NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Balas Dendam

Jalan Menuju Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Matabatin / Iblis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: A.J Roby

Aldi remaja yang masih menyimpan kepedihan atas meninggalnya sang bapak beberapa tahun lalu. Dirinya merasa bapaknya meninggal dengan cara yang janggal.
Kepingan memori saat bapaknya masih hidup menguatkan tekadnya, mengorek kepedihannya semakin dalam. Mimpi-mimpi aneh yang melibatkan bapaknya terus mengganggu pikirannya hingga dirinya memutuskan untuk mendalami hal ghaib untuk mencari tahu kebenarannya.
Dari mimpi itu dirinya yakin bahwa bapaknya telah dibunuh, ia bertekad mencari siapapun yang menjadi dalang pembunuhan bapaknya.
Apakah benar bapaknya dibunuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.J Roby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melati Babak Belur

Jika saja Melati masih menjadi manusia jantungnya pasti berhenti berdetak, walaupun kenyataannya sekarang jantungnya sudah tak berdetak. Serangan para pocong itu lumayan berdampak bagi Melati. Kini dirinya sudah masuk mode tempur sepenuhnya. Rambut panjangnya kini terangkat, angin terus memutarinya. Melati terbang tinggi ke atas.

“AAAAAAAAAA”

Lengkingan suara Melati terdengar amatlah keras memekakkan telinga. Agus tersungkur tak kuat mendengarnya. Sound horeg kalah jauh dibanding lengkingan Melati, suaranya benar-benar terasa seperti jarum yang menusuk bertubi-tubi ke dalam gendang telinga milik Agus. Darah? Tidak perlu ditanya, aliran darahnya mengalir keluar dari telinga. Agus tersiksa.

“Hihihihi”

Lengkingan tak berhenti begitu saja, Melati melanjutkan dengan tawa khasnya. Agus kesakitan, sedangkan para pocong tubuhnya seperti terdorong oleh gravitasi sehingga mereka tak mampu bangkit. Namun pocong tengkorak itu mampu bangkit lalu terbang menghajar Melati hingga terbanting ke tanah.

Melati meringis kesakitan, efeknya telah menghilang saat Melati jatuh. Kini mereka mengepung Melati menghajarnya tanpa ampun. Kepala Melati ditekan ke tanah, ditindih oleh belasan pocong hingga tak mampu bergerak. Pocong lainnya bertugas menyiksa Melati. Tangan kaki, perut tak luput dari serangan. Darah hitamnya menggenangi tempat Melati tergeletak.

Agus tertawa keras melihat kemenangannya di depan mata.

“Rasakan akibatnya! Jangan pernah ikut campur urusanku lagi!” Hardik Agus sambil meludahi Melati.

Melati tak berdaya, tubuhnya ditekan kuat-kuat hingga energinya tersedot perlahan. Sekelebat asap hitam menabrak pocong yang sedang menyiksa Melati, asap itu berlari kesana kemari menabrak para pocong hingga terpental. Hingga puncaknya asap hitam ini langsung membumbung tinggi.

Duaaaarrrrrrr.

Ledakan terjadi di dalam kepulan asap tersebut, di balik asap itu terwujudlah sesosok Genderuwo. Suro datang sedikit terlambat, namun kedatangannya sukses meluluhlantakkan pasukan pocong yang beraninya keroyokan.

Suro kembali menghantam pocong tengkorak itu dengan tangannya sendiri. Tangannya mengepal lalu memberi bogem mentah hingga kepala pocong tersebut terpisah dari tubuhnya. Namun ajaibnya kepala itu terbang lalu kembali menyatu dengan tubuh si pocong.

Tangan pocong tengkorak menembus keluar dengan warna hitam legam disertai otot-otot. Kain kafan pembungkus lemper itu kini terkoyak parah. Energinya meningkat beberapa kali lipat dari sebelumnya. Suro kembali menyerang dengan bola apinya hingga terpental. Pocong itu bangkit dengan mudahnya seperti tak terasa sakit sama sekali. Pocong itu menyunggingkan senyum namun tak terlihat oleh Suro karena wajahnya hanya menyisakan tengkorak. Yang terlihat adalah barisan giginya yang kurang lengkap.

Namun kini bukan waktunya Suro untuk mentertawakan itu, dirinya kini menyasar para kumpulan pocong yang kembali menyiksa Melati saat dirinya lengah. Ia mengumpulkan tenaganya di tangan, muncul bola api yang lama kelamaan kian membesar seukuran ban truck tambang. Bola api raksasa itu Suro lemparkan tepat mengenai sekumpulan pocong hingga terbakar tak tersisa.

Suro melesat ke arah Agus yang lengah, lalu menusukkan kukunya yang tajam ke lengan kirinya hingga tembus. Lalu kembali melesat untuk membawa Melati. Kepulan asap mengelilingi Suro dan Melati hingga tertutup seluruhnya dan tak lama meledak kembali. Agus terpental jauh hingga ke area persawahan.

***

Aldi yang belum tidur merasakan bahwa kali ini tidak ada tanda pocong-pocong itu akan hadir, sehingga dirinya membuka pintu depan lalu duduk santai di teras ditemani sebatang rokok. Luka bakar di perutnya kini semakin membaik, mungkin dalam lima hari dirinya akan sembuh total.

Tak lama Suro muncul dengan membawa Melati yang kondisinya sudah lemas. Suro membawa seperti anak kucing dengan menjepit kain belakang Melati. Aldi terkejut melihat kondisi Melati yang dipenuhi darah hitam hampir di sekujur tubuhnya. Namun Melati sendiri terlihat cekikian saat bertatap muka dengan Aldi.

“Kamu kenapa Mel?” Tanya Aldi dengan riak wajah penuh kekhawatiran

“Ndakpapa mas cuma kena pukul dikit” Balas Melati yang masih cengengesan

“Melati mencoba menghajar Agus sendirian Al” Sahut Suro

Aldi hanya bisa geleng-geleng melihat hal ini. Melati seperti tanpa rasa sakit sedikitpun meskipun dirinya mandi darah. Kunti hitam ini memang bukanlah makhluk biasa.

“Aku tadi kan keliling, terus lihat Agus mau perkosa perempuan. Jadinya sekalian deh mas” Ujar Melati dengan polosnya

“Terus ini kamu ndak ngerasa sakit atau gimana?” Tanya Aldi

“Ndakpapa mas Aldi, Mel cuma butuh istirahat bentar”

“Yauda cepat sana masuk!”

“Mas boleh minta tolong cariin bunga kantil sama kenanga?” Tanya Melati

Aldi langsung menoleh ke Suro. Suro menghembuskan napasnya berat, seperti mengerti permintaan Aldi akhirnya dirinya langsung menghilang mencari bunga yang diinginkan oleh Melati. Suro berangkat lagi, ia menuju ke kuburan untuk mencari bunga kantil, sementara kenanga ia ambil di depan halaman rumah mbah Wo.

Saat melayang menuju ke arah pulang, dirinya kembali memandangi rumah Roni yang tempo hari ia datangi untuk membunuh pocong. Kini aura rumahnya terasa semakin negatif. Ia melihat sesosok ular kobra dengan sisik berwarna perak berdiam diri di atas genteng rumah Roni. Ular yang panjang tubuhnya  kurang lebih 15 meter ini merupakan salah satu makhluk yang dulunya ikut menyerang Suro saat berperang bersama Suprapto.

Suro hanya mengabaikannya, kehadirannya juga tidak terdeteksi oleh ular kobra tersebut. Sehingga dirinya melanjutkan perjalanan hingga sampai di rumah mbah Wo.

***

Sementara di dalam rumah Roni, hanya ada Agus. Sedangkan Roni sehari-harinya tinggal di rumah Tika yang menjadi istrinya. Istri Agus sudah meninggal bertahun-tahun yang lalu sehingga Agus hanya hidup sendirian jika tidak ada Roni. Namun kini ada seseorang yang bertamu ke rumah Agus sepulangnya dari kegagalan aksinya.

“BODOH!!!” Maki seseorang kepada Agus

“Maaf tuan, dia terlalu kuat. Pocong-pocong ini ndak mampu melawan kuntilanak dengan genderuwo itu” Ujar Agus merengek

“Dasarnya kau saja yang bodoh Agus! Sudah aku berikan pesugihan agar hidupmu enak tapi masih saja bodoh. Melawan bocah ingusan sama peliharaannya aja ndak mampu, padahal pocong-pocong itu jauh lebih kuat!”

“Maaf tuan Cokro, secepatnya akan saya bereskan makhluk itu” Rengek Agus

“Kita lihat saja nanti. Dan jangan lupa waktumu mendapatkan gadis perawan tinggal seminggu lagi. Cari itu jika kau masih ingin hidup!” Tukas Cokro

Yap, Agus mendapat pesugihan ini melalui Cokro. Cokro sendiri adalah dukun terkenal yang memang melayani segala jenis permintaan kliennya. Termasuk menghabisi Suprapto atas suruhan atasannya. Cokro mendeteksi bahwa anak dari musuh tuannya telah menguasai kemampuan supranatural sehingga ia tidak bisa leluasa lagi untuk menyerangnya apalagi membunuh.

Misi dari bosnya adalah menghabisi seluruh keturunan laki-laki dari keluarga milik Suprapto. Motifnya? Cokro sendiri tidak mengetahui karena itu rahasia dari tuannya. Cokro juga baru kali ini peduli dengan kliennya karena memang suruhan dari tuannya.

“Aku tunggu kabar baiknya, jika kau tidak mampu menghabisi bocah itu maka pocong ini yang akan menghabisimu!” Tukas Cokro lalu pergi

Agus stress, badannya remuk redam. Tangannya kini terluka parah, kegagalannya mendapat tumbal menekan dirinya. Dalam waktu dekat ia harus mencari korban lain sebelum ia yang mati.

“ASUU”

Pyarrrrr.

Agus meluapkan kemarahannya dengan melempar vas bunga ke lantai. Malam ini merupakan kegagalan besar bagi Agus selama bertahun-tahun ia menjalankan pesugihan ini.

***

Saat Suro kembali ke rumah mbah Wo, dirinya langsung menjelaskan penemuannya. Aldi langsung berasumsi bahwa Agus memiliki hubungan dengan Cokro. Dirinya harus lebih memeras otaknya untuk berpikir. Selain membongkar kejahatan Agus, dirinya juga harus bertahan dari kemungkinan serangan yang akan dilakukan oleh Cokro.

Saat Aldi sedang berpikir keras, Melati langsung melesat untuk mengambil bunga dari tangan Suro. Cepatnya lesatan Melati membuat Aldi sedikit terbawa angin hingga menabrak tembok.

“Pelan-pelan dong Mel!” Ujar Aldi sembari mengelus jidatnya yang lumayan sakit.

“Hihihihi terlalu semangat mas” Balas Melati dengan mengunyah bunga-bunga tersebut.

Tak lama Dimas keluar mengintip dengan sedikit gemetar, dirinya terbangun dari tidur dan mendapati pintu depan sedikit terbuka. Dengan mengendap-endap ia berjalan untuk mengintip apa yang terjadi. Saat mengintip ia melihat Aldi yang dengan santainya duduk di teras sambil merokok.

“Al kowe ngapain goblok?! Awas disamperin pocong!” Ujar Dimas

Aldi menoleh “Aman, pocongnya udah ndak ada”

“Terserah kowe wes”

Dimas langsung melenggang masuk dan menuntaskan hajatnya dan kembali tidur. Keesokan paginya mbah Ti yang menyapu halaman pagi-pagi terkejut melihat tanaman kenanganya hanya tersisa daun. Bunganya hilang entah kemana. Mbah Wo menyusul di teras sambil membawa kopi.

“Pak kalau sampean mau ritual ya ritual aja, tapi mbok jangan dihabisin kenanganya!” Omel mbah Ti

“Loh bu, sampean kan tahu sendiri bapak ndak ambil kenanga dari kemarin” Balas mbah Wo yang bingung tiba-tiba dituduh

Mbah Ti melanjutkan omelannya namun dibalas dengan anggukan lesu dari mbah Wo. Kalau penguasa rumah sudah bersabda sepertinya siapapun takkan ada yang bisa mengalahkannya. Seharian mbah Wo diomeli mbah Ti masalah bunga kenanga yang sama sekali tidak dia ambil.

Suro dan Melati sebagai pelaku hanya bisa tertawa melihat mbah Wo menjadi korban praduga tak bersalah.

“Kamu si Mel” Ujar Suro

“Ndakpapa nanti juga tumbuh lagi hihihi”

1
Marss256
Banyakin aksi Melati thor
Was pray
lah isi suratnya apaan? para pembaca disuruh mengira Ira sendiri kah?
A.J. Roby: Seperti biasa, jawabannya kita cari tahu di bab selanjutnya😁
total 1 replies
Venaaaaa
Keren
A.J. Roby
Haloo para readers, semoga novel ini dapat dinikmati bersama. Pengalaman horor yang pernah author alami juga dituangkan di dalam novel ini. Semoga para readers suka


Kritik, saran dan masukan dari para readers sekalian sangat berarti bagi author, mengingat ini adalah karya pertama dari author. Happy reading😁
Was pray
suro dan melati gak mengawal Aldi ke balai desa kah? sehingga kemunculan pocong tengkorak gak terdeteksi
A.J. Roby: Mari kita cari tahu jawabannya di bab berikutnya😁
total 1 replies
Yudha Sukma
ditunggu updateannya thor
Tsumugi Kotobuki
Kapan ni thor? Seperti sudah lama sekali gak ada updatenya, rindu aksi si tokoh utama!
A.J. Roby: Haloo kak, terimakasih telah membaca cerita author yaa. InsyaAllah author akan udpate setiap hari kalau ga ada urusan mendadak. Tunggu terus update selanjutnya yaa
total 1 replies
Mưa buồn
Penulis luar biasa.
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga suka dan terhibur yaa
total 1 replies
LOLA SANCHEZ
Ngakak sampai sakit perut 😂
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga selalu terhibur dan tunggu update selanjutnya yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!