Irhaf, seorang pemuda pemain sepakbola berusia 21 tahun yang bermain di liga 2 Indonesia. Dulu ia pernah dilirik oleh klub-klub besar karena memiliki bakat cemerlang tapi semuanya berubah sejak ia menderita cidera lutut yang parah.
Di suatu malam Irhaf mendapatkan email yang menawarkan kesempatan untuk melakukan uji coba di klub dengan nama yang asing bagi irhaf dan mengaku berlaga di liga 1.
Dan suatu keanehan pun terjadi....
Like dan Komentar jika kalian suka cerita ini...
Setelah sekitar 4 tahun sejak novel terakhir saya di akun lain saya yang udh ilang. akhirnya saya coba bikin lagi.
Masukan dan saran saya terima 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irhaf01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepingan Terakhir
Al-Marsa, 24/10/25
Para pemain timnas juga sudah hadir di tempat yang ditentukan. Klub asal mereka mau tidak mau harus mau melepas pemain mereka untuk pemusatan latihan ini karena acara kali ini adalah untuk kualifikasi piala dunia yang tentunya masuk dalam agenda Association Football International (AFI) yang memiliki otoritas tertinggi di dunia sepakbola.
Setelah Pieter memperkenalkan Irhaf sebagai anggota baru, beberapa pemain juga menyambutnya dengan hangat.
Kapten timnas Thom Verbeek juga dengan senang hati mengulurkan tangannya dan menyambut Irhaf.
"Selamat datang di tim" ucapnya dengan bahasa Insana yang agak kaku.
Tapi jawaban Irhaf berikutnya membuat nya tidak siap.
"Terima kasih, saya senang bisa bergabung dengan kalian" Ucapnya dengan bahasa Hollaria yang fasih
Tentu saja kefasihan Irhaf dalam berbahasa Hollaria membuat semuanya terkejut.
Irhaf kemudian menjelaskan bahwa ia bisa bahasa Hollaria karena mendiang kakeknya juga berasal dari Hollaria yang menetap di Insana.
Dan kebanyakan pemain utama timnas Insana adalah pemain naturalisasi dengan darah campuran Insana dan Hollaria.
Hollaria merupakan salah satu negara di benua Eumma yang memiliki kekuatan sepak bola yang tidak bisa diremehkan. Mereka telah menciptakan banyak legenda pemain yang salah satunya adalah pelatih timnas Insana saat ini.
Sebagai pemain Pieter bisa dikatakan sebagai legenda dan setidaknya berperingkat diamond yang tinggi dalam peringkat ASA.
Pieter tampil gemilang sejak usia 18 tahun dan secara konsisten menampilkan performa luar biasa di momen-momen besar seperti di Piala Eumma bersama timnas dan Eumma Champhionship League (ECL) bersama klub.
Sayangnya, Pieter belum bisa memberikan hasil yang memuaskan dalam karir kepelatihannya.
Mungkin salah satu dari sedikit prestasi nya dalam karir kepelatihannya adalah saat ia menjadi pelatih kepala dari salah satu klub di Hollaria dan itupun hanya tim muda saja.
Dia berhasil membawa tim muda U-21 itu menjuarai liga khusus Hollaria. Liga ini hanya diikuti oleh tim-tim cadangan dari seluruh tim di EreLiga (Liga utama Hollaria).
Selain itu, karir kepelatihannya bisa dibilang buruk dan pernah diberhentikan sebelum kontraknya habis.
Oleh karena itu, setelah ASSI menawarinya kesempatan untuk melatih timnas Insana beberapa bulan yang lalu, Pieter sangat bersemangat dan ingin membuktikan dirinya.
Di hari pertama Pemusatan latihan ini, dia tidak langsung memulai dengan latihan berat. Setelah pengecekan medis untuk memeriksa kondisi fisik semua pemain.
Setelah memastikan bahwa kondisi pemain baik, ia mengumpulkan semua pemain dan menyatukan semangat dan tujuan pemain.
Hal ini penting agar semangat tim tidak terpecah yang bisa melemahkan tim.
Selain itu, Pieter juga menunjukkan arah papan taktis dengan laser pointer di tangannya dan memberikan strategi permainan melawan Syam Arabia dan Al-Furatain.
Untuk timnas Syam Arabia sendiri adalah tim yang dikenal dengan disiplin taktis yang tinggi terutama di sisi pertahanan yang kerap memberikan tekanan-tekanan ketat tapi terstruktur yang membuat lawan kesulitan untuk membangun serangan.
Meraka juga sering menggunakan umpan umpan pendek untuk menguasai bola dan melakukan transisi cepat dari bertahan ke menyerang jika menemukan celah.
Selain itu bola-bola mati mereka sangat mengancam terutama tendangan sudut atau tendangan bebas yang dekat dengan gawang.
Hal ini dikarenakan mereka memiliki banyak pemain tinggi yang cukup baik dalam dominasi udara. Mereka selalu menggunakan keunggulan mereka melawan tim-tim yang pendek dengan permainan udara mereka.
Untungnya timnas Insana saat ini tidak dirugikan dalam hal ketinggian pemain dan dominasi udara setelah memiliki banyak pemain naturalisasi di berbagai lini yang cukup tinggi.
Dalam beberapa bulan setelah Pieter menjabat, gaya permainan Timnas Insana sangat berubah.
Pelatih sebelumnya yang berasal dari Athelgardia sudah menjabat sekitar 5 tahun lebih. Pelatih asal Athelgardia itu juga merupakan pelatih yang sudah sangat berjasa dan menanamkan fondasi kokoh yang membawa timnas yang kala itu sedang terpuruk di peringkat 173 dunia hingga berada di peringkat 130 dunia.
Di era pelatih lama, Timnas Insana mengedepankan kebugaran fisik dan pertahanan yang solid. dan untuk serangan lebih mengandalkan serangan balik cepat.
Kala itu timnas sering menggunakan formasi 3-4-3 dengan pertahanan yang kuat tapi agak rendah dalam menyerang.
Berbeda dengan pelatih sebelumnya yang fokus bertahan, sebagai mantan penyerang, Pieter juga membawa filosofi menyerang saat melatih.
Timnas Insana saat ini memiliki gaya bermain yang lebih kepada penguasaan bola, mengandalkan teknik individu dan kreativitas pemain saat menyerang dan menggunakan formasi 4-3-3.
Dengan mengandalkan fondasi pemain yang sudah dibangun oleh pelatih lama, Pieter berhasil membawa Timnas Insana ke peringkat 118 dunia saat ini.
Tapi walaupun begitu, dalam beberapa pertandingan selama Pieter menjabat, Timnas Insana sering ditahan imbang dan menang tipis akibat kurangnya striker yang efisien.
Maka dari itu ia sangat tertarik dan terkesan dengan kemampuan Irhaf yang memiliki akurasi tendangan yang tinggi dan hampir selalu mengkonversi setiap kesempatan tembakan menjadi sebuah gol.
Diluar dari kekurangan di lini serang. Timnas Insana saat ini memiliki beberapa pemain bertahan dan gelandang yang baik dan bermain di liga-liga di Eumma. bahkan sedikit diantaranya bermain di 5 liga tertinggi di dunia seperti Lega d'Oro dari Romalia dan erste Division dari Gerania.
Pieter merasa Irhaf adalah kepingan terakhir yang ia cari untuk melengkapi timnya. Tapi walaupun begitu, Pieter juga masih belum begitu yakin untuk langsung menjadikannya starter di pertandingan penting melawan Syam Arabia karena dia belum melihat kemampuan secara langsung.
Setidaknya ia ingin Irhaf menunjukkan kemampuannya selama pelatihan persiapan ini. Selain itu, jika kemampuan Irhaf memang menonjol maka tidak akan ada yang bisa memprotes keputusannya nanti untuk membiarkannya bermain.
Setelah memberikan instruksi taktis, Pieter segera memberikan arahan kepada para pemain untuk berlatih dan melakukan permainan ringan untuk beradaptasi dengan cuaca dan lapangan di Al-Marsa yang jelas sangat berbeda dengan tempat masing-masing pemain ini berlaga.
......................
Al-Marsa 25/10/25
Sebagai anak dari pebisnis, Irhaf dibekali dengan kemampuan berkomunikasi yang cukup baik.
Pada hari kedua, Irhaf sudah cukup akrab dan berhubungan baik dengan pemain timnas yang terdapat 3 bahasa yaitu Inggers, Hollaria, dan Insana.
Kemampuannya di ketiga bahasa ini membuatnya semakin mudah berbaur dengan semua pemain.
Pagi ini Irhaf dan teman-temannya masih berada di penginapan, tapi mereka juga bersiap untuk pergi ke tempat pelatihan mereka.
Hari ini Pieter akan ada pertandingan internal yang membagi pemain menjadi tim merah dan tim putih. Pertandingan ini ditujukan agar para pemain bisa merasakan sensasi permainan dan rasa bola terlebih dahulu.
Sebelum berangkat ke tempat pelatihan, Irhaf terlebih dahulu melihat panel pribadinya.
"Oy ASA, tolong tampilin panel pribadi gua lagi!"
"Siap laksanakan
Panel Pribadi
Nama : Santoso Irhaf
Usia : 21
Tinggi : 180 CM
Liga : Liga 1 Insana
Klub : Persiray Rayakarta
Posisi : Penyerang (CF - RW - LW)
....
Statistik Kemampuan ;
Penempatan posisi : 91
Kecepatan : 90
Akurasi;
- Tendangan : 88
- Umpan Jauh : 77
- Umpan dekat : 80
- Tendangan Bebas : 78
Sundulan : 82
Kontrol Bola : 83
Kekuatan tendangan : 89
Kekuatan Fisik ;
- Stamina : 88
- Benturan Fisik : 85
- Lompatan : 83
Rata-rata Kemampuan : 84,5
Kondisi fisik saat ini : Kondisi prima
Evaluasi : Selangkah lebih dekat untuk mencapai tingkat diamond, lanjutkan.
....
Integrasi Exp :
- Alex Sherine : 100% ✓
Lu sudah mewarisi pengalaman bermain Alex
- Jake Varner : 100%✓
Lu sudah mewarisi pengalaman bermain Jake
-
Inventaris :
-Koin Toko \= 33.000
-Gel Pelindung Kaki (Sedang digunakan)
-Serum Stamina ×4
"
Selama sebulan ini, Irhaf selalu melakukan simulasi integrasi setiap hari yang membuat Integrasi Exp Jake Varner menjadi 100%
Dan sama seperti saat ia menyelesaikan integrasi Alex, Irhaf juga mendapatkan penambahan poin kemampuan dalam jumlah yang banyak dari atribut terkuat Jake yaitu kecepatan.
Dari yang tadinya hanya 83 poin menjadi 90 poin yang bertambah 7 poin penuh. Tapi poin kemampuan lainnya hampir tidak meningkat selama sebulan ini, hanya akurasi tembakan yang meningkat 1 poin dari 87 menjadi 88.
Irhaf menyunggingkan senyumnya saat melihat nilai rata-rata nya yang sudah di puncak tingkat emas.
Ia juga senang dengan peningkatan kecepatannya setelah berhasil mengintegrasikan exp Jake belum lama ini.
Gaya permainan yang sangat berbeda membuat kemajuan integrasi menjadi lebih lambat dibandingkan dengan saat ia mengintegrasikan kartu exp Alex.
Tapi hal ini dibayar dengan tuntas dengan peningkatan kecepatan dan wawasan dengan gaya bermain baru yang memberinya opsi lebih dalam persenjataannya.
"Dengan kemampuan gua saat ini, gua pasti bisa memberikan kontribusi yang baik untuk timnas."
Irhaf bergumam lalu mengarahkan pandangannya ke jendela kamar yang mengarah langsung ke lapangan.
Tatapannya penuh api yang berkobar dan siap membakar semua tantangan yang menghadang...
....
....
....
Bersambung...
