NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Sang Dewi Semesta

Reinkarnasi Sang Dewi Semesta

Status: tamat
Genre:Pembaca Pikiran / Selingkuh / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Setelah meninggal karena tenggelam saat menolong anak kecil, Nadra Elianora, gadis modern yang ceria dan blak-blakan, terbangun di dunia kuno dalam tubuh Li Yuanxin seorang gadis malang yang dibuang oleh tunangannya karena sang pria berselingkuh dengan adik tirinya.

Tersesat di hutan, Nadra membangun gubuk, hidup mandiri, dan menggunakan ilmu pengobatan yang ia kuasai. Saat menolong seekor makhluk terluka, ia tak tahu bahwa itu adalah Qiu Long, naga putih ilahi. Dari pertemuan konyol dan penuh adu mulut itu, tumbuh hubungan ajaib yang berujung pada kontrak suci antara manusia dan hewan ilahi.

Tanpa disadari, kekuatan dalam diri Nadra mulai bangkit kekuatan milik Sang Dewi Semesta, makhluk tertinggi yang jiwanya dulu dipecah ke berbagai zaman untuk menjaga keseimbangan dunia.

Kini, dengan kepintaran, kelucuan, dan keberaniannya, tak hanya menuntut balas atas pengkhianatan masa lalu, tapi juga menapaki takdir luar biasa yang menunggu: menyelamatkan dunia dan mengembalikan cahaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 — Kebangkitan Dua Jiwa

Keesokan harinya, Yuanxin terbangun dengan mata masih berkilat emas dan hitam samar di tepinya. Feng Yan membuka satu mata, lalu menatap tuannya dengan sorot prihatin.

“Kau tidur terus? Dunia di luar tidak menunggu,” katanya.

Yuanxin menepuk kepala naga kecil itu. “Aku tahu, tapi aku harus menyatukan energi dalam diriku dulu. Jika aku terlalu cepat bertindak, bayanganku bisa keluar lagi.”

Lan’er menguap lebar. “Aku masih kecil, tapi aku bisa merasakan getaran energi yang luar biasa. Apa kau yakin siap menghadapi sisanya?”

Yuanxin tersenyum tipis. “Aku harus. Dua bagian dari diriku kini bersatu. Tapi satu ancaman lebih besar masih menunggu: pecahan gelap lain yang tidak hanya haus kekuasaan, tapi juga dendam terhadap seluruh dunia manusia.”

Feng Yan menegakkan sayapnya, bersiap untuk terbang. “Kau benar-benar ingin menghadapi mereka sendirian?”

“Tidak sendiri,” jawab Yuanxin. “Kalian di sini sudah cukup. Dan aku punya rencana.”

Ia bangkit, melangkah ke kolam spiritual, menatap ke permukaan air. Cahaya dari tongkat Phoenix masih berdenyut, memantulkan kilatan emas yang menyatu dengan bayangan hitam samar.

“Rencana apa?” tanya Feng Yan.

“Pertama, kita harus memperkuat penghalang antara dunia manusia dan Dunia Bayangan. Jika gerbang itu sepenuhnya terbuka, kita tidak bisa mengendalikan roh-roh gelap lagi. Kedua, aku harus memastikan semua pecahan jiwaku kembali bersatu, tapi tanpa kehilangan kendali.”

Lan’er menatap serius. “Aku bisa membantu menyalurkan energi kecilku ke lingkaran penghalang. Walau kecil, energi murniku bisa memperkuatmu.”

“Bagus,” Yuanxin mengangguk. “Siapkan diri. Kita akan memulai sekarang.”

---

Di Istana Timur, Feng Liansheng menatap langit dengan tatapan serius. Sejak Yuanxin kembali dari Dunia Bayangan, tekanan spiritual terasa berbeda. Aura gelap dan cahaya bercampur menjadi satu, seperti badai yang menunggu untuk dilepaskan.

Mo Zheng mendekat, membawa gulungan mantra perlindungan. “Yang Mulia, jika tekanan ini terus meningkat, pasukan penjaga langit mungkin tidak akan mampu menahan serangan spiritual yang terjadi di dunia manusia.”

“Kalau begitu, kita harus bertindak lebih dulu,” jawab Liansheng. “Buka komunikasi dengan semua sekutu. Aku ingin seluruh penjaga langit berada dalam posisi siaga penuh. Jika Yuanxin benar-benar telah bersatu dengan bayangannya, maka perang spiritual akan datang bukan dari satu sisi, tapi dari dua arah sekaligus.”

Mo Zheng mengangguk pelan. Ia menuliskan simbol-simbol kuno di udara, lalu seketika seluruh istana dipenuhi energi perak yang menahan aura gelap dari luar.

Sementara itu, Yuanxin dan timnya mulai bekerja. Lan’er berada di sisi kolam, matanya menatap lingkaran mantra yang mulai berdenyut. Feng Yan menjaga sekeliling, menghalau roh-roh liar yang muncul dari retakan kecil antara dimensi.

Yuanxin menutup mata, menyalurkan energi gabungan emas dan hitam dari dalam dirinya. Ia mengingat semua masa lalu perang langit, pengorbanan para dewa, dan penderitaan manusia. Semua kenangan itu menjadi bahan bakar untuk memperkuat dirinya.

“Ini akan sulit,” bisik Yuanxin. “Jika aku kehilangan fokus, bayanganku bisa mengambil alih lagi.”

Cahaya di tongkat Phoenix berkedip, lalu perlahan menyebar ke seluruh lingkaran. Energi itu tidak lagi hanya memurnikan, tetapi juga mengikat roh-roh liar ke satu pusat, inti penghalang yang menghubungkan dunia manusia dengan Dunia Bayangan.

Lan’er mengeluarkan suara lembut, hampir seperti mantra. “Tuan... aku merasakan mereka mencoba menembus.”

“Tahan mereka,” perintah Yuanxin. “Aku akan menyegel inti gerbang.”

Feng Yan mengibaskan sayapnya, menimbulkan ledakan api lembut yang mendorong roh-roh gelap mundur. Setiap serangan dari bayangan Yuanxin sebelumnya kini terasa lebih lemah. Energi gabungan emas dan hitam membuat bayangan itu tidak bisa memanfaatkan celah.

Namun tiba-tiba, dari kabut muncul sosok lain, dewa yang pernah menjadi pengawas Dunia Bayangan, kini memunculkan wujud astralnya. Ia memandang Yuanxin dengan sorot tajam.

“Yuanxin... kau telah melampaui batas yang diperbolehkan para dewa,” suaranya bergema. “Dengan menyatukan kedua bagian jiwamu, kau mengubah keseimbangan yang telah ditetapkan ribuan tahun.”

Yuanxin menatapnya, wajahnya tenang. “Aku tidak mengubah keseimbangan. Aku hanya menyatukan bagian diriku yang tercecer agar dunia ini tetap hidup.”

Dewa itu mengerutkan alis. “Jika kau gagal, akibatnya tidak hanya bagi manusia, tapi seluruh alam semesta. Bayangan itu akan membebaskan dirinya, dan semua yang ada akan hancur.”

“Aku tahu risikonya,” jawab Yuanxin mantap. “Dan aku bersedia menghadapi semuanya.”

Dengan kata-kata itu, cahaya emas dari tubuhnya memancar semakin kuat, menembus kabut ungu gelap. Bayangan dari dalam dirinya bergetar, namun tidak lagi menentangnya. Kini mereka bersatu, bukan bertarung.

Di Istana Timur, Feng Liansheng menatap langit dan menutup mata. Ia bisa merasakan energi Yuanxin yang menyebar. Aura gelap dan cahaya emas bersatu menjadi satu pusaran energi yang menggetarkan seluruh istana.

“Dia berhasil,” bisiknya. “Tapi... itu berarti perang ini baru saja dimulai.”

Mo Zheng menelan ludah. “Yang Mulia, jika energi itu sampai ke dunia manusia, tidak akan ada yang bisa menahan gelombang kekuatannya.”

“Biarkan,” jawab Liansheng. “Kita harus siap menghadapi akibatnya. Ini bukan tentang menyerang atau bertahan ini tentang mengamati. Karena siapa pun yang pertama kali bertindak bisa kehilangan kendali atas seluruh permainan.”

Kembali ke dimensi spiritual Yuanxin, ia berdiri di tengah lingkaran. Feng Yan dan Lan’er menatapnya dengan kagum. Seluruh tubuhnya kini bercahaya, perpaduan sempurna antara emas dan hitam.

“Sudah selesai?” tanya Lan’er. Suaranya kecil, tapi penuh rasa ingin tahu.

“Belum sepenuhnya,” jawab Yuanxin. “Aku baru menutup celah utama. Tapi masih ada pecahan gelap lain yang bersembunyi di dunia. Mereka akan mencoba memburu energi ini.”

Feng Yan mengepakkan sayapnya. “Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Dunia ini... tidak akan menunggu kita.”

Yuanxin menatap mereka. “Aku tahu. Besok pagi, kita akan meninggalkan dimensi ini. Dan saat kita kembali ke dunia manusia, pertempuran sebenarnya akan dimulai.”

Lan’er mendesis. “Apakah kau yakin kita bisa menghadapi mereka semua?”

Yuanxin tersenyum tipis, tatapannya tajam. “Aku bukan hanya menghadapi mereka. Aku menghadapi diri kita sendiri dan itu lebih sulit daripada menghadapi musuh manapun.”

Malam itu, cahaya dari dimensi spiritual mereka menyebar ke seluruh dunia, menembus batas langit. Para roh di Dunia Bayangan menjerit, beberapa mencoba melarikan diri, tapi energi gabungan Yuanxin menahan semuanya.

Di kejauhan, Qiu Long mengangkat kepalanya, matanya bersinar tajam. “Aku merasakan perubahan besar. Yuanxin telah bangkit, tapi ancaman yang lebih besar akan segera datang. Bagian gelap yang tersembunyi di dunia manusia akan mulai bergerak.”

Yuanxin menatapnya dengan mata emas dan hitam yang bersinar. “Kalau itu memang takdir, maka biarkan mereka datang. Kali ini... aku sudah siap memegang semua bagian dari diriku.”

Di langit malam, dua cahaya emas dan ungu berputar semakin cepat, menandai kebangkitan dua kekuatan tertinggi: cahaya dewi dan bayangan gelap. Dunia mulai berguncang, bukan karena kehancuran, tapi karena keseimbangan yang lama terabaikan kini sedang diuji.

Di tengah semua itu, Yuanxin mengangkat tangannya, dan tongkat Phoenix yang memancarkan cahaya emas menyentuh permukaan kolam spiritual. Gelombang energi menyebar ke seluruh dimensi, menyegel celah kecil dan menahan bayangan yang masih mencoba melarikan diri.

Feng Yan mendesah lega. “Kau benar-benar luar biasa. Aku sudah mengikutimu selama ribuan tahun, tapi malam ini... kau melampaui semua yang kukira mungkin.”

Yuanxin menatap langit malam, senyumnya tipis tapi penuh tekad. “Ini baru permulaan. Dunia akan menghadapi tantangan baru, dan aku tidak akan mundur. Kali ini, aku akan memastikan semuanya manusia, dewa, dan roh tidak akan jatuh ke tangan bayangan lagi.”

Lan’er meringkuk di bahunya. “Tapi, tuan... apakah kau tidak takut?”

Yuanxin menatap naga kecil itu, tatapannya lembut tapi penuh ketegasan. “Takut? Tentu. Tapi keberanian bukan berarti tanpa rasa takut. Keberanian adalah melangkah meski takut, dan itu yang akan kita lakukan. Kita akan menghadapi semua ancaman bersama.”

Di atas langit, cahaya emas dan ungu memancarkan gelombang energi yang menenangkan dunia sementara, memberi kesempatan bagi manusia untuk menarik napas dan bersiap menghadapi apa yang akan datang.

Qiu Long menunduk. “Aku akan tetap di sini. Siapa pun yang mencoba menyerang dari arah dunia manusia atau spiritual, aku akan menahannya.”

Yuanxin tersenyum tipis. “Bagus. Kita membutuhkan semua yang kita bisa kumpulkan. Dan besok... pertempuran nyata akan dimulai.”

Langit malam bergetar sekali lagi, namun kali ini bukan karena kehancuran, melainkan karena lahirnya keseimbangan baru yang penuh tantangan. Dunia, manusia, dewa, dan roh kini memasuki babak baru di mana cahaya dan bayangan bukan lagi musuh, tapi bagian dari satu jiwa yang harus dipahami agar dunia tetap hidup.

Di kejauhan, bulan ungu berputar perlahan, menandai bahwa malam ini adalah awal dari era baru. Era di mana dewi dan bayangannya bersatu, siap menghadapi dunia yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Yuanxin menatap ke langit utara, senyumnya tipis tapi penuh tekad. “Kalau takdir ingin menyalakan api lagi... maka aku akan memastikan aku yang memegang apinya, bukan yang lain. Dan kali ini, tidak ada yang akan menghalangi kita.”

Dengan itu, ia menutup mata sejenak, merasakan aliran energi baru dalam dirinya. Feng Yan mengepakkan sayapnya, Lan’er menempel di pundaknya, dan Qiu Long tetap waspada di kolam spiritual.

Gelombang energi dari mereka berempat menyebar, menandai kebangkitan nyata: dewi dan bayangan telah bersatu kembali, dan dunia kini harus bersiap menghadapi ancaman yang lebih besar dari sebelumnya.

Bersambung

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Lauren Florin Lesusien
dua orang keras kepala jika bersatu sangat lucu dunia tidak akan pernah sepi 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Lauren Florin Lesusien
waduh lucu ketawa sampai kepalaku dipukul centang nasi sama emak🤣🤣🤣🤣
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
/Facepalm//Facepalm/
Tiara Bella
wow....mantap....
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
cahaya pasti menang melawan kegelapan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
tanpa mereka sadari, sebenarnya sang dewi semesta dan sang penjaga agung sama² keras kepala 🤣
beybi T.Halim
sekarang semua akan terlalu serius..,💪
Tiara Bella
wow mantap.....
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
lebih baik lagi kalau yuanxin dan pangeran mahkota satu tim melawan kegelapan, pasti menarik 😍
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
sang putra mahkota bisa jadi takdir nya yuanxin
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
ketenangan yuanxin adalah badai besar yang akan menghancurkan keserakahan dan kelicikan ke 2 parasit itu
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
wahhh, apakah Liansheng akan jadi jodohnya Yuanxin?/Shy/
Wulan Sari: semoga saja berjodoh
total 1 replies
Phebe ZM
Aku suka dengan karya2mu Thor selalu menarik utk dibaca
inda Permatasari: terima kasih kak 🙏
total 1 replies
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
apa yang kalian tabur itu pula yang kalian tuai.
saatnya sekarang tinggal menunggu balasan yang setimpal.
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
suka banget kata² ini
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
semoga jodoh nya yuanxin nanti orang yang lebih kuat dan berkuasa, agar lebih gampang membungkam para parasit
beybi T.Halim
mulai panas..,lanjut💪👍👍
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
good job yuanxin, balas mereka dengan cara yang syantik dan jadikan dirimu sultan yang sesungguhnya.
sultan itu bebas melakukan apapun bukan /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!