NovelToon NovelToon
Tiba-tiba Jadi Calon Istri Orang

Tiba-tiba Jadi Calon Istri Orang

Status: tamat
Genre:Cintapertama / CEO / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:5.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Ennita

Asira Davira Ciara, garis cantik nan manis yang saat ini bekerja di salah satu perusahaan ternama dengan kehidupan yang hanya seputar pekerjaan dan ibunya seorang.

Sampai saat ini seorang Asira masih betah dengan kesendiriannya meskipun usianya sudah menginjak dua puluh lima tahun. Bukan tak laku namun Asira memiliki trauma tersendiri tantang cinta dan berumah tangga.

Tak ada yang bisa menebak alur cerita kehidupan dari Sang Maha Pencipta...Asira tiba-tiba di akui sebagai calon istri seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah anak dari pemilik perusahan tempatnya mengais rezeki. Dia adalah Davin Brian Ardiansyah, pemuda yang saat ini ingin terbebas dari obsesi sang kakak ipar yang sangat tergila-gila dengannya.

Terjebak dalam situasi sulit dan rumit, sehingga membuat seorang Asira di landa dilema...bingung akan keputusan yang harus di pilihnya antara menerima atau menolak kehadiran Davin di hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

❤️ Happy Reading ❤️

"Kalian harus datang nanti malam."

"Baik Bu."

"Huft..."

Asira langsung menghela nafas panjang ketika sang kepala divisi tempatnya bekerja sudah pergi dari sana.

"Kenapa kamu Ra?" tanya seorang wanita bernama Ami pada orang yang ada di sampingnya. "Kok sampai menghela nafas panjang gitu." sambungnya lagi.

"Kalau bisa milih, aku lebih memilih gak datang." jawab Asira. "Mendingan aku istirahat ... tidur di rumah dari pada dateng ke acara begituan." sambungnya.

Dari sekian banyak karyawan terutama para karyawan wanita, mungkin hanya Sira seorang yang tak ingin menghadiri acara yang di adakan oleh perusahaan tempatnya bekerja. Karena dengan datang ke acara tersebut, mereka bisa melihat para pengusaha yang tentu saja tajir juga banyak yang tampan.

"Ayolah Ra, sekali-kali kamu itu juga butuh hiburan ... gak cuma kerja sama di rumah aja." kata Beni.

"Makanya elo itu gak punya pacar orang keluar aja males ... iya gak Mon." kata Lina.

"Iya jomblo abadi." sahut Mona. "Cupu ... " ejeknya lagi dengan di ikuti gelak tawa dari Mona juga Lina.

Lina dan Mona adalah rekan satu divisi dengan Asira, Ami juga Beni dan masih ada beberapa rekan yang lain. Namun kedua wanita itu selalu saja mengejek Asira karena di usianya yang sudah bisa di bilang matang tak memiliki kekasih. Hubungan mereka juga tak bisa di bilang akrab ... Hanya sebatas rekan kerja satu divisi saja.

"Atau jangan-jangan elo penyuka sesama jenis ya ... euh takut ... hahaha." cibir Mona lagi dengan berbicara yang lebih seenaknya.

"Jaga ya m**** sampah elo.'' hardik Ami yang merasa tak terima sahabatnya mendapat perkataan seperti itu.

"Kenapa? Marah? Gak terima? Helo siapa elo ... orang dianya aja biasa aja kok jadi elo yang sewot." kata Lina.

Sira yang sudah tak tahan dengan apa yang di katakan oleh Lina juga Mona, akhirnya menggebrak meja juga. Sedari tadi dirinya sudah berusaha untuk tidak meladeni juga mengontrol emosinya, tapi sepertinya kedua rekannya itu sama sekali belum sadar jika perkataan mereka bisa menyinggung perasaan orang lain.

Brak

"Cukup!" bentak Asira saat mereka bertiga masih saja adu mulut. "Dengar ya kalian berdua aku selama ini diam bukan karena aku takut atau terima semua ejekan kalian ... aku diam karena aku di sini itu mau bekerja bukan cari ribut apalagi cari musuh." kata Asira dengan penuh penekanan dan langsung keluar dari ruangan divisinya dengan rasa marah yang begitu menyeruak di dalam hatinya.

Dia saat seperti ini, ke toilet menjadi pilihan tujuannya. Dia butuh waktu sejenak untuk menenangkan pikiran serta meredakan emosinya yang tadi sempat meluap.

Tanpa sadar Sira menutup pintu toilet dengan sedikit kencang, lalu tak lupa pula di kancingnya dari dalam.

Sira menyandarkan tubuhnya di dinding, di hidupnya udara dalam-dalam untuk mengisi rongga paru-parunya dan tanpa terasa air mata pun meleleh begitu saja di pipinya tanpa ijin.

"Kenapa ... ? Semua selalu mempersalahkan tantang aku yang sendiri, tanpa memahami apa yang aku rasakan." kata Sira dalam tangisnya. "Semua gara-gara dia ... aku gak akan seperti ini kalau buak karena dia." sambungnya dengan kata-kata yang terdengar begitu penuh dengan kekecewaan juga dendam di dalamnya.

Menangis beberapa saat membuat persamaannya jauh lebih tenang, setelah Asira kembali lagi ke meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda karena masalah yang sebenarnya sama sekali tak penting.

❤️

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Kamu sudah pulang Nak? Bagaimana pekerjaanmu hari ini?" sambut sang Ibu saat melihat putrinya pulang dari bekerja.

''Hem seperti biasa Bu." jawab Asira seusai menyalami tangan wanita yang telah sangat berjasa dalam hidupnya ... surganya.

"Sira ada yang mau Ibu omongin sama kamu." kata Ibu mengajak Sira untuk duduk terlebih dahulu di ruang tamu.

Di tuntunnya tangan sang putri hingga mereka benar-benar duduk dengan saling berdampingan.

"Ada apa Bu?" tanya Sira, karena tak bisa-bisanya ibunya akan seperti ini jadi dia yakin jika ada sesuatu yang penting yang handak di bicarakan padanya.

"Begini Nak, em umur kamukan sudah dua puluh lima tahun ... apa kamu tak ada keinginan untuk berumah tangga?" tanya ibu dengan sangat hati-hati karena takut menyinggung perasaan putrinya ... Putri satu-satunya yang dia miliki saat ini.

"Bu ... "

"Jalan cerita kehidupan seseorang itu tak sama Nak, jadi belum tentu alur kisah cintamu akan sama dengan Ibu dan almarhum kakak kamu itu akan sama.'' potong ibu. "Jadi Ibu harap dan mohon sekali kamu bisa belajar untuk membuka hati." sambungnya lagi. "Mau sampai kapan kamu seperti ini Nak? Ibu tak akan pernah bisa tenang meninggalkan kamu jika kamu sendirian." imbuhnya dengan tangan yang terus menggenggam tangan sang putri. "Dan apakah kamu tau Nak, jika kamu tetap tak mau menjalin hubungan dengan pria seperti ini, ibu jadi semakin merasa bersalah, karena secara tidak langsung Ibu ikut andil dalam membuat kamu begini." katanya lagi dengan tatapan mata yang sendu serta kata-kata yang mengandung penuh kesedihan.

"Ibu ini ngomong apa ... semua ini bukan salah Ibu, tapi salah laki-laki tak bertanggung jawab itu." kata Sira dengan meluap-luap. "Jadi stop salahin diri Ibu." katanya lagi. "Lagian Ibu itu tak akan kemana-mana, Ibu akan selalu ada sama aku sampai kapanpun" tegas Asira.

"Umur seseorang tak ada yang tau nak." sahut Ibu Lena. "Dan satu lagi ... laki-laki yang kamu sebut tak bertanggung jawab itu adalah ayahmu, kamu tak bisa menghilangkan fakta itu." sambungnya. "Ibu dan ayahmu mungkin memang kami tak berjodoh, jadi semua itu sudah takdir Nak dan kita tak bisa menentang takdir yang di buat oleh Yang Maha Kuasa ... kita hanya bisa menerimanya dengan ikhlas apapun itu." imbuhnya lagi dengan bijak.

Ibu Lena tak ingin jika putrinya itu menjadi anak yang durhaka, karena bagaimanapun hubungan mereka tetaplah seorang ayah dan anak sampai kapanpun. Karena ada mantan istri atau mantan suami, tapi tak akan pernah ada yang namanya mantan anak.

"Sudahlah Bu, Sira mau kedalam dulu ... capek, mau istirahat." kata Asira yang langsung berdiri dari duduknya. Dia sudah benar-benar tak tahan dengan pembicaraan yang seperti ini.

Karena pembicara ini hanya akan menguras emosinya saja dan dia tak ingin jika sang Ibu menjadi sasaran kemarahannya jika sudah tak bisa di bendung lagi nantinya.

"Huh sampai kapan kamu akan terus seperti ini Nak." lirih Ibu Lena dengan tatapan sedih yang terus memandang punggung sang putri hingga menghilang di balik pintu.

Brak

"Gak di kantor gak di rumah ... sama aja yang dibahas." kesal Sira begitu telah benar-benar masuk ke dalam kamarnya.

Bahkan sangking kesalnya dia pun sampai tak sadar jika menutup pintu dengan sedikit kencang.

"Bikin kesel aja ... memang gak ada hal lain apa yang bisa di bahas." gerutunya sambil membuka satu persatu sepatu yang di gunakan dan langsung melemparkannya secara asal.

"Persetan dengan jodoh, pernikahan, cinta atau apalah itu." katanya lagi dan langsung menuju ke arah kamar mandi untuk mengguyur kepala serta badannya agar pikirannya bisa sedikit lebih rileks.

❤️

"Loh kamu dandan kayak gini mau kemana Nak?" tanya Ibu Lena yang sudah duduk di ruang makan menunggu sang putri untuk makan malam bersama.

"Aku ada acara kantor Bu jadi aku gak bisa makan malam sama Ibu." jawab Asira. "Asira berangkat Bu ... takut telat dan itu ojol yang Sira pesan juga sudah nunggu di depan." sambungnya lagi setelah itu dirinya menyalami tangan Ibunya.

"Tunggu." kata Ibu Lena dengan tangan yang memegang tangan Sira. "Kamu seperti ini bukan karena yang Ibu katakan kan Nak? Kamu gak marah sama Ibukan? Ibu gak ada maksud apa-apa ... Ibu cuma ingin yang terbaik untukmu, itu saja." sambungannya lagi dengan sendu.

"Enggak Bu, aku memang lagi ada acara kantor." sahut Sira. "Sira berangkat dulu." katanya lagi sambil melepaskan dengan pelan tangan Ibunya yang sedari tadi masih saja memegang salah satu tangannya.

"Oh kalau begitu hati-hati ya Nak." pesan ibu Lena.

"Iya Bu ... assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Tak membutuhkan waktu yang lama untuk Sira sampai di tempat acara, karena dirinya menggunakannya motor jadi memudahkan untuk salip sana salip sini memecah kemacetan kota.

"Sira." seru Ami dan Beni yang kebetulan juga baru datang saat Sira turun dari motor.

"Pembayarannya lewat aplikasi ya Bang." kata Sira dengan tangan yang menyerahkan helm pada sang pengemudi. "Terimakasih." ucapnya.

"Sama-sama Mbak ... jangan lupa bintang limanya ya." kata Abang ojol yang di angguki oleh Sira.

"Tau gini tadi kita jemput." kata Beni begitu jarak mereka sudah dekat.

"Ish gak perlu lagi ... aku bisa berangkat sendiri." kata Sira. "Yuk masuk...bentar lagi acaranya mulaikan ... " ajaknya. "Ck, aku jadi kayak obat nyamuk kalau kayak gini." keluh Sira yang sebenarnya hanya bercanda untuk menggoda kedua sahabatnya yang sedang kasmaran.

"Makanya cari pacar dong." cibir Ami yang membuat Sira pura-pura cemberut.

Melihat raut wajah sang sahabat, membuat Ami langsung menarik tangan Sira untuk berdiri sejajar dengan mereka berdua.

Mereka melangkah bertiga dengan Ami yang berada di tengah-tengah antara pacar dan sahabatnya.

"Tempatnya mewah banget ya ... em apalagi banyak cogan dan para pengusaha muda di sini." kata Ami dengan mata menatap sekeliling dengan tatapan berbinar.

"Ingat beb, kamu gak boleh lirik sana lirik sini ... sudah ada aku." peringat Beni.

"Hehehe ya enggak dong sayang." kata Ami dengan cengengesan sehingga membuat Asira merotasi kedua matanya dengan jengah melihatnya.

"Aku ke toilet bentar ya ... " pamit Asira.

"Mau aku temani?" tawar Ami yang hendak bangun dari duduknya.

"Eh gak usah-gak usah ... aku bisa sendiri." tolak Sira.

"Em oke ... jangan lama-lama." kata Ami.

Sempat bertanya pada pelayan yang ada di sana sehingga Asira bisa tau dimana letak toiletnya berada.

"Wes siapa nih ... si jomblo abadi." ejek Lina.

"Gak usah bikin gara-gara atau aku bisa kasar sama kalian berdua." tekan Sira yang sudah terlalu muak dengan tingkah kedua orang di depannya itu.

"Eiuh takut ... hahaha." kata Mona mengejek.

"Minggir." kata Sira yang langsung berjalan menerobos begitu aja di tengah-tengah Lina dan Mona tanpa memperdulikan semua umpatan yang keluar dari mulut kedua rekannya itu.

"Senengnya kok cari gara-gara." kata Asira sambil mencuci kedua tangannya di wastafel toilet. "Cari angin sebentarlah ... biar gak sesek." gumam Asira yang kemudian memilih untuk melangkah ke arah taman.

"Segernya." gumam Asira sambil merentangkan kedua tangannya dan menghirup udara dalam-dalam saat sudah berada di taman.

"Lepas!" kata seorang pria dengan suara membentak.

"Eh siapa itu." gumam Asira dengan rasa penasarannya akan apa yang terjadi, Sira membawa langkah kakinya perlahan menuju ke arah sumber suara.

1
Memyr 67
𝖺𝗉𝖺 𝗄𝖺𝖻𝖺𝗋 𝗂𝗍𝗎 𝖽𝗎𝗈 𝗅𝗂𝗌𝗆𝗈𝗇 𝗒𝗀 𝗌𝗎𝗄𝖺 𝗃𝗎𝗅𝗂𝖽 𝗆𝖺 𝗇𝗒𝗈𝗇𝗒𝖺 𝖻𝗈𝗌?
Memyr 67
𝖺𝗄𝗁𝗂𝗋𝗇𝗒𝖺, 𝗌𝗂𝗋𝖺 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗆𝖾𝗇𝖺𝗇𝗍𝗎 𝗌𝖺𝗍𝗎 𝗌𝖺𝗍𝗎𝗇𝗒𝖺 𝖽𝗂 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝖺𝗋𝖽𝗂𝖺𝗇𝗌𝗒𝖺𝗁
Memyr 67
𝖽𝖺𝗏𝗂𝗇 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗆𝖺𝗎 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗁𝗂𝖻𝗎𝗋 𝗒𝖺? 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝗍𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗆𝖺𝗋 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖻𝗈𝖽𝗈𝗁? 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖻𝗈𝖽𝗈𝗁 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝖽𝗂𝗄𝖺𝖽𝖺𝗅𝗂𝗇 𝗂𝗌𝗍𝗋𝗂𝗇𝗒𝖺.
Memyr 67
𝗐𝗈𝗈𝗈 𝖼𝗂𝗄𝖺. 𝖻𝗂𝖺𝗋𝗉𝗎𝗇 𝗌𝗂𝗋𝖺 𝗆𝗂𝗌𝗄𝗂𝗇, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁 𝖽𝗂𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺𝗂 𝖽𝖺𝗏𝗂𝗇. 𝖼𝗂𝗄𝖺 𝖺𝗃𝖺 𝖼𝖺𝗇𝗍𝗂𝗄 𝖼𝖺𝗇𝗍𝗂𝗄 𝗀𝗂𝗅𝖺. 𝗆𝖺𝗄𝗌𝖺 𝖽𝖺𝗏𝗂𝗇 𝗌𝗎𝗉𝖺𝗒𝖺 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝖽𝗂𝖺.
Memyr 67
𝗉𝖺𝗇𝗍𝖺𝗌 𝖺𝗃𝖺 𝗂𝗌𝗍𝗋𝗂𝗇𝗒𝖺 𝖽𝖺𝗆𝖺𝗋 𝖻𝖾𝗋𝖻𝖾l𝗈𝗄 𝗆𝖾𝗇𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺𝗂 𝖽𝖺𝗏𝗂𝗇. 𝖽𝖺𝗆𝖺𝗋 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀. 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗆𝖺𝗎 𝗇𝖾𝖻𝖾𝗇𝗀 𝗄𝖺𝗒𝖺 𝖺𝗃𝖺 𝖽𝗂𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺𝗂 𝗆𝖺𝗍𝗂 𝗆𝖺𝗍𝗂𝖺𝗇.
Memyr 67
𝗒𝖺 𝗉𝖺𝗉𝖺 𝖽𝗂𝗄𝗂 𝗉𝗎𝗇𝗒𝖺 𝖺𝗇𝖺𝗄 𝗌𝗎𝗅𝗎𝗇𝗀 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀. 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝖽𝗂𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂𝗇 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝖼𝖺𝗇𝗍𝗂𝗄 𝖽𝖺𝗇 𝖻𝗈𝖽𝗒 𝗀𝗈𝖺𝗅𝗌, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗐𝖺𝗋𝖺𝗌.
Memyr 67
𝗆𝖾𝗇𝗎𝗋𝗎𝗍 𝖺𝗄𝗎 𝗃𝗎𝗀𝖺, 𝖻𝖺𝗄𝗐𝖺𝗇 𝖼𝖾𝗆𝗂𝗅𝖺𝗇 𝗒𝗀 𝗌𝗂𝗆𝗉𝖾𝗅 𝗆𝖾𝗆𝖻𝗎𝖺𝗍𝗇𝗒𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝖾𝗇𝖺𝗄. 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝖺𝗄𝗎 𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁 𝗌𝗎𝗄𝖺 𝗆𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖻𝖺𝗄𝗐𝖺𝗇 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗄𝗎𝖺𝗁 𝗄𝖺𝖼𝖺𝗇𝗀/ 𝗄𝗎𝖺𝗁 𝖼𝗂𝗅𝗈𝗄
Memyr 67
𝗁𝖺𝗋𝗎𝗌𝗇𝗒𝖺 𝗂𝗇𝗂 𝗃𝗎𝖽𝗎𝗅 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖺𝗋𝖽𝗂𝖺𝗇𝗌𝗒𝖺𝗁. 𝗇𝗀𝖺𝖽𝖾𝗉𝗂𝗇 𝗉𝗋𝖾𝗆𝗉𝗎𝖺𝗇 𝗌𝗈𝗄 𝖼𝖺𝗇𝗍𝗂𝗄 𝗆𝗈𝖽𝖾𝗅 𝖼𝗂𝗄𝖺 𝖺𝗃𝖺 𝗄𝖾𝗐𝖺𝗅𝖺𝗁𝖺𝗇.
Memyr 67
𝗄𝗈𝗄 𝖻𝖾𝗀𝗈 𝖺𝗆𝖺𝗍 𝗆𝖺𝗆𝖺 𝖽𝗂𝗇𝖺𝗋, 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗂𝗇𝗀𝖺𝗍 𝗅𝖺𝗅𝗈 𝖼𝗂𝗄𝖺 𝗒𝗀 𝖻𝗂𝗅𝖺𝗇𝗀 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗍𝗈𝗂𝗅𝖾𝗍 𝖽𝖺𝗇 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗌𝗂𝗋𝖺?
Memyr 67
𝗌𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍 𝗌𝗂𝗋𝖺. 𝖻𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺𝗇 100 𝗃𝗎𝗍𝖺 𝗉𝖾𝗋𝖻𝗎𝗅𝖺𝗇 𝗒𝗀 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝗍𝖾𝗋𝗂𝗆𝖺.
Memyr 67
𝖽𝖺𝗏𝗂𝗇 𝗇𝖾𝗆𝖻𝖺𝗄 𝗌𝗂𝗋𝖺 𝗂𝗇𝗂, 𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺𝗇𝗒𝖺?
Memyr 67
𝖽𝖺𝗆𝖺𝗋 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗍𝗎𝗇𝖿𝗎𝗄 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗌𝖺𝗄𝗂𝗍 𝗃𝗂𝗐𝖺 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂 𝖼𝗂𝗄𝖺 𝗌𝗂𝗁. 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗆𝖺𝗋 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗀𝗂𝗅𝖺. 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝖽𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖻𝖺𝗍𝗎 𝗄𝖺𝗅𝗂 𝖽𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗋𝗅𝗂𝖺𝗇.
Memyr 67
𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝖽𝗂 𝖺𝗐𝖺𝗅, 𝗅𝖺𝗇𝗀𝗌𝗎𝗇𝗀 𝗌𝖾𝗋𝗎
Hikari_민윤기
baru juga 25,
aku dulu umur segitu masih asyik main sana sini,
nggak ada yg buru" nyuruh nikahhh
Ima Kristina
ceritanya bagus thor tapi sampai akhir cerita ayah kandung Asira tidak muncul
Ima Kristina
Seneng banget diperhatikan suami tapi kalau berlebihan ya bisa bikin stres dong
Ima Kristina
Davin niat banget gempur Asira....sampe ada art 2 orang biar istrinya khusus melayani dia
Ima Kristina
Semuga garis dua segera muncul dan debay nya Twins ya Thorr
Ima Kristina
masak Bu Lena gak paham sich anaknya capek karena menantunya yang maunya nyosor mulu/Facepalm//Facepalm/
Ima Kristina
Itu resiko kalau tinggal sama mertua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!