NovelToon NovelToon
The Immortal Assassin God: Kill Or Be Killed

The Immortal Assassin God: Kill Or Be Killed

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Spiritual / Reinkarnasi / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: KHAI SENPAI

[Cerita ini hanyalah khayalan Author sahaja, maklum masih pemula.]

Mengisahkan tentang seorang pekerja keras yang rela mengorbankan segalanya demi menyelesaikan tugasnya. Namun, karena terlalu memaksakan diri, dia tewas di tengah-tengah pekerjaannya.

Namun takdir belum selesai di situ.

Dia direinkarnasi ke dunia sihir, dunia isekai yang asing dan penuh misteri. Sebelum terlahir kembali, sang Dewa memberinya kekuatan spesial... meskipun Rio sendiri tidak menyadarinya.

Tujuan Rio di dunia baru ini sederhana, ia hanya ingin melakukan perjalanan mengelilingi dunia, sesuatu yang tak pernah ia lakukan di kehidupan sebelumnya. Tapi tanpa disadarinya, perjalanan biasa itu akan membawanya ke takdir besar…

Di masa depan yang jauh, Rio akan berdiri sebagai sosok yang menentang Raja Iblis Abyron.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KHAI SENPAI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Raja Iblis muncul

Dan pertandingan yang akan mengguncang arah Turnamen Pedang Kerajaan... akhirnya dimulai.

Sorotan mata seluruh penonton kini tertuju ke tengah arena, di mana dua sosok berdiri saling berhadapan, diam, namun penuh tekanan.

Wasit mengangkat satu tangan tinggi-tinggi, suaranya menggema kuat di antara hiruk pikuk penonton.

“Apakah kalian berdua sudah siap?!”

Angin berhembus pelan, namun udara seakan membeku. Suasana mencekam, tegang, seperti jantung seluruh arena berdetak dalam satu irama.

Di sisi kanan, berdiri seorang pemuda bertopeng.

Akagami Rio.

Tubuhnya tegap namun tenang, wajahnya separuh tertutup bayangan, dan sepasang mata tajamnya bersinar di balik topeng. Dia tak menunjukkan emosi, tapi aura yang mengalir dari tubuhnya begitu... dingin.

Di sisi berlawanan, berdiri lawannya.

Nero Alzeth.

Dengan rambut keperakan yang menjuntai dan jemari lentik yang memainkan benang halus seperti seniman yang menyulam senjata, dia menyeringai penuh percaya diri. Sorot matanya seperti berkata, “Aku sudah tahu akhir dari pertarungan ini.”

Sorakan meledak. Tapi semua hanya menyebut satu nama.

“NERO!!”

“Habisi dia!!”

“Benangmu pasti tebas bocah topeng itu!”

Mereka mencemooh Rio, mencaci bahkan sebelum dia mengayunkan pedangnya. Baginya, itu sudah biasa.

Rio hanya menghela napas. Pelan. Dalam.

Aura samar menyelubungi tubuhnya. Bukan aura menakutkan… tapi cukup untuk membuat para pendekar berpengalaman merinding.

Wasit mengangkat tangannya lebih tinggi.

“Kalau begitu... MULAI!!”

Pertarungan dimulai.

Nero langsung melesat. Jemarinya menari cepat, meluncurkan benang-benang tipis mematikan yang nyaris tak terlihat. Seperti jebakan laba-laba, benang itu terbang ke arah Rio dalam pola rumit dan mematikan.

Namun...

Sret!

Rio menghilang dalam sekejap. Sebuah gerakan menyamping yang begitu cepat, nyaris tak terlihat, membuat serangan Nero meleset tipis.

“Dia… menghindar?!” seru salah satu peserta di tribun, tak percaya.

Sret! Clang! Srek!

Rio dan Nero kini bertukar serangan dalam kecepatan tinggi. Pedang Rio mengayun, menebas, ditangkis oleh benang yang kini berkilau seperti cambuk perak di udara. Suara benturan logam dan sihir mengisi arena.

Di atas tribun bangsawan, Putri Kerajaan Elvaria yang semula bersandar malas, perlahan bangkit dari duduknya. Matanya membelalak, seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Dia... bukan anak biasa..." bisiknya, nyaris tak terdengar.

Raja Ragnar dan Permaisuri Elviera saling bertukar pandang. Tak ada kata, hanya keseriusan mendalam di wajah mereka.

Sementara itu, bisikan tak percaya mulai menyebar di kalangan penonton.

“Gila... dia bisa menahan serangan Nero?”

“Bocah topeng itu… siapa sebenarnya?”

Namun Rio tetap tenang. Satu langkah mundur, lalu napas tenang...

Dia berbisik, lebih kepada dirinya sendiri.

“Boleh tahan…”

Matanya bersinar.

Skill Aktif: Eyes of Light >>Lv 2.

Segalanya melambat.

Dalam persepsinya, waktu seperti menurun ke kecepatan siput. Tubuhnya bergerak seperti cahaya yang meledak. Dalam sekejap, tanah di bawah kakinya pecah, dan dia melesat.

Nero hanya sempat mengernyit sebelum...

BAAGHH!!

Tinju Rio menghantam dada Nero. Sebuah suara dentuman keras terdengar saat tubuh lawannya terpental ke belakang, menghantam tanah dan menimbulkan gelombang debu.

Arena terdiam.

Waktu seperti berhenti. Penonton menahan napas. Hanya suara angin yang mendesir di telinga mereka.

Putri Elvaria menatap Rio.

"Kecepatannya... hampir tak terlihat..." gumamnya, matanya berkaca-kaca oleh kekaguman yang tak bisa ia jelaskan.

Sorakan perlahan berubah...dari ejekan, menjadi keterkejutan.

Namun Rio tetap berdiri tenang. Cahaya di matanya perlahan memudar. Dan untuk sesaat... dia tampak seperti ksatria dari legenda.

Nero bangkit perlahan, tubuhnya gemetar, wajahnya berdarah... namun senyum lebarnya masih ada.

“HAHAHAHAHAHA!! Menarik! Sangat menarik!”

Dia mengangkat tangannya. Benang-benang peraknya menari, membentuk pola rumit di udara.

“Kalau begitu... aku akan serius juga!!”

Serangan benang kembali datang, kini membentuk jaring jebakan dari segala arah. Tapi Rio tak gentar. Matanya tenang. Ia menangkis setiap helai benang seolah telah mempelajari gerakan lawannya sebelum waktu.

Namun...

CRACK!

Salah satu benang menyayat topeng Rio.

Topeng itu retak... dan pecah.

Wajah Rio kini terlihat. Wajah muda, misterius, penuh luka dan tekad. Namun tampan… terlalu tampan.

Putri Elvaria memucat, lalu memerah.

"Itu… wajahnya…” bisiknya. Tangannya menggenggam dada. Ia tak tahu kenapa jantungnya berdetak begitu cepat.

Sementara itu, Nero terdiam. Wajahnya berubah.

“…A-Apa… Kau… anaknya Akagami Zero?”

Rio menyipitkan mata. Jawabannya tenang, tapi tajam.

“…Kau kenal ayahku?”

Aura pertarungan memudar seketika.

“...Kau ingat hutan itu?” tanya Nero. “Kau masih kecil… dikejar seorang petualang busuk… kehabisan mana…”

Rio diam. Ingatan lama melintas. Rumah tua di tengah hutan. Seorang pria yang menyelamatkannya.

“Aku ingat.”

“Aku... salah satu murid ayahmu.” ucap Nero, penuh nostalgia.

“Beliau yang mengajariku teknik kawalan... dan sihir benang. Bagaimana kabarnya?”

Hening.

Lalu...

“EHEM!!”

Wasit berdiri, mukanya merah.

“INI ARENA PERTARUNGAN, BUKAN TEMPAT REUNI!!”

Tawa kecil meledak di antara penonton. Ketegangan mencair. Bahkan Putri Elvaria menutup mulut menahan senyum.

Rio dan Nero saling menatap. Senyum tipis muncul di wajah mereka. Kini, pertarungan bukan soal menang-kalah... tapi soal kehormatan, masa lalu, dan rasa terima kasih.

“Ayo kita selesaikan ini, Rio!”

“…Oke.”

BOOOM!!

Tubuh mereka melesat dan bertabrakan. Cahaya meledak. Debu membumbung tinggi.

Pertarungan sesungguhnya baru saja dimulai.

Darah, luka, dan dentuman tak berhenti. Wasit mulai cemas.

“CUKUP!! KALIAN AKAN MATI!!”

Tapi dua anak muda itu tak mendengar.

Raja.... berdiri.

“Mereka terlalu kuat… dan terlalu keras kepala…”

Putri Elvaria menatap dengan mata berkaca.

“Mereka akan saling membunuh jika terus begini…”

Tapi mereka tak berhenti.

Darah menetes, napas tersengal, tapi mereka tetap bertarung.

“INI… BELUM… SELESAI!!” teriak Nero.

Rio menatap. Dalam dirinya, suara ayahnya bergema:

"Jika suatu hari kau bertarung demi kehormatan, jangan pernah mundur."

“Ayah... lihat aku sekarang.”

...

Mereka melesat sekali lagi.

Tekad melawan tekad.

Darah melawan darah.

Dan akhirnya....

DUAARRRR!!!

Rio menghantam Nero, dan lawannya terhempas, tak bergerak.

Rio berdiri sebentar... lalu tumbang.

Wasit berteriak:

“Pemenangnya adalah… Akagami Rio!!”

Arena meledak oleh keterkejutan.

Namun sebelum sorakan benar-benar menggema...

Langit menghitam.

Petir menyambar. Angin berputar. Dan dari pusaran gelap di angkasa...

Seseorang turun.

Jubah hitam. Mata merah. Tanduk di kepalanya. Aura kematian menggantung di udara.

“Wah, wah… pertarungan manusia sungguh membosankan…”

Suara itu seperti bisikan dari neraka.

Semua gemetar.

"RAJA IBLIS!!"

Dan di tengah arena… dua anak muda terbaring tak sadarkan diri.

Mereka telah membuktikan diri. Tapi badai sesungguhnya… baru saja dimulai.

1
Ouka Shiunji
Mcnya di buft habis-habisan tapi musuhnya malah lebih op
Fiqar Bilam
btw Mcny keren seperti biasa 😀 apakah mc ini naif apa gak nih?
Fiqar Bilam
gaya penulisan nya udah beda ya, soalnya ini novel udah beda ya author nya?
KHAI SENPAI: udah beda ya kak, bukan Khai lagi
total 1 replies
Zegions
bang mau nanya biasanya per-chapter berapa kata
Zegions: okeh thanks
KHAI SENPAI: 800-1k (kalo ada idea)
total 2 replies
Marul Marul
semangat bg, btw nama abg siapa?
AZZAM KAMIL ROBBANI
semangat terus biarpun bukan so Khai lagi🔥🔥🔥
KHAI SENPAI: terima kasih ya kak
total 1 replies
Nisa Rifki
🤔🤔🤔🤔
綠蓮花
seru kak
lanjut
AZZAM KAMIL ROBBANI
yosh ditunggu nextnya Thor👍
AZZAM KAMIL ROBBANI
mana lanjutannya Thor
KHAI SENPAI: ditunggu ya
total 1 replies
Reyhan
next
KHAI SENPAI: ditunggu ya
total 1 replies
KHAI SENPAI
hiatus bentar, lagi sakit 🙏🏻
Reyhan: mantap bg suka gua karakter Rey yang ga suka kerusuhan sesuai dengan skill ga suka meyaki orang
total 1 replies
Aurora Noah
Rio sang pahlawan pembasmi raja bilis
zііᥱᥱ
28 tahun belom pacaran? wow
zііᥱᥱ: tipe kuu😁
Raihan: pendek~
total 6 replies
Ashurakai07
semangatt
KHAI SENPAI: sipp 🔥
total 1 replies
Aurora Noah
veldora😱
AZZAM KAMIL ROBBANI: gak sekalian veldoran😆
AZZAM KAMIL ROBBANI: gak sekalian veldoran😆
total 5 replies
Ouka Shiunji
Mc nya udah dibuff banyak kali tapi Villain nya cok udah gk masuk akal kekuatan nya 🗿 👊🏻
Surianto Tiwoel
siapa yang nantang siapa yang berkelahi,,adeh
KHAI SENPAI: kenapa bg? apakah ada kesalahan di bab aku ini? atau ada typo gitu...
total 1 replies
maaf😀
mampir
maaf😀
mampir bang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!