NovelToon NovelToon
Titisan Darah Biru 2 Singgasana Berdarah

Titisan Darah Biru 2 Singgasana Berdarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Mengubah Takdir / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:21.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ebez

Setelah Mahesa Sura menemukan bahwa ia adalah putra seorang bangsawan yang seharusnya menjadi seorang raja, ia pun menyusun sebuah rencana untuk mengambil kembali hak yang seharusnya menjadi milik nya.


Darah biru yang mengalir dalam tubuhnya menjadi modal awal bagi nya untuk membangun kekuatan dari rakyat. Intrik-intrik istana kini mewarnai hari hari Mahesa Sura yang harus berjuang melawan kekuasaan orang yang seharusnya tidak duduk di singgasana kerajaan.




Akankah perjuangan Mahesa Sura ini akan berhasil? Bagaimana kisah asmara nya dengan Cempakawangi, Dewi Jinggawati ataupun Putri Bhre Lodaya selanjutnya? Temukan jawabannya di Titisan Darah Biru 2 : Singgasana Berdarah hanya di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jagoan Andalan Pakuwon Berbek ( bagian 2 )

Rakryan Jayadharma tersenyum sinis sambil melakukan gerakan kembangan ilmu silatnya. Setelah merasa cukup, ia segera melompat ke arah Mahesa Sura dengan melayangkan tinju nya.

Whhhuuuuugggg!

Mahesa Sura mengundurkan kaki kiri nya sembari menggunakan tangan kiri untuk menahan serangan lawan. Begitu berhasil ia dengan cepat bergerak maju sambil mengayunkan lengannya ke wajah Rakryan Jayadharma.

Plllaaaaakkkk!!!

Hantaman ini membuat sang jagoan andalan Pakuwon Berbek sampai menoleh kebelakang saking kerasnya. Melihat itu, Mahesa Sura segera mencengkram lengan Rakryan Jayadharma dan menariknya ke depan lalu siku kiri Si Iblis Wulung pun langsung menghajar dada putra Akuwu Rakryan Jayapangus ini dengan keras.

Dhhiiieeeeessss...

Oooouuuuuugggghhhh!!!

Jagoan andalan Pakuwon Berbek itu langsung jatuh terjengkang sambil memegangi dada nya. Tetapi ia segera bangkit sambil mendelik tajam ke arah Mahesa Sura.

"Bajingan! Tadi aku sedikit lengah karena meremehkan mu, tetapi jangan harap itu terjadi lagi..!!!! ", geram Rakryan Jayadharma sambil kembali melompat maju ke arah lawannya.

Pertarungan silat tangan kosong antara keduanya berlangsung sengit dan menegangkan. Keduanya mengeluarkan jurus andalan masing-masing. Mahesa Sura mengandalkan Delapan Belas Tapak Menundukkan Naga yang ia dapat dari gurunya Ki Kidang Basuki alias Si Iblis Berjari Perak sedangkan Rakryan Jayadharma menggunakan Ilmu Silat Padepokan Bukit Lanjar.

Semua orang menahan nafas melihat pertarungan sengit antara mereka termasuk Akuwu Rakryan Jayapangus. Baru kali ini ia melihat putra nya menemui lawan tangguh.

Tetapi setelah dua puluh jurus berlalu, keunggulan Mahesa Sura atas Rakryan Jayadharma terlihat jelas. Beberapa pukulan dan tendangan nya berhasil mendarat telak di tubuh putra dari Akuwu Berbek ini.

Plllaaaaakkkk plllaaaaakkkk..

Dhhaaaaassssss....

Aaauuuuugggghhhhh!!!

Dua pukulan keras dan satu tendangan cepat Mahesa Sura membuat Rakryan Jayadharma kembali tersungkur mencium tanah halaman Istana Pakuwon Berbek. Darah segar meleleh keluar dari bibir nya yang pecah.

"Apa masih mau diteruskan?! ", tanya Mahesa Sura seraya tersenyum tipis.

Ini benar-benar merendahkan martabat Rakryan Jayadharma yang kondang sebagai jagoan andalan Pakuwon Berbek. Dia yang selama ini tak pernah terkalahkan oleh para musuh nya, kali ini dibuat tak berdaya menghadapi sang penguasa Pakuwon Wilangan.

"Bajingannn!!!! Aku pasti akan membunuh mu! ", teriak Rakryan Jayadharma penuh amarah.

Segera ia menepak tanah hingga tubuh nya terangkat ke udara dan mendarat di tempat ia jatuh. Segera ia merentangkan kedua tangannya ke samping, sejajar dengan bahu lalu menangkupkan nya di depan dada sambil komat-kamit merapal mantra.

Dari dada nya muncul cahaya hijau terang bercampur kekuningan yang menjalar cepat ke arah telapak tangannya. Angin kencang berhawa dingin langsung bersliweran di sekitar nya, menciptakan sebuah pemandangan yang menakutkan.

"Ajian Gugur Bumi??!!

Jayadharma, jangan gunakan ajian itu! Kau bisa mencelakai Dyah Danurwenda!! ", teriak Akuwu Rakryan Jayapangus mencoba untuk menghentikan tindakan nekat putranya.

" Diam saja Romo!! Bajingan ini harus aku bunuh..!!", jawab Rakryan Jayadharma tak peduli lagi.

Dengan cepat, Rakryan Jayadharma menghantamkan tapak tangan nya ke arah Mahesa Sura yang masih tetap tenang meskipun lawan sudah mengeluarkan ilmu kedigdayaan andalan nya.

Whhhhuuuuuuuuussssss!!

Bola cahaya berwarna hijau kekuningan berhawa dingin menerabas cepat ke arah Mahesa Sura. Melihat itu, Mahesa Sura langsung melompat sambil bersalto di udara.

BLLAAAAAAMMMMMM!!!!

Bekas tempat Mahesa Sura berdiri langsung meledak begitu hantaman Ajian Gugur Bumi Rakryan Jayadharma mengenainya. Tanah dan debu berhamburan bersamaan dengan asap putih yang tercipta dari ledakan keras ini.

Rakryan Jayadharma mendengus keras melihat lawannya lolos dari serangan mautnya. Dia kembali menghantamkan tapak tangan kanannya ke arah Mahesa Sura berada. Kembali bola cahaya hijau kekuningan itu menderu dan lagi-lagi Mahesa Sura bergerak menghindar.

Dhhuuuaaaaarrrrr...!!

Kali ini gentong air yang biasanya digunakan untuk mencuci kaki sebelum masuk ke Pendopo Pakuwon Berbek meledak dan hancur berkeping-keping ketika terkena hantaman Ajian Gugur Bumi milik Rakryan Jayadharma sedangkan Mahesa Sura kembali berhasil menyelamatkan diri.

Melihat lawannya yang terus-menerus lolos dari serangan nya, Rakryan Jayadharma semakin bernafsu untuk menjatuhkan nya. Dia kembali melepaskan tembakan Ajian Gugur Bumi secara beruntun ke arah Mahesa Sura.

Whhuuuutttt whhuuuutttt whhuuuutttt..!!

Mahesa Sura dengan lincah berjumpalitan kesana kemari menghindar serangan membabibuta dari Rakryan Jayadharma. Halaman Istana Pakuwon Berbek porak poranda akibat serangan ngawur sang putra dari Akuwu Berbek yang sedang marah besar.

Tak ingin tempat itu semakin hancur karena ulah Rakryan Jayadharma, Mahesa Sura dengan cepat melesat ke arah Rakryan Jayadharma yang baru saja melepaskan serangan membabibuta nya. Tangan kanan Mahesa Sura sudah berselimut cahaya putih kebiru-biruan karena Ajian Gelap Ngampar yang ia rapal.

Munculnya Mahesa Sura dari arah samping kanan membuat Rakryan Jayadharma gelagapan karena kecepatan gerakannya sangat tinggi. Begitu tapak tangan kanan Mahesa Sura yang berselimut Ajian Gelap Ngampar datang, dia mencoba untuk bertahan dengan tapak tangan kanannya. Dan..

BLLAAAAAAMMMMMM..!!

AAAARRRRGGGGGGHHHHH...!!!

Rakryan Jayadharma menjerit keras ketika benturan Ajian Gelap Ngampar dan Ajian Gugur Bumi terjadi. Tubuh nya terlempar jauh ke belakang dan menghantam tanah dengan keras. Darah segar langsung ia muntahkan pertanda ia menderita luka dalam.

Melihat putra nya telah dijatuhkan, Akuwu Rakryan Jayapangus langsung berlari ke hadapan Mahesa Sura dan berlutut sambil menyembah.

"Mohon ampuni putra saya, Raden... ", pinta Akuwu Rakryan Jayapangus memelas.

Dia tahu bahwa putra nya yang sangat ia banggakan bukan tandingan untuk sang penguasa Pakuwon Wilangan itu. Jikalau sampai Mahesa Sura bergerak, bisa dipastikan bahwa Rakryan Jayadharma pasti akan menemui ajalnya.

Hemmmmm...

"Baik, aku ampuni anak mu Akuwu Berbek. Tapi bagaimana dengan sikap mu selanjutnya? Apa kau masih ingin mencoba untuk meragukan ku?", tanya Mahesa Sura sambil menatap tajam ke arah Akuwu Rakryan Jayapangus.

" Tidak berani. Hamba akan mengikuti dan patuh pada perintah Raden Dyah Danurwenda", ucap Akuwu Rakryan Jayapangus segera.

"Tidak cukup dengan omongan, Akuwu. Aku butuh bukti nyata.. ", lanjut Mahesa Sura yang membuat Akuwu Rakryan Jayapangus berpikir cepat.

" Eh begini Raden, satu pekan ke depan 1000 orang prajurit Berbek akan hamba kirim ke Wilangan. Serta 200 gerobak sapi bahan pangan juga 100 ekor kuda terbaik. Saat ini hanya itu yang bisa hamba berikan untuk Raden.. ", ucap Akuwu Berbek sambil tetap berlutut.

" Baiklah, aku akan percaya pada mu untuk kali ini. Jika kau sampai berani ingkar janji, pasukan Wilangan akan membumihanguskan istana mu ini hingga rata dengan tanah. Camkan itu.. ", tegas Mahesa Sura.

" Hamba mengerti... ", ujar Akuwu Rakryan Jayapangus segera.

Mendengar apa yang dikatakan oleh penguasa Pakuwon Berbek itu, Mahesa Sura manggut-manggut mengerti. Setelah itu ia menjejak tanah dengan keras hingga tubuh nya melenting tinggi ke angkasa. Sebentar kemudian ia sudah menghilang dari pandangan mata semua orang yang ada di situ.

"Sungguh pemimpin yang layak untuk aku ikuti...

Prajurit, bawa anak ku ke sasana pengobatan. Panggil juga paricara istana untuk segera datang dan mengobati luka nya", perintah Akuwu Rakryan Jayapangus setelah berdiri.

Empat orang prajurit Berbek langsung menggotong tubuh Rakryan Jayadharma ke tempat yang telah ditentukan.

*****

"Permisi Kisanak, apa benar ini adalah kediaman Werdhamantri Gajah Mungkur? ", tanya Wiritanaya pada seorang lelaki bertangan buntung yang sedang duduk di dekat gapura sebuah rumah besar yang ada di timur Kota Anjuk Ladang.

Sudah 2 hari sejak di usir oleh Akuwu Kebo Landoh, Wiritanaya bersama pengalasan nya Ki Gandung berkeliaran di sekitar ibu kota Mandala Kertabhumi ini. Keduanya terus mencari berita tentang sosok yang paling dipercaya oleh Bhre Kertabhumi Dyah Sindupati hingga mendapatkan nama Werdhamantri Gajah Mungkur.

Lelaki bertangan buntung yang tak lain adalah Jenarpaksi, mata-mata yang diutus Werdhamantri Gajah Mungkur untuk melacak keberadaan Nyai Landhep dan Si Iblis Wulung ini, menatap Wiritanaya dengan penuh curiga.

"Memangnya kau siapa? Dan ada perlu apa mencari Gusti Werdhamantri Gajah Mungkur hah?!", tanya Jenarpaksi dengan nada sedikit tinggi.

" Saya Wiritanaya, putra Akuwu Macan Biru dari Wilangan. Kedatangan saya kemari ingin melaporkan bahwa Pakuwon Wilangan kini telah dikuasai oleh Mahesa Sura atau yang mungkin kisanak kenal sebagai Si Iblis Wulung ", jawab Wiritanaya segera.

"APA KATAMU?! "

Kaget dengan omongan Wiritanaya, Jenarpaksi langsung bangkit dari tempat duduk nya dan berkata,

"Kalau begitu kau ikut aku sekarang juga. Kita temui Gusti Werdhamantri Gajah Mungkur,

Untuk melaporkan masalah ini.. "

1
y@y@
🌟👍🏿👍🏼👍🏿🌟
Ali Gilih
sabar dulu kang ebeezz..
Windy Veriyanti
makin seru aja nih ceritanya 👍
dibikin series kolosal pasti bagus
saniscara patriawuha.
coba pake WA cepet nyampe tuhhh surat...
Muhammad Haidir
perang perang tumpas seluruh prajurit kertabuhumi yg datang ke wilanggan jangan sisakan satu pun . /Panic//Panic//Panic//Panic/
Rafly Rafly
daya juga udah menggerakkan jari buat komentar../Grin/
Camad Pener
wah jadi perang nih antara wilangan dengan anjuk ladang seru nih...
rajes salam lubis
mantap abiieezzz
Ebez: terimakasih atas dukungan nya ya bang Rajes🙏🙏 😁😁
total 1 replies
y@y@
⭐👍🏿💥👍🏿⭐
Ebez: terimakasih atas dukungan nya ya kak Yaya 🙏🙏😁😁
total 1 replies
y@y@
🌟👍🏻👍🏾👍🏻🌟
Tarun Tarun
SDH ku duga bahwa kmampuanya hanya s
Ebez: hehehe ya memang segitu aja Bang Tarun🙏🙏 😁😁
total 1 replies
Ali Gilih
selalu mendukungmu kang ebeezz..
Ali Gilih
sangat bagus sekali
Noni Mdp
mantap thoorr
Abdus Salam Cotho
target selanjutnya 💪💪💪
Ebez: menahan serangan Kertabhumi bang Abdus 🙏🙏😁😁
total 1 replies
saniscara patriawuha.
wessss kelemmmm gajahhhh mungkurrrnyaaa......... dadiii wadukkkkk....
Ebez: wkwkwk beda penafsiran kang Saniscara🙏🙏 😁😁
total 1 replies
Adi Dwiyono
gajah Mungkur ini ternyata penjahat ya....kenapa di zaman sekarang malah di jadikan nama bendungan besar...
Ebez: beda orang beda cerita ya bang Adi 🙏🙏😁😁
total 1 replies
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Akhirnya sampai juga beritanya ke Gajah Mungkur, bakal adu strategi perang nih 😁
Ebez: hehehe iya tuh Bang Joe 😁😁
total 1 replies
Thomas Andreas
mantaap
Thomas Andreas
gagal deh tunggak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!