Kamu punya pengalaman unik bersama pasangan yang dingin? Katanya, bisa mengakibatkan pilek setiap hari, loh.
Duh, kalau hidung yang pilek boleh lah minum obat, tapi, kalau hati yang terus merasa terabaikan bagaimana?
Yuk, simak kisah Jedar (Jeje dan Darren) dalam menjalani kisah cintanya yang begitu menggemaskan.
Jika suka jangan lupa untuk like dan komen di setiap bab, saranghaeyo 💙
Jangan lupa untuk rate Bintang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mala Cyphierily BHae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada Apa?
"Bu Sarah?" tanya Jeje pada Ayahnya dan Pak Somat pun mengiyakan.
"Kapan, kok Jeje tidak pernah melihat?"
"Di kantor, bawakan cake untuk teman minum kopi," ujar Pak Somat dan Jeje tak berhenti menatapnya.
"Terus, ada yang Bu Sarah sampaikan tidak?" tanya Jeje.
"Tidak ada dan kamu harus cepat mandi," kata Pak Somat.
Beberapa saat kemudian, setelah mandi dan bersiap, sekarang, Darren sudah menjemput, pria itu sudah menunggu di teras seraya memainkan ponselnya.
Dan Jeje pun keluar, ia mengajak Darren untuk cepat.
Dan Jeje yang begitu semangat itu berjalan di depan, Darren pun merasa senang melihat keceriaannya pagi ini.
Di perjalanan, Darren mengatakan kalau dirinya akan pergi sebentar untuk mengurus pekerjaan dan Jeje pun mengangguk.
Lalu, Jeje merubah posisinya jadi menghadap Darren, ia menatap Darren seraya tersenyum.
"Aku mau pergi Je, kamu tidak nangis?" tanya Darren seraya sekilas menatap Jeje.
"Kan, kamu akan kembali dan aku boleh minta sesuatu?" tanya Jeje seraya mengedipkan dua matanya.
"Apa? Uang?" tanya Darren dan Darren mendapatkan cubitan dari Jeje.
"Auu, sakit, Je. Jangan cubit lagi, bahaya!" kata Darren dan Jeje pun mengerucutkan bibirnya.
"Bukan uang yang kuminta," lirih Jeje yang sudah kembali menatap ke depan.
"Lalu?"
Dan bukannya menjawab pertanyaan Darren, justru Jeje bercerita kalau kemarin dia bertemu dengan Justin.
"Akhir-akhir ini kalian sering bertemu," kata Darren.
"Iya, dia sudah seperti guru, dia mengajari ku sesuatu," kata Jeje dengan begitu semangat.
"Apa? Aku tidak yakin dia mengajari sesuatu yang benar," ujar Darren.
Dan sekarang, keduanya sudah sampai di depan toko.
"Nanti, setelah pekerjaan ku selesai, kita berlibur," kata Darren seraya melepaskan sabuk pengamannya.
Dan Jeje yang belum juga melepaskan sabuk pengaman itu menatap Darren.
"Sudah sampai, memangnya kamu tidak akan turun?" tanya Darren seraya menatapnya.
"Aku minta sesuatu, sesuatu itu," kata Jeje, ia berharap Darren mengerti dengan maksudnya dan Darren sama sekali tidak mengerti.
Darren menjadi bingung.
"Belanja?" tanyanya seraya menatap Jeje.
Dan Jeje yang merasa malu untuk mengatakan langsung itu mengurungkannya.
Kemudian Jeje pun membuka sabuk pengaman, lalu, Jeje membuka pintu dan saat itu juga Darren menahan tangannya.
Jeje yang sedang menatap pintu mobil itu berpikir kalau Darren sudah mengerti dan sekarang, Jeje berbalik, ia kembali menatap Darren dengan bersemangat.
"Kamu mau oleh-oleh?" tanya Darren dan Jeje pun menjawab dengan mengangguk.
"Astaga, benar kata Rossi. Tidak seharusnya aku mengharapkan Darren berbuat yang seperti itu," batin Jeje. Ia pun keluar dari mobil dengan begitu lemasnya.
"Baiklah," kata Darren dan keduanya pun turun, Darren yang melihat mobil Viona itu berpikir kalau adik kecilnya ada di toko dan benar saja Lovely ada di dalam dan Lovely segera menempel pada Kakak tampannya.
"Boleh jagain Lovely? Aku sedang sibuk sebentar," tanya Viona seraya memberikan Lovely.
"Boleh, memangnya di mana suster Ana?" tanya Darren seraya menggendong adiknya.
"Dia sedang libur," jawab singkat Viona.
Dan karena tidak ingin mengganggu, Darren pun membawa Lovely ke kantornya.
Belum lama di kantor, Lovely sudah merengek dan Darren merasa kalau Lovely membutuhkan ibunya, kemudian, Darren mengantarkannya.
Sesampainya di toko, Darren melihat Salsa yang sedang berdiri, ia sedang memilih baju bayi dan Salsa didampingi Jeje.
Dan entah apa yang Salsa katakan sehingga Darren melihat air mata Jeje menetes dan Jeje segera menghapus air matanya.
Karena profesional, Jeje pun tak menanggapinya, ia tidak ingin membahas masalah pribadi di jam kerjanya.
Dan Salsa yang tidak mendapatkan respon apapun dari Jeje itu menjadi kesal dan mengatai Jeje sebagai gadis yang muka tembok.
Jeje tersenyum seraya membantu Salsa membawakan belanjaannya ke kasir dan saat itu juga Jeje melihat Darren.
Dan Darren menatap Salsa.
Singkat cerita, sekarang, Darren mengajak Salsa untuk bicara di kantornya.
Salsa duduk di sofa panjang yang tersedia, ia menunjukkan wajah datarnya.
"Ada apa?" tanya Salsa seraya menatap Darren.
"Kamu yang ada apa, kenapa kamu belum juga bisa menerima Jeje?" tanya Darren seraya menatap Salsa dengan datarnya.
"Aku tau bagaimana perasaan Rossi, apa kamu tidak dapat melihat?" tanya Salsa dan Salsa juga mengatakan kalau dirinya tidak setuju Darren dengan Jeje.
Mendengar itu, Darren menertawakannya.
"Hahaa," tawa Darren, pria itu terlihat tertekan karena sahabatnya terlalu ikut campur urusan pribadinya.
"Kamu itu siapa? Ibuku? Kakakku? Adikku?" tanya Darren kemudian.
Dan ini adalah pertama kalinya bagi Darren mengatakan hal yang mungkin dapat membuat hati sahabatnya terluka dan benar saja, Salsa merasa tak dihargai dan tak dianggap oleh Darren.
Dengan perasaan kesal, Salsa pun bangun dari duduk. Ia pergi dari kantor Darren tanpa permisi.
Dan Salsa yang sekarang sudah di mobilnya itu menghubungi Rossi, ia mengajaknya bertemu, tetapi, Rossi sedang mengajar dan Rossi mengatakan kalau dirinya akan ke rumah setelah tidak ada pekerjaan.
"Aku tunggu!" kata Salsa.
Setelah itu, Salsa pergi dengan menggerutu.
****
Jeje yang sedang menerima pesanan online itu mendapatkan pertanyaan dari Nafiska, "Je, kamu tidak kuliah?"
Jeje pun melihat jam yang menempel di dinding, ia menjawab, "Setengah jam lagi, Mbak."
Dan Jeje yang ingin mempersingkat waktu itu memilih untuk memesan ojek online dan sesampainya di sana, Jeje terlihat sama sekali tidak semangat.
Dan Arum yang melihatnya itu bertanya, "Kenapa? Darren lagi?" tanya Arum.
Jeje menjawab dengan mengangguk.
"Bosan aku lihat kamu kaya gini terus, sebenarnya, dia itu cinta tidak sama kamu?" tanya Arum dan Jeje menatapnya.
"Nanti akan ku tanyakan," kata Jeje dan Arum menepuk jidatnya.
"Astaga, Jeje! Waktu kalian putuskan pacaran, memangnya dia tidak bilang cinta?" tanya Arum keheranan.
Jeje kembali menggeleng dan Arum pun tertawa.
"Jeje... Jeje! Lebih bagus kamu terima cinta Arsenio, dia selalu mengejarmu dan kamu tau, wanita itu akan bahagia jika dicintai bukan mencintai, sakit!" oceh Arum dan Jeje segera membungkam mulutnya menggunakan tangan kanannya.
"Tau apa kamu kalau kamu sendiri jomblo abadi!" ketus Jeje.
Dan kemudian keduanya melanjutkan langkah menuju kelas.
Sementara itu, Darren mendapatkan telepon dari Akmal, Akmal mengajak bertemu di sebuah kafe.
Setibanya di sana, Darren melihat Akmal tidak sendiri. Akmal ditemani Salsa dan Darren merasa kalau teman-temannya akan menyidangnya.
Darren pun segera bergabung dan bertanya keperluan keduanya.
"Nanti dulu. Kita tunggu dua orang lagi," jawab Akmal, sementara Salsa tak mau melihat Darren dan Darren pun mengerti kalau Salsa sedang kesal dengannya.
Seraya menunggu, Akmal memesan minuman untuk semua orang sesuai dengan favorit masing-masing.
Tidak lama kemudian, datang Rossi dan Justin yang datang bersamaan. Melihat semua berkumpul, Rossi tertuju pada Darren dan sebisa mungkin ia menyembunyikan perasaannya yang begitu dalam.
Begitu juga dengan Darren, ia tak mau menatap wajahnya dan Darren yang sangat ingin tau itu segera bertanya, "Ada apa ini? Kenapa semua berkumpul?"
Dan semua orang menatapnya.
Apakah semua temannya akan memisahkannya dari Jeje?
Bersambung..
Dukung authornya, ya. Dengan like dan komen, jangan lupa difavoritkan juga, ya.
Yang baik hati boleh kasih bintang lima dan vote/giftnya. Terima kasih yang sudah mendukung.
Ilihhh aki" menganggu aja .. orang yg mau merasakan gejolak yg selama setahun lebih ngk dirasakan....
sabar. derren tuh Jeje udah kasih kode bt nanti malamm pasti di servis dg Baik dahh😂😂😂😂
lahhh udah tamat .... blm puas sihh episode derren Jeje tp ... ok lahhh..semangat berkarya Othorrrr....❤️❤️❤️❤️