NovelToon NovelToon
My Husband, The Mysterious Casanova

My Husband, The Mysterious Casanova

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Myra Eldane

Lovy Crisela Luwiys—gadis ceplas-ceplos yang dijuluki Cegil—dipaksa menikah dengan Adrian Kaelith Evander, pewaris dingin sekaligus Casanova kelas kakap.

Bagi Lovy, ini bencana. Wasiat Neneknya jelas: menikah atau kehilangan segalanya. Bagi Kael, hanya kewajiban keluarga. Namun di balik tatapan dinginnya, tersimpan rahasia masa lalu yang bisa menghancurkan siapa saja.

Niat Lovy membuat Kael ilfil justru berbalik arah. Sedikit demi sedikit, ia malah jatuh pada pesona pria yang katanya punya dua puluh lima mantan. Casanova sejati—atau sekadar topeng?

Di tengah intrik keluarga Evander, Lovy harus memilih: bertahan dengan keanehannya, atau tenggelam di dunia Kael yang berbahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myra Eldane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

OTW Jakarta

Matahari Balikpapan baru saja muncul dari balik cakrawala ketika rumah keluarga Luwiys kembali riuh. Suara koper yang diseret-seret, lemari yang dibanting, dan teriakan Lovy yang memecah udara terdengar hingga ke taman belakang.

"Aku nggak siap! Aku nggak siap!" jerit Lovy dari kamarnya. Rambutnya masih setengah dikeriting setengah acak-acakan, membuatnya tampak seperti singa yang tersetrum listrik.

Di ruang makan, Samuel duduk tenang dengan setelan jas hitam, menyantap sarapan dan meneguk kopi hitam. Ekspresinya? Datar seperti batu nisan.

"Kita harus ke bandara jam delapan, Lovy," katanya tanpa menoleh, nada suaranya datar tapi tegas.

Dari atas, suara Lovy menggema, "Aku mau kabur aja! Aku ikut lomba lari lintas provinsi biar nggak usah ke Jakarta!"

Samuel hanya menghela napas panjang. "Aku sudah pesan tiket. Supir juga sudah siap. Dan aku sudah minta Mbok Sari mengawasi pagar supaya kamu nggak kabur."

Lovy muncul di ambang tangga dengan piyama satin pink, wajahnya terkejut dan mulut menganga. "APA?! Aku ini pewaris Luwiys atau tahanan rumah?!"

****

30 menit kemudian…

Mau tidak mau, Lovy menuruni tangga dengan koper pink besar. Rambutnya sudah diblow rapi, gaun midi biru muda membalut tubuhnya, dan bibir merah menyala. Tapi wajahnya tetap cemberut.

"Aku ini korban perjodohan! Korban!" katanya dramatis, menarik koper dengan suara berderit. "Lihat, bahkan koperku sedih!"

Samuel berdiri, mengambil koper dengan satu tangan lalu meletakkannya ke bagasi mobil. "Naik."

"Aku nggak mau duduk di sebelah kamu, kamu dingin," protes Lovy, menyeberang ke sisi lain mobil.

Samuel membuka pintu depan. "Kalau kamu duduk di belakang, aku ikat tangan dan kaki kamu."

Lovy menatapnya horor. "Dasar diktator! Kamu ini sepupu apa penculik? Kok pakai ancaman mau ngikat segala." Ia pun duduk di kursi depan dengan manyun.

.

.

.

Perjalanan menuju Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman dipenuhi suara Lovy yang mengeluh.

"Aku bahkan belum siap mental. Bagaimana kalau pria itu ternyata suka mengoleksi kepala boneka? Atau suka nonton film horor tiap malam sambil nyanyi-nyanyi?"

Samuel mengemudi tanpa ekspresi. "Dia CEO, Lovy. Aku rasa dia tidak punya waktu untuk hal-hal aneh seperti itu."

Lovy mendengus. "Kadang CEO justru yang paling aneh. Lihat aja di drama-drama. Yang tampangnya cool, biasanya yang paling rusak hatinya."

Samuel hanya memutar mata, tidak membalas.

.

.

.

Di Bandara…

Begitu mobil berhenti, Lovy langsung sibuk selfie di depan terminal keberangkatan.

"Lovy," panggil Samuel, menyeret koper.

"Apa?" tanya Lovy sambil mengatur angle ponselnya.

"Jangan bikin drama di bandara."

Lovy menatapnya pura-pura polos. "Aku? Drama? Aku tuh definisi ketenangan—"

Detik berikutnya ia menjerit, "SAMUEL! Aku ketinggalan lipstik favoritku!"

Samuel memijit pelipis. "Kamu bawa koper penuh make-up. Kau tidak akan mati tanpa satu lipstik."

"Tapi itu lipstik kesayanganku, Sam. Kita balik, yuk." Lovy menarik-narik tangan Samuel.

"Hanya lipstik kan? Bisa beli lagi nanti. Kita bisa ketinggalan pesawat kalau balik lagi."

"Oh, No. Tapi itu H. Couture Beauty Diamond Lipstick, yang harganya mencapai $14 juta atau sekitar Rp189 miliar, Sam."

Samuel melongo mendengar harga lipstik yang ternyata di miliki Lovy yang boros. Beberapa detik kemudian dia menarik nafas dalam seraya menarik Lovy menuju pesawat. "Nanti aku suruh orang mengurusnya."

.

.

.

Di dalam pesawat, kelas bisnis.

Samuel duduk santai membaca majalah bisnis, earphone terpasang di telinga.

Di sebelahnya, Lovy menggenggam sandaran kursi dengan mata membelalak.

"Aku takut pesawatnya jatuh! Aku belum nikah!"

Samuel menoleh sekilas. "Kalau pesawat jatuh, kamu tetap tidak akan menikah."

Lovy memukul bahu Samuel. "Bisa nggak sih sekali aja kamu bilang sesuatu yang menenangkan?"

Samuel meneguk air mineral. "Aku realistis."

Lovy menutup muka dengan selimut, menggumam, "Baiklah, kalau aku mati, setidaknya aku mati pakai jaket denim favoritku."

Samuel hanya bisa menggelengkan kepalanya sakin terbiasanya dengan sikap Lovy yang absurd. Padahal ini bukan perjalanan pertama Lovy naik pesawat. Entah apa yang di rencanakan otak kecil sepupunya itu.

.

.

.

Tiga jam kemudian – Jakarta.

Begitu roda pesawat menyentuh landasan, Lovy langsung berteriak kecil. "Aku selamat! Aku belum mati!"

Samuel berdiri, mengangkat koper dari kabin. "Berhenti drama. Kita harus ambil bagasi."

Lovy menatapnya tajam. "Bisa nggak kamu tepuk tangan karena aku selamat?"

Samuel menatapnya datar. "Aku akan tepuk tangan kalau kamu diam sepuluh menit."

"Ck, selalu aja begitu."

"Kamu terlalu banyak drama. Seolah olah gak pernah naik pesawat. Padahal kamu adalah cucu Nenek Margaretha Luwiys yang paling boros. Dan selalu menghambur hamburkan uang hanya untuk keluar negeri menyusul William."

Lovy memutar bola matanya malas. "Aku ini cuma panik."

"Yah aku maklumi. Kelakuanmu ini karena keputusan kita yang ke Jakarta menemui calon suamimu itu. Dan kamu berharap aku akan menyeretmu pulang karena tingkah gilamu ini kan?"

"Aku —kan memang begini adanya," ucap Lovy glagapan. Ia pun menatap lurus kedepan dan mempercepat langkahnya menuju bagasi. Sementara Samuel dibelakangnya hanya tersenyum tipis.

.

.

.

Begitu keluar dari bandara, panas Jakarta langsung menampar wajah Lovy.

"YA TUHAN! Ini panas atau neraka lagi promo musim panas?!" katanya sambil mengibas-ngibas blazer pinknya.

Samuel tetap menarik koper. "Kita ke hotel dulu."

"Hotel bintang berapa?"

"Lima."

Lovy langsung senyum lebar. "Oke, aku bisa nerima perjodohan ini kalau hotelnya ada bathtub emas!"

Samuel menoleh sekilas. "Tidak ada bathtub emas."

Lovy manyun. "Pelit."

Mereka berdua memasuki mobil uang sudah tersedia di depan bandara. Di mobil menuju hotel, Lovy menatap jendela, mengamati gedung-gedung tinggi, kemacetan, klakson, dan pengendara motor yang seliweran. Semua terasa seperti dunia baru.

"Ini bising…" gumamnya pelan.

Samuel hanya menjawab pendek, "Selamat datang di ibu kota."

Lovy diam sejenak. Lalu, seperti teringat sesuatu, ia meraih ponselnya dan mulai mengetik di Google:

"Adrian Kaelith Evander."

Detik berikutnya, layar ponselnya dibanjiri artikel. Judul-judulnya membuat mata Lovy membesar.

"CEO Dingin Evander Corp, Pribadi Tertutup Tapi Mengguncang Dunia Bisnis."

"Adrian Kaelith Evander, Sang Casanova Penggila Mobil Mewah?"

"20 Mantan Adrian Kaelith yang Bikin Netizen Iri."

Lovy membacanya dengan mulut menganga. "Casanova? Pemain wanita?" Ia menoleh cepat ke Samuel. "Sam! Kamu tahu ini?!"

Samuel melirik ponsel itu sekilas. "Aku tahu dia terkenal… hangat dengan wanita."

"Hangat?!" Lovy hampir meledak. "Ini bukan hangat, ini panas! Dia ganti pacar kayak ganti baju!"

Samuel tetap tenang. "Itu masa lalunya."

"Masa lalu atau hobi?" Lovy mengangkat ponselnya dramatis. "Lihat nih! Foto dia sama model internasional! Nih! Nih! Dia bahkan pernah digosipin sama aktris Korea!"

Hebohnya melihat foto yang berderet di sana. Tapi yang anehnya, foto Adrian Kaelith Evander yang ditampilkan hanya setengah wajah. Bahkan selalu buram. Ia mencoba fokus ke ponselnya, mencari celah. Tapi seolah internet sudah didesain untuk tidak menampilkan wajah pria itu.

Samuel masih mengemudi dengan ekspresi datar. "Lovy, kamu terlalu berisik."

"Berisik?!" Lovy menepuk dadanya. "Aku ini calon korban perjodohan sama pria dingin Casanova yang hobinya main wanita, Sam! Aku bahkan belum ketemu dia tapi aku udah jadi headline gosip berikutnya! Lihat judul artikernya, Sam!"

Samuel melirik ke arah ponsel Lovy sekilas lagi dan membacanya. "Aku gak baca apa apa," elaknya sambil serius ke kemudi arah depan.

"What? Gak liat? Ini bacanya 20 mantan bikin iri, Sam! Artinya masih ada sisa mantannya yang lain dong?" Lovy benar benar terkejut memikirkan hal ini.

"Udah, gak usah dipikirin. Paling cuma gosip," ucap Samuel mengetuk ngetuk stir mobilnya gak meladeni Lovy lagi.

"Ck, aku merasa tertipu. Kata pak Gunawan punya reputasi bersih. Apanya yang reputasi bersih. Ini mah pemain," kesalnya memasukkan kembali ponselnya di tas kecilnya dengan kasar.

Lovy menutup mata juga dan berbicara dalam hati, "Hah, Ini juga salahku sendiri. Kenapa juga gak kepikiran nyari tau tentang Adrian Kaelith Evander lebih dulu di internet. Pas udah sampai Jakarta malah baru nyari tau. Otakkkk!"

Mobil berhenti di hotel bintang lima. Bellboy segera menghampiri, mengambil koper. Lovy menatap lobby mewah dengan mata berbinar.

"Oke… aku bisa sedikit memaafkan perjodohan ini kalau tiap hari aku tidur di hotel seperti ini," katanya sambil berputar kecil.

Samuel hanya menghela napas, menyerahkan kartu pada resepsionis. "Kamar kamu di lantai 15."

Lovy masuk ke lift, tapi kepalanya penuh artikel-artikel tentang Adrian.

Dia bersandar di dinding lift, berbisik pada dirinya sendiri, "Adrian Kaelith Evander… CEO dingin, Casanova, pemain wanita… apa aku siap menghadapi pria seperti itu?"

Dan entah kenapa, jantung Lovy berdetak lebih cepat.

Bukan karena cinta.

Tapi karena ketakutan—dan rasa penasaran yang mulai membakar.

****

1
Rihana
kenapa yah yang baca kurang, padahal tulisannya bagus, rapi, sesuai peubi, typonya gak banyak, pokoknya bagus lah. dan updatenya juga rutin. aku suka banget, smoga makin banyak yang baca yah kak 🩷
Rihana
ini karakter lovy, cegil bucin 😭😭😭
Rihana
gak berasa udah sampai sini wkwk... penasaran. aku lanjut duluu. alurnya menarik
Rihana
awal yang menarik
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
aku udah kirim satu kopi yah, biar gak ngantuk thor
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
Si lovy gak nyangka sekeren ini tapi si kael kenapa yah perginya. aduhhh kasian banget di tinggal di hari pernikahan😭
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
up kak
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
Satpam😭 GGS INI MAH (ganteng ganteng satpam)/Drool/
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
nemu sampah di mana sih lovy 😭 kok bisa pacaran 8 tahun woy kayak kredit rumah
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
akhirnya putus, lagian kok sanggup sih pacaran 8 tahun?
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
syukur deh samuel. seret aja tuh lovy, dari pada makin akut bucinnya
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
bucin akut wehhh😭
Saidil M🍇
gilas banget bisa ngasi hadiah segitunya si donovan. berartu dia udah mempelajari kesukaan lovy aka targetnya? keren sih, suka banget kakak penulisnya creazy up terus.... jadi maraton bacanyaaa enak bangettt 😍😍😍 lanjut kak
Saidil M🍇
meskipun terlambat, kuucapkan selamat atas pernikahanmu lovy dan kael 😍 sekarang aku maratoon bacanya
Saidil M🍇
terharu gueee makk😭
Saidil M🍇
syegi ini jadi sahabat asik banget. bisa nyairin suasana woy.... mau sahabat kayak dia😭
Saidil M🍇
hahahaha mau ciuman gak jadi 🤣🤣🤣
Saidil M🍇
barang bawaan syegi astaga😭 inj orang gue kira kalem di awal. ternyata kalem kalem sama aja kayak lovy, pantesan sahabatan 😭
Saidil M🍇
bisa bisanya dalam semalam bikin pintu baru 🤣🤣🤣 gue malah curiga itu pintu emang udah ada sejak lama gak sih. otak penuh rahasia gue jalam banget
Saidil M🍇
astaga kalau ini suruhan donovan, ngapain nyuruh pelayan ngambil foto foto lovy? apa donovan cinta sama lovy? misteri banget sih harus kejawab ini
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝: iya woy bisa bisa nya foto 😭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!