NovelToon NovelToon
My Boss Duda Anak Dua

My Boss Duda Anak Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Cerai / Ibu Tiri
Popularitas:27.1k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Nesa Callista Gambaran seorang perawat cantik, pintar dan realistis yang masuk kedalam kehidupan keluarga Wijaksono secara tidak sengaja setelah resign dari rumah sakit tempatnya bekerja selama tiga tahun terakhir. Bukan main, Nesa harus dihadapkan pada anak asuhnya Aron yang krisis kepercayaan terhadap orang lain serta kesulitan dalam mengontrol emosional akibat trauma masa lalu. Tak hanya mengalami kesulitan mengasuh anak, Nesa juga dihadapkan dengan papanya anak-anak yang sejak awal selalu bertentangan dengannya. Kompensasi yang sesuai dan gemasnya anak-anak membuat lelah Nesa terbayar, rugi kalau harus resign lagi dengan pendapatan hampir empat kali lipat dari gaji sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Black Card

Nesa sudah tidak mood menghubungi bestinya Nana. Nesa akan menghubunginya lain kali saja. Lagi pula mungkin besok dirinya sudah tidak bekerja di sini lagi, sepertinya Pak Arthur akan memecatnya. Kalau Nesa dipecat tidak apa-apa, Nesa juga tidak betah bekerja jika ada kekerasan dalam persuster pengasuhan anak. Tidak lucu kalau besok-besok muncul headline berita “Terjadi pembunuhan pengasuh dua anak yang dilakukan oleh bosnya sendiri”

‘Ih serem amat’ Batin Nesa bergidik ngeri.

Nesa mengintip dari pintu kamar, ‘Syukurlah, sepertinya Pak Arthur sudah pergi.’ Nesa memindai seluruh isi kamar memastikan Arthur benar-benar sudah pergi.

“Sepertinya ini akan menjadi malam terakhir kita tidur bersama boys, besok Sus pasti sudah dipecat. Sus Nesa sedih deh kalau harus pisah sama kalian, habisnya Sus sudah terlanjur sayang. Tapi Sus janji nanti akan tetap tanya kabar kalian lewat Oma. Kita bisa ketemu diam-diam diluar, nggak usah kasih tau Daddy kalian yang menyebalkan itu.”

Nesa sudah menganggap mereka seperti adik sendiri. Semoga mereka mendapat pengasuh yang lebih baik darinya nanti. Nesa memberanikan diri mengecup kening kakak beradik itu, untuk yang terakhir biarkan Nesa melanggar aturan. Tenang saja, tadi sudah sikat gigi terlebih dahulu jadi tidak ada kuman yang menempel.

Keesokan harinya Nesa kebingungan akan memberikan sarapan apa untuk anak-anak. Daripada mereka kelaparan lebih baik Nesa pergi ke supermarket terdekat, paling tidak ada makanan yang bisa dibeli untuk mengisi perut mereka pagi ini.

“Pakai jaket dulu Kak.” Nesa memasangkan jaket pada Aron untuk menjaga tubuhnya tetap hangat. Masih jam 07.00 pagi, cuaca diluar masih terlalu dingin untuk mereka. Tidak lupa Nesa mamakaikan jaket dengan motif yang sama namun berbeda warna pada Arav. Mereka seperti anak kembar berbeda usia. Nesa lalu menggendong Arav di depan tubuhnya, bayi ini tampak sangat senang, sudah hafal kalau digendong berarti akan bepergian. Jika sudah dewasa mungkin Arav akan suka jalan-jalan keliling dunia seperti Oma Inggrid.

Tok tok tok

“Permisi Pak,”

Tak lama pintu terbuka dari dalam, Pak Arthur keluar bertelanjang dada. Sialnya Nesa harus mengakui dari kacamata wanita Pria itu tampak tampan apa lagi dengan rambut basah yang masih berantakan. Jangan lupa perutnya yang sexy dengan tampilan kotak-kotak. Kalau kalian berpikir Nesa akan berteriak seperti yang di film-film itu, itu salah besar. Nesa yang sebelumnya bekerja sebagai seorang perawat langsung berpikir liar, ‘Kira-kira ukurannya berapa ya.’ Nesa ini bukan nafsuan lo ya, hanya saja saking seringnya melihat pria telanjang secara otomatis saat melihat pria yang tampangnya menarik otaknya langsung traveling kemana-mana.

“Sus…” Nesa tersadar dari lamunannya.

“Gimana-gimana?”

“Daddy tanya ada apaa Sus? Tapi Sus malah melamun.”

“Oh iya, tadi Sus memikirkan nanti mau beli apa.” Bisa saja Nesa ini ngelesnya. Untung bocah kematian kesayangannya percaya dengan alasannya yang tidak masuk akal.

“Wajahmu memerah.” Ucap Arthur mengejek.

Nesa spontan meraba wajahnya sendiri, tidak mungkin merah. Pria ini pasti hanya mengada-ada untuk mengejeknya. Nesa mencibir dalam hati.

“Saya mau izin bawa anak-anak beli beberapa makanan untuk sarapan ke supermarket terdekat Pak.”

“Memang kamu tau supermarket dekat sini?”

“Gampang itu Pak, tinggal lihat google map saja. Saya lihat di google mapnya hanya dua menit saja jika berjalan kaki. Sepertinya ini cukup dekat.” Nesa mengotak-atik ponselnya sebentar lalu menunjukkannya pada Arthur.

“Beli untuk sarapan saja, nanti siang kita akan belanja kebutuhan rumah.”

“Baik Pak, Bapak mau titip sesuatu?”

“Tidak perlu.”

Nesa mengangguk mengerti, dalam hati bersyukur bosnya tidak menitip apa-apa.

“Tunggu sebentar disini!” Arthur masuk lagi ke kamarnya lalu kembali dengan kartu ditangannya.

“Hubungi saya kalau ada apa-apa. Dan ini kartu untuk kebutuhan kamu dan anak-anak, nanti akan dicek secara berkala oleh asisten saya.” ucap Arthur. Nesa merasa pagi ini pria ini bersikap agak berbeda dari biasanya.

Nesa menerima sebuah kartu kredit dan kartu nama berlogo PT AAA Group dengan nama Arthur Wijaksono sebagai CEOnya. Kalau ini mah rejeki nomplok, Nesa tidak akan menolak. Seumur hidup Nesa tidak pernah memegang black card. Jangankan itu, kartu kredit saja dia tidak punya. Dulu dia berpikir keuangannya belum stabil, kartu kredit hanya akan membuatnya kesulitan mengatur keuangan ataupun terjebak dalam utang.

“Baik Pak, kami pergi dulu. Kak ayo salim dulu ke Daddynya sayang.” Aron menurut, meski ketakutan masih ada dalam hatinya. Aron takut ditolak… lagi.

Arthur tertegun, perasaannya tidak bisa didefenisikan saat kecupan mendarat di punggung tangannya.

“Kasih tangannya ke Adik Pak. Adik juga mau salam sama daddynya. Ya kan sayang?” Nesa menuntun tangan Arav dengan lembut. Bayi itu berceloteh kesenangan. Arav memang belum terlalu paham, tapi Nesa yakin jika terus dibiasakan tak lama lagi Arav akan bisa sendiri.

“Bye bye Daddy!” Nesa membantu Arav dadah dadah ke daddynya.

Nesa memutuskan membeli bubur instan untuk Arav. Sebelum membelinya Nesa terlebih dahulu membaca komposisinya memastikan bahwa ini aman dikonsumsi bayi. Pilihannya jatuh pada bubur bayi yang merupakan salah satu produk dari brand ternama. Berdasarkan hasil risetnya di google dan aplikasi tok-tok, bubur ini adalah favorit ibu-ibu muda jaman sekarang. Selain itu, seingat Nesa produk ini juga dijual di toko milik mamanya di kampung. Kata mamanya, produk ini sudah lama ada dan memang selalu laris manis. Nesa tidak tau apakah Arav menyukainya atau tidak. Selama ini dia belum pernah memberi Arav makanan instan.

“Kak Aron mau bubur juga atau mau nasi?”

“Mau sop saja.”

“Disini nggak ada sop Kak. Jam segini restoran juga masih tutup, bagaimana kalau nanti kita membuatnya di rumah habis berbelanja saja? Kita bisa memasak bersama seperti waktu itu.”

Aron mengangguk, “Yang ini mau?” Nesa mengambil rice box varian tuna with mayo. ”Atau mau yang ini kak, kalau ini pakai telur.”

“Ini saja Sus.” Aron menurunjuk varian rice with egg.

“Oke deh sip, kita minta mbaknya panasin dulu ya.”

“Thank you Sus.” Nesa menatap Aron terharu sebab untuk pertama kalinya Aron mengucapkan kata terimakasih denga tulus.

“You’re welcome Kak.” Nesa mengusap kepala Aron.

Nesa memasukkan nasi pilihan Aron dan dua jenis varian lain kedalam ke dalam keranjang belanja. Meski Arthur mengatakan tidak perlu, Nesa tetap mengambilnya untuk berjaga-jaga mengingat kejadian kemarin dimana Arthur seolah-olah tidak mau eh ternyata mau juga. Nanti kalau dia tidak memakannya biar Nesa saja yang habiskan. Nesa tidak membeli banyak, secukupnya saja seperti kata Arthur karna nanti siang mereka akan berbelanja bersama.

1
Septyana Kartika
awas ada ngebul palanya
Kulo_Rolii
Roman2 nya bentar lagi nikah inimah
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus, seruu dan menarik👍👍👍👍👍
Demar: Hai, terimakasih Rina
total 1 replies
Septyana Kartika
ada yg kebakaran tuh
Demar: Hai Septyana. Ikutin terus cerita Nesa ya.
total 1 replies
nurul hidayah
suka bngt dng cerita nya👍
Demar: Hai, terimakasih Nurul
Demar: Hai, terimakasih nurul. Ikutin terus cerita Nesa ya
total 2 replies
Ratih Tupperware Denpasar
aron sdh seperti dianter mommy & dadynya aja
imah imut
ceritanya menrik
Demar: Hai, terimakasih Imah. Ikutin terus cerita Nesa ya
total 1 replies
imah imut
thor msh ada ke lanjutan nya qa, sih soalnya ceritanya bagus bnget
Demar: Hai, terimakasih Imah. Ikutin terus cerita Nesa ya.
total 1 replies
darsih
nesa nesa ada aja kelakuan perawat ini SM bos nya
Afsa
Hemm..mau ngapain ITU Pak Artur,pingin peluk Nessa ya .. wkwkwk
Ratih Tupperware Denpasar
dasar arthur duda kanebo kering manfaatin anaknya yg lugu dan polos unt menggaet sus nesa
Alline. T🍀☘️🍀🌸🌼🌻🍁🎋
lanjutin kak ceritanyaa
pliss
bagus banget
Demar: Hai Alline terimakasih sudah mengikuti ceritaku ya. Jangan lupa bantu like dan komen setiap episode yaaa.
total 1 replies
Ratih Tupperware Denpasar
semangat nesa iatirahat aja dulu mumpung pak bos lagi baik
Siti Kholifah
up lagi thorrr kami menunggu mu
Demar: Hai Siti terimakasih sudah mengikuti ceritaku ya. Jangan lupa bantu like dan komen setiap episode yaaa.
total 1 replies
Ratih Tupperware Denpasar
cerita yang bagus mengingatkan kita pentingnya komunikasi dng anak, kasih sayang tdk meluku hanya dng memberikan uang dan materi yg berlimpah
Dita manurung
ku mohon Thor buat cerita desa dan pak duda anak 2 bahagia Thor
Demar: hai dita, terimakasih sudah mengikuti ceritaku. jangan lupa like dan komen terus supaya aku semakin semangat update.
total 1 replies
Afsa
Tenang Oma,kalau anak nakal Oma udh pulang dan ketemu sus Nessa,pasti dia akan betah di rumah
Afsa
Sus Nessa calon Ibu idaman pokoknya
Afsa
Semoga saja bajunya bebas Nessa,GK perlu seragam²an,Kan kamu di hired bukan dari Ya²san inih
Afsa
suka watak Nessa,happy go lucky vibesnya
Afsa: Thanks kak, semangat lanjutkn kisahnya ya..💪
Demar: Hai Afsa. So happy kamu ikutin perjalanan Nesa.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!