"Jika kau mau membantuku, Aku akan memberikan tubuhku padamu!" Liu Xian
Yin Hei Long yang sudah terkurung selama ribuan tahun merasa tertarik.
Berjumpa dengan berbagai macam orang hingga bertemu dengan Bai Caishen, pemimpin suku dewa dari dunia atas.
Iblis berdarah dingin yang kini menempati tubuh manusia mulai memiliki pandangan yang berbeda tentang seluruh dunia.
Mulai dari sini, kehidupannya akan berbalik arah sepenuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BaoshanSanren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. DAGING IKAN
23
.
Kereta kuda berhenti rapat di depan gerbang kediaman selir Li.
Gadis cantik dengan perawakan tinggi nan anggun tampak membuka tirai penutup kereta.
Liu Xian segera mendekatinya dan menyapa.
"A Lian.." sapa Liu Xian lalu mengulurkan tangannya untuk membantu putri ke empat kekaisaran, Liu Lian turun dari kereta.
Dalam hati Liu Lian kaget bukan main.
Kakaknya, pangeran ke empat kekaisaran Liu Xian.
Sekali lihat saja ia dapat menyadarinya.
Namun beberapa saat kemudian dia hanya diam dan menerima bantuan kakaknya.
Liu Lian memilih mengabaikan firasatnya.
"Gege.." Liu Lian memeluk kakaknya.
Liu Xian juga membalas pelukan adiknya.
Sekilas tinggi badan kakak dan adik itu terlihat jelas perbedaanya.
Putri Liu Lian terlihat lebih tinggi di bandingkan kakaknya, pangeran Liu Xian.
Ia juga memiliki wajah yang tergolong lonjong di bandingkan wajah Liu Xian yang bulat dan mungil.
Aura yang di pancarkan juga tidak sembarangan.
Bisa di bilang jika putri Liu Lian lebih terlihat seperti ayahnya, yaitu kaisar Liu.
Sedangkan Liu Xian berperawakan kecil tergolong pendek juga wajahnya yang mungil terlihat sangat mirip dengan selir Li.
Begitu Liu Lian menyadari kehadiran jendral muda Shi Yuan yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka, ia segera melepaskan pelukan dengan kakanya lalu memberi hormat.
"Salam jendral muda Shi.." ucap putri Liu Lian dengan kepala sedikit menunduk.
"Salam hormat, tuan putri ke empat.." Sapaan balasan di ucapkan oleh jendral muda Shi Yuan dengan postur setengah membungkuk memberi hormat.
"Anda terlalu sungkan..." kata putri Liu Lian melihat jendral muda Shi yang menyapanya dengan sangat formal.
Tidak ada balasan, jendral muda Shi Yuan memilih anak dan hanya diam saja.
Matanya menatap Liu Xian yang sedari tadi diam.
"Ahahaa.. A Lian, bagaimana jika kita masuk sekarang?" kata Liu Xian dengan tawa yang canggung.
"Ibu juga sudah menunggumu di dalam." Sambung Liu Xian lagi.
"Ahh benar juga, aku pasti datang terlalu lambat." Jawab Liu Lian yang kemudian meminta maaf. "Maaf atas keterlambatan saya jendral muda Shi."
"Sudah lah, ayo a Xian." kata jendral muda Shi yang seolah acuh.
Ia lalu menyeret Liu Xian begitu saja.
"Eiii, Yuan gege,, " Liu Xian di buat kaget begitu di seret jendral muda Shi Yuan secara tiba tiba. "A Lian,, ayo masuk!" panggil Liu Xian pada sang adik yang tertinggal di belakang.
" Gege,," Putri Liu Lian menyusul di belakang.
Dari belakang ia melihat jendral muda Shi Yuan yang seperti setengah menyeret Liu Xian.
Jelas sekali perlakuan jendral muda Shi Yuan terhadap kakaknya.
Sebenarnya Liu Lian juga sudah menduganya ketika pelayan selir Li menjemputnya secara langsung.
Jelas pertemuan ini tidak akan begitu sederhana.
Putri Liu Lian juga bukan orang bodoh, ia juga mendengar kabar yang sedang di perbincangkan di istana baru baru ini.
Jendral muda Shi Yuan yang baru saja pulang bertugas di panggil kaisar Liu untuk menghadap.
Namun setelah panggilan bukannya pulang ke kediaman Shi ataupun menginap di istana utama secara resmi.
Alih alih beristirahat di penginapan di ibu kota, jendral muda Shi Yuan justru malah mengunjungi kediaman pangeran ke empat kekaisaran.
Persahabatan mereka memang bukan rahasia umum lagi.
Seisi istana juga tidak akan heran dengan perlakuan jendral muda Shi Yuan terhadap sahabat dekatnya, Liu Xian.
Bukan hanya bermalam, pagi harinya juga beredar rumor bahwa jendral muda Shi Yuan mengantar pangeran Liu Xian mengunjungi selir Li secara langsung.
Rumor tidak jelas seperti ini akan bisa di tutup dengan cepat jika jendral muda Shi Yuan menginginkannya.
Namun nyatanya setiap kunjungannya ke istana kekaisaran, akan muncul rumor baru setelah jendral muda Shi Yuan mengunjungi kediaman pangeran ke empat kekaisaran.
Liu Lian melihat maksud selir Li agar ia memiliki peluang lebih akrab dengan jendral muda Shi Yuan.
Sebentar lagi upacara kedewasaannya akan di adakan, setelah ini putri Liu Lian akan resmi tampil bersosial.
Dari banyaknya tuan muda di kekaisaran yang memiliki pengaruh, jendral muda Shi Yuan adalah salah satu dari yang teratas.
Selain pewaris tunggal kediaman Shi, jendral muda Shi Yuan juga tidak pernah mengirimkan lamaran pada nona muda.
Ia tidak memiliki tunangan juga tidak pernah ada rumor memiliki kekasih.
Karena itu jendral muda Shi Yuan pasti akan menjadi incaran putri kekaisaran.
Jelas saja selir Li ingin menjadikan persahabatan kakaknya, Liu Xian dengan jendral muda Shi Yuan agar ia bisa selangkah lebih maju di banding putri yang lain.
Di depan, aula besar berdiri di tengah lautan bunga.
Bunga berbagai jenis yang tetap cerah meski sudah memasuki musim gugur.
"A Lian.." suara selir Li yang berdiri menyambut putrinya.
"ibu,, bagai mana kabar ibu.." tanya Liu Lian pada selir Li.
"Baik tentu saja.." jawab selir Li. "Ayo ayo kita makan dulu, masakannya akan segera dingin." ajak selir Li kemudian.
Ia melihat jendral muda Shi Yuan yang menarik Liu Xian untuk duduk kembali di sampingnya.
Liu Xian tampak sedikit menata alas duduknya sebelum akhirnya duduk di tempat.
Jendral muda Shi Yuan sudah duduk berdampingan dengan Liu Xian.
Selir Li juga mengajak Liu Lian agar segera duduk di sampingnya.
"Ayo, coba ini juga.." kata selir Li sambil menaruh potongan daging tumis ke mangkuk makan Liu Xian dengan sumpitnya.
Bukan hanya ke pada Liu Xian, selir Li juga mengambilkan daging tumis untuk putrinya, Liu Lian juga untuk jendral muda Shi Yuan.
"Terimakasih bibi Li." kata jendral muda Shi Yuan.
Mereka makan dengan sesekali mengobrol ringan.
"Coba juga ikan ini." Kata selir Li sambil menaruh daging ikan ke mangkuk makan Liu Xian.
"Terimakasih ibu.." kata Liu Xian
Selir Li tersenyum pada putranya. "Kau masih saja menyukai ikan." kata selir Li.
"A Lian juga cobalah, ikan ini baru saja di kirimkan dari timur." kata selir Li sambil mengambilkan daging ikan untuk Liu Lian.
Beberapa kali jendral muda Shi Yuan tampak mengambil daging ikan ke Mangkuknya sendiri.
Ia terlihat begitu telaten memisahkan duri duri kecil yang masih tertancap pada daging ikan tersebut.
Menggunakan sumpit untuk mengambil duri kecil tampak sedikit sulit, jendral muda Shi Yuan beberapa kali mencabut langsung dengan tangannya.
Begitu di rasa bersih, bukan memakannya. Jendral muda Shi Yuan justru menukarkan Mangkuknya yang penuh daging ikan dengan mangkuk Liu Xian yang sudah kosong.
"Yuan gege,, aku bisa sendiri." kata Liu Xian pura pura tidak enak.
"Tidak apa apa, makan saja." kata jendral muda Shi Yuan sambil mengeluarkan sapu tangan dari balik lipatan pakaiannya.
Ia lalu membersihkan tangannya setelah menyentuh daging ikan.
Jendral muda Shi Yuan sedikit berpikir sebelum akhirnya meletakkan sapu tangannya yang tidak seberapa kotor di atas meja.
"Tanganku masih kotor.." Kata jendral muda Shi Yuan menggantung. Liu Xian terlihat mengernyit tidak faham.
"A Xian, kau bawa sapu tangan kan?" tanya jendral muda Shi Yuan. "Boleh pinjamkan padaku?" tanya jendral muda Shi Yuan lagi..
"Ahh Ini,, Gunakan saja." Liu Xian lalu mengeluarkan sapu tangannya, Sepotong kain berwarna biru langit dengan sulaman bunga bermekaran juga sulaman nama Di pojok sapu tangan. "Xian"
Sapu tangan itu di ambil oleh jendral muda Shi Yuan, ia tampak beberapa saat memperhatikan kain di tangannya.
Namun bukan menggunakannya untuk membersihkan tangan , jendral muda Shi Yuan segera menyimpannya ke dalam lipatan pakaian yang ia kenakan.
Dalam hati Liu Xian berseru senang, ia masih sedikit kesulitan menggunakan sumpit.
Pertama kali mencoba, ia merasa daging ikan itu sangat enak.
Daging ikan juga bertekstur lembut sehingga mudah hancur.
Mencabut duri di antarnya malah makin sulit lagi.
Begitu Jendral muda Shi Yuan memberikan Mangkuknya yang sudah penuh dengan daging ikan, Liu xian bersorak dalam hati.
Shi Yuan ini,, sangat berguna untuk hal seperti ini.
.
_TOLONG BERIKAN BANYAK NASEHAT DAN CINTA UNTUK MEREKA SEMUA_
*.*
_TERIMAKASIH ATAS DUKUNGAN MARA PEMBACA_