NovelToon NovelToon
Ini Bukan Ragaku

Ini Bukan Ragaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Roh Supernatural / Fantasi Wanita / Balas Dendam / Transmigrasi / Dokter
Popularitas:413.1k
Nilai: 5
Nama Author: kenz....567

"Si4l, apa yang wanita itu rencanakan?
Mengapa setelah surat cerai kutandatangani, dia justru ... berubah?”
...
Lyara Elvera, seorang gadis yang tak merasakan keadilan di keluarganya. Kedua orang tuanya hanya memusatkan kasih sayang pada kakaknya, sementara Lyara tumbuh dengan rasa iri dan keinginan untuk di cintai

Namun, takdir berkata lain. Sebelum kebahagiaan menyentuhnya, Lyara meregang nyawa setelah terjatuh dari lantai tiga sebuah gedung.

Ketika ia membuka mata, sosok misterius menawarkan satu hal mustahil, kesempatan kedua untuk hidup. Tiba-tiba, jiwanya terbangun di tubuh Elvera Lydora, seorang istri dari Theodore Lorenzo, sekaligus ibu dari dua anak.

Namun, hidup sebagai Elvera tak seindah yang terlihat. Lyara harus menghadapi masalah yang ditinggalkan pemilik tubuh aslinya.

“Dia meminjamkan raganya untukku agar aku menyelesaikan masalahnya? Benar-benar jiwa yang licik!”

Kini Lyara terjebak di antara masalah yang bukan miliknya dan kehidupan baru yang menuntut penebusan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nama Yang Teringat

"Dokter Mike ... sudah menikah?" tanya Theodore pada dokter muda di hadapannya.

Pria itu tersenyum dan mengangguk, "Sudah, beberapa bulan lalu," terangnya. "Saat ini istri saya sedang hamil."

Theodore tersenyum tipis. “Sangat muda sekali yah menikahnya. Yasudah, saya mau cari kopi dulu.” Theodore pun pergi, meninggalkan Mike yang menatap kepergiannya dengan tatapan penuh tanda tanya.

Selepas membeli kopi, Theodore duduk sejenak menikmati pemandangan. Ia meraih ponselnya lalu menghubungi Lyara. Ia ingin tahu, apakah wanita itu dan putrinya sudah kembali ke rumah atau masih berada di luar.

“Kamu di mana? Kenapa suaranya berisik?” tanya Theodore setelah panggilannya terjawab.

“Di jalan, Eira buka jendela mobil. Katanya mual,” jawab Lyara di seberang.

“Mual?”

“Ya, karena aku tak mengizinkannya membeli es krim lagi, makanya itu perutnya mual.” Terang Lyara, membuat Theodore tertawa kecil.

“Ada-ada saja anak itu,” gumamnya, masih tersenyum.

Keduanya terdiam beberapa saat, hanya suara deru mobil di seberang sana yang terdengar. Hingga akhirnya Lyara kembali bersuara lembut, “Nanti mau dibawakan makan siang?”

Theodore menatap jam tangannya yang menunjukkan jam sebelas siang. “Sebenarnya aku ingin, tapi … kasihan dia bolak-balik,” batinnya.

“Theo,” panggil Lyara sekali lagi, suaranya terdengar hati-hati.

“Aku makan siang di rumah aja. Kebetulan jam praktekku selesai,” ucap Theodore cepat.

“Oh, oke. Aku tunggu di rumah,” jawab Lyara, lalu mematikan sambungan telepon itu sepihak.

Theodore meletakkan ponselnya. Ia menyeruput kopinya yang masih sedikit panas sambil menatap ke arah jendela kafe. Pandangannya kosong, pikirannya melayang entah ke mana. Sebuah pertanyaan terus berputar di kepalanya—pertanyaan tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam hidupnya.

“Bagaimana jika Elvera ... tak bisa kembali?” lirihnya.

.

.

.

.

Lyara langsung memasak setelah sampai di rumah. Ia sudah siap dengan apronnya, pisau di tangan, dan senyum kecil di wajahnya. Bi Nina yang memperhatikan dari meja dapur tampak kagum. Wanita paruh baya itu tersenyum, lalu ikut membantu memotong sayuran.

“Bibi senang deh sama keluarga ini sekarang,” ujarnya sembari terkekeh pelan. “Adem gitu. Si biang rusuh juga udah lama gak datang. Bawaan rumah ini tuh tenang, tentram, penuh cinta. Kalau si biang rusuh itu datang ... beeeh rumah jadi panas. Bibi cuman kasihan ke anak-anak. Maaf yah Nya yah, orang tua Bibi dulu cerai, tiap hari ribut terus kerjanya. Makanya kalau liat Keisya sama Eira suka kasihan bawaannya,” terang wanita itu dengan mata sedikit berkaca.

Lyara tersenyum lembut. “Iya Bi, semua akar masalah ada pada wanita itu,” balasnya lirih.

“Bibi tolong liatin sebentar yah, kayaknya Keisya udah pulang. Aku samperin dia dulu.” Lyara membuka apronnya, lalu keluar dari dapur menghampiri pintu utama.

Dirinya mengira Keisya yang sudah kembali, ternyata Theodore. “Aku kira Keisya pulang,” cicitnya dengan perasaan gugup. Ia khawatir pria itu mengira dia sengaja datang untuk menyambutnya.

“Keisya? Tuh,” Theodore menunjuk ke belakang. Terlihat Keisya masuk sambil menarik pelan tasnya yang sedang dipegang oleh Eira. Anak itu seolah mencari sesuatu dalam tas kakaknya tanpa peduli kalau tas itu sedang dibawa sang kakak.

“Kakak pulang nda bawa Ei makanan? Kakak emang nda jajan di cekolah? Kakak nda boleeeeh pelit cama dili cendiliii, belkulang uangnya nanti balu tahu lacaaaa,” ucap Eira yang mana membuat semuanya tertawa.

“Jangan ngemil terus Ei, ayo makan siang udah siap,” ajak Lyara sambil tersenyum.

Mereka pun akhirnya makan siang bersama dengan menu sederhana yang Lyara masakkan. Suasana ruang makan terasa hangat, penuh tawa, aroma masakan, dan celotehan riang Eira yang seolah menjadi pusat semesta kecil mereka.

Namun di tengah kehangatan itu, Theodore tiba-tiba menyela dengan suara pelan, nyaris berbisik. “Aku sedang meminta orang untuk mencari keberadaan keluargamu,” ucap Theodore pada Lyara agar kedua putrinya tidak mendengar.

“Terima kasih,” jawab Lyara hangat. “Bagaimana tempat kerjamu yang baru? Rumah sakitnya katanya lebih besar, tapi lebih jauh kan? Kenapa kamu harus pulang dulu, kan bisa beli makan?” tanyanya lembut.

Theodore berdehem, meraih segelas air, lalu meminumnya. Entah kenapa, tiba-tiba ia merasa gugup. “Ya, ya ... aku kan belum kenal banyak orang di sana. Baru juga kenal sama dokter muda.”

“Oh ya?”

“Ya, namanya Mike,” ucap Theodore yang membuat Lyara seketika menghentikan gerakannya. Tatapannya lurus ke depan—seolah mengingat sesuatu yang sangat jauh, sesuatu yang pernah menyentuh hatinya dalam diam. Suara itu kembali terngiang di kepalanya.

“Apa cita-citamu Mike?”

“Dokter tentunya, biar bisa bantu kamu.”

“Bantu aku?”

“Ya, aku tahu kamu punya banyak masalah pada dirimu sendiri. Aku ingin bantu obati itu. Ara, aku bisa lihat kamu gak baik-baik aja. Aku ingin menjadi penyembuh setiap lukamu ke depannya.”

Tatapan pria itu, dulu, begitu dalam. Penuh janji dan kehangatan yang diam-diam ia rindukan.

Tanpa sadar, air mata jatuh membasahi pipinya.

“Nanti Ei mau makan ...” perkataan Eira terhenti ketika melihat sang mama menangis.

“MAMA KENAPA BELCEDIIIIH!” teriak anak itu panik.

Lyara tersentak. Ia menatap Theodore yang tengah memandanginya dengan tajam. Pria itu cepat meraih tisu, tapi Lyara dengan canggung merebutnya dan menghapus air matanya sendiri. Keisya dan Eira pun menatapnya dengan wajah khawatir.

“Aku nggak papa,” ucap Lyara pelan, mencoba tersenyum.

“Mama, Ei nda ambil banyak-banyak telolnya. Tiga aja nda banyak, catunya Ei balikin yah, cicanya cudah di peluuut,” ucap anak itu polos, membuat Lyara terkekeh di sela isaknya.

“Ei makan aja, sayang,” katanya lembut, mengembalikan telur puyuh itu ke piring bocah menggemaskan tersebut.

Setelah itu Lyara kembali menatap makanannya. Ia hanya makan sedikit, namun matanya terus menunduk, pikirannya entah melayang ke mana. Tangannya refleks menyingkirkan potongan bawang bombai di piringnya. Theodore memperhatikan hal itu, lalu bertanya dengan heran.

“Kamu enggak suka bawang bombai?”

Lyara menatap piringnya dan menggeleng. “Lagi enggak mau, eneg,” balasnya santai.

Theodore mengerjapkan matanya, memperhatikan porsi makan Lyara yang sangat sedikit. “Jangan makan terlalu sedikit, nanti berat badanmu turun. Nambah lagi,” ucapnya sambil menyendokkan nasi, tapi Lyara menahannya.

“Jangaaaan, aku akan muntaaah nanti. Aku enggak mau makan banyak.”

“Kenapa? Takut gendut?” tanya Theodore curiga.

Lyara menggeleng pelan, menatap perutnya sekilas sebelum menjawab lirih, “Entahlah … belakangan aku merasa … perutku terasa aneh.”

_______________________________

Triple yah, besok aku usaha kejar ke 40 baaaab😆

1
Bundanya Pandu Pharamadina
Ei mau punya adek...
🎀𝔸ᥣᥙᥒᥲ🎀
aku agak pusing sama alurnya kak ra, bener² diluar nurul🤣🤣🤣
asih
gimana gimana ini kalau misal Si el g pernah lepas itu kB trs tanda² yg mirip org ngidam siapa?
trs kalau el sdh lepas kB itu hamil Anak Bryan huhhhh kenapa rumit sekala hidupnya ara dan el ..
berharap Aja authornya kasih juga ara dan el mereka ketukar ara di raga el dan el di raga ara .. terus Si el nikah ma mike dan hamil muga gitu
Rosy
boleh..boleh..siapa tau nanti bisa ketemu sama Mike...
nuraeinieni
wah adiknya ei louncing,semoga saja itu anaknya theo.
Rosy
drama tuh bocil..biar di beliin es krim 🤣🤣
宣宣( 𝓧𝓾𝓪𝓷 𝓧𝓾𝓪𝓷 )
😂😂😂😂😂
Hafifah Hafifah
karna dia bukan elvera istrimu melainkan jiwa orang lain yg masuk ke raga istrimu
Bintang Azhar
siap mami
Irma Juniarti
nah ayo lyara hamil.
Rosy
eh tapi bener lho..kalau bicaranya pelan dan tidak kedengaran..pasti alesannya udah kelewat tokonya..besok saja ya 🤣🤣🤣
Bintang Azhar
kayak pernah kata-kata itu dasar gen alpha kelakuan
Rosy
dasar bocil..bikin orang kaget aja..🤣🤣🤣🤣
Irma Juniarti
klu denger makan cepat bamget🤣🤣🤣🤣
Irma Juniarti
bagusssss🤣🤣🤣
Irma Juniarti
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
𝔄𝔪𝔞𝔶𝔞 🌸
😄😄😄😄😄
Irma Juniarti
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Irma Juniarti
aneh kenapa.
aristi
kyanya istrinya mike, kakaknya lyara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!