NovelToon NovelToon
Bunga Dan Trauma

Bunga Dan Trauma

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Dokter / Trauma masa lalu / Mantan
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mumu.ai

Bunga yang pernah dikecewakan oleh seorang pria, akhirnya mulai membuka kembali hatinya untuk Malik yang selama setahun terus mengejar cintanya. Ia terima cinta Malik walau sebenarnya rasa itu belum ada. Namun Bunga memutuskan untuk benar-benar mencintai Malik setelah mereka berpacaran selama dua tahun, dan pria itu melamarnya. Cinta itu akhirnya hadir.

Tetapi, kecewa dan sakit hati kembali harus dirasakan oleh Bunga. Pria itu memutuskan hubungan dengannya, bahkan langsung menikahi wanita lain walaupun mereka baru putus selama sepuluh hari. Alasannyapun membuat Bunga semakin sakit dan akhirnya memikirkan, tidak ada pria yang tulus dan bertanggungjawab di dunia ini. Trauma itu menjalar di hatinya.

Apakah Bunga memang tidak diizinkan untuk bahagia? Apakah trauma ini akan selalu menghantuinya?


follow IG author : @tulisanmumu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mumu.ai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berhak Bahagia

"Baru pulang, Dek?" tanya Papa Bara ketika melihat Bunga baru masuk ke ruang tengah.

"Iya, Pa," jawabnya. Ia menghampiri Papa Bara, mencium punggung tangan pria tua itu lalu kemudian menghampiri Mama Lita yang duduk di sofa samping Papa Bara. Bunga juga melakukan hal yang sama, menyalami Mama nya.

"Sudah makan?" tanya Mama Lita. "Kalau belum minta sama Bi Asih di belakang, ya."

"Sudah kok," jawab Bunga. "Tadi udah makan sama anak-anak OK."

"Dadakan tadi ya, Dek?"

"Iya, Ma. Namanya lahiran normal ya tentu dadakan," balas Bunga.

"Kirain..."

"Kirain apa, Ma?" Bunga mengambil toples yang ada di atas meja, membuka tutupnya lalu mulai memakan keripik yang ada di dalamnya.

"Sengaja menghindar disana," jawab Mama Lita.

Bunga menghentikan kunyahannya dan kini menatap Mama Lita dengan alis yang terangkat.

"Maksudnya?"

"Kamu nggak mau ke rumah Tante Luna karena kamu malas ditanyain kapan nikah sama mereka, 'kan?" tebak Mama Lita.

Bunga setelah mendengar ucapan Mama nya kini lanjut memakan keripik itu, tidak mau menanggapi ucapan Mama Lita yang mana membuat Mama Lita yakin kalau tebakannya itu benar.

"Kamu beneran nggak mau nikah, Dek?" tanya Mama Lita lagi.

"Ma..." Bunga menyudahi makannya. Ia tutup toples itu sebelum akhirnya ia bicara. "Kita sudah pernah membahas tentang ini. Dan aku minta, ini terakhir kalinya kita bahas tentang hal ini."

"Aku tidak akan—menikah!" tegas Bunga.

Setelah mengucapkan kata itu, Bunga segera berdiri dan meninggalkan kedua orang tuanya disana. Ia terus saja berjalan, menaiki tangga menuju kamarnya tanpa mau menoleh ke belakang walaupun beberapa kali Mama Lita memanggilnya.

"Sudahlah, Ma," tegur Papa Bara. "Jangan terus memaksa Bunga."

"Papa dengar 'kan tadi Bunga bilang apa. Dia nggak mau nikah, Pa. Papa mau lihat anak kita seperti itu terus? Tidak akan menikah selamanya," gerutu Mama Lita.

"Siapa bilang Papa mau. Tapi sekarang, kita jangan memaksanya." Papa Bara berkata pelan tanpa emosi agar istrinya ini bisa tenang.

"Kita tidak tahu seberapa besar sekarang rasa sakit yang dirasakan oleh Bunga. Dari pada memaksanya untuk menikah sekarang, lebih baik kita sembuhkan dulu rasa traumanya, Ma," sambung Papa Bara.

Mama Lita diam, namun dalam hatinya ia setuju dengan ucapan suaminya. Mereka tidak tahu seberapa besar luka yang dirasakan Bunga. Anak itu terlalu pandai menutupi emosi dan perasaannya.

"Mama minta maaf," sesal Mama.

"Sudah, Ma. Sekarang kita istirahat aja." Papa Bara mengajak istrinya masuk ke kamar untuk istirahat.

Sedang di kamarnya, Bunga duduk di balkon kamarnya, menatap ke arah langit. Ia kembali memikirkan ucapan yang sudah ia lontarkan hari ini sebanyak dua kali.

Aku tidak akan menikah.

Bunga tidak tahu ini adalah keputusan yang benar atau tidak. Tapi ia sungguh merasa lelah jika terus saja orang bertanya.

Ia memegang dadanya dan menutup matanya. Menyelami perasaannya saat ini. Ketika pertemuannya dengan Malik beberapa waktu lalu. 

Rasa kecewa, marah, benci. Rasa itu masih ada. Namun saat ini bercampur dengan rasa tak biasa ketika mengetahui Malik dan Olivia kehilangan calon anak mereka. Tidak ingin munafik, namun ada rasa seperti senang atau entah apa itu. Berdosakah dirinya?

Sedang Fadi, pria yang akhir-akhir ini sering berinteraksi dengannya. Pria masa lalu yang turut menyumbang ketidakmauannya untuk menikah.

Sejak mengetahui alasan sebenarnya dibalik pernikahan Fadi dengan perempuan yang pernah bertemu dengannya, ada rasa iba pada pria itu, terutama Jelita, gadis kecil yang tidak berdosa. Bukankah harusnya ia bangga pada pria itu? Entahlah, Bunga sendiri masih tidak memahami perasaannya. Ia hanya ingin membahagiakan gadis manis itu, gadis kecil yang sudah menarik hatinya sejak pertemuan pertama mereka.

Lelah dengan pikirannya, Bunga memutuskan untuk masuk kembali ke dalam kamar, membersihkan dirinya agar bisa langsung beristirahat.

****

Seminggu berlalu, Bunga tidak berjumpa kembali dengan alasan sibuk. Bukan alasan yang dibuat buat, namun pada kenyataannya memang seperti itu. Saat ini Bunga bersama seniornya tengah sibuk menyelesaikan penelitian mereka mengenai  kesehatan mental ibu hamil. Akibatnya pertemuan dirinya dengan Jelita semakin jarang. Mereka hanya bisa saling menyapa melalui panggilan suara. Jelita beberapa kali menghubunginya melalui Mbak Ane. Dengan sedikit usaha akhirnya Jelita paham mengenai kesibukan Bunga yang tidak bisa bertemu dengannya.

Hari ini Bunga dapat menyelesaikan kerjanya di pukul setengah 6 sore. Ia tidak langsung pulang ke rumah. Bukan mau menemui Jelita, tapi ia sudah memiliki janji dengan sahabatnya, Rani.

Ia butuh seseorang untuk mendengar ceritanya. Untuk membantunya memahami perasaannya.

Sejak hari dimana ia mengatakan tidak akan menikah pada Mama nya, Bunga bisa melihat kekecewaan Mama Lita. Beberapa kali Bunga merasakan jika Mama Lita sedang menghindarinya. Bunga tidak mau hubungan dirinya dengan keluarganya menjadi asing seperti itu. Ia harus menyelesaikan masalahnya ini, pikirnya.

Disinilah sekarang ia berada, di sebuah coffee shop. Duduk di pojokan ruangan, spot favoritnya.

Ponselnya berbunyi, menandakan sebuah pesan masuk. Ia segera membukanya, takut pesan itu berasal dari Rani yang memang belum datang.

Sebuah pesan berbentuk voice note masuk. Bukan dari Rani, melainkan dari Jelita yang dia kirim melalui ponsel Mbak Ane. Sepertinya Fadi belum pulang, karena dia tahu jika Mbak Ane akan pulang jika Fadi sudah tiba di rumahnya.

Besok ketemu Tante, boleh? Jelita kangen.

Bunga hanya diam setelah mendengarkannya. Belum ada niatan untuk membalas pesan suara itu sampai akhirnya ia dikagetkan oleh suara seseorang.

"Siapa yang kangen sama kamu?"

Rani datang dan langsung duduk di depan Bunga.

"Siapa lagi," jawab Bunga biasa. Ia langsung meminum kopi panas pesanannya tadi.

"Sering anak itu nelfon kamu?" tanya Rani penasaran. 

Bunga mengangguk. "Bisa dibilang tiap jam."

"Bucinnya ngalahin Bapaknya dulu ke kamu deh," ejek Rani yang memang sedari awal mengetahui jalannya kisah antara dirinya dan Fadi.

"Aku serius," potong Bunga. "Menurut kamu, aku harus gimana?"

"Yang kamu bingungkan sekarang ini tentang apa?" tanya Rani yang ikut serius.

"Sikap aku, pilihan aku," jawab Bunga.

"Sebelumnya aku mau tanya, kamu udah maafin mereka berdua?"

Bunga diam kembali. Ia memikirkan pertanyaan Rani. Kembali ia merasa kebimbangan.

"Aku sakit hati banget, mereka merencanakan pernikahan dengan aku. Tapi mereka malah nikah sama wanita lain. Aku udah se serius itu menjalin hubungan, bahkan aku percaya dengan Malik yang katanya benar-benar cinta sama aku, yang janji nggak akan ninggalin aku. Tapi buktinya, dia malah hamilin perempuan lain," cerita Bunga. Dadanya terasa sesak ketika harus mengingat kembali pengkhianatan Malik.

Rani paham, Bunga sudah terlalu membuka hatinya ketika menerima lamaran Malik setelah sebelumnya ia merasa ragu. Namun melihat kegigihan pria itu di tengah Bunga yang selalu setengah hati menjalin hubungan, akhirnya Bunga luluh juga.

Dia tahu bagaimana Bunga ketika memutuskan cinta dengan seseorang. Bunga dengan sepenuhnya akan memberikan hatinya pada pasangannya. Namun ketika disakiti, hatinya langsung hancur tak bersisa.

"Kamu mau tahu, kenapa kamu sampai seperti ini?"

Bunga hanya diam dan menatap pada Rani.

"Kamu ngerasa kalah. Kamu ngerasa ego kamu diinjak sama mereka, karena mereka menikahi wanita lain."

Bunga tidak menanggapi ucapan Rani. Ia hanya diam dan mendengarkan.

"Perasaan kamu nggak salah, Nga. Wajar, semua perempuan pasti akan sakit hati banget kalau jadi kamu. Tapi... mau sampai kapan? Mau sampai kapan kamu hukum diri kamu sendiri?"

Rani memegang tangan Bunga yang ada di atas meja. Ia genggam erat tangan itu.

"Kamu berhak buat bahagia, Nga!"

****

Senang bisa double up lagi hari ini. Jempol racing jangan lupa 🫶🏻🫶🏻

1
Esther Lestari
Betul kata Rani....kamu berhak bahagia Bunga, terlepas dari semua masa lalumu
adek kelana
bagus
mumu: Terima kasih kak ❤️🫶🏻🫶🏻
total 1 replies
Esther Lestari
betul...salah satu nya karena kamu Fadi sehingga Bunga trauma.
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪.mas fadi gass poll donk
Supryatin 123
d giring trus mas fadi biar bunganya luluh.lnjut thok💪💪
Esther Lestari
selalu ada jalan untuk ketemu dengan Bunga
Rini
pelan tp pasti 🤭
Esther Lestari
Fadi dan Malik....kenapa tadi gak ngobrol di dalam lift biar kalian gak penasaran😅
Esther Lestari: sok gengsi😂
total 2 replies
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪.bunga fadi gass poll donk
Supryatin 123
come back bunga Ama fadi.kan dah tw cerita sebenarnya.bukalah hatimu.lnjut Thor 💪💪
Esther Lestari
Jelita nanti jadi pemersatu papa Fadi dan tante Bunga....semoga
Supryatin 123
cerita sesungguhnya si fadi sangat mengharukan.semoga bunga dapat berpikir secara jernih dgn kejadian ini.lnjut thor 💪💪💪
Esther Lestari
Ternyata begitu ceritanya Fadi. Apakah Nita meninggal saat melahirkan Jelita ?
Semoga masih ada harapan Bunga kembali ke Fadi
Yanti Gunawan
apakaah bunga akan kembali pada fadi thor hmmm galau, asal jangan sama malik deh
Suci Dava
maksudnya gmna ini thor, msh lanjut kh apa sdh sampai di sini aja, kok gagal paham aku thor
mumu: Maaf kak, author ada salah tulis tadi jadinya beda arti 🤭 cerita masih lanjut kok kak 😊
total 1 replies
Hary Nengsih
lanjut
Esther Lestari
apakah Fadi menikah dengan mama nya Jelita untuk menutupi aib ?
Mama nya Jelita hamil dengan orang lain dan Fadi yg menikahi nya
Suci Dava
Edisi ber kumpul nya para mantan alias deretan para mantan 🤭
Esther Lestari
Turut berduka Olivia dan Malik, harus kehilangan janinnya.

Jelita bertemu dengan tante Bunga di IGD & Bunga tidak menyangka kalau papa Jelita adalah Fadi sang mantan.

2 mantan berada di IGD semua dengan kondisi yang berbeda
𝐈𝐬𝐭𝐲
penasaran sebenarnya apa yg terjadi...🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!