NovelToon NovelToon
Bisnis Plus Plus

Bisnis Plus Plus

Status: tamat
Genre:Romantis / Nikahmuda / Playboy / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial / Aliansi Pernikahan / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:14.7M
Nilai: 5
Nama Author: Mizzly

"200 juta, ini uang untuk membelimu!"

Pria di depannya melihatnya dari ketinggian, dan aura angkuh memenuhi ruangan.

Dewi Puspitasari kehabisan akal.

Karyawan cafe yang berusia dua puluhan ini telah mencoba berbagai cara, tapi semuanya sia-sia seperti berada di jalan buntu. Ayahnya harus segera menjalani operasi yang memakan biaya besar.

Dari mana dia mendapatkan 200 juta dalam sekejap?
Setelah hampir menghabiskan semua dana, setengah putus asa, dia membuat tawaran gila dengan bosnya, Virata Agastia.

"Oke. Aku setuju."

Dewi Puspitasari hanya bisa menerima kenyataan bahwa dirinya seperti barang yang diperdagangkan dalam transaksi ini.

Akankah pernikahan yang didominasi uang ini akan berakhir dengan bahagia?

Bagaimana nasib pernikahan mereka setelah ayah Dewi Puspitasari sembuh?


Note: Novel ini mengandung unsur dewasa. Harap bijak menyikapinya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Detektif Bahri Part 1

"Kakakmu hari ini nginep di rumah temennya, jadi kamu nggak usah jemput! Ibu lupa memberitahu kamu sebelumnya, soalnya tadi kamu udah berangkat ke sekolah waktu Kakak kamu titip pesan." kata Ibu pada Bahri yang sudah bersiap-siap ingin menjemput Dewi kakaknya.

Bahri terlihat mengenyitkan keningnya mendengar perkataan ibu. "Kakak nginep lagi di tempat temannya? Kok nggak ngasih tahu aku sih?!"

"Mungkin karena tadi pagi Kakak kamu kesiangan! Dia saja sampai lupa sarapan karena takut telat bekerja. Sudahlah, Biarkan saja dia sesekali menginap di rumah temannya. Kakak kamu kan juga butuh bersosialisasi dengan orang lain. Jangan hanya bekerja terus dan mengurus kita keluarganya. Biarkan Kakak kamu yang masih muda menikmati hidupnya. Siapa tahu, Kakak kamu malah menemukan jodoh nanti." Ibu terlihat memberi izin Dewi dengan mudah. Namun tidak demikian dengan Bahri.

Kecurigaan Bahri terus-menerus bertambah setiap harinya. Mulai dari uang DP operasi, lalu pelunasan biaya rumah sakit, perkataan teman-teman Kakaknya yang mengatakan kalau Kakaknya tidak punya teman dekat, Kakaknya punya uang buat jajan dan terakhir karena kakaknya turun dari mobil yang dikendarai oleh seorang cowok.

Seakan kecurigaan tentang biaya operasi yang tiba-tiba ada belum cukup, Kakaknya malah menunjukkan kecurigaan yang lebih mencurigakan lain yang membuat Bahri yakin Kakaknya melakukan pekerjaan yang tak halal demi mendapatkan uang tersebut.

"Kak Dewi masuk shift 1 kan Bu?" tanya Bahri lagi pada Ibu-nya untuk lebih memastikan.

"Iya. Tadi berangkatnya masih agak pagi kok." jawab Ibunya dengan jujur.

Bahri melihat jam di dindingnya. Masih keburu kalau Ia menjemput Kakaknya sekarang. Mungkin inilah saatnya Ia mencari tahu apa yang Kakaknya lakukan.

Bahri pun mengambil jaket yang tersampir di atas bangku plastik. Jaket yang biasa Ia gunakan untuk ngojek, jaket yang bau asap kendaraan dan terlihat lusuh namun bisa menghangatkannya dari udara dingin.

"Bahri pergi dulu, Bu! Mau ngojek!" Bahri sengaja berbohong agar Ibu-nya tidak tahu kalau Ia akan membuntuti kemana Kakaknya pergi.

"Iya. Hati-hati kamu! Jangan pulang malam-malam!" pesan Ibu-nya.

Bahri pun lalu mengemudikan motornya menuju cafe tempat Dewi bekerja. Ia datang tepat waktu, dan melihat kakaknya sedang memberhentikan angkot. Telat sedikit saja pasti Bahri akan tertinggal.

Bahri lalu mengikuti kemana Kakak-nya pergi. Bahri sengaja memberi jarak agar tidak terlihat oleh kakaknya. Kakak-nya pun turun di sebuah apartemen yang belum lama diresmikan. Apartemen baru yang sejak beberapa waktu lalu terus gencar melakukan promosi penjualan.

Bahri pun memarkirkan motornya di minimarket tak jauh dari apartemen itu berada. Ia nitip pesan pada penjaga parkir untuk menjaga motor miliknya sementara Ia mau masuk ke dalam.

Cepat-cepat Bahri mengikuti Kakak-nya yang terlihat agak linglung sambil sesekali menatap ke atas apartemen dan mencocokkan dengan handphonenya. Sepertinya, Kakak-nya sedang mencari alamat. Makin curiga saja Bahri, katanya teman tapi tak tahu alamatnya, aneh!

Bahri bersembunyi di belakang pilar besar dan mendengar saat Kakak-nya bertanya kepada security. Bahri jadi tahu ke mana tujuan Kakak-nya.

Dewi masuk dengan mudah ke dalam apartemen karena Wira sudah memberikan ijin padanya untuk masuk. Sementara Bahri, Ia harus putar otak untuk bisa masuk dan melewati pengawasan security yang lumayan ketat.

Beruntung ada rombongan keluarga yang sedang ingin naik ke lantai atas. Bahri pun pura-pura bermain handphone dan ikut gabung dalam rombongan tersebut. Bahri berhasil lolos dan masuk ke dalam lift.

Tidak sia-sia Ia menguping saat Kakak-nya bertanya pada security. Ia pun langsung menuju unit apartemen yang tadi disebutkan oleh Kakak-nya.

Bahri terdiam di depan pintu apartemen. Ia menunggu dan menghitung beberapa kali sebelum memutuskan untuk mengetuk pintu apartemen tersebut.

****

Dewi sudah mengenakan baju seksi yang Wira berikan. Mata Wira langsung membulat melihat pemandangan indah di depannya. Ia bahkan bisa melihat jejak kissmark yang Ia buat di dada milik Dewi yang putih bak porselen tersebut.

"Cantik sekali dia! Benar-benar menggoda imanku. Tidak sia-sia rasanya membuat surat perjanjian dengan gadis polos ini. Dibalik pakaian sederhana yang biasa Ia kenakan, tersimpan aset yang begitu memukau. Bahkan wanita yang selama ini aku temui tak ada yang semenarik miliknya." batin Wira yang terus memuji keseksian tubuh Dewi.

Wira yang sedang duduk di sofa terus menatap Dewi tanpa berkedip. Dewi jadi canggung dibuatnya. Wajahnya berubah merah karena ditatap bosnya dengan pandangan seperti itu. Dewi tahu Wira begitu menginginkan dirinya, bukan menginginkan sebagai seorang wanita yang dicintai, melainkan hanya sebagai pemuas birahi semata.

Wira menepuk sofa kosong di sampingnya, dengan patuh Dewi duduk samping Wira. Wira pun menatap Dewi dengan lekat sementara jari telunjuknya mengelus wajah Dewi yang terlihat cantik meski tanpa make up.

Seakan tak mau memulai cepat-cepat, Wira pun mengusap bibir Dewi dengan jarinya. Setiap sentuhan yang Wira lakukan membuat jantung Dewi berdegup kencang. Bisa menatap Wira dari jarak dekat dan melihat ketampanannya adalah keberuntungan bagi Dewi.

Laki-laki yang kalau datang ke cafe selalu jadi bahan gunjingan para karyawan karena ketampanan yang dimiliki. Mereka bilang, Wira bahkan jauh lebih tampan daripada Abinya, memang benar Wira sangat tampan. Dewi mengakui itu. Andai teman-temannya tahu, lelaki tampan ini sudah beberapa kali menidurinya. Selain gunjingan pasti mereka akan menatap iri akan keberuntungan yang Dewi miliki.

Wira kini menepuk pahanya. Meminta Dewi duduk di pangkuannya. Jarak mereka begitu dekat, bahkan Wira bisa melihat dengan lekat mata Dewi yang indah.

"Lo udah nyatet kan berapa kali kita melakukan bisnis plus-plus?" tanya Wira sambil terus menjelajahi wajah Dewi dengan jarinya. Ia asik menelusuri kulit Dewi yang halus dan lembut.

Dewi mengangguk. "Iya, Pak."

"Bagus! Ingetin gue kalau sampai lebih dari perjanjian. Gue nggak hafal dan gue nggak mau mencatatnya. Kalau sampai gue lebih dari perjanjian awal, akan gue bayar dua kali lipat!"

Mendengar akan dibayar dua kali lipat Dewi tersenyum senang. Tapi kemudian Ia menyadari betapa murahan-nya dirinya. Kenapa malah Ia senang ketika ditawari untuk menjual diri? Namun, Dewi tak lagi sibuk dengan pikirannya ketika bibir Wira mulai mencium dirinya.

Hari ini Wira berbeda dari biasanya. Ciumannya begitu lembut dan seakan tak mau menyakiti Dewi sama sekali. Cumannya begitu membuai sampai Dewi menikmati setiap kelembutannya dan berharap kalau Wira melakukan hal tersebut karena memang mencintainya. Hal yang mustahil, namun siapa yang tak mau dicintai oleh cowok setampan Wira?

Rupanya Wira tak lama mencium Dewi dengan lembut karena tangannya mulai menggeraayangi tubuh Dewi dan membuat Dewi merinding dikala tangannya menyentuh pucuk buah sintal miliknya

Wira pun mulai terbakar gairahnya. Ia membalikkan posisi, kini berada di atas tubuh Dewi dan akan mulai melakukan permainan yang pertama. Dewi sudah hampir tanpa busana ketika pintu apartemen Wira ada yang mengetuk.

Wira dan Dewi saling bertatapan karena kaget. Siapa yang datang? Baik Wira maupun Dewi dua-duanya takut kalau ada yang melihat apa yang mereka lakukan. Cepat-cepat Wira turun dari tubuh Dewi dan memberikan pakaian milik Dewi. "Lo ngumpet di kamar mandi dalam kamar gue!" perintah Wira.

Dewi pun menurut apa yang Wira perintahkan. Cepat-cepat Ia mengambil pakaiannya dan berlari menuju kamar mandi. Wira juga melakukan hal yang sama. Merapikan rambutnya yang acak-acakan karena dijambak oleh Dewi. Wira pun berjalan menuju pintu dan membukanya untuk melihat siapa yang datang.

****

Nah makin penasaran kan? Yuk vote lagi biar aku semangat nulisnya 😊😊😊

1
kalea rizuky
kapok kn lu keguguran salah sendiri ngeyel
kalea rizuky
jd ini alasan wira g suka Carmen dket Zaky hahhahah
kalea rizuky
adek g tau diri bisanya nyusain
kalea rizuky
uda miskin np g urus kis aja
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
🥰🥰🥰😍
Atoen Bumz Bums
judulnya arah positif
Atoen Bumz Bums
Carmen nikah ma siapa
Atoen Bumz Bums
anak puncak kayaknya😎
Atoen Bumz Bums
Dewi yg di doa' in aku yg terhura
Atoen Bumz Bums
kirim pesantren x
Atoen Bumz Bums
la Dewinta td turun sendirian
ratnanya yg tidur gak diceritain LG tau2 da sampe apart
minum Aqua dulu thor🤭
Ran Aulia
🤣🤣🤣🤣 go wira go 👍👍👍👍
Ran Aulia
romantic comedy love story 🥰🥰🥰🥰

terima kasih ya kak
aryuu
kenyataannya didunia nyata pun sering terjadi yg seperti ini...
aryuu
antara sedih dan pengen ketawa🥲
Jessica
Lumayan
Deistya Nur
keren, semangat terus ka👍💪
Zainatul Ilmiyah
up. I'm t5
Zainatul Ilmiyah
w, z
Junita Junita
cepat selesaikan tugas mu wi dan pergi dri hidup si barakok yg selalu nyakitin hati org klu ngomong🙄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!