NovelToon NovelToon
Bukan Istri Kedua

Bukan Istri Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Obsesi / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Widia

Hidup tak berkecukupan, memaksakan Alana mengubur impiannya untuk berkuliah. Dia akhirnya ikut bekerja dengan sang ibu, menjadi asisten rumah tangga di sebuah rumah cukup mewah dekat dari rumahnya. Namun masalah bertubi-tubi datang dan mengancam kehidupan dirinya dan sang ibu. Dengan terpaksa dirinya menerima tawaran yang mengubah kehidupannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan

Semua keluarga terdekat Sari berkumpul di rumah sakit, termasuk besannya. Bara dan Yuniar nampak menemani Aravind yang sedang menunggu kedatangan Jeselyn dan juga ayahnya.

Namun, pikiran Aravind tertuju pada janjinya. Janji membawa gadis itu menghabiskan waktu bersama di tempat selain rumah.

—"Kau boleh pergi ke mall sendiri, nanti akan ku kirimkan supir untuk mengantarmu."

Lama sekali balasan dari Alana, membuat pria itu gelisah karena takut jika Alana kecewa padanya.

Alana yang baru saja keluar dari kamar mandi, membuka lemari dan mencari pakaian yang cantik untuknya. Dipilihnya sebuah fitted top berwarna coklat salur, dan trouser berwarna khaki.

Rambutnya yang panjang di gerai dengan gaya teddy curls. Juga riasan make up yang membuatnya semakin terlihat cantik.

"Oh, Mas Aravind. Ya, aku sudah menduganya. Makanya, aku sudah bersiap," ucap Alana sambil mengecek uang yang di transfer Aravind.

"Sepuluh juta? Dia minta aku belanja apa dengan uang sebanyak ini."

Alana pun berjalan keluar dan melihat mobil Aravind yang sudah terparkir di depan rumah. Gadis itu pun masuk dan sang supir kini melajukan mobilnya.

Sampai di mall, Alana merasa kebingungan. Melihat orang-orang yang datang bersama teman dan juga pasangannya, membuat gadis itu kesepian di tengah kerumunan.

Dia berjalan sekeliling, mencari tempat yang ingin sekali dia datangi. Timezone, tempat dimana Alana dan Revan sering menghabiskan waktu berdua.

"Rasanya berbeda, ternyata yang membuatku senang bukan karena tempatnya. Tapi karena... "

Alana tersenyum, mengingat kebersamaannya dengan Revan di tengah rasa sepinya.

Gadis itu mulai melirik ke arah foodcourt, baginya makan adalah aktivitas yang menyenangkan walau hanya sendiri.

"Aku pilih apa ya, selama ini makanan yang enak selalu di pilihkan oleh Revan. Ah... "

Alana kembali mengingat pria itu, kedekatannya selama beberapa bulan menciptakan momen yang sulit di lupakan Alana. Revan, nama itu masih tersimpan rapi di hati dan fikirannya.

Alana menikmati makanan yang di pesannya, sendirian. Sambil melihat lalu lalang orang yang datang bersama keluarga dan temannya.

"Tak apa, nikmati saja semuanya. Ini sudah pilihanku," gumamnya dalam hati.

Alana kembali mengecek saldo di rekeningnya, uang yang di berikan Aravind hanya terpakai sedikit saja. Gadis itu tak bisa menikmati quality timenya yang terasa sepi tanpa teman.

Alana pergi, meninggalkan tempat duduknya. Dia lebih memilih pulang dan menghabiskan waktunya di rumah. Namun, langkahnya mendadak terhenti saat mendengar suara pria yang dia kenal.

"Revan?"

Alana menoleh ke arah belakang dan melihat pria yang sedang mengobrol dengan temannya.

"Iya, itu Revan," ucapnya sambil mematung menatap pria yang sedang berjalan ke arah meja yang sempat dia duduki.

Revan merasakan hal aneh, seperti ada seseorang yang mengawasi. Dia pun menoleh ke arah di mana Alana menatapnya.

Alana yang sadar segera berlalu, sedangkan Revan sudah lebih dulu sadar jika itu gadis yang sudah menghilang selama satu bulan dari hidupnya.

"Alana!"

Langkah Alana terhenti saat Revan memanggilnya. Gadis itu pun memutar badan dan melihat Revan yang sudah berdiri di belakangnya.

Tangannya gemetar, matanya tak berani menatap pria yang sempat mengisi hari-harinya yang kesepian karena ibunya yang masuk penjara.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Revan sambil tersenyum.

"Aku baik, kalau Pak Revan?"

Pertemuan kembali dengan Revan, membuat Alana ingin segera mengakhiri semuanya dengan Aravind.

"Aku harap kehamilan itu tak pernah terjadi, agar aku bisa cepat bebas," gumam Alana dalam hatinya.

•••

"Sayang, bagaimana kabar mommy?"

Jeselyn yang baru sampai di rumah sakit, segera menghampiri suaminya. Tak lupa menyapa mertuanya yang ada di sana.

"Mommy dalam keadaan kritis. Dia ada di icu sekarang," jawab Aravind.

Sementara ayah Jeselyn segera menghampiri dokter yang menangani keadaan istrinya. Terlihat raut cemas di wajah Rudy saat mendengar kondisi istrinya.

"Jeselyn, aku sudah dari semalam di sini. Aku ingin pulang dulu dan beristirahat, lalu kembali lagi ke sini."

"Iya, aku yang akan menjaga mommy di sini. Ayah juga dia ada di sini," jawab Jeselyn sambil kembali menatap sang ibu yang tak sadar.

Aravind segera keluar, membawa mobilnya menuju rumahnya. Namun bukan untuk beristirahat, melainkan bersiap untuk menjemput Alana yang sedang ada di mall. Tanpa tahu jika gadis itu tengah bersama pria lain.

"Kau terlihat lebih kurus," ucap Revan yang baru berjumpa lagi dengan Alana.

"Benarkah? Sepertinya dietku berhasil, jika kau berkata seperti itu," ucap Alana sambil tersenyum.

Revan tersenyum, walau rasanya canggung tapi melihat gadis itu membuat hatinya tenang. Mengingat gadis muda itu hanya sendiri, rasa khawatirnya sedikit berkurang saat melihatnya sehat dan bugar.

"Sekarang kau bekerja di mana? Sepertinya kau mendapatkan upah yang layak dari pada di salonku?"

Alana terdiam, gadis itu memang mendapatkan uang yang bahkan lebih dari layak. Namun, apa yang dia relakan melebihi dari yang harusnya dia dapatkan.

"Aku hanya bekerja menjadi pelayan di sebuah rumah. Bagaimana keadaan salon, juga Kak Sita, Kak Wulan, dan juga Nuke?"

"Semuanya baik dan lancar, aku harap kau juga bahagia dengan pekerjaanmu sekarang. Hmm, apakah kau mengganti nomormu? Aku tak bisa menghubungimu," ucap Revan yang membuat Alana paham. Gadis itu ragu, karena tak mungkin melanggar persyaratan yang di berikan Aravind.

"Tapi, aku belum tentu bisa bertemu dengan Revan lagi. Bisa saja kedepannya tak ada kesempatan untukku bisa dekat dengannya lagi selain saat ini," gumam Alana yang tak peduli lagi dengan persyaratan apapun.

Alana pun berpamitan pada Revan, melihat langit yang sudah mulai menggelap.

"Aku akan antarkan kau pulang... "

"Tidak, aku tak merepotkanmu. Temanmu juga pasti menunggu kan di sana. Aku sangat senang bertemu denganmu, semoga kita bisa berjumpa lagi," tolak Alana yang tak ingin jika Revan tahu dimana dia tinggal.

Alana segera meninggalkan Revan, perasaannya yang masih terpendam seakan bergejolak saat melihatnya. Begitupun Revan yang tak bisa memungkiri, jika Alana masih ada di hatinya.

"Pasti, kita akan bertemu lagi Alana."

Sementara itu, Aravind telah sampai di parkiran mall. Dia pun mengabari Alana dan menunggunya untuk pulang bersama.

—"Baiklah, aku akan segera ke sana."

Terlihat Alana dari kejauhan sedang mencari keberadaan Aravind. Pria itu pun keluar dan menghampiri gadis yang kini menjadi prioritasnya.

"Dia keluar sendiri dengan tampilan seperti ini?" Gumam Aravind yang menyadari tampilan berbeda dari Alana.

Keduanya pun dalam perjalanan pulang, Aravind merasa aneh melihat Alana yang nampak ceria.

"Kau sepertinya bersenang-senang," ucap Aravind dengan wajah datar.

"Ah, aku sangat menikmati menghabiskan waktu di luar rumah. Rasanya aku bisa bernafas lega."

Aravind menatap lekat wajah Alana, melihat senyum yang mengembang di wajah gadis itu membuatnya ingin memberikan kebahagiaan lebih dari sekedar bermain di mall saja.

"Apa bulan depan ku ajak ke luar kota saja."

Tiba-tiba, teringat sebuah amplop bertuliskan namanya yang di temukan polisi di mobil sang ibu mertua. Pria itu segera membawa mobilnya melaju dengan kencang, penasaran dengan isi dalam amplop tersebut.

1
Randa kencana
Ceritanya sangat menarik
Fitri Widia: Terima kasih 🥺🙏
total 1 replies
partini
waduh waduh imbalannya tempik
partini
ibunya lagi main kah
partini
good
Fitri Widia: terimakasih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!