NovelToon NovelToon
Tergoda Pesona Istri Pengganti

Tergoda Pesona Istri Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Tianse Prln

“Oke. Tapi, there's no love and no *3*. Kalau kamu yes, saya juga yes dan serius menjalani pernikahan ini,” tawar Linda, yang sontak membuat Adam menyeringai.



“There’s no love? Oke. Saya tidak akan memaksa kamu untuk mencintai saya. Karena saya juga tidak mungkin bisa jatuh cinta padamu secepat itu. Tapi, no *3*? Saya sangat tidak setuju. Karena saya butuh itu,” papar Adam. “Kita butuh itu untuk mempunyai bayi,” imbuhnya.


***

Suatu hari Linda pulang ke Yogyakarta untuk menghadiri pernikahan sepupunya, Rere. Namun, kehadirannya itu justru membawa polemik bagi dirinya sendiri.

Rere yang tiba-tiba mengaku tengah hamil dari benih laki-laki lain membuat pernikahan berlandaskan perjodohan itu kacau.

Pihak laki-laki yang tidak ingin menanggung malu akhirnya memaksa untuk tetap melanjutkan pernikahan. Dan, Linda lah yang terpilih menjadi pengganti Rere. Dia menjadi istri pengganti bagi pria itu. Pria yang memiliki sorot mata tajam dan dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tianse Prln, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melawan Istri Palsu

Pagi itu, langit Jakarta masih menyisakan mendung tipis. Linda melangkah masuk ke kantor Admaja Food, salah satu anak perusahaan Admaja Group.

Linda berjalan dengan langkah tenang, meski pikirannya belum sepenuhnya pulih dari pertemuannya dengan Zaka kemarin. Rambutnya diikat rapi, blazer abu-abu membalut tubuhnya dengan elegan. Wajahnya tampak segar, tapi sorot matanya menyimpan banyak hal.

Begitu Linda masuk ke divisi pemasaran, Erin langsung menghampirinya. Wanita muda itu tampak lega melihat Linda masuk hari ini.

“Linda! Kamu baik-baik aja, kan?” tanya Erin cepat, nada khawatir tak bisa disembunyikan. “Kemarin kamu pergi tiba-tiba, nggak pamit, dan nggak balik lagi ke ruanganmu. Semua orang bingung.”

Linda tersenyum tipis. “Maaf, Rin. Aku ada urusan mendadak, jadi harus izin setengah hari. Aku udah kirim pesan ke HR, tapi mungkin belum sempat nyebar ke tim.”

Erin mengangguk, meski masih terlihat penasaran tapi dia memilih untuk tidak banyak bertanya. “Oke, yang penting kamu baik-baik aja. Tapi asal kamu tau, kemarin suasana kantor agak... menjengkelkan. Jesika semakin hari semakin besar kepala.”

Linda menoleh, alisnya terangkat. “Jesika? Memang kenapa dia?”

Seolah semesta mendengar, suara hak tinggi Jesika terdengar dari arah lift. Wanita itu melangkah masuk ke lantai divisi pemasaran dengan aura percaya diri yang berlebihan. Blazer putih gading, tas branded, dan senyum tipis yang lebih mirip ejekan. Beberapa staf langsung berdiri, menyapanya dengan sopan.

“Selamat pagi, Bu Jesika,” ucap salah satu staf.

Jesika mengangguk singkat, seolah sapaan itu adalah kewajiban, bukan keramahan. Matanya menyapu ruangan, lalu berhenti pada Linda dan Erin yang masih berdiri di dekat meja kerja tim satu.

Linda menatap Jesika tanpa senyum. Ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan. Di balik tatapan itu, ada rasa kesal yang semakin meradang.

Jesika melangkah mendekat, lalu berhenti di depan mereka. “Linda, kemarin kamu pergi ke mana? Sebagai manajer baru, kenapa kamu tidak bersikap profesional? Kamu pergi tanpa memberitahu staf di divisimu,” ucapnya, nada suaranya datar tapi mengandung sindiran. “Kemarin aku sempat cari kamu untuk menyerahkan laporan, tapi ruanganmu kosong.”

Linda menatap Jesika, sorot matanya terlihat dingin. “Maaf, selanjutnya aku tidak akan melakukan hal seperti itu lagi.”

Jesika mengangguk, lalu menoleh ke arah Erin. “Erin, proposal event bulan depan tolong berikan padaku ya. Aku ingin lihat apakah timmu sudah siap atau belum.”

Erin mengernyit heran. “Kenapa aku memberikan proposal itu ke kamu? Yang bertanggung jawab dan memimpin event itu kan kepala divisi, bukan kamu.”

“Oh, sepertinya kamu belum tau ya? Kepala divisi memberikan proyek event baru padaku, dia memintaku untuk memimpin event itu. Jadi, lakukan apa yang aku minta ya. Secepatnya. Kalau bisa sebelum jam makan siang.”

Meski Erin merasa tidak nyaman, dia tidak punya pilihan lain selain patuh. “Baik, Bu Jesika,” ucapnya, sambil menyembunyikan rasa kesal.

“Terima kasih.” Jesika tersenyum sok ramah.

Erin enggan menanggapinya. Tapi dia tetap memaksakan senyumnya, karena bagaimanapun dia takut kalau Jesika ternyata memang benar istrinya direktur utama Admaja Group.

Setelah Jesika berlalu pergi, Erin mendesah pelan. “Aku nggak ngerti kenapa dia bisa seenaknya ambil kewenangan kepala divisi kita. Dia bahkan masih terhitung anak baru di sini.”

Linda menatap Jesika yang kini duduk di meja kerja tim satu, wanita itu tampak sedang berbicara dengan salah satu staf senior.

“Dia bahkan belum menjadi bagian dari tim mana pun. Tapi sekarang dia bersikap seolah-olah punya kuasa di sini,” lanjut Erin. Hatinya merasa dongkol dengan sikap Jesika padanya. Padahal dia lebih senior di divisi ini dibandingkan wanita sok cantik itu. “Belakangan ini dia benar-benar makin sombong. Apalagi semenjak gosip tentang dia sebagai istrinya Pak Adam. Sikapnya semakin keterlaluan.” Erin masih terus mendumel.

“Apa sekarang kamu percaya dengan gosip itu, Rin?”

Erin mengangkat bahu. “Kadang iya, kadang enggak. Aku takut salah. Tapi jujur, rasanya sulit untuk seratus persen percaya.”

Linda tersenyum samar. “Kamu punya insting yang bagus kalau kamu enggak percaya sama gosip itu.”

Erin menatap Linda, bingung. “Maksud kamu?”

Linda tidak menjawab. Dia hanya menggeleng pelan, kemudian tersenyum tipis pada Erin.

“Sudahlah, jangan membahas orang yang tidak penting. Ada banyak pekerjaan yang harus kita urus,” ujar Linda.

Erin mengangguk. “Kamu benar.”

Linda kemudian berpamitan pergi, dia melangkah menuju ruangannya, berusaha menetralkan perasaannya yang sempat disumpal rasa jengkel karena melihat sikap Jesika yang dia rasa sudah sangat keterlaluan. Hanya karena gosip yang beredar, wanita itu menjadi sangat sombong dan angkuh.

...***...

Siang itu, lobi kantor kembali ramai setelah jam makan siang. Linda berjalan menuju toilet dengan langkah pelan, mencoba menenangkan pikirannya yang sejak pagi terusik oleh satu sosok Jesika.

Wanita itu semakin menjadi pusat perhatian. Staf-staf kantor memperlakukannya seolah dia benar-benar Nyonya Admaja. Bahkan kepala bagian pemasaran, Pak Budi, yang biasanya sangat tegas dan profesional, tadi pagi terlihat membungkuk hormat saat Jesika lewat di depan mejanya.

Linda menyaksikan semua itu dari balik kaca ruangannya. Matanya menyipit, dadanya sesak. Dia tahu, statusnya sebagai istri sah Adam belum saatnya diumumkan secara publik. Tapi melihat Jesika bersikap seolah-olah dialah pemilik segalanya, membuat Linda merasa muak.

Di toilet wanita, suasana sepi. Linda baru saja keluar dari bilik saat matanya tak sengaja menangkap sosok Jesika di depan wastafel. Wanita itu sedang mencuci tangan, lalu menoleh singkat padanya.

“Hai,” ucap Jesika datar.

Linda membalas dengan senyum tipis. “Hai.”

Jesika membuka tas kecilnya, mengeluarkan alat make-up, lalu mulai membenahi riasannya. Dia memoles bibirnya dengan lipstik merah maroon, gerakannya pelan tapi penuh percaya diri. Linda mencuci tangannya tanpa bicara, berusaha tidak menggubris.

Namun Jesika tiba-tiba bersuara, nadanya ringan tapi tajam.

“Kamu nggak suka aku ya, Lin?”

Linda menoleh dengan kening berkerut. “Maksud kamu?”

Jesika menatap cermin, tapi suaranya jelas tertuju pada Linda. “Sejak pertama kali aku datang ke kantor ini, kamu selalu bersikap dingin dan cuek padaku. Nggak pernah ramah seperti staf lain. Bahkan waktu kamu masih sebagai kepala bagian dan belum menjadi manajer pemasaran, kamu nggak pernah menyapaku duluan.”

Linda mengeringkan tangannya, lalu menjawab dengan tenang, “Aku nggak merasa bersikap seperti itu sama kamu. Aku hanya bersikap profesional sebagai atasan.”

Jesika tersenyum miring. “Profesional? Atau kamu sebenarnya iri sama aku?”

Linda menatap Jesika, pandangannya mulai dingin. “Iri?”

Jesika mengangguk, lalu memoles pipinya dengan bedak tipis. “Iya. Karena semua orang di kantor ini menghormati aku. Karena mereka tahu aku dekat dengan Pak Adam. Bahkan gosipnya, aku adalah istrinya.”

Linda menahan napas. Kata-kata itu seperti tamparan, tapi dia tidak ingin bereaksi gegabah.

Jesika melanjutkan perkataannya, bahkan kalimatnya semakin menusuk. “Kamu tahu, Linda... kadang aku kasihan sama kamu. Kamu kerja keras, kamu disiplin, kamu pintar. Tapi tetap saja, kamu cuma manajer pemasaran. Sementara aku... aku bisa duduk di ruang direktur utama kapan pun aku mau.”

Linda menatap Jesika lama. Di matanya, ada rasa kesal yang mulai berubah menjadi keberanian. Dia melangkah pelan, mendekat di sebelah Jesika, menatap bayangan mereka berdua di cermin.

“Kalau kamu merasa bangga menyebut dirimu sebagai istri Pak Adam di depan semua orang, coba kamu bercermin lebih lama lagi, aku rasa kamu hanya sedang berusaha meyakinkan dirimu sendiri, berharap kalau gosip itu nyata,” ucap Linda pelan, tapi tajam. “Karena orang yang benar-benar punya tempat... nggak perlu mengklaimnya dengan suara keras.”

Jesika terdiam. Tangannya berhenti memoles wajah.

“Dengar. Aku nggak pernah iri sama kamu, Jesika. Aku hanya muak melihat seseorang yang terus berusaha mengambil tempat yang bukan miliknya,” ucap Linda, kalimatnya seperti sebuah bisikan yang lirih tapi sangat tajam.

Jesika menoleh, wajahnya mulai berubah. “Kamu bicara seolah kamu tahu segalanya.” Dia menatap kesal.

Linda tersenyum dingin. “Oh, tentu saja aku tahu cukup banyak. Aku bahkan tau siapa yang sebenarnya tidur di samping Pak Adam setiap malam.” Senyum miring Linda terukir. “Kamu ngerti maksudku kan?” bisiknya.

Tanpa menunggu respons dari Jesika, Linda melangkah keluar dari toilet. Langkahnya mantap, wajahnya tenang. Untuk pertama kalinya, dia merasa puas dan lega karena berhasil membungkam Jesika.

1
Syiffa Fadhilah
huh,,jesiko emang sooook
waya520
lanjuttttt
TiansePrln🌷
Terima kasih sudah menyukai cerita ini!!! Jangan lupa tinggalkan komentar terbaik kaliaaan yaaa. /Kiss/
Naaaa
hai kak, ketemu lagi/Smile/
TiansePrln🌷: nanti diusahakn dilanjut kak👌😁 lg nyusun alurny
Naaaa: cerita sikembar yusen&yuna gk lanjut kak?
total 2 replies
Rdznr
boom up dong kk, critany seruu, gk sabar nunggu kelanjutannyaa
Rdznr
enakny nikah sma cwok tajiiir/Whimper/
Rdznr
/Chuckle/ 21+++ niiih
Rdznr
Ini si zaka jgn" sebenernya suka sama Linda/Scare/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!