NovelToon NovelToon
Fangirl Cantik Milik Tuan Antagonis

Fangirl Cantik Milik Tuan Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Obsesi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kaya Raya / Fantasi Wanita / Ruang Ajaib
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: BlackMail

Aluna, seorang pekerja kantoran, punya satu obsesi: Grand Duke Riven Orkamor, antagonis tampan dari game otome yang seharusnya mati di semua rute. Baginya, menyelamatkan Riven adalah mimpi yang mustahil.

​Hingga sebuah truk membuatnya terbangun sebagai Luna Velmiran — putri bangsawan kaya raya yang manja dan licik, salah satu karakter dalam game tersebut.

​Kini, Riven bukan lagi karakter 2D. Ia nyata, dingin, dan berjalan lurus menuju takdirnya yang tragis. Berbekal pengetahuan sebagai pemain veteran dan sumber daya tak terbatas milik Luna, Aluna memulai misinya. Ia akan menggoda, merayu, dan melakukan apa pun untuk merebut hati sang Grand Duke dan mengubah akhir ceritanya.

​Namun, mencairkan hati seorang antagonis yang waspada tidaklah mudah. Salah langkah bisa berarti akhir bagi mereka berdua. Mampukah seorang fangirl mengubah nasib pria yang ia dambakan, ataukah ia hanya akan menjadi korban tambahan dalam pemberontakannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlackMail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 : Kau Lagi!?

Waktu berlalu begitu cepat. Tidak terasa, esok adalah hari keberangkatan Luna ke Akademi Trisula.

​Luna menjatuhkan tubuhnya yang lelah ke atas kasur empuk, punggungnya terasa pegal. Akhirnya ia bisa sendirian.

Seharian ini ia sibuk meladeni ketiga kakaknya yang super protektif, yang bergiliran datang ke kamarnya seolah sedang melakukan inspeksi militer.

Mengingatnya saja sudah membuat kepalanya pening.

Andrew, kakak laki-laki pertamanya yang seorang Komandan Ksatria, menemuinya dengan wajah serius. Ia memberikannya sebuah belati perak kecil yang cantik.

"Akademi bukan tempat yang sepenuhnya aman, Luna. Akan selalu ada bangsawan bodoh yang mencoba berbuat kurang ajar. Bawa ini untuk perlindungan. Jika ada yang menyentuhmu, jangan ragu untuk menusuk tangan mereka," begitulah katanya, dengan niat membunuh yang kental.

Lalu datang Hendrick, calon pewaris Duke. Ia tidak memberinya senjata, melainkan sebuah buku catatan kecil berisi daftar nama dan koneksi keluarga.

"Setiap tindakanmu akan mencerminkan nama Velmiran. Jaga reputasimu, jangan bergaul dengan orang-orang rendahan, dan pastikan kamu berada di puncak rantai sosial. Jangan buat keluarga kita malu." Ceramahnya lebih panjang dari dua kali tayangan iklan. Sangat menyebalkan.

Dan yang terakhir, kakak perempuannya yang cantik, Lady Aylin, sang ratu sosialita. Ia membawakannya satu set parfum mawar terbaru yang belum dirilis secara resmi.

"Adikku sayang, akademi itu adalah panggung peragaan busana dan perang gosip. Pastikan gaun pestamu adalah yang terbaik, jangan pernah memakai perhiasan yang sama dua kali, dan yang terpenting... jangan mau kalah sama adik Charlonte dari keluarga Sword Duke itu. Dia dan kakak jalangnya itu terlalu menyebalkan!"

Luna memijat pelipisnya. Ia melirik tumpukan kotak hadiah di samping tempat tidur.

"Yah... meski cerewetnya minta ampun, mereka benar-benar menyayangiku."

"Semoga di antara hadiah itu ada sekantong koin emas," harapnya. Ia benar-benar butuh modal untuk mencari peruntungan di Kuil Mimpi.

​Namun, saat ini ia terlalu lelah. Jadwalnya sebagai Luna Velmiran ternyata lebih padat dari jadwalnya sebagai Aluna si budak korporat. Pagi belajar etiket dan sejarah, siang meladeni para kakak, sore minum teh dengan Ibu dan setelah makan malam pun ia harus menghadap ayahnya untuk belajar soal bisnis.

Luna memasang Cincin Ruang Ajaib di jarinya dan memejamkan mata. "Syukurlah aku punya ini...."

Saat ia membuka matanya lagi, ia sudah berada di tempat yang berbeda. Kuil megah yang didominasi warna putih bersih, dengan pilar-pilar tinggi bergaya Yunani kuno.

Ini adalah satu-satunya tempat di mana ia bisa menjadi Aluna sepenuhnya. Beberapa perabotan dari kamarnya —lemari, cermin, rak buku, bahkan kasur empuknya — sudah ia pindahkan ke sini, membuat kuil ini terasa seperti markas rahasia pribadinya yang super mewah.

​Ia bangkit dari kasur di dalam kuil. Semua rasa lelah di tubuh fisiknya lenyap seketika, digantikan oleh kesegaran yang aneh.

​Luna melangkah ke depan cermin sebadan, menatap pantulan dirinya. "Wah..." desahnya kagum. "Penampilan Luna yang asli bahkan jauh lebih mempesona daripada semua ilustrasi dan fan art yang pernah aku lihat."

​Mata biru malamnya tampak seperti pahatan permata. Rambut hitam bergelombangnya berkilau seolah ditaburi serbuk bintang. Dan tubuhnya... melengkung dalam proporsi sempurna tanpa celah. Ia menarik sedikit gaun tidurnya, berpose centil ke kiri dan ke kanan, meniru pose model majalah. Bibirnya melengkung nakal.

​"Aku nggak akan pernah bosan melihat ini. Dengan senjata seindah ini, Riven-ku pun pasti klepek-klepek, kan? Hehehe… nggak masalah dong kalau aku agresif sedikit nanti?"

Rasa percaya dirinya meroket. "Aluna si pegawai kantoran mana bisa dibandingkan dengan ini! Karena aku sekarang punya paket komplit begini, akan kugunakan sebaik-baiknya!"

Ia membuka laci lemari dan mengambil sebuah kantung beludru — hadiah dari ayahnya. Di dalamnya ada dua ratus keping koin emas murni. Ia memeluknya erat. Ini adalah modal berharganya.

Di dalam game, satu koin emas dihargai $10 dollar. Itu artinya kantung ini bernilai $2000 dollar. Namun, itu harga untuk top up di game.

Kenyataannya, nilai emas jauh lebih besar dari itu karena kelangkaan emas — atau lebih tepatnya, karena monopoli yang dilakukan para bangsawan besar. Mereka menumpuk koin emas di ruang harta mereka.

Satu koin emas bisa ada di angka $1000 dollar sampai $1200 dollar mata uang bumi, dua ratus koin emas ini saja sudah setara dengan penghasilan tahunan keluarga Baron.

"Dan ayah melemparkan koin emas hingga menumpuk setinggi tiga meter seolah bukan apa-apa."

Luna mengambil satu keping koin emas, merasakan berat dan dinginnya di telapak tangannya. Lambang mahkota kekaisaran terukir indah di atasnya.

"Baiklah, ini saatnya!"

Ia berjalan ke pusat kuil, ke arah kolam air yang bersinar.

"Sumur Keinginan. Fitur utama dari Cincin Mimpi Buruk."

Luna mengambil air dengan kedua tangannya lalu meminumnya. Rasanya luar biasa segar. Ia menatap ke dalam sumur yang tampak tak berdasar. "Menyeramkan... Aku tinggal melempar koin saja, kan?"

Luna mundur selangkah, lalu melemparkan koin emas itu ke dalam sumur.

SPLASH!

Seberkas cahaya biru menyembur dari sumur dan membentuk sebuah layar hologram di hadapannya.

[Selamat! Anda telah menemukan 'Sumur Keinginan'!]

[Semua keinginan bisa menjadi kenyataan. Lemparkan koin emas dan para dewa akan menjawab permohonan Anda!]

"Keren... Persis seperti di dalam game. Apa ya namanya... Layar sistem?" Luna mengayunkan tangannya menembus hologram tersebut.

Mekanisme gacha disini cukup unik dan ada berbagai jenis mesin, dan mesin itu harus dipinjam dari salah satu dewa. Hadiah yang dihasilkan pun berbeda tergantung mesin tersebut berasal dari dewa yang mana.

"Dulu aku sial sekali karena mendapatkan Lotre Loki. Dewa brengsek itu memberiku banyak barang yang tidak bisa digunakan di dalam game." Luna menggerutu.

Luna mengambil satu koin emas lagi. "Baiklah! Beri Tuan Putri ini dewa dewi yang paling menguntungkan!" Ia melemparkannya lagi dengan penuh semangat.

SPLASH!

Kuil itu mulai bergetar. Cahaya di sumur bersinar lebih terang.

​[Permohonan Anda telah tersampaikan ke Alam Para Dewa!]

[Memindai... Selamat! Tujuh Belas Dewa tertarik dengan permohonan Anda!]

​Sebuah daftar nama muncul di layar: Heimdal, Freyja, Tazz, Bastet, Fortuna...

"Tunggu, Fortuna!? DEWI KEBERUNTUNGAN!? YA! AKU MAU ITU! BERIKAN DIA PADAKU!" Luna menghentak-hentakan kakinya bersemangat. Roda Keberuntungan milik Dewi Fortuna terkenal di forum sebagai mesin gacha paling menguntungkan.

​Getaran kuil semakin kuat.

[Memulai proses seleksi acak...]

​"FORTUNA! FORTUNA! FORTUNA!" Luna melompat-lompat kecil sambil menyatukan kedua tangannya, berdoa dengan khusyuk seperti seorang penjudi di putaran terakhir.

​DING!

​[Dewa telah dipilih!]

[Selamat! Anda telah menjalin kontrak dengan...]

[[Dewa Kenakalan dan Tipu Muslihat: LOKI]]

​Keheningan melanda kuil. Wajah Luna yang tadinya penuh harapan berubah pucat.

​"Apa!? Kau lagi!? TIDAK!!"

[Lotre Loki akan ditambahkan dikuil.]

​Dari dalam Sumur Keinginan, sebuah mesin lotre bergaya sirkus yang tampak reyot dan penuh lelucon murahan muncul perlahan, diiringi tawa terkekeh yang menyebalkan.

"TIDAAAK!!!"

1
aku
TIDAK. mak jlebb 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!