta restu kepada semua pengurus panti, Laras juga sangat merindukan tempat itu. Sudah lama sejak Laras lulus SMA dan dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di kota J.

Tinggal di kota J yang keras tanpa bantuan siapapun membuat hidup Laras susah. Tapi Laras yang notabene nya tidak pantang menyerah, berusaha bertahan dengan semua yang dia bisa. Meskipun berakhir dalam kesengsaraan yang di akibatkan oleh mantan kekasihnya, karena harus membayar hutang yang di miliki pria itu. Melapor polisi? Sudah, tapi Laras tidak memiliki bukti.

Pagi ini, jam 10.00, Angkara mengajak Laras untuk membeli beberapa barang yang akan mereka berikan kepada anak -anak panti disana. Tentu saja Laras merasa bahagia, dia juga sangat ingin memberikan sesuatu untuk mereka sebagai ucapan Terima kasih karena sudah merawat nya.

Sekarang mereka sudah ada di dalam Mall besar. Bukan! Bukan hanya mereka, tapi twins kembar juga ikut karena mereka tidak mau jauh - jauh dari Laras. Tapi wajah kedua anak itu di tekuk sejak tadi.

"Cudahlah, kita ini cepelti anak ilang. Ndak ndi pelhatikan. Nacib na nacib na. LAJA INI LAPAL CEJAK TADI, KENAPA NDAK NDI KACIH MAKAN?" Suara Raja mengagetkan Angkara dan Laras yang ada di depan mereka. Kedua pasangan itu berbalik dan melihat Raja dan Bunga dengan tangan di lipat di dada, matanya tajam, bibir nya maju beberapa centi. Lah bagaimana tidak laper, mereka sudah 3 jam mengelilingi Mall itu, dan jam makan siang juga sudah terlewat. Jadi wajar saja Raja dan Bunga lelah. Bukan hanya mereka, tiga orang bodyguard yang membawa barang belanjaan mereka juga sudah tampak lelah, tetapi tidak ada yang berani bersuara.

Dalam hati, mereka berterima kasih pada Tuan Muda dan Nona Muda mereka.

"Kalian sejak kapan di sini?" Tanya Angkara tidak sadar. Dia lupa jika membawa kedua anak nya! Dalam hati mereka mengutuk otak Daddy mereka. 'Belum telalu tua tapi nya cudah pikun'.

"CEJAK DUNIA JUNGKIL BALIK KITA CUDAH ADA! Kecal kali Buna ini. Cudah ndak ndi kacih makan, kita cepelti anak yang telbuang, tak di anggap, tak di halapkan." Ujar Bunga sok dramatis.

Laras terkekeh, sementara Angkara garuk - garuk kepala."Uluh uluh, anak Mommy laper ya? Sekarang mau makan apa?"Tanya Laras lembut.

"Makanan apa caja Laja makan, yang penting pelut Laja ndak beldemo lagi."

"He-em, makan cuci juga enak. Buna cuka makan cuci."

"NDAK MAU!!!" Protes Raja, dia membenci makanan susi."LAJA NDAK CUKA MAKAN CUCI! MAKANAN APA ITU, NDAK BICA DI MAKAN, LACANYA AMBAL, NDAK ENAK. NDAK MAU MAKAN CUCI LAGI, DAGING NYA BELUM DI MACAK, NDAK CUKA!"

"Tapi nya Buna cuka loh. Abang ngalah dikit lah." Bunga berkacak pinggang, menatap kembaran nya dengan tajam.

"Ndak mau, capek Laja ngalah telus. Jadi Abang di culuh ngalah. Ental Laja minta Oma buat jadiin kamu Abang caja. Laja ndak mau jadi Abang."

"Eh, ndak bica, Buna ini pelempuan, ndak bica jadi Abang. Cembalangan kalo ngomong."

"Aduh pala gue.." Laras cenut - cenut sendiri melihat perdebatan dua bocil di depan nya.

"Udah, biar adil, Daddy aja yang milih makanan nya. Kalian kalo suka makan, kalo nggak yah terserah kalian. Ayo sayang!" Angkara menggandeng tangan Laras, melengos pergi meninggalkan Raja dan Bunga yang masih diam di tempat nya.

"Cudahlah, kita ini memang anak telbuang kok. Lebih baik kita cali Daddy balu."

"He-em, ndak cuka cama Daddy. Hiks hiks hiks, mau makan cuci caja ndak boleh. " Bunga merengek tapi kakinya melangkah.

"CUDAH LAJA BILANG, LAJA NDAK CUKA CUCI. MAKANAN MENTAH KOK NDI MAKAN."

"Cudahlah, Buna mau cali Abang balu caja. Hiks hiks hiks."

"CEMBALANGAN!!!"

🩵🩵🩵🩵

"Biar adil, kita makan makanan Korea aja..." Ucap Laras, mereka duduk di salah satu kursi yang ada disana. Wajah Raja dan Bunga masih cemberut. Kedua anak itu saling melempar pandangan.

"Apa lihat - lihat? Ndak ucah lihat - lihat, Buna tau Buna tantik, tapi ndak ucah melototi Buna cepelti itu."

"Pelcaya dili cekali kamu!" Raja menatap Laras, tetapi ucapan nya membuat Laras tersedak."Mommy! Laja mau adek balu!"

Uhuukk... Uhuukkkkk.. Uhuukkkk

"Haa?!" Laras melongo.

"Laja mau adek balu! Ndak mau cama cih cengeng ini."

"Cembalangan! Ciapa yang cengeng, Buna ndak cengeng.. Hiks hiks hiks, mata nya Buna cuma kemacukan ail. Ndak ada Buna cengeng. Hiks hiks hiks."

'Sabar - sabar' Batin Laras, orang dewasa memang harus banyak mengalah sama perasaan nya sendiri. Menghadapi anak kecil memang membutuhkan kesabaran penuh.

"Abang Raja! Nggak boleh begitu sama adek nya. Saudara itu harus saling menyayangi, boleh berantem tapi jangan kelewatan, ya?" Laras mencoba memberi pengertian.

"Laja ndak ngapa - ngapain loh. Calah nya Buna cendili, dia bilang mau punya Abang balu. Lah calah nya Laja ndi mana loh."

"ITU KALNA ABANG NDAK MAU NGALAH. NDAK JADI BUNA MAKAN CUCI."

"NDI BILANGIN LAJA NDAK CUKA MAKANAN MENTAH, INI NGAJAK BELANTEM TELUS,"

Arrgggggf... Jerit Laras dalam hati.

Laras hanya tutup telinga, dia lelah menasehati kedua anak sambung nya. Sementara Angkara masih berada di dalam toilet dan belum kembali.

"Laras???!!!" Saat sedang memasukkan makanan ke dalam mulut nya, gerakan tangan Laras berhenti, dia mencari asal suara itu. Seorang pria tersenyum manis ke arah nya.

"Hei! Aku kira salah lihat, ternyata beneran kamu. Kamu kemana aja?" Pria bernama Putra tampak berbinar melihat Laras.

"Mas Putra!" Laras setengah terkejut saat melihat Putra ada di depan nya."Mas Putra ngapain disini? Gimana kabar nya, Mas! Kapan Mas kembali ke Indonesia?"Cecar Laras melontarkan berbagai pertanyaan.

"Aku baik!" Kamu sendiri?"

"Alhamdulillah! Aku baik kok, mas!" Laras tersenyum canggung.

"Saat aku ke restoran, kata Mama kamu udah berhenti. Aku ke kosan kamu, katanya kamu di usir. Aku sampe bingung mau cari kamu kemana lagi. Tapi ternyata jodoh nggak kemana. Akhirnya aku bisa ketemu kamu lagi." Putra merasa bahagia. Dia pikir tidak akan melihat Laras lagi, tapi takdir kembali mempertemukan mereka.

Putra adalah anak pemilik restoran tempat Laras dulunya bekerja. Di bilang dekat tidak terlalu. Tapi di bilang tidak dekat perhatian Putra selalu membuatnya tidak nyaman. Sejak dulu Putra memang menaruh hati pada Laras. Tapi saat itu Laras memiliki kekasih. Dia pergi ke luar negeri untuk melupakan Laras. Tapi kembali karena rasa rindunya. Kabar bahagianya! Ternyata Laras sudah putus dari pacar nya. Kenapa dia bisa tau? Karena beberapa hari yang lalu, Putra melihat kekasih Laras berjalan mesra dengan wanita lain. Saat di tanya, jawaban nya sudah putus. Tentu saja Putra bahagia.

"Aku emang udah berhenti bekerja di restoran sekitar dua/tiga bulanan, Mas!"

"Aku kangen banget sama kamu!!" Jujur Putra, Laras sendiri tidak tau harus memberi respon seperti apa. Dia memang tau kalo Putra menyukai nya sejak lama. Tapi Laras hanya menganggap Putra sebagai anak dari atasan nya. Tidak lebih.

Laras menjadi bingung sendiri. Nggak mungkin kan dia ngusir, tapi kalo sampe Angkara lihat bisa berabe. Apa lagi Angkara tipe cowok pencemburu, bisa di pastikan kalo dia akan marah dan ujung - ujung nya berakhir di ranjang. Haduh, mikirin itu membuat tubuh Laras panas.

Tolonggggg.. Siapa saja bebaskan aku!! Jerit Laras dalam hati. Laras melirik ke tempat duduk bodyguard mereka di paling pojok, yang masih sibuk dengan makanan mereka sampai tidak memperhatikan ada pria yang mendekati calon Nyonya mereka.

Grep!

Mata Laras membulat saat Putra tiba - tiba memeluk nya. Entah keberanian dari mana tapi Putra hanya ingin melepas rindunya. Rindu yang selama ini ada di hatinya akhirnya berakhir dalam pelukan itu. Tubuh Laras membeku. Dia ingin melepaskan diri, tapi belum sempat Laras melakukan nya. Sebuah tangan kekar mendorong tubuh Putra ke belakang.

Tiba - tiba....

BUGH.....

"JANGAN SENTUH CALON ISTRIKU!!"

1
Budi Rahayu
🙉😂😂😂😂
Dewiendahsetiowati
apakah Laras adiknya Rafael
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Mul Yanto
cerita nya bagus moga lanjut terus
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Minny Kamil Minny Kamil
mengganggu aja bocil ini
Iqlima Al Jazira
next thor..
kopi & vote untuk mu
Febriana Saputri
lanjut kak
Princesa Khun Ria
Ngga bisa move on!
Faaabb
Sudah berhari-hari menunggu update, thor. Jangan lama-lama ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!