NovelToon NovelToon
Become The Billionaire'S Wife

Become The Billionaire'S Wife

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:7.5M
Nilai: 5
Nama Author: Sujie

Namanya Elisa, dia terlahir sebagai putri kedua dari keluarga Hanggara, namun hal itu tak membuat nasibnya bagus seperti kakaknya.

Dia bahkan dikenal sebagai perempuan arogan dan sangat jahat di kalangannya, berbeda dengan kakaknya yang sangat lembut dan pandai menjaga sikap.

Marvin Wiratmadja, adalah putra dari Morgan Wiratmadja. Terlahir dengan kehidupan super mewah membuatnya tumbuh menjadi orang yang sedikit arogan dan tak mudah di dekati meski oleh lawan jenisnya.

Namun siapa sangka, ketertarikannya justru tertuju pada seorang gadis yang dikenal berhati busuk dan semena-mena bernama Elisa Hanggara.

Bagaimana takdir akan mempertemukan mereka?

Baca episodenya hanya disini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sujie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tertangkap

Sementara menunggu kabar dari sekertarisnya, Marvin memutuskan untuk kembali ke ruangannya.

Ia duduk di kursi kekuasaannya dengan tidak sabar. Demi apa, hanya menunggu beberapa menit saja tapi waktu mendadak terasa begitu lama baginya. Ia memainkan pena ditangannya, mengetukkannya dimeja lalu berdiri dan berjalan mondar-mandir di depan jendela.

Kemana saja sekertaris kurang ajar itu? Kenapa lama sekali.

Marvin masih tidak tenang dibuatnya.

Dan akhirnya, sebuah suara pintu terbuka membuatnya menolehkan kepalanya dengan secepat kilat.

"Ken," panggilnya seraya menghampiri sekertarisnya yang baru saja masuk, dengan tidak sabar.

"Bagaimana? Benar dia bekerja disini?" tanyanya tanpa memberi kesempatan pada sekertarisnya untuk mengambil napas terlebih dahulu.

"Benar, Tuan. Nona Elisa Hanggara bekerja di lantai 5 diruang A3." Ken menjelaskan.

"Sejak kapan dia bekerja disini?"

"Baru mulai hari ini, Tuan. Nona Elisa mendapatkan informasi lowongan pekerjaan dari sebuah media di internet dan mendatangi kantor ini kemarin."

"Benarkah? Ken, Tuhan pasti mengirimkannya untukku. Aku bisa melihatnya setiap hari mulai sekarang."

Terserah anda, Tuan. Ken memutar bola matanya dengan malas.

Wajah berbinar yang tadi nampak di wajah Marvin tiba-tiba berubah dengan cepat.

"Ken, ayah Lisa juga punya perusahaan, bukan? Kenapa dia justru memilih bekerja di perusahaan orang lain? Apa perusahaan itu sedang bermasalah? Bukankah perusahaan itu tengah berkembang dengan baik?" tanyanya heran.

Ken pun jadi ikut berpikir karena pertanyaan tersebut.

"Mungkin Nona Elisa ingin hidup mandiri, Tuan," jawab Ken sekenanya karena tidak ingin membebani otaknya dengan hal yang tidak semestinya ia pikirkan.

"Kau memang tidak bisa diajak membicarakan hal seperti ini. Ku sumpahi kau tidak mendapat jodoh. Biar jadi batu sekalian." Marvin kesal sekali.

Ia lalu melepaskan jasnya dan meletakkannya di kursinya, kemudian bergegas menuju pintu.

"Anda mau kemana, Tuan?"

"Bukan urusanmu. Kau tidak akan tahu. Diam disitu dan kerjakan saja pekerjaanmu!"

Marvin lalu menghilang dibalik pintu. Ia bergegas menuju lantai dimana Elisa berada.

Sementara Ken hanya mengedihkan bahunya dan kembali pada kesibukannya. Persetan dengan sumpah serapah yang baru saja dilontarkan bosnya.

Marvin yang ruangannya berada di lantai paling atas, tentu merasa lama sekali menunggu lift yang datang menjemputnya.

Ah Sial! Setelah ini akan ku buat lift pribadi dari ruangan ku langsung menuju ke ruangan Lisa.

Marvin terus menggerutu di dalam hatinya dan menyandarkan dirinya ke dinding sambil menunggu pintu lift terbuka untuknya.

Ting ....

Akhirnya setelah beberapa saat menyebalkan berlalu, pintu lift itupun terbuka. Ia segera masuk dan memencet tombolnya.

Perlahan benda itu membawa lelaki yang telah terkena virus asmara turun menuju lantai sesuai dengan yang dipencetnya tadi.

Lantai demi lantai ia lalui, dan akhirnya tibalah ia di tempat ini sekarang. Tempat dimana para staf keuangan biasa mengerjakan pekerjaannya.

Seperti halnya remaja yang baru saja jatuh cinta dan sedang akan mengintai gadis pujaannya diam-diam, Marvin pun merasakan jantungnya berdebar-debar.

Ia berjalan mengendap-endap saat matanya menemukan tulisan A3 yang dimaksud oleh sekertarisnya tadi. Ruangan paling depan nomor tiga yang dekat dengan lift.

Di jam kerja seperti ini suasana kantor memang sedikit hening karena para karyawan pasti sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Marvin mendekatkan wajahnya ke dinding kaca yang tidak tertutup sempurna oleh tirai. Ia mencoba mengintai gadis pujaannya yang nampak sedang sibuk dengan layar monitornya di dalam ruangan.

Itu dia. Hati Marvin terasa berbunga-bunga melihat gadis yang dirindukannya. Tidak ... itu adalah gadis yang ingin didekatinya.

Tapi sepertinya kenyataannya memang tidak seperti itu. Tubuh yang pernah menyatu. Ya, itulah alasannya. Marvin tidak bisa melupakannya begitu saja. Keperjakaannya hangus malam itu, dan dia merasa Moky nya harus mendapat pertanggung jawaban.

Astaga! Dia tambah cantik sekali.

Marvin tersenyum-senyum sendiri sambil mengamati setiap gerak-gerik dari wanita itu.

"Tuan Marvin?"

Suara dari belakangnya sukses membuat kening Marvin terbentur dinding kaca di depannya. Di posisi mengintai seperti ini jelas ia sangat terkejut dengan suara yang tiba-tiba saja ada.

Ia lalu menoleh dengan kesal bercampur malu pada orang yang memanggilnya tadi.

"Tuan Marvin, sedang apa Tuan disini?" tanya Winda, salah satu staf sekertaris.

"Tidak ... tidak apa-apa. Aku hanya mengawasi mereka bekerja. Ya, aku mengawasi mereka. Siapa tau mereka tidak bekerja dengan baik."

Lidah bisa berbohong, tapi mata dan ekspresi tidak akan mudah mengikuti lidahnya.

Marvin tampak sedikit memucat seperti seorang pencuri yang tertangkap basah, padahal ini adalah perusahaan milik keluarganya sendiri.

"Apa ada yang ingin Tuan sampaikan untuk mereka? Saya akan masuk ke dalam untuk menyerahkan beberapa berkas ini pada mereka," tanya Winda.

"Tidak ada, kalau begitu masuklah! Lakukan pekerjaanmu!"

Marvin lalu pergi begitu saja dari sana dengan perasaan kesal.

Baiklah Lisa, aku akan menunggumu nanti.

1
Bukhori Muslim
good
Qilla
dan akhirnya balasanya masih semanis madu tak sebanding dengan derita elisa
Rafinsa
setuju Ken..
Rafinsa
emang biawak ada kutunya????🤣
Melly Febriani
stevi ini bukan anak kandung pak hanggara, mungkin dimasa lalu ditukar
Yhunie Andrianie
bisa jdi aruna adlh stevi ynk asli, sdg kn stevi ynk ada di rumah hanggara adlh orang oplas menyerupai stevi..
hmm🤔, bisa jdi sih..atau mngkin kembaran stevi kh!!??
Ririn Nursisminingsih
orang tua kok ndak bijak
Ririn Nursisminingsih
stevi bermuka dua... playing victim
Putra Ganteng
orang baik pasti ketemu orang yg baik juga
Mazree Gati
end
Mazree Gati
elisa terlalu bodoh dan tolol, masih aja pulang,,itulah pengangguran,, coba keluar dr rumah cari kerja biar ga tertekan,,ngontrak kek ngekos kek
Mazree Gati
terlalu bodoh di pelakukan begitu masih bertahan,,mau kabur takut mati kelaparan jadi rasakan
Ika Maimunah
Gooood...👍👍👍
🦊~^ Kim taehyung~™v🦊
Luar biasa
74 Jameela
Luar biasa ceritanya author..smngt thor
Suci Imas Sadah
mantap
Suci Imas Sadah
dr awal ken dsruh selidiki cari informasi tntang elisa tp btuh wkt lama..kga sat set kerjany nh ken..
N I S A
syukaaa bangett
Truely Jm Manoppo
keren thor karyamu. tetap semangat n sukses selalu. 😍😍😍
Truely Jm Manoppo
kasihan Elisa ... tapi untung ketemu Marvin sama2 masih ting2.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!