NovelToon NovelToon
Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Riyaya Ntaap

menceritakan kisah cinta antara seorang santriwati dengan seorang Gus yang berawal dari permusuhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riyaya Ntaap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kedatangan ustadz baru

**

" Eh div, katanya bakalan ada ustadz baru tau. Tapi ga tau deh kapan masuknya. "

" Ganteng ga? " Diva menghentikan kegiatannya mencabut rumput, karena kebetulan hari ini ada kerja bakti bersama Tampa jadwal.

" Katanya sih ganteng, adeknya ustadz Maulana. "

Diva mangut mangut, tanda mengerti. Ia memang pernah mendengar bahwa ustadz Maulana memiliki seorang adik laki laki yang katanya masih kuliah di Mesir, tapi diva lupa entah di universitas mana.

Sisi dan Kayla mengamati diva dan Dila yang sedang adik bergosip mengenai ustadz baru. Mereka juga sudah mendengar gosip ini, namun kurang tertarik untuk membahasnya.

" Nama abangnya aja udah Maulana, terus nama kakak perempuan pertamanya denna aslamya. Pasti nama adiknya ini nanti Jamalu. " Tebak diva.

" Kamu tau dari mana? "

" Dari Nisa sambyan "

" Kok? " Dila tampak tak paham sama sekali dengan maksud diva. Entah apa hubungan antara kedatangan ustadz baru dengan Nisa sambyan sesuai yang di katakan oleh diva..

" Kamu nanya sama Nisa sambyan? "

" Nebak doang. "

" Kok bisa kepikiran itu? "

" Ya liat aja judul lagu lagu shalawat nya. Maulana ada, Deen assalam ada, nah pasti nanti ustadz baru ini namanya jamalu. Emaknya kayaknya ngefans berat sama Nisa sambyan. " Celetuk diva

Kayla langsung menutup mulutnya, menahan tawa. Begitupun dengan sisi, sementara Dila di buat geleng geleng kepala dengan isi otak diva yang begitu random, tidak bisa di tebak.

" Bisa bisanya mikir kesana, Herman deh. "

" Heh! Nama bapakku itu " sahut sisi begitu mendengar nama ayahnya tersebut.

" Eh maap maap, maklum manusia bukan nabi boy! " Dila menyatukan kedua telapak tangannya, layaknya orang yang sedang menyembah. Tak lupa dengan cengiran lebar di wajahnya.

" Nabi juga manusia dil, emang nya kamu pikir nabi itu malaikat? "

" Lah, iya juga. "

Mereka berempat skompak tertawa. Mata diva tak sengaja menangkap keberadaan sosok Gus Zindan bersama seorang wanita yang ia kenal.

Wanita itu, wanita yang menjadi pujaan hati Gus Zindan selama ini, hanya saja cinta mereka terhalang restu orang tua. Diva hanya diam saja melihat suaminya berinteraksi dengan wanita lain, lagi pula ia tidak pernah menganggap pernikahan nya dengan Gus Zindan itu sesuatu yang nyata.

Diva jadi bertanya tanya, wanita yang begitu anggun, pendiam, sopan, dan cantik seperti itu, kenapa kyai habib tidak merestui hubungan Gus Zindan dengannya. Sedangkan dengan sosok diva yang sudah lebih cocok di sebut anomali, kyai habib justru membiarkan gus Zindan menikahinya.

Diva mulai merasa bahwa semua ini terlalu janggal dan tidak masuk akal, seperti ada sesuatu yang harus ia cari tau untuk menjawab semua pertanyaan di benaknya.

" Kayla "

Diva, sisi, dan Dila skompak menoleh, menatap Gus Alip yang datang menghampiri mereka berempat.

Salah, lebih tepatnya menghampiri Kayla dan sisi, karena mereka berempat memang terpisah tempat, hanya saja cukup dekat kalau untuk sekedar berbincang bincang.

" Iya, Gus. Ada apa nyari Kayla? " Tanya Kayla pelan, dengan sopan dan kepala tertunduk.

Dila menyenggol lengan diva yang sedari tadi terlihat seperti menahan sebuah senyuman yang hendak terpancar aneh di wajahnya. Seperti ingin menggoda kedua orang tersebut.

Begitu lengannya tersenggol dengan sengaja oleh Dila, diva tentunya langsung menatap Dila dengan sebelah alis yang terangkat.

" Saya bisa minta tolong? "

" Minta tolong apa, Gus? "

" Tolong buatin kopi, soalnya kita kedatangan tamu, jumlahnya cukup banyak sii " Gus Alip menggaruk tengkuknya yang terasa sedikit gatal, ia merasa malu karena meminta tolong pada Kayla, padahal jelas jelas ada banyak santriwati di sana.

" Tamu dari mana Gus? " Sahut sisi dengan memberikan pertanyaan, yang juga membuat teman temannya bertanya tanya tamu dari mana yang datang.

" Anak KKN sii, mereka mau meninjau pesantren ini buat jadi topik penelitian skripsi, katanya. "

" Oh gitu, yaudah kalau gitu. "

" Cieee cieee "

Saat Kayla dan Gus Alip sudah hampir melangkah pergi meninggalkan ketiga temannya, ternyata teman temannya justru mendaratkan kata kata Bullyan.

" Gus, habis bantu buatin kopi, bawa aja sekalian ke KUA. Udah siap lahir batin itu. " Celetuk diva, spontan mendapatkan tatapan tajam dari Kayla.

Gus Alip hanya menanggapi candaan diva dengan sebuah senyuman simpul. Sederhana, tapi mampu membuat mereka bertanya tanya arti dari senyuman itu.

" In syaa Allah, Kaka ipar. "

Usai berkata demikian, Gus Alip langsung melangkah pergi begitu saja. Sedangkan diva langsung di hujami denga tatapan mata penuh tuntutan dari temannya.

Sebuah tuntutan agar diva menjelaskan maksud perkataan Gus Alip yang memanggil diva dengan sebutan kakak ipar. Gus Alip tentunya tidak asal berbicara begitu saja, apalagi selama ini Gus Alip kurang dekat dengan mereka, apalagi dalam hal bercanda, walaupun Gus Alip memang tidak segalak Gus Zindan.

Diva berdehem singkat, ia kembali melanjutkan pekerjaannya, sambil berpura pura tidak mengetahui apapun, terutama tatapan mata temannya.

" Ga usah pura pura deh, div. Cepet jelasin maksud perkataan Gus Alip. " Desak Dila. Ia melemparkan satu rumput kecil yang baru di cabut, tepat ke arah diva.

" Apa? Gus Alip bilang kayak gitu karna dia pengen aku jadi kakak iparnya. Kan aku tunangan Gus Zindan. " Kepalang basah, namun tetap tidak ingin pernikahan rahasianya terbongkar, akhirnya diva membuka sebuah jalan baru.

Keterangan yang diva sampaikan, membuat kedua temannya tentu saja syok berat. Pasalnya diva tidak ada memberitahu mereka tentang statusnya sebagai tunangan Gus Zindan. Itu artinya, gosip yang sempat beredar itu setengah benar.

**

" Diva kan? "

Diva dengan gaya petantang petenteng nya, dengan rok mukenah yang ia bentuk seperti sebuah sorban di kepalanya, berhenti melangkah sebab mendengar teguran dari seseorang yang menyebutkan namanya.

Alisnya bertaut bingung, melihat seseorang yang memanggil namanya. Ia tau, pasti ada hal yang ingin di sampaikan oleh wanita itu mengenai sesuatu yang bersangkutan dengan Gus Zindan.

" Saya syla. Saya ada tugas di pondok pesantren ini. Boleh kita berbicara sebentar? "

Dalam hati diva mengatakan bahwa akhirnya ia bisa tau nama wanita tersebut. Selama ini ia hanya tau wajahnya melalui foto. Setiap kali Gus Zindan hendak menyebutkan namanya, diva sudah langsung pergi entah kemana saja karena tidak ingin tau sama sekali, menurutnya itu bukan urusannya.

Akhirnya setelah cukup lama diva terdiam, sambil memikirkan apakah harus menyetujui ajakan wanita di hadapannya, ia mengangguk singkat juga sebagai jawaban.

Untungnya wanita itu menemuinya dan mengajaknya ke suatu tempat untuk berbicara setelah selesai shalat, jadi diva bisa tenang Tampa memikirkan akan hukuman.

Diva dan syla sampai di belakang masjid, ada sebuah kursi panjang disana. Keduanya pun lantas duduk bersebelahan, namun diva memberikan sedikit jarak bagi keduanya.

Terdengar helaan nafas panjang syla, ia seperti sedang berfikir ingin menyampaikan hal apa terlebih dahulu, mungkin berbasa basi sebelum membicarakan hal penting.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!