NovelToon NovelToon
Legenda Pedang Chen Li (Dewa Ilusi)

Legenda Pedang Chen Li (Dewa Ilusi)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Spiritual / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rahmat Kurniawan

Tiga Roh Penjaga datang dengan membawa sejumlah misteri. Dari medali, koin, lonceng misterius, sampai lukisan dirinya dengan mata ungu menyala, semuanya memiliki rahasia yang mengungkap kejadian masa lalu dan masa depan. Yang lebih penting, panggilan dari Kaisar Naga yang mengharuskan Chen Li menjalankan misi yang berkaitan dengan pengorbanan nyawa, sekaligus memperkenalkan peluang rumit tentang kondisi Mata Dewanya.

Dengan ditemani dua murid, mampukah Chen Li memecahkan misteri tersebut, sekaligus menyelesaikan misi dari Kaisar Naga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 7 ~ Portal

Chen Li dan Xiao Lan berjalan mengikuti jalanan setapak yang mengarah ke pohon besar. Pria tak berambut yang telah selesai membakar dupa berbalik menyambut kedatangan dua orang itu.

“Selamat datang di Kuil kuno Gunung Angin, perkenalkan aku Meng Di, yang menjaga kuil.”

Chen Li memperhatikan laki-laki itu yang sebenarnya masih sangatlah muda, dia sepertinya hanya berbeda dua tahun dengan Xiao Lan. Posturnya cukup tegas, tatapannya tajam namun sebenarnya dia sangat ramah terhadap pengunjung kuil.

Wangi khas dupa tercium pekat di sekitaran pohon besar. bukan berasal dari dupa yang baru saja di bakar Meng Di, Chen Li menyadari kalau wangi dupa ini sebenarnya berasal dari jejak dupa yang di bakar ratusan tahun yang lalu.

"Tuan dan Nona, apakah ada yang bisa saya bantu?"

Chen Li tidak menjawab, dia memperhatikan bentuk dan bangunan kuil itu. Tidak ada yang terlalu menarik perhatian selain dengan aroma dupa tadi. Hanya saja, ketika dia menggunakan mata dewa untuk melihat lebih jauh kondisi kuil ini, kuil itu tiba-tiba saja disinari cahaya emas, batu-batu kuil berhiaskan corak naga yang bisa bergerak.

Pusat perhatian Chen Li jatuh ke pohon besar di hadapannya. Pohon yang sebenarnya tidak seharusnya berdiri di sana. Dia melangkah ke depan, menyentuh pohon besar dengan telapak kirinya.

Whush...

Tolakan energi yang keluar dari tangannya berhasil menumbangkan pohon besar. Sebelum menimpa bangunan kuil, pohon itu mendadak berubah menjadi abu dan terbang tertiup angin.

Meng Di sontak membelalakkan matanya melihat pohon yang menurutnya sangat sakral itu hancur begitu saja.

“Tu-tuan, aku sendiri bahkan tak berani untuk menyentuhnya. Tapi kau malah berani dengan sengaja menghacurkannya.”

Meng Di mengepalkan kedua tangannya. Instingnya mengatakan pria yang berdiri di hadapannya itu adalah orang jahat jadi dia berniat maju untuk menghajarnya.

Hanya saja belum juga berhasil melancarkan niatnya, mendadak dia menghentikan aksinya kala menyaksikan pemandangan yang sama sekali tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Persis bersamaan dengan abu pohon yang mulai menghilang, tiba-tiba saja muncul empat pilar dengan corak naga mengelilingi mereka.

Empat tiang itu masing-masing memiliki mata menyala yang memancarkan sinar berbeda. Masing-masing warna itu melambangkan empat unsur elemen pembentuk alam, yakni api, air, udara dan tanah.

“Lan, kemarilah. Bantu aku mengaktifkan pilar-pilar ini.”

Xiao Lan sebenarnya juga memasang ekspresi yang sama dengan Meng Di, selama menjalani hidup bersama dengan dua orang tua angkatnya, dia belum pernah melihat pemandangan Ajaib ini, sebuah tiang yang tiba-tiba muncul entah dari mana setelah pohon yang besarnya menembus langit menghilang.

“Apa yang bisa aku lakukan, Tuan Chen?”

Chen Li tidak langsung menjawab, dia menoleh ke arah Meng Di, setelahnya sama memanggilnya.

Meskipun ragu, namun Meng Di sebenarnya juga penasaran. Alhasil dia tetap mengerakkan langkahnya mendekati Chen Li.

“Pilar-pilar ini harus diaktifkan, namun aku membutuhkan bantuan kalian berdua.”

Chen Li kemudian mengarahkan keduanya untuk masing-masing meletakkan tangannya ke bagian tubuh pilar. Xiao Lan mengangguk, menyetujuinya. Hanya saja berbeda dengan gadis itu, Meng Di malah sebaliknya, dia bahkan menolak dengan keras.

“Tuan, aku akan menghargaimu karena kamu adalah tamu Kuil Angin, namun aku akan menghentikan niatmu untuk memporak-porandakan kuil.” Meng Di bergerak mundur, setelahnya mengambil ancang-ancang, berniat menyerang Chen Li dengan segenap kekuatan yang dimilikinya.

Benar saja, tak menunggu reaksi Chen Li, Meng Di langsung maju dengan tinju yang telah dia persiapkan.

Whushhh

Duarrr

Angin yang sangat kencang itu hanya melewati Meng Di, menghancurkan gunung yang jaraknya ratusan kilo. Itu berasal dari energi yang dilepaskan Chen Li. Detik ini, laki-laki itu kehilangan nafasnya, jantungnya bahkan berhenti berdetak selama sedetik, dan saat kembali berdetak, malah lebih kencang. Perlahan, dia membalikkan tubuhnya demi memastikan ledakan besar tadi. matanya terbelalak, dia balik ke arah Chen Li, sorot matanya menatap laki-laki di hadapannya itu dengan ketakutan.

“A-A-A...”

“Aku rasa kau harus membantuku, Nak!” Chen Li berkata sembari memasang senyum khasnya. Meng Di sendiri tidak tahu harus berkata apa, nyalinya yang semula sangat berani itu hilang seketika. Tubuhnya perlahan berbalik, berjalan mendekati salah satu pilar dengan perasaan kacau.

Di sisi lain, Xiao Lan hanya tertawa kecil melihat tingkah bodoh Meng Di. Dia kemudian memperhatikan pilar-pilar lain yang berada di sudut seberang. Kedua alisnya berkerut kala mendapati jumlah orang yang ada kurang dari jumlah pilar yang ada, dia tidak yakin bisa mengaktifkan pilar dengan jumlah mereka yang terbatas. Mereka kekurangan satu orang lagi. Bagaimana mereka akan mengaktifkan formasinya?

Namun, pertanyaan itu segera terjawab. Chen Li mengeluarkan seruling lalu kemudian memainkannya. Persis bersamaan dengan alunan nada yang mulai mendayu, sosok roh juga perlahan mulai keluar dari lubang seruling.

“Hoammm!” Roh itu merentangkan tangannya, persis seperti orang yang baru saja bangun dari tidur. “Apakah ada yang bisa aku lakukan, Tuan?”

“Berdirilah di salah satu pilar dan bantu aku mengaktifkan Formasi empat pilar ini.”

“Hmm... Aku akan membantumu, tapi, bagaimana dengan kontra-....”

Sebuah tamparan keras langsung menerbangkannya membuatnya menabrak salah satu pilar, tubuh asapnya menyebar dan hancur.

Tanpa mempedulikan kondisi roh, Chen Li dengan tanpa ekspresi berjalan menuju pilar yang terletak di arah timur dari empat pilar.

Wujud roh itu kembali menyatu seperti sebelumnya, dia masih sempat-sempatnya berlagak, namun tidaklah lama kala mendapati tatapan tajam Chen Li.

“Huhuhu, beribu-ribu tahun penantian panjangku, berharap ditemukan seorang yang bisa kukendalikan ketika terbangun dan membalas dendam atas kematianku, tapi mengapa takdir malah mempertemukanku dengan orang kuat yang tak berhati ini... Nasibku sungguh malang, huhuhu!”

Masing-masing mulai menyentuh corak yang menyerupai naga menggulung. Persis setelahnya muncul cahaya dari bekas tangan mereka, cahaya itu menyebar ke seluruh tubuh pilar. Puncaknya cahaya itu menyebar mengikuti corak yang ada di lantai dan bertemu di titik tengah.

Altar tiba-tiba saja muncul persis di tengah-tengah lantai yang terbelah. Sebuah artefak tampak melayang di atasnya. Chen Li dan yang lainnya mulai mendekati altar. Roh yang paling cepat sampai di hadapan altar, dia memperhatikan artefak itu, memutar-mutarinya.

“Benda bagus.” Roh semakin mendekat, mulutnya terbuka lebar, berniat menelan artefak itu. Sayangnya dirinya terlambat menyadari kalau artefak itu sebenarnya dilindungi oleh formasi pemantul.

Bammm

Dia untuk kedua kalinya dibuat terpental hingga menabrak tiang. Tubuh rohnya kembali hancur. Meng Di memperhatikan kondisi roh itu dengan mulut ternganga. Setelahnya menggeleng keheranan.

“Woahhh, seumur-umur aku tinggal di kuil angin, mengapa aku tidak pernah mengetahui kalau di sini sebenarnya tersembunyi benda-benda ini?” Meng Di berkata dengan nada tak percaya. Dia memperhatikan teliti artefak tersebut sebelum pandangannya berkeliling ke pilar.

Chen Li megeluarkan sebuah medali dari sakunya, setelahnya membiarkan medali tersebut menyatu dengan artefak tersebut.

Whushhh...

Lonjakan energi yang sangat besar mendadak keluar dari artefak. Itu melonjak naik menembus langit. Persis di bawah awan yang berlapis, timbul susunan pola formasi.

“Lan, mari ikuti aku, kita akan pergi ke Istana Naga Langit.”

“Baik Tuan.”

Chen Li memegangi tangan Xiao Lan, mereka kemudian melangkah hendak memasuki portal yang tercipta dari lonjakan energi yang masih menyala.

“E-eh, Tuann, aku juga ingin pergi ke istana Naga Langit.” Meng Di tiba-tiba saja berteriak, minta untuk dibawa.

“Tuan, Tunggu akuuu.” Roh juga tidak mau tertinggal.

Chen Li menaikkan sebelah alisnya. Namun pada akhirnya dia tetap menuntun langkah kaki Xiao Lan untuk memasuki portal.

1
AR
suka sekali dengan ceritanya. tiap bagian dari perjalanan Chen Li adalah Isi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!