NovelToon NovelToon
Bu Guru, I Love You

Bu Guru, I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dede Dewi

Menjadi seorang Guru adalah panggilan hati. Dengan gaji yang tak banyak, tetapi banyak amanah. Itulah pilihan seorang gadis bernama Diajeng Rahayu. Putri dari seorang pedagang batik di pasar Klewer, dan lahir dari rahim seorang ibu yang kala itu berprofesi sebagai sinden, di sebuah komunitas karawitan.
Dari perjalanannya menjadi seorang guru bahasa Jawa, Diajeng dipertemukan dengan seorang murid yang cukup berkesan baginya. Hingga di suatu ketika, Diajeng dipertemukan kembali dengan muridnya, dengan penampilan yang berbeda, dengan suasana hati yang berbeda pula, di acara pernikahan mantan kekasih Diajeng.
Bagaimana perjalanan cinta Diajeng? Mari kita ikuti cerita karya Dede Dewi kali ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dede Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bu Guru, I Love You

Sesampainya di rumah, Nisa melihat ibunya sedang menyetrika sambil melihat sinetron kesukaannya.

"Assalamu'alaikum bu." salam Nisa.

"Wa'alaikumussalam warohmatullah. Nisa, Kamu sudah pulang?" tanya bu Narti sambil tangannya di cium oleh anak bungsunya.

Nisa celingak celinguk, mencari sosok kakaknya. Memang terkadang Raka di rumah, tetapi lebih sering ke luar jika siang hari.

"Mas Raka, ke mana bu?" tanya Nisa.

"Tadi sih, bilangnya mau ke pabrik, mau lihat progres pesanan dari Pontianak." jawab bu Narti.

"Oh, yang dari kantor pos itu ya?" tanya Nisa.

"Iya."

"Oya, kamu tumben sudah pulang, biasanya masih nanti sore." kata Bu Narti.

"Iya bu, tadinya abis dari sekolahannya mas Adnan, Nisa mau langsung ke kampus, terus sorenya mau ngelesi. Eh, malah dapet kabar, katanya dosennya lagi ke luar kota, terus cuma ngasih tugas doang, ya udah pulang aja." kata Nisa sambil mengambil cemilan ikan tengiri di toples.

"Jadi, nanti sore tetep ngelesi?" tanya bu Narti.

"Iya lah bu."

"Oya bu. Tadi, ibu dapet salam lho." Lanjut Nisa sambil mendekatkan tubuhnya ke posisi ibunya yang sedang menyetrika.

"Wa'alaikumussalam." jawan bu Narti datar.

"Iiih, ibu ni, kok ga antusias gitu sih? Ini yang nitip salam, orang spesial tau bu." kata Nisa.

"Emangnya siapa!" tanya bu Narti sambil tangannya masih sibuk menyetrika.

"Bu Ajeng." jawab Nisa sambil terus memasukkan camilan ke dalam mulutnya.

Bu Narti menghentikan gerakan menyetrikanya, sambil mencoba mengingat-ingat.

"Bu Ajeng?" tanya bu Narti.

"Iya, Bu Ajeng. Bu gurunya mas Raka yang kemarin duduk bareng kita di pernikahannya mas Adnan itu bu." jawab Nisa.

"Owalah, bu gurunya Mas Raka itu to?"

"Eh, kok nitip salam buat ibu segala?" tanya bu Narti terheran-heran.

"Itu dia bu, Nisa juga heran. Apa karena... mas Raka ya bu?" Nisa menduga-duga.

"Ah, masa' sih?" bu Narti merasa tak yakin, sambil melipat baju yang sudah disetrikanya.

"Ya, mungkin? Soalnya bu Ajeng itu 'kan masih single, bu."

"Tapi masa' ya suka sama mas mu Raka?" tanya bu Narti masih tak habis pikir.

"Emang kenapa bu? Mas Raka 'kan ganteng, wajar dong kalau bu Ajeng suka, lagipula temen-temen kuliah Nisa juga banyak yang suka kok sama mas Raka." jawab Nisa.

"Ya... iya sih. Tapi masa' sekelas bu Ajeng, selaku guru yang punya jabatan, suka sama muridnya yang masih belum mapan?" kata bu Narti.

"Ih. ibu. Kaya ga tau sejarahnya Rasulullah aja. Bunda Khadijah juga lebih dewasa dari Rasulullah, beliau juga karirnya bagus, tapi beliau memilih Rasulullah untik diminta jadi suaminya. Berarti Bisa jadi, mas Raka itu juga spesial bagi bu Ajeng bu." Nisa mulai berargumen.

"Halah, kenapa kita jadi ngomongin orang sih? Udah sana makan dulu, itu ikan tengirinya jangan dihabisin, disisain buat mas dan mbakmu ya." tegur bu Narti.

"Yaa Allah bu, baru juga makan dikit. Okey, tenang aja, nanti masih ada sisa kok. Toplesnya. Hehehehe." kata Nisa sambil cengengesan, dan membawa tas ranselnya ke dalam kamar. Bu Narti hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Putri bungsunya.

💜💜💜💜

Diajeng sudah selesai mengerjakan beberapa kurikulum dan rencana pembelajaran untuk satu minggu ke depan, lalu dia berjalan hendak ke parkiran untuk pulang. Namun, tiba-tiba langkahnya terheti tatkala seseorang memanggilnya.

"Bu, ikut saya dulu yuk. Saya mau kasih tau sesuatu buat ibu." kata anak didiknya bernama Hari.

"Ya ampun Hari, ada apa?" tanya Diajeng kurang bersemangat, karena sore ini dia ingin segera pulang.

"Udah, ayo bu." tangan Diajeng ditarik Hari, dan diajaknya Diajeng ke ruang musik.

"Bu, saya ada lagu baru buat ibu." kata Hari sambil berjalan mengambil gitarnya, dan memposisikan diri dei belakang mikrofon berdiri.

Suara petikan gitar terdengar lembut, disusul dengan suara merdu dari lisan Hari yang menyentuh hati. Diajeng terbawa suasana lagu yang dibawakan Hari.

"Putuskanlah saja pacarmu, lalu bilang I Love you, padaku." syair terakhir yang membuat dia teringat pada sosok Adnan.

"Bu Ajeng." panggil Hari.

"Hm?" jawab Diajeng dengan tetap diam.

"I love you bu guru." kata Hari tulus, sambil menyerahkan sekuntum bunga rumput di kebun belakang sekolah.

"Ya Ampun Hari...kamu ini ngapain pake beginian segala?" tanya Diajeng merasa sungkan.

"Saya nembak ibu, mau ga bu jadi pacar saya?" tanya Hari lagi.

"Tapi Hari..." Diajeng masih syok, dia bingung mau bilang bagaimana kepada muridnya yang cerdas ini.

"Pak Adnan kan sudah nikah bu, jangan bilang bi Ajeng masih mengharapkannya. Apalagi mengharapkan dudanya. Jangan ya bu, mending sama saya aja bu, saya siap jadi obat penawar hati ibu yang sedang terluka." jelas Hari lagi.

Diajeng geleng-geleng kepala. Ini bukan kali pertama dia ditembak muridnya sendiri. Tujuh Tahun dia mengajar, sudah banyak murid yang menyatakan perasaannya kepada Diajeng. Tetapi semua ditolak Diajeng, karena dia masih ada hubungan khusus dengan kepala sekolahnya. Sedangkan sekarang, Diajeng hanyalah seorang single yang masih menyisakan luka tak berdarah.

"Hari... saya akui kamu gantle. Saya hargai perasaanmu, tapi maaf Hari, saya tidak bisa menerimamu. Kamu harus fokus belajar dulu ya" kata Diajeng.

Seketika Hari lemas, tetapi Hari tau, bahwa ini lah yang terbaik.

"Yuk, semangat. Jangan lemes lagi " kata Diajeng menyemangati sambil menepuk pundak Hari.

"Ya bu..." jawab Hari dengan lesu.

1
Etit Rostifah
lanjut, jadi penasaran ibu guru cantik n baik hati. semoga ibu guru Ajeng mendapat jodoh dari Allah yang sholeh.
Ibrahim Efendi
sm kyk ipar. MAUT!!...
Ibrahim Efendi
tu tau..... 😜
Ibrahim Efendi
😍😍😍 J E N G K O O O L L L . . .
Ibrahim Efendi
"buset dah! kirain ada petir" kata cicak 😜
Ibrahim Efendi
setiap orang yang telah melaksanakan kewajibannya dengan sebaik2nya, maka dia bukanlah beban. tapi bila melalaikan kewajibannya, maka dialah beban. siapapun dia.
Dede Dewi: MaasyaaAllah. Terimakasih atas pencerahannya pak... baarokallahufikum
total 1 replies
Punya Impian
gk gitu' bedmood aj bacanya klo gamon nya kelamaan' apalagi klo ud punya pasangan' pasangan nya siapa yg di pikirin dan di tangisin siapa😮‍💨
Punya Impian
kedepan nya ngk usah ada lebay pake drama nangis2 kak
Dede Dewi: kalau kakka diputua pacar, nangis ga kak?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!