Apa jadinya jika jiwa seorang wanita terpidana mati,berpindah ke tubuh seorang wanita lemah dari jaman kuno?
Kanina, seorang terpidana mati yang hidup kembali di tubuh wanita lemah dari jaman kuno.
Dengan ruang di tangan,Dia perlahan menahlukkan dunia yang patriaki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31.Perpisahan
Rehan tidak ingat bagaimana dia pergi dari rumah yang dulu, dia lah yang menjadi pimpinan nya.
Mulut nya masih menyimpan sensasi manis dan rasa gurih dari kue bulat mungil berwarna hijau,dengan taburan parutan kelapa yang diberikan oleh Kanina untuk nya.
Suara datar Kanina masih terngiang di telinga nya hingga saat ini.
"Makanlah kue ini sebelum kau pergi,setidak nya kalau pun kau pergi untuk merantau,kau harus pergi dalam keadaan kenyang."
"Lagi pula aku tidak sekejam itu."
Bukan hanya sepiring kue,Kanina juga memberikan selembar uang kertas bernilai lima puluh ribu untuk nya.
"Biar bagaimanapun perlakuan mu kepada ku,tetapi selama sepuluh tahun bersama,kau telah memberikan ku ketiga anak yang pintar dan manis.Anggaplah ini sebagai bentuk ucapan terimakasih ku."
Saat itu air mata Rehan benar-benar tidak terbendung lagi.
Manis kue dan asin nya air mata bercampur menjadi satu.Namun Rehan tidak memiliki hak untuk merasa kecewa.
Dengan sekuat tenaga dia menelan kue tersebut.
Dia tidak pernah berfikir bahwa suatu hari nanti,dia akan terusir dari 'Rumah' yang jarang dia singgahi.
Orang tua adik-adik yang dia sanjung setiap saat,bagi mereka dia mengorban kan banyak hal.Namun hanya makian yang didapatnya.
Tetapi wanita yang selalu dimaki dan dipukul oleh nya ini,meskipun membenci nya dengan sangat dalam,tetapi masih berkenan memberikan nya makanan manis untuk membuat perut nya tetap hangat dan kenyang.
Bahkan dia rela memberikan sejumlah uang yang cukup besar untuk nya.
Boleh kah Rehan menyesali semua nya sekarang?
Tidak!.
Lebih tepat nya ,boleh kah Rehan kembali meraih semua ini?
Rumah ini? Kehangatan ini? Kasih dan kebahagiaan?
Namun hanya sunyi yang bisa menjawab Rehan.
"Pergilah! Perbaiki cara berfikir dan hidup mu.Belajarlah menghargai orang lain.Semoga dengan begitu,kelak kita bertemu lagi kita bisa duduk bersama sebagai teman."
Panah terakhir dari Kanina sebelum mereka berpisah.
"Aku pergi untuk memperbaiki hidup ku,semoga kau tetap setia menanti kepulangan ku"
Bisik nya pada angin yang berhembus lembut menyapu kulit nya.
Rehan,pria yang selalu superior saat menghajar istri dan anak nya kini tampak rapuh dan lemah.
♧♧♧♧♧♧
Usai perpisahan yang tidak berarti apa-apa itu,Kanina segera mengemas semua kue-kue mungil nan cantik nya.
Tidak lupa juga gula cair,parutan kelapa dan daun pisang.
"Ibu berjanji untuk membawa kami semua kepasar hari ini,Ibu tidak lupa kan?"
Lue menggenggam erat ujung rok Kanina dengan tangan kirinya,sementara tangan kanan nya masih menggenggam sepiring kue tembak.
Mulut kecil nya penuh dengan kue dan remahan kelapa parut.
Kanina menatap si pemakan kecil ini dengan geli.Lalu pandangan nya juga beralih ke dua orang yang tampak nya menatap nya dengan penuh tuntutan.
Ha ha ha
Kanina tiba-tiba tertawa geli.
"Baiklah,kalian bertiga boleh ikut."
Wajah ketiga anak tersebut langsung cerah begitu mendengar ucapan Kanina.
"Yei ye"
Ketiga nya sontak berseru kegirangan.Kanina hanya mampu menggelengkan kepala nya.
Dia segera mengemas semua yang diperlukan kedalam keranjang rotan miliknya.
Dia juga tidak lupa menyiapkan pakaian hangat untuk ketiga anak itu.Jaga-jaga kalau mereka pulang terlalu sore atau malam.
"Ayo bersiap-siap dulu.Amara angkat jemuran kita Nanda pastika api sudah mati."
Saat memberi perintah,Kanina juga diam-diam memindahkan segala bumbu-bumbu,stok makanan seprti beras,telur,daging dan lainnya kedalam ruang.
Tidak lupa juga pakaian baru,selimut baru,handuk baru dan barang-barang baru lainnya.
Karna dia yakin,begitu dia dan ketiga anak nya pergi meninggalkan rumah.Keluarga 'Penjarah' itu akan datang ke rumah mereka.
Apalagi pintu rumah mereka tidak memiliki kunci sama sekali.
"Sudah Bu"
"Sudah Bu"
Amara dan Nanda telah menyelesaikan tugas mereka.
"Ayo tunggu Ibu diluar."
Kanina berseru,lalu mengambil sapu tangan yang dibasahi terlebih dahulu dengan air bersih,setelah itu dia membersihkan wajah Lue yang belepotan.
"Rakus kecil,segera susul kedua kakak mu dan tunggu Ibu di luar."
Perintahnya kepada Lue yang sudah kembali menjadi gadis kecil yang manis.
"Baim Bu"
Lue berseru dengan suara yang manis.
Kaki kecil nya langsung berlari ke luar menuju kedua kakak nya.
Kanina memastikan semua kondisi rumah lalu diam-diam mengeluarkan pecahan uang seribu sebanyak sepuluh lembar.
Ini untuk jaga-jaga jika anak-anak nya ingin membeli sesuatu,dan juga untuk ongkos mereka.
Setelah semua dipastikan aman.Kanina segera membawa keranjang rotan nya,ditangan kanan nya juga ada sebuah ember yang berisi keperluan jualan nya.
Ibu dan tiga anak kecil berjalan beriringan dalam satu garis lurus.
Tangan keempatnya saling bergandengan membuat pemandangan pagi yang lucu.
"Oh! Bukankah ini Kanina dan ketiga anak nya?"
Sebuah suara tua namun penuh keceriaan terdengar dari arah depan.
Kanina tidak terlalu mengingat siapa kira-kira nama Bibi ini,namun dari raut wajah nya yang riang,Kanina dapat mengetahui jika dia adalah orang yang ramah.
Kanina tersenyum dan mengangguk.
"Wah! Lihatlah anak-anak yang manis dan lucu-lucu ini.Aku tidak pernah menyangka ketiga anak mu akan sangat tampan jika berpakaian baru begini."
Bukan tanpa sebab wanita tua itu berkara demikian,pasalnya Kanina dan ketiga anak nya sudah sangat sering kelaparan.
Pakaian mereka pun sangat tidak layak.
Hampir seluruh penduduk desa Makmur adalah penduduk yang miskin,namun tidak banyak yang melarat seperti Kanina dan ketiga anak nya.
"Selamat pagi Bibi."
Daripada membalas ucapan yang dapat mengundang rasa penasaran orang lain,Kanina lebih baik berbasa-basi saja.
"Selamat pagi! Bukankah biasanya kau langsung memanggil ku Bibi Mar,mengapa sekarang tampak jauh begitu."
"Tenang saja aku bukan seperti Ibu mertua mu yang seperti kotoran sapi itu."
Kalimat terakhir diucapkan oleh Bibi Mar dengan nada yang rendah.
"Maaf Bibi Mar."
Kanina mengangguk ,bukankah ini Bibi Mar yang juga mabuk parah saat menaiki mobil seperti yang dikatakan oleh Murti,pikir Kanina.
"Tidak masalah, kalian hendak kemana? Kau membawa apa?"
Bibi Mar tampak penasaran dengan apa isi keranjang Kanina.
"Kami pergi ke pasar untuk berjualan kue.Kue buatan Ibu sangat enak."
Tanpa dipandu oleh siapapun,Lue kecil langsung berbicara dari belakang.
"Kue? Kau bisa membuat kue?"
Tanya Bibi Mar dengan nada tidak yakin.
Namun lagi-lagi suara Lue kecil yang terdengar menyahuti dari belakang.
"Tentu saja Ibu bisa.Ibu juga memasak dengan sangat enak,aku bahkan harus tambah-tambah setiap makan."
Gadis kecil itu bahkan melepas genggaman tangan Nanda dan melangkah kedepan Bibi Mar untuk memamerkan keahlian Ibunya,dengan cara memperlihatkan perut kecilnya yang bulat.
double up y thor
trusss semangat..💪💪💪💪😍😍😍