Icha Adeela, anak angkat dari keluarga Raffi Hamzah. Dia diperlakukan tidak adil, dijadikan sebagai penebus utang. Ayah angkatnya mempunyai banyak utang dan keluarga mereka terancam kehilangan rumah dan aset lainnya.
Dalam upaya menyelamatkan keluarga dan ibu angkatnya yang sekarat di rumah sakit, Icha dipaksa menikah dengan orang tua dan cacat.
Ternyata, Icha juga diperlakukan kasar oleh suaminya. Icha berusaha membayar utang agar terbebas dari belenggu suaminya.
Apakah Icha berhasil membebaskan dirinya dari situasi tersebut?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Masih Sah
"ICHAAAAAAAA!"
Icha mengerjap, Icha mendengar suara Putra yang memanggilnya dari luar. Fairel memanfaatkan keadaan, Fairel menyesap lembut bibir Icha dan sedikit memainkan lidahnya. Icha perlahan mendorong dada Fairel. Icha berdiri dan berniat ingin keluar dari ruangan. Tapi Fairel menahan tangan Icha.
"Pesta ini untuk menyambut kedatanganku. Dampingi aku," Fairel berdiri, mengusap lembut bibir Icha dan menaruh lengan Icha ke lengannya.
Icha masih terpaku dan diam. Entah mengapa Icha hanya bisa menurut perintah Fairel. Fairel tersenyum, Fairel memegangi jemari Icha sambil berjalan santai keluar dari ruangan.
Fairel membuka pintu. Putra yang berada di depan pintu kebingungan melihat Icha yang bergandengan dengan Fairel.
"Icha, kalian ...." tunjuk Putra.
"Hmmmm ....," belum sempat Icha buka suara Fairel sudah menyela.
"Kami masih sah sebagai suami istri. Ayo kita ke pesta," Fairel menepuk lengan Icha.
Sama seperti halnya Icha, Putra juga hanya bisa diam dan menurut. Icha menoleh ke belakang melihat ke arah Putra. Putra memberi isyarat dengan matanya. Putra yakin kali ini Fairel tidak akan menyakiti Icha. Baru kali ini Putra melihat Fairel begitu bahagia.
Dayana dan Ihsan berpandangan. Mereka sangat bahagia melihat Fairel dan Icha bergandengan. Mereka berharap Icha dan Fairel masih bisa dipersatukan.
Semua tamu undangan mulai menanyakan siapa yang bersama Fairel. Ihsan akhirnya membuka acara. Ihsan mengucapkan terima kasih atas kedatangan semua tamu undangan. Acara malam ini diadakan untuk menyambut kedatangan anak mereka, Fairel Atharizz Calief sekaligus meresmikan pembukaan kantor cabang baru FAC yang dipimpin oleh Fairel.
Kesempatan kali ini tidak disia-siakan Fairel. Di hadapan orang tua dan tamu undangan, Fairel mengenalkan Icha sebagai istrinya. Putra, Icha sama sekali tidak pernah menyangka Fairel akan seperti itu.
Icha hanya menunduk. Icha malu. Icha dan Fairel hanya nikah kontrak tidak ada cinta di antara mereka. Icha juga sudah menandatangani surat pernyataan cerai. Icha tidak mengerti jalan pikiran Fairel.
Salah satu tamu undangan bertanya, kapan Fairel melaksanakan pernikahan dan mengapa menyembunyikannya. Fairel menjawab, bukannya menyembunyikan pernikahan. Saat itu Fairel dalam keadaan tidak sehat.
"Tuan Fairel mendapat kecelakaan, menurut kabar dia lumpuh," bisik seseorang.
"Menurut kabar, dia jadi orang yang dingin dan kejam. Dia juga mengunci dirinya dari dunia luar," tukang gosip mulai beraksi.
"Sungguh beruntung Tuan Fairel, istrinya setia menemaninya," bisik yang lain.
"Tuan Fairel kaya, seandainya koit harta warisannya banyak," mulut ghibah mulai beraksi.
Icha menarik lengan Fairel. Icha merasa tidak nyaman. Fairel menepuk lembut lengan Icha. Fairel sekali lagi berterima kasih kepada para tamu undangan yang telah hadir di pesta mereka. Fairel mempersilakan mereka menikmati semua hidangan.
"Sayang, jangan dengerin omongan mereka," bisik Fairel.
Sayang? Siapa yang dia panggil sayang? batin Icha.
Putra mengajak Icha dan Fairel sedikit menjauh dari pesta. Fairel terlihat pucat, Fairel cerita pada Putra dan Icha, insomnianya kambuh. Fairel meminta izin Icha untuk menemaninya tidur.
"Fai, kamu bercanda?"
"Putra, gue serius. Hanya tidur bareng Icha gue bisa lelap."
"Maaf Ka, bukannya kita mau cerai? Pernikahan kita juga hanya kontrak," Icha mengingatkan.
"Siapa bilang pernikahan kita hanya kontrak? Pernikahan kita sah di mata hukum dan agama. Kita masih suami istri. Icha please, temani aku tidur."
Putra menarik tangan Icha. Mereka meninggalkan Fairel yang hanya berpura-pura. Fairel berlari mengejar Icha, Fairel memohon agar Icha tidak lagi meninggalkannya.
"Kak, Kak Fairel kenapa?" Icha memegangi Fairel yang tiba-tiba saja merosot di depan Icha.
"Fai, gak usah bercanda. Itu hanya akal-akalan lu kan!" Putra menarik Icha dan membawanya pergi.
Kali ini Fairel tidak mengejar. Icha menoleh ke belakang. Fairel jatuh tidak sadarkan diri tergeletak di lantai. Dari kejauhan Sofia melihat Fairel yang pingsan.
"Kak, kayaknya Kak Fairel benaran pingsan," Icha berlari kembali memeriksa Fairel.
Putra juga memeriksa keadaan Fairel. Wajah Fairel pucat. Putra dibantu Icha membawa Fairel ke dalam mobil. Mereka menuju rumah sakit terdekat.
Fairel dirawat inap di rumah sakit. Menurut pemeriksaan Dokter, Fairel kelelahan karena kurang tidur. Dokter bertanya kepada Putra, apakah Fairel mengalami insomnia. Putra bilang semenjak Fairel mengalami kecelakaan Fairel selalu bermimpi buruk.
Insomnia berkepanjangan menurut Dokter bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Secara fisik bisa menimbulkan imun lemah, jantung, stroke, kejang. Secara mental bisa menyebabkan depresi dan kecemasan.
"Nyonya, coba diingat lagi, apa sebelumnya Tuan Fairel pernah tidur nyenyak? Apa yang membuatnya terlelap? Untuk sementara Tuan Fairel harus beristirahat yang cukup," kata Dokter.
"Baik, terima kasih Dok," ucap Icha.
Putra dan Icha duduk di luar ruangan Fairel. Putra bertanya apa yang terjadi ketika Fairel dan Icha tidur bersama sekitar 4 tahun yang lalu. Icha mencoba mengingat-ingat. Saat itu Fairel hanya tidur sambil memeluknya. Tidak terjadi apa-apa.
"Cha, Fairel itu suami kamu. Seandainya terjadi sesuatu pun Kaka gak bisa ngelarang," goda Putra.
"Ih, apa an sih," Icha mencubit lengan Putra.
Sofia tiba-tiba sudah berdiri di depan Putra dan Icha. Sofia tadi melihat Fairel pingsan, Sofia mengejar mereka sampai ke rumah sakit. Sofia melihat Fairel yang terbaring di dalam ruangan. Sofia masuk ke dalam.
"Fairel, Fairel, apa yang terjadi?" Sofia memegang kening Fairel.
Putra dan Icha masuk ke dalam. Icha meminta Sofia untuk tenang karena Fairel harus beristirahat. Sofia dengan perasaan tidak senang melotot ke arah Icha.
"Siapa lu! Bukannya lu itu hanya pembantu, berani lu ya nyuruh gue diam. Gue ini calon istrinya Fairel!"
"BERISIK! PERGI LU!" Teriak Fairel.
"Kalian dengar, Fairel nyuruh kalian keluar!" Usir Sofia.
"SOFIA! KELUAR LU!" Fairel bangun dan mendorong Sofia dengan kasar
"Fairel, gue kangen lu," Sofia memegangi lengan Fairel.
"PERGIIIIIIII!" Fairel semakin kasar mendorong Sofia.
Putra menarik Sofia keluar. Sofia cemburu ketika Fairel memasukkan Icha ke dalam pelukannya. Sofia berontak dan mencakar lengan Putra yang memaksanya keluar. Terjadi pertengkaran di luar ruangan. Sofia tetap memaksa ingin bertemu dengan Fairel.
"Sofia, lu berisik. Fairel sendiri yang ngusir lu!" Bentak Putra.
"Ini semua gegara pembantu sialan itu!" Tunjuk Sofia.
PLAK!
Satu tamparan mampir ke wajah Sofia. Putra kembali hendak melayangkan tangan kanannya tapi Sofia terbirit-birit lari meninggalkan Putra.
Putra masuk ke dalam ruang perawatan Fairel. Fairel terlihat memejamkan mata, tangannya memegang jemari Icha yang duduk di sampingnya. Putra perlahan menggeser sofa yang ada di dalam ruangan dan menaruhnya di samping tempat tidur Fairel. Putra menyuruh Icha berbaring di sofa.
"Tidurlah, hari sudah larut," Putra menyelimuti Icha.
Perlahan Putra menutup pintu. Putra duduk di depan ruang perawatan Fairel. Zaki yang baru tiba duduk di samping Fairel.
"Lapor Bos, Raffi mendapatkan warisan harta Nyonya Carmen."
"Benarkah? Besok Icha akan pergi ke rumah Raffi. Kita lihat bagaimana reaksi Raffi beserta keluarga kecilnya," ujar Putra sembari mengepulkan asap rokok.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...