"Apa kau tau, sebenarnya aku adalah istri pertama Aldan, dan kau adalah madu ku Aura" ujar Vega.
Aura terkejut dengan fakta yang di berikan Kakak ipar palsunya itu, selama 2 tahun mereka hidup bersama ternyata Aura membiayai kehidupan istri pertama suaminya. aura tidak bisa membalas perkataan Vega karenya tubuhnya sangat lemah berbicara pun sangat kesulitan.
"Aura apa kau tau kenapa kamu bisa selemah ini? kamu bisa selemah ini Karen obat ini, selama 2 tahun aku memberikannya kepada mu perlahan - lahan sampai kamu mati secara perlahan. dan Seseorang yang sangat membantu ku adalah!!"
seseorang masuk ke dalam kamar aura dan itu adalah Virsa Asisten nya di perusahan ternyata dia seorang penghianat.
"Apa wanita itu sudah mati sayang?" tanya Aldan
"Dia sedang sekarat sayang" balas Vega
di detik - detik kepergiannya semua orang yang dia anggap baik muncul dan menertawakan kepergiannya.
"Tuhan beri aku kesempatan sekali saja, dan membalas semua perlakuan mereka terhadap ku....."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Duna Dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Jam 5 Sore
Aldan dan Aura tertidur di ranjang mereka, Aura sudah membatasi Aldan agar tidak dekat dengan dirinya.
Malah dia terus menempel kepada Aura dan memeluk Aura dengan erat.
"Si*lan. jiji banget gue" ucap Aura dalam hati.
Aura sudah terbangun 30 menit yang lalu, Aura sudah mencoba melepaskan tangan Aldan yang memeluknya dengan erat namun tidak terlepas, Aldan seperti perangko terus menempel dengan nya.
"Sayang" lembut Aura yang sebenarnya ingin menyakar Aldan.
"Sayang bangun udah sore" lanjut Aura
Aldan tidak bergerak dan hanya diam saja.
Dengan emosi Aura langsung menarik dengan kasar tangan Aldan agar tidak memeluknya terus.
"Akhhh kenapa sih?" tanya Aldan yang terbangun karena tangannya di tarik dengan kasar oleh Aura.
"Maaf sayang. aku mau ke kamar mandi kamu gak lepas - lepas tangannya jadi aku tarik kenceng aja" alasan Aura
"Oh" balas Aldan dan dia tidur kembali
Aura hanya menatap kesal dengan tingkah aldan.
"Gue haru cari cara, biar dia gak tidur di sini. Jiji banget sumpah" ucap Aura dalam hati
Aura masuk ke kamar mandi dan mencuci wajahnya agar lebih segar, dan 10 menit kemudian dia keluar dari kamar mandi.
"Mas bangun. udah sore kamu belum makan" ucap Aura
"Iya nanti aku nyusul" balas Aldan
Aura pun langsung keluar dengan memakai baju tidur pendek berwarna merah maroon ( bukan lingerie tapi baju tidur satu set baju dan celana pendek ) dengan rambut yang di gulung asal membuat dia semakin cantik.
Aura pun turun ke lantai satu untuk makan karena perutnya sudah sangat kelaparan.
"Mpok" teriak Aura
"Iya non" balas Mpok Mira
"Aku mau makan dong tolong siapin ya Mpok" ucap aura
"Baik non" balas Mpok Mira
Aura pun duduk di kurus meja makan sembari menunggu Mpok Mira Aura mengirim pesan kepada seseorang.
5 Menit Kemudian
Mpok Mira membawa makanan untuk Aura.
"Ini non makanan nya" ucap Mpok Mira
"Iya makasih mpok. Mpok udah makan?" tanya Aura
"Udah non. Saya ke belakang dulu non, mau siapin makan untuk mbak Vega sama tuan Aldan" jawab Mpok Mira sambil tersenyum jahat ke arah Aura
"Oke" balas Aura membalas dengan kedipan sebelah mata kepada Mpok Mira
Aura pun memakan makanannya dengan lahap karena sudah kelaparan.
"Ra kamu baru bangun?" tanya Vega yang datang dari kamarnya
"Iya mbak, aku laper banget ini" jawab Aura sambil makan
"Kan udah mbak bilang tadi makan dulu" omel Vega so perhatian.
Dengan tersenyum jahat Aura membalas ucapan Vega.
"Iya soalnya dari tadi pagi sampe barusan Aldan gak mau lepas. Meluk terus sampe aku kelaparan gini, mungkin dia se kangen itu sama aku jadi tidur pun gak mau lepas" ujar Aura agar Vega cemburu
Vega yang mendengar ucapan Aura mengepalkan tangannya di bawah meja makan dengan erat.
"Akhir - akhir ini gak tau kenapa Aldan jadi perhatian terus romantis lagi mbak" ucap Aura dia menambahkan bubuk - bubuk penghancur untuk Vega.
Vega semakin emosi dan tangannya pun mengepal erat si bawah meja.
Tak.. Tak.... Tak...
Terdengar langkah kaki turun dari lantai dua.
Ternyata itu adalah aldan yang baru keluar dari kamar, dengan memakai baju tidur persis dengan Aura, karena mereka berdua sedang memakai baju tidur couple.
"Sayang mau makan apa?" tanya Aura dengan lembut dia ingin membuat Vega semakin cemburu.
"Samain aja sama makanan punya kamu' jawab singkat Aldan
Aldan langsung duduk di samping Aura tanpa melihat ke arah Vega, Vega yang melihat tingkah laku Aldan seperti itu semakin marah dan....
Brakk.....
Vega menggebrak meja makan dengan kuat dan langsung berdiri dan masuk ke dalam kamarnya dengan membanting pintu dengan keras..
Brakk.....
"Mbak Vega kenapa?" tanya Aura pura - pura bingung
"Gak papa. Mungkin dia ada masalah" jawab Aldan
"Oh. Kamu gak mau tanya sama mbak Vega dia kenapa? kan kamu adeknya, kamu harus lebih perhatian" ucap Aura
"Iya. Nanti aku samperin dia setelah makan" balas Aldan.
Mpok Mira pun membawakan makanan dan langsung meng kode Aura jika dia sudah menambahkan racun ke makanan Aldan.
"Makasih mpok" ucap Aura sambil mengedipkan sebelah matanya.
Di balasan anggukan dan senyuman lembut Mpok Mira.
Aldan pun makan tanpa bersuara dan fokus makan saja, dan Aura pun tidak terlalu khawatir jika dirinya makan dengan Aldan karena Aldan adalah tipikal orang yang tidak mau berbagi saat makan jadi Aura makan dengan bisa saja.
20 Menit Kemudian
Mereka berdua selesai makan, dan Aldan pun menuruti permintaan Aura untuk berbicara dengan Vega.
Cklek....
Vega langsung melihat ke arah pintu.
"Ngapain kamu ke sini?" sinis Vega
"Aku mau jelasin semuanya" ucap Aldan
"Jelasin apa hah!!! Kamu dari kemarin gak pulang, terus tadi pulang kamu cuekin aku. Menurut kamu aku gak marah kamu gituin hah!!" emosi Vega.
"Di tambah kamu mesra - mesran sama si Aura, kamu pake baju couple sama dia di depan aku. Kamu tega" lanjut Vega
"Aku menghindar dari kamu karena aku gak mau marah sama kamu, aku gak mau bentak kamu. Kamu harus ngerti dong masalah kita banyak dan dengan kamu marah kaya gini buat beban di kepala aku semakin berat. Kamu harus ngertiin aku lah" ucap Aldan
Bukan menenangkan Vega malah membuat api yang akan berkobar besar.
"Jadi menurut kamu aku beban buat kamu gituh? Kamu tega ya" ucap Vega sambil bangun dari ranjang.
Vega langsung membereskan baju - bajunya ke dalam koper, dan Aldan hanya terdiam dan tidak melarang Vega yang akan pergi.
Vega tertegun melihat aldan yang tidak menahannya membereskan baju, awalnya tadi dia hanya ingin mengancam Aldan agar Aldan meminta maaf kepadanya.
Namun malah dia melihat aldan yang sepertinya tidak peduli lagi kepadanya.
Dengan emosi Vega menyeret kopernya ingin keluar dari kamar.
"Kamu mau kemana?" tanya Aldan
"Aku mau pulang ke rumah mamah. Di sini juga buat apa?" emosi Vega
"Aku izinkan kamu pulang ke rumah mamah, nabati kita bicara lagi" singkat Aldan
Dan dia langsung keluar dari kamar Vega.
Vega tertegun mendengar ucapan Aldan yang menyuruhnya pulang dan Aldan tidak menahanya pergi.
Cklek....
Pintu di tutup, Vega langsung mengamuk.
Akhhhhh.....
Brakkk.....
Brakkk.....
Vega membanting koper yang dia akan bawa, dia tidak peduli jika Aura mendengar nya dan jika Aura mendengarnya dia akan memberitahukan yang sebenarnya, dia sudah tidak peduli lagi.
Malam itu Vega tidak pulang dia masih ada di rumah Aura, namun kamarnya sangat berantakan dan kegaduhan terus muncul di dalam kamar Vega.
Sedangkan Aura dia ada di dalam ruang kerjanya sedang mengerjakan pekerjaan nya.
"Eh ini kan akte rumah, gue lupa belum ganti nama lagi" ujar Aura melihat akte rumah ini belum dia cantik menjadi nama dia.
Dan nama yang tertulis nama Aldan.
"Nanti aja gue ganti lah" ujar Aura
Aura kembali mengerjakan pekerjaan nya.
Jam 12 Malam
Cklek.....
"Kamu belum tidur mas?" tanya Aura
"Belum. Tadi kan kita baru bangun tidur sore jadi belum ngantuk jam segini" jawab Aldan
"Oh. aku mandi dulu ya gerah" balas Aura
"Iya"
Aura masuk ke dalam kamar membawa akte rumahnya yang akan besok dia bawa ke pengacara keluarganya.
Aura menyimpan akte itu di meja tv dan dia masuk ke dalam kamar mandi karena badanya yang sudah kegerahan.
Aldan yang melihat Vega membawa sesuatu langsung melihat ke arah meja tv, dan dia melihat dokumen yang di bawa Aura.
Dia langsung berjalan dan melihat dokumen itu dengan seksama, dan matanya melotot terkejut karena akte rumah ada nama nya.
dah tahu sibangsat tu ada dlm bilik bawa sekali yg dikehendaki oleh keluarga sibangsat sedih