Lily mendapati dirinya masuk ke salah satu novel online karyanya sendiri yang berjudul Raja Iblis Impoten, dan harus membantu sang Raja untuk memiliki keturunan.
Bersama sistem dia harus merubah alur cerita dimana akhirnya dia akan mati mengenaskan di tangan sang Raja yakni suaminya sendiri. Dengan identitas sebagai selir tak diinginkan dia harus merubah nasibnya sendiri.
Mampukah Lily melakukannya?
Novel pertama otor di genre baru, mohon maaf bila masih banyak kesalahan dalam alur cerita ataupun nama tokoh 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Kembali ke Istana
Sebelum pagi menjelang, Raja membangunkanku, “Selir Su, bangunlah. Ini sudah hampir pagi sudah saatnya kau pulang,” ucapnya sambil mengguncang tubuhku pelan.
Aku menggeliat pelan kemudian bangkit, api yang kami nyalakan ternyata sudah padam, udara pun terasa begitu dingin. Entah pukul berapa tepatnya ini, hanya saja cahaya kemerahan mulai nampak di ujung langit.
“Ayo, aku akan mengantarmu.” Ucapnya.
Aku mengangguk kemudian mengikuti langkahnya. Tak jauh dari bibir goa, seekor kuda di ikat di sebatang pohon dan sepertinya itu kuda milik Raja.
“Ayo naiklah,” dia mengulurkan tangannya padaku setelah dia sendiri duduk di atas kuda tersebut.
Seumur-umur baru kali ini aku naik kuda sungguhan. Aku menerima uluran tangannya kemudian naik dan duduk di belakangnya. Ini mirip seperti berboncengan menggunakan sepeda motor.
Langkah kuda yang setengah berlari menerobos rapatnya barisan pepohonan, tanpa sadar aku memeluk pinggang Raja karena takut terlempar jauh dari punggung kuda.
Aku merasa dia tampak tak nyaman, namun dia tak menolak lingkaran tanganku di pinggangnya, setelah cukup lama akhirnya kami pun keluar dari area hutan, Raja menghentikan langkah kudanya setelah posisi kami berada tak jauh dari Istana.
“Se-selir Su, sepertinya kita harus berpisah disini, aku tidak bisa mengantarmu sampai Istana,” Ucapnya, sontak aku pun melepas pelukanku di pinggangnya.
“Tentu Tuan, maaf karena telah merepotkanmu dan terimakasih telah mengantarku pulang dengan selamat,” ucapku seraya turun dari kuda.
“Sama-sama, kau juga pernah menyelamatkan nyawaku jadi kita impas,” sahutnya, setelah itu pun dia kembali memacu kudanya dan pergi menjauh.
Aku berjalan mengendap-endap diluar tembok Istana, sambil mengawasi pergerakan para penjaga dari Peta ajaib milikku.
Dua orang penjaga nampak berjaga di depan gerbang Istana, sementara yang lain patroli silih berganti berkeliling area Istana utama dan Istana Harem, serta kediaman Raja itu sendiri.
Aku menemukan jalan rahasia yang minim penjagaan yaitu area tempat kandang kuda, tempat para kuda di rawat dan di latih untuk siap ikut berperang dengan para pemiliknya.
Aku melompati tembok setinggi satu meter dan berhasil masuk kedalam, aku berjalan mengendap-endap berusaha menghindari penjaga yang tengah berpatroli di area ini, sambil terus mengawasi nama-nama yang bergerak dan diam di seluruh area Istana.
Setelah sekian lama akhirnya aku pun sampai di kediamanku, tampak Xiao Ya tengah duduk sambil menangis di dekat ranjang.
“Nyonya,” pekiknya saat melihat aku kembali dengan selamat.
“Shut, jangan keras-keras nanti orang lain tahu kalau aku tidak di istana semalaman.”
“Anda pergi kemana, hiks, saya benar-benar merasa khawatir, ha-hampir saja saya melapor pada yang Mulia kalau anda hilang,” ucapnya sambil menyeka sisa air mata yang tergenang di pipinya.
“Aku tersesat, tapi ada orang baik yang menolongku.”
“Permaisuri juga menyuruh orang untuk mencari anda diam-diam tapi tak ada yang bisa menemukan anda, saya benar-benar merasa khawatir,” lirihnya.
“Sudahlah, lagi pula sekarang aku sudah kembali, jadi berhentilah menangis dan siapkan pakaian untukku.”
***
Matahari mulai naik ke peraduannya, siang ini Kakak Su Ying, Pangeran Mahkota Su Yan akan datang kemari sebagai utusan kerajaan Lembah hijau, sebagai pembawa upeti untuk Kerjaan ini sebagai syarat perdamaian juga untuk mempererat kerjasama antar kedua negara.
Negri lembah hijau, meski tempat itu hanya sebuah negara kecil tapi tempat itu kaya dengan hasil buminya, dinamakan Lembah hijau karena memang tempat itu seperti lembah dengan pemandangan alam yang Indah.
“Lily, kau baik-baik saja?” Chen Quan datang dan langsung menghambur memelukku.
“Hey, kendalikan dirimu, semua orang ada disini,” bisikku di telinganya, kami harus ekstra hati-hati banyak pasang mata yang melihat interaksi kami termasuk Xiao Ya, entahlah aku sering merasa bahwa gadis ini sedikit berprilaku aneh sekarang, aku harus mulai mengawasinya.
Seketika dia melepas pelukannya dengan gugup, aku menunduk hormat padanya, “aku baik-baik saja yang Mulia, terimakasih atas perhatiannya.”
“Ehem, Selir Su datanglah ke kediamanku ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu,” ucapnya terdengar serius.
“Baik yang Mulia.” Setelah itu dia pun pergi dan aku juga Xiao Ya mengikuti langkahnya.
“Kalian semua tunggu di luar, aku hanya ingin bicara berdua dengan Selir Su,” instruksinya.
“Lily, apa kau baik-baik saja, aku benar-benar mengkhawatirkanmu,” ucapnya setelah pintu tertutup dan hanya menyisakan kami berdua diruangan ini.
“Aku baik-baik saja, ada orang baik yang menolongku, oh ya Chen Quan mulai sekarang panggil aku selir Su saja seperti yang lain dan aku akan memanggilmu Permaisuri meski kita sedang berdua.”
“Kenapa?” tanyanya bingung, namun saat dia menatap mataku nampaknya dia mengerti, ada orang yang tengah mengawasi kami, mungkinkah itu perintah Selir Jiang?
😀😀😀❤❤❤❤❤
balas tampar 5x dan tendang bokongnya.
😀😀😀❤❤😘😍😙
❤❤❤😘😍😗😗
❤❤❤😘😙😗
❤❤❤❤
lama2 Raja bucin ama Selir Su..
😀😀❤❤😘😍😙
😚😂😂😙😙😗❤❤❤❤
😀😀😀😍😙😗😗❤❤❤❤
siapa yg akan nolongin selir su...
😀😚😚😍😙😗🤔❤❤❤❤
❤❤❤😘😙😙
❤❤😀😀😀😍😙😙
❤❤❤😍😙😗
❤❤❤😍😙😗