Jesica Marry adalah nama yang selalu identik dengan ketangkasan, kecerdasan tajam, dan bahaya. Sebagai agen rahasia elit yang tak tertandingi, kehidupannya adalah rangkaian misi berisiko tinggi yang selalu berhasil ia tuntaskan. Namun, dalam sebuah misi yang sarat pengkhianatan, Jesica harus menghadapi nasib tragis, kematian yang kejam.
Saat ia yakin semuanya telah berakhir, jiwanya terhempas melintasi dimensi dan waktu, tersedot ke dalam raga yang rapuh namun bermahkota, tubuh Ratu Amora dari Kerajaan Dandelion.
Ratu Amora dikenal seantero negeri sebagai sosok yang menyedihkan, seorang ratu yang bodoh, mudah dimanipulasi, dan terabaikan oleh suaminya sendiri, Raja Arthur, serta seluruh istana. Ia hanyalah boneka yang tak punya kekuatan, hidup dalam bayang-bayang hinaan dan kekejaman diam-diam.
Namun kini, di mata Ratu Amora yang dulu kosong, bersinar kilatan tajam milik Jesica Marry.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SURAT DARI RATU
Malam hari tiba, dan di balik tirai Paviliun Kembang yang tertutup rapat, Ratu Amora dan Mina kembali bekerja, kotak prototipe senjata api dan peta-peta disingkirkan, diganti dengan kode-kode dan daftar nama.
"Kita sudah mengirim pesan ke Raja Arthur, dan kita telah menakut-nakuti Ranting Timur, tapi Raja Arthur masih memiliki ajudan, juru masak, dan bahkan penunggang kuda yang mungkin setia pada Tuan Victor atau Tuan Edgar," ucap Ratu Amora, datar.
"Saya setuju, Yang Mulia," jawab Mina, mengangguk kan kepala nya.
"Rombongan perjalanan adalah titik buta kita," lanjut Mina, menghela nafas nya panjang.
"Kita harus menciptakan jaringan mata-mata yang tidak hanya fokus pada Istana, tapi pada Jalan Raya Kerajaan!" perintah Ratu Amora, membuat keputusan tegas.
"Mina, kau harus mencari rekrutan, bukan prajurit, tapi orang biasa, misalnya seperti penjual keliling, pemilik penginapan di kota-kota yang dilewati Raja Arthur, bahkan pengemis di jalanan!" lanjut Ratu Amora, menatap Mina tajam.
"Baik Yang Mulia," jawab Mina sopan.
Ratu Amora mengeluarkan sebuah gulungan baru yang penuh dengan simbol aneh
"Ini adalah kode baru, lebih sulit dipecahkan daripada kode lama Tuan Victor. Gunakan metode Dead Drop untuk mengambil atau meninggalkan pesan di tempat tersembunyi, bukan melalui orang secara pribadi!" ucap Ratu Amora, penuh penekanan.
Mina mendengar kan dengan seksama dan menyimpan nya di dalam otak pintar nya, setiap kata yang keluar dari mulut sang Ratu.
"Penginapan The Golden Crown di kota perbatasan akan menjadi titik pengumpulan informasi pertama. Kode rahasia untuk tanda bahaya adalah Bunga Cendana telah layu!" ucap Ratu Amora tegas.
"Imbalan bagi informan akan datang dari dana sitaan Valerius, yang kini berada di bawah kendali Lian. Kau paham kan?" tanya Ratu Amora menatap Mina tajam.
"Saya paham Yang Mulia," jawab Mina mengangguk kan kepala nya mantap.
"Bagus!" ucap Ratu Amora puas.
"Setiap orang yang kembali dari perjalanan Raja Arthur akan membawa informasi, entah sadar atau tidak, dan kita harus memastikan informasi itu sampai ke telinga Saya lebih dulu, sebelum sampai ke telinga Tuan Victor dan Tuan Edgar," jelas Ratu Amora.
"Saya akan mencari para rekrutan dari rakyat biasa yang kini berterima kasih kepada Anda atas reformasi pajak. Loyalitas mereka murni, Yang Mulia, ini akan mempermudah rencana kita," jawab Mina, penuh perhitungan.
"Lakukan" jawab Ratu Amora mengangguk.
"Saya permisi Yang Mulia," pamit Mina membungkuk kan badan nya hormat.
"Hem"
Jawab Ratu Amora, mengibaskan tangannya.
Ratu Amora membiarkan Mina pergi, mengirimnya dalam misi penyusupan dan perekrutan.
"Rakyat akan menjadi mata dan telinga yang lebih baik daripada bangsawan mana pun Mereka tidak terlihat, tidak mencurigakan, dan kini mereka berhutang budi padaku," gumam Ratu Amora, pada diri nya sendiri.
Sendirian di Paviliun Kembang, Ratu Amora berdiri di samping peta.
Peta itu kini dipenuhi pin-pin kecil, ada Pin warna merah untuk musuh yang di isolasi, yaitu Tuan Victor, Tuan Edgar.
Pin warna hijau untuk loyalitas yang diperkuat, yaitu Ryken, Lian, Rakyat, dan Pangeran Kevin, dan terakhir pin warna biru untuk jaringan mata-mata yang baru dibuat.
"Permainan hampir selesai, Arthur," bisik Ratu Amora.
Tatapan mata Ratu Amora menyala dingin di ruangan yang gelap.
"Aku sudah memindahkan semua bidak, Aku sudah mengamankan Raja masa depanku, yaitu Putra ku, Pangeran Kevin. Sekarang Aku hanya menunggumu tiba di Istana yang sudah menjadi milikku," gumam Ratu Amora.
"Aku tidak pernah berniat mengambil tahta mu, aku hanya ingin memastikan tahta yang akan Putra ku warisi nanti, tidak ada sampah di dalam nya," lanjut Ratu Amora menatap lurus ke depan.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Raja Arthur Lemos kini sedang menunggang kudanya untuk kembali ke Ibukota, pria itu tidak menyadari bahwa Dia bukan kembali ke Istana, melainkan ke jaring laba-laba yang dirancang oleh Ratu Amora, sang mesin pembunuh dengan kecerdasan tinggi, yang telah lama ia abaikan.
Perjalanan Raja Arthur Lemos terasa panjang dan tenang, terlalu tenang, Raja Arthur telah menyelesaikan kunjungan rutinnya, menguatkan aliansi, dan kini hanya ingin kembali ke kenyamanan Istana, namun, di tengah perjalanan, ia menerima dua surat yang mengganggu.
Surat pertama, yang diberikan oleh seorang utusan berkuda cepat, adalah surat formal dan dingin dari Ratu Amora.
Isi surat dari Ratu Amora sangat merinci, tentang penangkapan Tuan Denton, Tuan Silas, dan Tuan Valerius, serta reformasi pajak yang telah dilakukan. Gaya bahasa Ratu Amora begitu logis, penuh data, dan tanpa emosi, surat itu juga menjelaskan tindakannya sebagai tindakan pencegahan yang rasional karena kekosongan kekuasaan, dan ancaman yang semakin besar dari korupsi internal dan bandit perbatasan.
Surat itu berakhir dengan nada otoritatif.
Saya telah mengamankan fondasi Kerajaan yang Anda tinggalkan dalam kekacauan, Yang Mulia. Rakyat kini damai. Saya menanti kembalinya Anda untuk melanjutkan kepemimpinan.
Raja Arthur, seorang pria dingin, tegas yang selalu menghargai efisiensi, terkejut. Ini sama sekali bukan gaya Ratu Amora yang dirinya kenal.
Saat Raja Arthur memproses surat itu, Raja Arthur menerima laporan bisikan dari ajudan terpercayanya, Tuan Elar, yang biasa Ratu Amora sebut sebagai Ranting Timur.
Tuan Elar, yang baru saja menerima pesan ancaman dingin dari utusan Ratu Amora, kini diliputi ketakutan, menyampaikan laporan itu dengan sangat hati-hati, memutarbalikkan fakta.
"Yang Mulia Raja, Ratu Amora telah menjadi tiran, beliau mengklaim semua kekuasaan Anda, Ratu Amora menahan para menteri setia hanya karena mereka mempertanyakan otoritasnya, dan yang terburuk Ratu Amora telah mengambil alih Pangeran Kevin," bisik Tuan Elar menahan nafasnya.
"Ratu Amora mengajarkan Pangeran Kevin hal-hal gelap, menjauhkannya dari pengaruh lain, untuk menjadikannya alat kekuasaan," lanjut Tuan Elar.
Arthur mendengar kedua sisi cerita. Fakta logis, yaitu korupsi diselesaikan, isi surat dari Ratu Amora yang baru saja diri baca, dan ini ada laporan tuduhan emosional, ancaman tiran.
Namun, karena surat Ratu Amora datang lebih dulu dan terdengar begitu rasional, Arthur merasakan keraguan.
Kenapa Ratu Amora yang cengeng tiba-tiba menjadi begitu cakap? Apakah ini trik? Atau apakah dia benar-benar berubah? Pikir Raja Arthur bertanya-tanya.
Hah...
Raja Arthur menghela nafas nya panjang, menarik kudanya ke samping.
"Kita percepat perjalanan, Saya ingin kembali dalam dua hari, Saya ingin melihat dengan mata kepala Saya sendiri apa sebenarnya yang telah dilakukan Ratu Amora Lemos!" perintah Raja Arthur tegas.
Sementara di Istan kerajaan Lemos, Ratu Amora saat ini sedang membahas hal penting dengan Marco, yang merupakan tangan kanan Raja Arthur, sekaligus orang kepercayaan Raja Arthur yang ditugaskan menjaga istana selama Raja Arthur bepergian.
entah kenapa kali ini suka banget sama novel mengenai kerajaan kerajaan,,, biasanya langsung skip,,,, laaahhh novel ini sampai ditungguin dikepoin kapan updtae😍😍😍