Istri Kontrak Tuan Mafia

...❣️❣️❣️...

...(Lima Tahun Kemudian)...

Meksiko, Kerajaan Baru Lola

...Lima tahun telah berlalu sejak Lola melarikan diri dari masa lalunya, mencari perlindungan di bawah sayap sang ayah yang baru ditemukannya. Di Meksiko, Lola telah melahirkan dua anak kembar yang menggemaskan: seorang putra bernama Jonas dan seorang putri bernama Joana. Ironisnya, wajah mungil mereka adalah cerminan Bastian kecil, sebuah pengingat abadi akan babak dalam hidupnya yang ingin ia kubur dalam-dalam. Selama lima tahun ini, Lola telah bertransformasi menjadi wanita yang dingin dan arogan, sebuah perisai untuk melindungi hatinya yang pernah hancur. Berkat kekuatan tak terbatas Tuan Frank dan kecerdasan Lola yang luar biasa, ia berhasil menyelesaikan sekolah dan kuliahnya, bahkan saat dalam keadaan hamil, sebuah bukti ketahanan dirinya....

Kekacauan dan Kecerdasan Dini

Suara teriakan Joana yang nyaring memecah keheningan sore itu, "Aaaaa! Mommy... Mommy, lihat Kakak Jonas mau memukulku!" Joana kecil berlari kencang, menghambur ke pelukan Lola yang baru saja pulang kerja, kepang rambutnya berayun lucu.

Hap!

Lola menangkap putrinya, memeluk

...erat, dan menghirup aroma manis rambut Joana....

"Cup, anak Mama harum sekali, siapa yang memandikanmu?" tanya Lola lembut, mencium pipi gembul Joana. Senyum tipis terukir di bibirnya, kehangatan sejenak mengusir aura dinginnya.

"Kakek yang memandikan Joana!" seru Joana, menunjuk ke arah Tuan Frank dan Jonas yang berjalan mendekat dengan langkah tenang, kontras dengan kegaduhan Joana.

"Nak, kamu sudah pulang," ucap Tuan Frank, mengambil alih Joana dari pelukan Lola, membiarkan gadis kecil itu berceloteh riang di lengannya.

...Lola menghela napas berat, memejamkan mata sejenak saat ia ambruk ke sofa....

"Terima kasih, Papa, sudah menjaga mereka berdua. Hufff... hari ini adalah hari yang berat," ujarnya, kelelahan terpancar jelas dari suaranya.

...Jonas, dengan wajahnya yang sudah menunjukkan ketenangan dan kepintaran yang luar biasa di usianya, mendekati Lola....

"Mommy, kalau Mommy butuh sesuatu, bilang saja sama aku. Aku akan membantu Mommy," tawar Jonas, suaranya kecil namun penuh kesungguhan.

...Lola membuka matanya perlahan, menatap putranya dengan tatapan takjub sekaligus bangga....

"Mommy ada masalah di perusahaan, tadi seseorang berusaha membobol data perusahaan Mommy," ucap Lola, kerutan cemas kembali di dahinya.

...Tanpa banyak bicara, Jonas berlari masuk ke dalam kamarnya, kemudian kembali dengan sebuah iPad di tangannya....

"Mommy, apakah Mommy punya flash disk dan laptop data perusahaan Mommy? Kalau ada, berikan kepadaku," pinta Jonas, matanya bersinar penuh fokus.

...Dengan sedikit keraguan, Lola mengeluarkan laptop miliknya dan sebuah flash disk, lalu menyerahkannya kepada Jonas....

...Anak laki-laki itu mengambil keduanya, dan dengan tangan kecilnya, mulai mengotak-atik perangkat itu dengan kecepatan dan ketelitian yang mencengangkan. Tak lama kemudian, Jonas kembali, menunjukkan hasil kerja kerasnya di iPad kepada Lola....

"Ini Mommy, semuanya sudah beres, dan orang yang mencoba membobol data perusahaan Mommy berasal dari perusahaan ini," tunjuk Jonas, jarinya menunjuk sebuah logo perusahaan di layar.

...Lola mengambil iPad dari tangan Jonas, matanya membelalak. Ternyata itu adalah perusahaan pesaing lamanya. Amarah mendidih dalam dirinya. Tanpa buang waktu, Lola menelepon Matias dan menyuruhnya segera datang. Tak butuh waktu lama, Matias sudah tiba di mansion....

"Ada yang bisa kubantu, Nona?" tanya Matias yang baru saja tiba, membungkuk hormat.

Lola bangkit, menghampiri Matias dengan aura dominan. "Kamu tunggu sebentar, aku akan mandi.

Karena malam ini kita akan bertemu Tuan Rosales di acaranya, sepertinya dia sudah lama ingin menghancurkan perusahaan Papa," perintah Lola, suaranya tajam dan penuh tekad.

"Baik, Nona," sahut Matias.

...Lola berbalik hendak pergi, tapi ia tertahan oleh Joana yang memeluk kakinya erat....

"Mommy, Joana ikut, ya?" ucap Joana, matanya memohon.

...Jonas mengembuskan napas kasar, berjalan mendekati mereka....

"Mommy sedang sibuk, jangan ganggu Mommy, Joana," kata Jonas, menarik lengan adiknya.

"Tidak mau! Aku mau ikut Mommy... Kakak kasar, Joana tidak suka Kakak!" tolak Joana, matanya mulai berkaca-kaca.

...Melihat pertengkaran kedua cucunya, Tuan Frank tersenyum tipis. Ia bangkit dan berjalan menghampiri mereka....

"Joana sayang sama Kakek, kan? Yuk, main sama Kakek saja, Mommy-mu harus kerja keras biar bisa membelikan boneka untuk Joana," bujuk Tuan Frank, menggendong Joana.

Joana langsung ceria, melepaskan kaki Lola, lalu berlari kecil ke arah Tuan Frank. "Joana tahu Kakek sayang Joana, tidak seperti Kakak yang kasar itu!" gerutu Joana, menjulurkan lidah mengejek Jonas.

...Jonas hanya memutar bola mata malas mendengar ucapan adiknya. Lola, yang melihat interaksi menggemaskan kedua anaknya itu, tak bisa menahan senyum. Ia mencubit pelan pipi gembul mereka berdua, lalu melangkah ke kamar untuk mandi. Setelah selesai, Lola berjalan keluar dengan gaun merah menyala yang seksi, menonjolkan sisi dingin dan arogan yang kini menjadi bagian dari dirinya....

(visual gaun lola)

Lola menyalami tangan Tuan Frank. "Papa, aku pergi dulu," pamitnya, senyum tipis terukir di bibirnya.

"Baik, jaga dirimu, Nak," pesan Tuan Frank, menatap putrinya dengan penuh sayang.

...Lola mengangguk, lalu melangkah keluar dari mansion, diikuti Matias di belakangnya. Mereka memasuki mobil, meninggalkan kediaman megah itu menuju sebuah gedung mewah yang dipenuhi cahaya. Setibanya di sana, Lola turun dari mobil, melangkah masuk dengan gaya arogan yang kini melekat kuat padanya, menarik perhatian setiap pasang mata di ruangan itu....

*

*

...(Di gedung acara)...

...Semua mata terpana melihat Lola. Parasnya yang dingin, auranya yang kuat, dan gaun merah menyalanya menciptakan kesan yang tak terlupakan. Saat hendak menghampiri Tuan Rosales, langkah Lola terhenti oleh suara bariton yang cukup familiar, seolah berasal dari masa lalu yang terkubur....

"Lola."

...Lola berbalik, tatapannya bertemu dengan sosok yang tak pernah ia duga akan ia lihat lagi. Bastian. Lima tahun berlalu, dan untuk pertama kalinya, mereka berdiri berhadapan....

"Halo, Tuan Bastian, apakah ada yang bisa kubantu?" tanya Lola, suaranya datar, tanpa ekspresi apa pun, menyembunyikan badai di dalam hatinya.

...Bastian tidak menjawab pertanyaan Lola. Ia melangkah kecil, mendekati Lola, menatap lekat wajah wanita yang selalu hadir dalam mimpinya, menghantuinya....

"Apa kabarmu, mantan istriku? Bagaimana kabar anak-anak kita?" tanya Bastian, nada suaranya dipenuhi kerinduan yang mendalam dan penyesalan yang pahit.

...Mendengar pertanyaan tentang anak-anaknya, tatapan Lola langsung berubah tajam. Perisai emosinya semakin mengeras....

"Sepertinya Tuan terlalu banyak minum dan mulai bicara ngelantur. Lebih baik kau jauh-jauh dariku, karena aku bukan lagi Lola wanita lugu yang dulu, yang selalu kau siksa. Camkan itu," tegas Lola, setiap kata adalah tamparan keras bagi Bastian.

...Setelah berkata demikian, Lola berbalik, meninggalkan Bastian yang terpaku di tempatnya. Ia berjalan menghampiri Tuan Rosales dan langsung terlibat dalam percakapan serius. Sesekali Lola melontarkan ancaman terselubung yang membuat Tuan Rosales geram, mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat, namun tak bisa berbuat apa-apa di hadapan aura dominan Lola....

(Bersambung)