***
Thantana sangat terkejut. Ketika tiba tiba sembilan batu yang berada di telapak tangan kanannya, satu persatu menerobos masuk ke dalam tubuhnya. Melalui lengannya, seperti cahaya menembus kaca dan terhenti ketika sudah berada di dalam tubuh Thantana.
Proses ini sungguh sangat menyakitkan baginya. Hingga, sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, Thantana mengibas ibaskan lengan kanannya, sembari tangan satunya lagi mencoba menarik sisa sisa batu yang mesih melekat pada telapak tangannya itu. Namun, semakin ia menariknya, rasa sakit itu semakin menjadi jadi. Dan di titik batu ke sembilan yang menerobos masuk, pada akhirnya Thantana jatuh tak sadarkan diri kembali...?
**kita lanjut dari bab satu yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunardy Pemalang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JANJI SEORANG PERI
Setelah menemui Raja Kerajaan Atas Awan, dan tugas mengirim pesan sudah tersampaikan. Pangeran Zyandru bersama sahabat sahabatnya serta kedua adiknya, memutuskan menginap di Kota Lupta Adripada, sekaligus menunggu barangkali Thantana akan muncul di Kota itu.
sementara itu di alam Ras Peri, Thantana yang berhasil menyembuhkan penyakit kutukan yang di derita Urvashi, Putri dari Ratu Peri, sedang duduk dengan Urvashi dan Ibundanya Devi Rajni di dalam kamar Urvashi.
Urvashi yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya selama bertahun tahun, meluapkan kegembiraannya dengan memeluk sang Ibu dan Thantana secara bergantian. Ia belum menyadari bahwa Thantana seorang laki laki dan orang asing di situ. Yang dia tau saat ini, hanyalah dia sangat bahagia. Kebahagiaan itu membuat dirinya menangis sembari memeluk Thantana.
Thantana kebingungan, tapi dia hanya diam saja. Sebab ketika dia mau melepas pelukan Urvashi, ia melihat Devi Rajni menggelengkan kepalanya, memberi kode agar Thantana jangan melepaskannya.
Devi Rajni tau bagaimana perasaan Putrinya saat ini, jadi dia membiarkan saja, meski tau bahwa yang Putrinya peluk adalah seorang laki laki. Devi Rajni sendiri sebenarnya sedang menangis bahagia, hanya ia menghapus air matanya setiap saat, hingga tak terlihat air matanya yang jatuh.
Beberapa saat kemudian, setelah Urvashi sudah mulai tenang. Thantana dengan perlahan melepas pelukan Urvashi. Urvashi terkesiap kaget, hingga mundur beberapa jengkal dari posisi duduknya, begitu menyadari yang ia peluk adalah seorang lelaki yang tidak ia kenal. Apalagi begitu melihat dirinya sendiri memakai pakaian yang sangat tipis dan transparan.
"Ibunda......!" Teriaknya, sembari memeluk Devi Rajni dengan eratnya.
Devi Rajni hendak tertawa tapi ia tahan, menurutnya ini adalah moment yang sangat sangat menggembirakan sekaligus lucu. Ia tersenyum melihat ekspresi wajah dari putrinya yang cantik jelita itu, memerah karena malu. "Sungguh sangat cantik Putriku ini?" Pikirnya dalam hati, dengan rasa kagum dan bangga.
Setelah sudah tenang kembali, Devi Rajni melepas pelukan Putrinya, dan berkata.
"Dia adalah Thantana...! Dan dia yang telah menyembuhkanmu Urvashi?" Ucapnya terhadap Putri kesayangannya itu.
Mendengar perkataan dari Ibundanya, Urvashi kemudian membalikkan badan lalu memandang ke arah wajah Thantana.
"Duhhh... Tampannya?" Pikir hati Urvashi begitu melihat wajah Thantana.
"Pemuda yang masih sangat muda ini menyembuhkanku?" Gumam Urvashi.
"Iya Urvashi sayang? Dia yang telah menyembuhkanmu?" Jawab Devi Rajni.
Thantana yang jadi bahan perbincangan Ibu dan anak itu hanya terdiam mematung. Namun tidak lama kemudian Thantana membuka suara.
"Baiklah...! Tugasku sudah selesai, jadi aku harus pergi sekarang?" Ucap Thantana. Dan ini mengejutkan Urvashi.
"Pergi...? Kamu hendak pergi...? Ninggalin kami?" Kata Urvashi seakan tak percaya mendengar perkataan dari Thantana.
"Iya...! Aku hanya di minta oleh Ibundamu untuk menyembuhkanmu, dan itu sudah kulakukan?" Jawab Thantana, sembari bergerak turun dari atas tempat tidur.
"Ibunda...?" Kata Urvashi, dan menatap wajah Ibundanya dengan raut muka memohon.
Devi Rajni tau jika Putrinya itu masih ingin agar Thantana tetap tinggal. Oleh sebab itu, kemudian ia berkata pada Thantana.
"Thantana...? Apa tidak sebaiknya kamu tinggal dulu beberapa hari di sini, sampai kondisi Putriku sudah benar benar stabil?" Ucap Devi Rajni.
Mendengar itu Thantana sempat diam beberapa saat. Sebelum akhinya ia menjawab.
"Baiklah! Tapi hanya sampai kapan aku mau, bukan kalian mau?" Jawab Thantana.
Urvashi hampir saja berteriak kegirangan, namun ia segera mengurungkannya ketika melihat Thantana menengoknya.
Selang beberapa saat kemudian, Devi rajni memanggil para dayang untuk membersihkan badan Putrinya dan juga mengganti pakaian yang Putrinya pakai saat ini. Sedangkan ia bersama Thantana meninggalkan Kamar Putrinya itu dan menuju ke Aula.
Setelah berada di ruang Aula. Sambil duduk di kursinya, Devi Rajni kemudian berkata terhadap Thantana.
"Banyak unek unek di dalam pikiranku yang ingin aku tanyakan padamu Thantana? Salah satunya mengenai kekuatan cahaya yang kamu miliki?" Ucap Devi Rajni.
"Memangnya ada apa dengan kekuatanku Ratu...?" Tanya Thantana, setelah mendengar perkataan dari Devi Rajni.
"Kamu tidak perlu memanggil aku Ratu...! Panggil saja Devi, Thantana...?" Ucap Devi Rajni terhadap Thantana, bukannya menjawab pertanyaan dari Thantana tadi.
"Mengenai kekuatanmu...? Pertanyaanku adalah... Berapa Batu cahaya yang kamu miliki dan kapan kamu mendapatkannya?" Kata Devi Rajni melanjutkan pertanyaannya.
"Batu Navavarna ada di dalam tubuhku!" Jawab Thantana singkat.
"Apaaa.....? Aku sedang tidak bercanda Thantana! Aku serius bertanya terhadapmu?" Kata Devi Rajni yang terkejut, namun menganggap jika Thantana sedang bercanda.
"Aku berkata jujur Devi?" Balas Thantana, berusaha menyakinkan.
"Bagaimana kamu masih hidup? Seharusnya kamu sudah mati Thantana? Kapan kamu mendapatkan Batu Batu itu?" Ucap Devi Rajni dengan wajah tegang dan tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya.
"Aku mendapatkan Batu Navavarna atau 9 warna, ketika usiaku 12 tahun?"
"Aaa.... Aaapp... pa....! Tidak mungkin! Itu tidak mungkin Thantana. Kamu pasti akan mati saat itu. Tidak ada manusia yang sanggup di masuki lebih dari tida Batu cahaya di dunia ini. Kamu pasti sedang bercanda, hahaha... Sungguh tidak lucu Thantana, tidak lucu...?" Kata Devi Rajni dengan panjang lebar, menanggapi ucapan dari Thantana.
"Hemmm... Sudahlah...! Mau berkata jujur kayak apapun kamu juga tidak akan percaya. Sekarang giliranku menuntut janji yang kau ucapkan Devi?" Jawab Thantana.
"Janji seorang Peri tidak bisa di ingkari Thantatan. Dan aku juga tidak punya niat untuk mengingkarinya. Hanya, bisakah aku melihat Batu Navavarna dalam dirimu itu. Maksudku bukan Batunya, cukup cahayanya kamu tampilkan dengan tanganmu?" Kata Devi Rajni lagi.
"Baiklah, jika itu bisa membuat kamu percaya terhadapku Devi?" Jawab Thantana. Setelah itu ia duduk bersila di lantai di hadapan Devi Rajni, dan dengan kedua tangan di buka, layaknya tangan yang hendak menampung sesuatu. Kemudian Thantana mengucapkan kata "Navavarna".
Beberapa saat kemudian, dari kedua telapak tangan Thantana muncul 9 cahaya warna warni yang sangat menyilaukan. Cahaya tersebut kemudian menyatu jadi satu, layaknya pelangi yang sangat indah, membuat mata Devi Rajni tidak berkedip sama sekali, menyaksikan keindahan dari cahaya itu.
Bersamaan dengan itu, tiba tiba Urvashi masuk ke dalam Aula, dan melihat secara langsung keindahan Cahaya yang keluar dari kedua telapak tangan Thantana. Urvasi berdiri terpukau, layaknya patung batu seorang Putri dengan mata terbuka tanpa sekalipun berkedip, menyaksikan keindahan cahaya di hadapannya itu. Bahkan sampai Thantana memasukkan cahaya itu kembali ke dalam tangannya, Devi Rajni dan Urvashi masih juga diam mematung.
"Devi... Devi... Devi!" Panggil Thantana terhadap Devi rajni.
Panggilan itu, menyadarkan Devi Rajni dan Urvashi dari lamunannya.
"I... Iya Thantana?" Jawab Devi Rajni gelagapan.
Sementara Urvashi, melangkah mendekati Ibundanya dengan wajah yang menunjukkan rasa ketidak percayaannya.
"Kamu sungguh sungguh mempunyai Batu Navavarna di dalam tubuhmu Thantana? Ini sungguh keajaiban. Aku tidak bisa berkata apa apa lagi?" Ucap Devi Rajni kemudian. Setelah itu ia berkata kembali.
"Sekarang, katakan apa permintaanmu yang harus aku penuhi, atas janji yang sudah aku ucapkan, Thantana?"
Mendengar ucapan dari Ibundanya, Urvashi terlihat bingung.
"Janji...? Memang Ibunda berjanji apa terhadap Thantana?" Kata Urvashi.
"Sebelum kamu sembuh, Ibu berucap janji, akan melakukan apapun permintaan Thantana, jika Thantana bisa menyembuhkanmu. Dan Thantana telah berhasil menyembuhkanmu. Artinya ini saatnya Ibu menepati janji ibu?" Jawab Devi Rajni terhadap pertanyaan dari Putrinya itu.
"Thantana...! Katakanlah, apa yang kamu inginkan dariku?" Kata Devi Rajni kembali terhadap Thantana.
"Devi... Urvashi...! Dengarkan ini...! Aku akan mengatakan keinginanku, ketika aku sudah membutuhkannya nanti?" Ucap Thantana...
*****Bersambung*****