NovelToon NovelToon
Beginning And End Season 2

Beginning And End Season 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Cintapertama / Balas Dendam / Romansa Fantasi / Anime
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: raffa zahran dio

Lanjutan dari Beginning And End.

Hasane Reina... selamat dari kematian. Di rumah sakit Osaka, mayat Reina di bawa oleh dua perawat. namun setelah perawat itu mengunci pintu kamar mayat, terungkap identitas yang membawa Reina ke ruang mayat, yaitu Reiz dan Tia.

Reiz dan Tia menukar mayat Reina dengan boneka yang hampir menyerupai diri Reina. Lalu Reina secara diam diam di bawa ke Rusia, untuk menukar jantung nya yang rusak dengan jantung robot yang akan bertahan di akhir tahun.

Namun supaya dapat hidup selama nya, Reina harus mencuri sebuah jantung, sumber kehidupan. Namun yang ada di benak Reina saat ini adalah membalas kan dendam nya kepada ayah kandungnya sendiri, Yaitu Hasane Danton. Reina berencana akan mengambil jantung Danton dan membunuh nya dengan sangat keji.

Apakah Reina berhasil? dan apa yang akan Reina lakukan selanjutnya? apakah dia masih menyembunyikan diri nya bahwa dia masih hidup kepada Kei dan yang lainnya? itu masih sebuah misteri....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raffa zahran dio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 : Antara Persahabatan dan Takdir

1 Agustus 2025, Tokyo.

Senja merayapi langit Tokyo, mewarnai kaca-kaca gedung pencakar langit dengan gradasi jingga keemasan. Di kedalaman sebuah markas rahasia yang tersembunyi di bawah kota yang ramai, ruangan berdinding baja itu terasa menyesakkan dengan ketegangan yang tak terucapkan. Reina, dengan rambut hitam panjangnya yang tergerai bagai tirai malam dan mata merah muda yang menyimpan bara tekad yang membara, duduk di ujung meja bundar. Bahunya sedikit membungkuk, mencerminkan beban tanggung jawab yang ia pikul. Hologram data bertebaran di atas meja, menampilkan jaringan informasi yang rumit, bagaikan jaring laba-laba yang siap menjerat mangsanya. Jari-jarinya mengetuk-ngetuk meja dengan tidak sabar, sebuah kebiasaan yang muncul saat ia merasa cemas.

"Jadi," Reina memulai, suaranya berat dan serius, memecah keheningan yang mencekam seperti pecahan kaca. Ia mengangkat dagunya sedikit, mencoba menyembunyikan keraguan yang berkecamuk di dalam hatinya. "Semua informasi sudah terkumpul?"

Helena, si analis dengan rambut cokelat pendek yang diikat rapi dan mata perak setajam elang yang mampu menembus kebohongan, mengangguk. Jemarinya yang lincah menari di atas permukaan hologram, menampilkan citra satelit dan rekaman CCTV yang telah diretas dengan susah payah. Ia mengernyitkan dahi, ekspresi konsentrasi yang mendalam terpancar dari wajahnya. "Berdasarkan data yang kita punya, semuanya lengkap. Alexander berada di Moskow, seperti yang kita duga. Sementara Danton..." Ia berhenti sejenak, bibirnya membentuk garis tipis, dan matanya menyipit. Ada sesuatu yang mengganjal dalam informasi yang ia dapatkan. "Masih di Osaka."

Alice, gadis dengan rambut hitam-putih panjang yang kontras bagaikan yin dan yang, menguap lebar, memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi. Ia meregangkan tubuhnya, otot-ototnya yang kaku terasa sakit setelah berjam-jam bekerja di depan komputer. "Danton sedang sibuk memperbanyak 'barang' dan mengirimkannya ke Rusia." Ia mencibir sinis, bibirnya melengkung ke bawah. "Aku dapat ini dari CCTV yang kuretas. Dia pikir dia aman di sana, di bawah perlindungan jaringan korupsinya yang menjijikkan."

Jimmy, pria berkepala botak yang selalu tampak tegang dan siap meledak, menggebrak meja dengan geram, membuat hologram bergetar. Wajahnya memerah karena marah, dan urat-urat di lehernya menegang. "Cih! Pertahanan di Rusia pasti lemah. Kita harus bertindak cepat!" Keringat membasahi kulit kepalanya yang mengkilap, mencerminkan lampu-lampu di ruangan itu. Ia mengepalkan tinjunya erat-erat, berusaha menahan amarahnya yang meluap-luap.

Mike, si tenang dengan rambut pirang oranye yang selalu tertata sempurna dan tatapan mata sedingin es, menyahut datar, "Hmm... mengerti." Ia menyilangkan tangannya di depan dada, ekspresi wajahnya tetap tenang dan tanpa emosi. "Sesuai rencana Reina, kita akan menyamar dan menghubungi Danton. Kita akan mengirimkan informasi tentang kesuksesan, uang, dan semua yang dia inginkan. Reina akan menyamar menjadi seorang kepala bisnis wanita dari Rusia, dengan aksen yang meyakinkan dan aura kekuasaan yang tak terbantahkan, dan memancing Danton ke gudang yang sudah kita siapkan."

Reina berdiri, matanya berbinar dengan semangat yang membara, seperti api yang siap membakar habis semua rintangan. Ia mengepalkan tangannya di samping tubuhnya, merasakan adrenalin mengalir deras dalam nadinya. "Ya! Setuju! Bagaimana yang lain?"

Semua anggota tim mengangguk serempak, ekspresi wajah mereka mencerminkan tekad yang sama. Alice menguap lagi, lalu menambahkan, "Sebelum itu... kita harus menyelidiki teman-temanmu, Reina." Ia menggaruk-garuk kepalanya, tampak khawatir. "Kei dan yang lainnya mungkin masih di rumahnya... tapi tidak semuanya. Kita harus menjaga mereka yang masih di luar, sebelum mereka ikut campur dan menjadi korban. Dan sesuai janjimu, Reina... kamu tidak ingin menyeret sahabat-sahabatmu ke dalam kekacauan ini."

Reina mengangguk, raut wajahnya melembut, dan bayangan kesedihan melintas di matanya. Ia menundukkan kepalanya sejenak, mencoba menyembunyikan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya. "Iya... setelah Mama meninggal... aku tidak mau kehilangan mereka lagi. Mereka adalah satu-satunya keluarga yang kumiliki."

Helena menepuk tangannya, berusaha membangkitkan kembali semangat tim yang mulai meredup. Ia tersenyum tipis, mencoba memberikan dukungan kepada Reina. "Baiklah, langsung saja ke rencana. Waktu kita terbatas, dan setiap detik sangat berharga."

Alisiya, gadis dengan rambut pelangi yang panjangnya hampir menyentuh lantai, berdiri dengan anggun. Ia mengangkat dagunya sedikit, menunjukkan kepercayaan dirinya. "Aku, Alice, dan Jimmy akan mengawasi Chins, Leon, Yuuka, dan Zen. Mike dan Helena, kalian mengawasi Kozekawa, Minji, dan Mijuro. Reina sendiri yang akan mengawasi sahabat-sahabatnya di rumah Kei. Bagaimana?"

Semua anggota tim setuju dengan pembagian tugas tersebut. Reina kembali berdiri, kali ini dengan tatapan yang lebih tajam dan penuh tekad. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Yosh... nanti senja kita berangkat. Kita harus menyelesaikan ini secepat mungkin dan mengganti jantung robotku dengan jantungnya Danton. Bang Reiz sudah bilang jantung robot ini hanya akan bertahan sampai akhir bulan. Kita tidak punya banyak waktu... jika terlambat... aku benar-benar akan mati."

Semua anggota tim berdiri serempak, memberikan hormat dengan tangan di depan kepala, mata mereka terpancar kesetiaan dan tekad yang tak tergoyahkan. "Siap, Reina! Laksanakan!"

...****************...

Masa Sekarang.

Reina melangkah keluar dari kompleks Kei, bahunya merosot sedikit, tanda kelegaan bercampur kelelahan setelah menyelesaikan rencana pertama. Udara malam Tokyo yang dingin menusuk kulitnya, membuatnya menggigil. Ia mendongak, menatap langit malam yang bertaburan bintang, mencoba mencari ketenangan di tengah kekacauan yang melanda hidupnya. Sebuah helaan napas keluar dari bibirnya, membawa serta beban yang ia pikul. "Hahh... baiklah..." gumamnya pelan, suaranya nyaris tak terdengar di tengah hiruk pikuk kota. "Mereka semua telah berdamai... Kei dan Hanna sudah baikan... sekarang..."

Jemarinya yang lentik, yang biasanya cekatan dalam pertempuran, kini terasa kaku saat meraih ponsel dari saku celananya. Ia mengetik pesan singkat untuk timnya, setiap kata dipilih dengan hati-hati. "Semuanya... Kei dan yang lainnya sudah selesai dan mereka sepertinya mau pulang ke rumah masing-masing..."

Beberapa saat kemudian, sebuah balasan muncul dari Alisiya, disertai emoji berpikir. "Hmm... lalu, apakah kita akan langsung ke Osaka, Kapten?"

Reina membalas dengan cepat, berusaha menyembunyikan kegelisahannya. "Iya... semuanya, pergi ke helikopter. Akan aku berikan lokasi helikopter kiriman dari Ketua Craig..."

Setelah mengirim pesan, Reina memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana dengan gerakan cepat dan efisien. Tangannya kemudian bergerak untuk mengeluarkan topeng pemberian Reiz dan Tia. Topeng itu bukan sekadar alat, melainkan simbol dari persahabatan dan harapan. Topeng itu berbentuk kucing hitam yang elegan, dengan ukiran mawar merah yang rumit di sekeliling matanya. Ia menyentuh sisi topeng itu, merasakan tekstur halusnya di kulitnya, dan berbisik, "Sistem..."

Layar virtual muncul di dalam topeng, menampilkan radar yang menunjukkan lokasi Chins, Leon, Yuuka, Zen, Kozekawa, Minji, dan Mijuro. Reina mengamati pergerakan mereka dengan cermat, alisnya berkerut dalam. Jantungnya berdebar kencang saat melihat mereka berkumpul.

"Sepertinya mereka semua akan pergi ke rumah Kei..." gumam Reina, bibirnya membentuk garis tipis. Ia menggigit bibir bawahnya, merasa bersalah karena telah melibatkan teman-temannya dalam bahaya. "Aku akan bergerak ke arah yang berbeda..."

Dengan gerakan lincah, Reina berlari menuju pohon terdekat. Ia melompat dan meraih dahan yang kokoh, otot-ototnya bekerja keras saat ia memanjat pohon itu. Dari atas sana, ia melompat ke atap gedung, dan mulai berlari di atas atap-atap, bagaikan kucing hitam yang gesit. Angin malam menerpa rambutnya, membawa serta aroma kota Tokyo yang khas. Ia menutup matanya sejenak, merasakan kebebasan yang ia rindukan. Namun, kebebasan itu hanya sementara, karena ia tahu bahaya menantinya di depan.

1
Riri
ini bukan maha karya, ini sebuah wahyu yang di tulis dengan tinta jiwa dewa author 🤓🙀
secret: wihhh 😭🙏🙏
total 1 replies
Rezaa..
semoga season dua lebih bagus dari season satu... no momy Andras 😭
secret: gapapa... nanti Andras muncul lagi kok... tapi nunggu lama ya wkwkw
total 1 replies
Rezaa..
baru bangun dari kematian lansung rasis si Reina cok 🤣🤣
secret: rasis dulu sebelum membantai /CoolGuy/
total 1 replies
esere
Serius... cerita ini walaupun panjang, tapi seru... karakter karakter nya unik sama narasi nya hidup gitu... pokok nya setia dari s1 🔥
secret: yoi dong 🤝
total 1 replies
esere
hampir kenak parani gara gara Reina mati 😭😭
secret: Dawg... mereka lansung putus asa baca waktu Reina mati 🤣
total 1 replies
Author Sylvia
semangat,moga rame yang baca/Smile/
secret: makasih ya author... kamu juga!!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!