Racun mematikan yang dipersiapkan oleh keluarga Lancaster. Wanita yang akan menjadi "Ratu Boneka" kerajaan Windland selanjutnya. Anak haram keluarga Lancaster yang disembunyikan.
The Poison of Winter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lylindaceae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22 Divine Power (2)
"Lady, apakah Anda sudah bangun? Apa Anda masih sakit?"
Begitu membuka matanya, Winter melihat pelayannya Sia yang tampak khawatir.
"Aku baik-baik saja, Sia. Sepertinya aku terlambat bangun. Apa ini sudah pagi?"
"Anda tertidur satu setengah hari, Lady. Ini sudah sore! Bahkan ketika Duke datang ke kamar ini, anda tidak terbangun sama sekali. Anda tidur sangat nyenyak."
"Sore hari??" Tanya Winter terkejut.
"Benar, Lady! Ah, anda pasti lapar. Saya akan membawakan makanan yang ringan untuk perut anda. Tunggu sebentar, Lady."
Begitu Sia keluar dari hadapannya. Winter mengangkat kedua tangannya, dia merasa seolah-olah kehangatan dari kekuatan suci masih mengalir dalam tubuhnya.
"Tapi untunglah aku tidak sakit dan hanya merasa kelelahan meskipun tertidur lama. Aku harus mencari waktu untuk bertemu Sir Alex dan memastikan kekuatan suci ini lagi," gumam Winter.
Tidak lama, Sia kembali datang membawa nampan berisi roti kukus dan sup. Dia lalu membantu Winter menuju meja tamu di kamarnya. Setelah Winter duduk, dia meletakan sebuah amplop dengan lilin merah di hadapannya.
"Apa ini?"
"Ini adalah undangan pesta, Lady. Tadi pagi Duke menitipkan undangan itu saat Lady masih tertidur."
Setelah mencelupkan sepotong roti ke dalam sup dan memakannya. Winter membuka undangan tersebut. Di dalamnya berisi pesta ulang tahun putri Count Wallace, salah satu bangsawan ibukota pendukung Lancaster yang cukup berpengaruh.
"Jika ayah memberikan undangan ini, berarti aku harus datang, bukan?"
"Saya dengar Yang Mulia Putra Mahkota akan datang di pesta ini. Oleh karena itu Duke meminta Anda untuk datang sebagai perwakilan Lancaster. Tapi jika Anda ingin istirahat, Anda tidak usah datang Lady. Cukup katakan bahwa Anda sedang sakit."
"Haha, kamu sangat pintar, Sia.”
“Ah, tunggu. Apakah Sir Alex juga akan datang?" Winter bergumam pelan.
“Ya?”
"Sia, apakah Kak Anthony sudah kembali ke akademi?" tanyanya kembali kepada Sia.
"Lord Anthony masih berada di mansion. Saat ini beliau sedang berada di tempat pelatihan para ksatria."
"Bagus, tolong beritahu Aries kalau kita akan ke tempat pelatihan sekarang."
"Baik, Lady. Silakan habiskan makanan Anda dulu. Saya akan memberitahu Aries."
"Terima kasih, Sia."
...***...
Matahari mulai turun di kaki langit. Anthony mengusap peluh yang membanjiri tubuhnya. Setelah dia selesai berlatih pedang, di kejauhan dia dapat melihat seorang gadis bersama seorang ksatria sedang memperhatikannya.
Wajah gadis itu malu-malu, seolah sedang ragu apakah harus menghampirinya atau tidak. Ketika Anthony meletakan pedangnya, gadis itu mulai berjalan dengan anggun ke arah Anthony.
"Kamu mencariku?"
"Itu.. Saya ingin bertanya, kapan Kakak akan kembali ke akademi?"
"Aku akan kembali besok sore."
"Ah, baiklah. Aku ingin mengucapkan selamat jalan kepada Kakak. Terima kasih sudah datang saat pesta debutan kemarin."
Anthony menganggukkan kepalanya. Lalu dia meminum air dari botol yang dibawanya. Ketika dia mengira gadis itu akan pergi, dia masih tetap diam di tempatnya.
"Ada lagi yang kamu butuhkan?"
"Ah.. Itu.."
"Walaupun aku terlihat tenang. Tapi seperti ayah, aku tidak punya banyak kesabaran, Winter."
"Ah, iya Kak! Saat Kakak kembali, apakah saya boleh menitipkan pesan untuk Sir Alex?"
"Pesan?"
"Sepertinya kalian cukup dekat. Tolong katakan pada Sir Alex, apakah dia bisa menghadiri pesta ulang tahun putri Count Wallace? Saya ingin mengucapkan terima kasih secara langsung kepada Sir Alex karena membantu saya sebelumnya."
"Hmm. Mengapa kamu tidak menggunakan surat dan memintanya secara langsung?"
"Jika menggunakan surat, ayah pasti tau dan tidak akan menyerahkannya ke keluarga Charless."
"Lalu kamu pikir aku akan menyampaikan pesanmu?"
"Kakak adalah teman Sir Alex, jadi saya yakin Kakak akan menyampaikan pesan ini."
"Kami bukan teman."
Anthony mengangkat sebelah alisnya dan berkata dengan datar.
"Apakah begitu? Tapi Sir Alex bilang kalian teman." Winter kembali bertanya dengan bingung.
Anthony menarik napas panjang. Alex pasti berkata seperti itu untuk mendekati Winter. Walaupun dia tidak paham apa maksud Alex mendekati Winter, dia yakin hal ini bisa menjadi kelemahan Alexander suatu hari nanti.
"Baiklah, akan aku sampaikan."
"Terima kasih, Kak Anthony."
"Tapi, apa kamu percaya dengan ksatria itu? Dia pasti diberi tugas untuk menyampaikan semua gerak-gerikmu kepada ayah."
Anthony melirik Aries dan menunjuknya dengan jarinya karena dia selalu berada di dekatnya sejak awal pembicaraan mereka.
"Ah, aku sudah memintanya untuk tidak menceritakan hal ini kepada ayah."
Anthony takjub dengan kepolosan Winter. Dia adalah sosok yang selalu dikhianati oleh semua orang bahkan ibunya sendiri. Tapi dia bingung mengapa gadis itu selalu mudah mempercayai orang lain.
"Kamu tidak boleh mudah mempercayai orang lain, Winter."
Perlahan Anthony berjalan menuju Aries. Dia lalu meletakan tangannya di pundak Aries dan menekannya dengan kuat. Ketika aliran kekuatan mengaliri pundak Aries, alisnya tampak mengernyit menahan sakit.
"Aku yang memegang komando ksatria Lancaster. Jadi sebagai anggota ksatria Lancaster, perkataanku adalah perintah utama dibanding siapapun di keluarga ini. Aku perintahkan untuk menahan mulutmu hari ini sesuai permintaan adikku."
Aries segera menurunkan dirinya, salah satu kakinya berada di tanah dan kaki lainnya menjadi tumpuan tubuhnya.
"Saya akan melaksanakan perintah Lord Anthony."
Anthony mengangguk mendengar perkataan Aries. Dia lalu melirik Winter yang sedang memperhatikannya dengan terkejut.
"Jangan lupa kamu berada di Lancaster. Jangan pernah percaya pada siapapun. Termasuk aku."
Winter yang melihat pemandangan itu segera memamerkan senyum indahnya kepada kakak tirinya.
"Baik, terima kasih Kak Anthony!"
...-BERSAMBUNG-...
Good luck Lily!