Menggoda Wanita Dewasa

Benar saja, kalimat sederhana yang diucapkan oleh Davin itu mampu membuat Viona tersenyum.

Hanya dua kata, Aku menyukaimu.

Dan Viona merasakan hatinya yang mulai ditumbuhi bunga, seolah luka yang beberapa hari lalu digores oleh Dewa kini sudah sembuh. Seolah benci yang selama ini ia pupuk terhadap ibu sambung dan adik tirinya hilang entah kemana.

Tak ada lagi yang mengganjal di hati, semuanya lepas begitu saja.

Seminggu berlalu.

Seperti gadis yang baru jatuh cinta, Viona pun merasakan hal yang sama, setiap hari tersenyum tanpa alasan yang tak jelas.

Perubahan Viona itu nampak jelas dimata ibu sambungnya. Dania ikut tersenyum tiap kali melihat Viona tersenyum.

Seperti melihat senyum sang sahabat, Vivian.

Seperti pagi ini.

Untuk pertama kalinya Viona akhirnya pamit saat hendak pergi ke sekolah.

Aneh kan?

"Mas, kamu lihat tidak perubahan Viona? sepertinya akhir-akhir ini dia bahagia sekali?"

"Apa iya? perasaanku biasa saja," jawab Gunawan, sedikit acuh karena dia sedang membaca koran, sebelum 15 menit lagi dia akan pergi ke perusahaan.

"Iiih, gimana Viona mau terbuka sama kita, kalau Mas Gunawan saja acuh seperti itu." keluh Dania.

Setelah Viona dan Dinara pergi ke sekolah kini hanya tinggal mereka berdua di meja makan.

"Daripada membicarakan soal Viona lebih baik harapan kita bicarakan tentang Dinara, Setelah dia lulus nanti mau kita sekolah kan di mana?" tanya Gunawan, merasa hal ini lebih penting untuk dibahas daripada anak pertamanya. Apalagi kini Viona tidak lagi membuat ulah, buat dia bisa bernafas tenang dan memikirkan yang lain.

"Terserah Dinara saja Mas dia mau di mana, jangan dipaksa."

"Tapi sebagai orang tua kita harus mengarahkan, memberikan pilihan yang terbaik dari yang terbaik, nanti baru Dinara yang tinggal memilih."

Dania tidak menjawab ucapan suami nya, dia lebih memilih untuk memeluk tubuh Gunawan. meskipun Gunawan lebih banyak menyebalkan nya, tapi dia memang pria yang bertanggung jawab terhadap istri dan anak-anaknya.

"Yowes, aku ikut sampeyan saja," jawab Dania dengan logat Jawanya yang masih ketara.

Gunawan tersenyum dan membalas hangat pelukan sang istri.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Davin, itu salah. Ini buku Matematika dan diletakkan di kelompok matematika, dan ini bahasa Inggris letaknya di sini," ucap Dinara, Seraya bergerak memberikan contoh yang benar kepada Davin, untuk menyusun buku-buku di atas troli yang mereka dorong ini. Berkeliling menyusuri rak buku yang ada di perpustakaan sekolah.

"Harusnya yang mengerjakan ini semua penjaga perpustakaan, kenapa harus kita," keluh Davin.

"Karena di kelas tadi kamu berisik makanya dihukum, aku yang mau membela mu malah dihukum juga."

"Tapi aku ingin dihukum oleh guru BK, bukan dihukum ke perpustakaan lagi."

Dinara terkekeh, ternyata Davin ingin dihukum karena ingin bertemu dengan kakak perempuannya, Viona yang menjadi guru BK di sekolah ini.

"Guru BK nya cantik nya?" tanya Dinara.

Dan Davin mengangguk.

"Oh iya, nama belakang kalian sama-sama Gunawan, apa kamu Adik Ibu Viona? tapi wajah kalian tidak mirip."

Dinara tersenyum kecil, nyaris getir. dia pun ragu untuk mengatakan yang sebenarnya, jika dia memang saudara Viona.

Davin yang notabenenya tidak tumbuh besar di kota ini jadi tidak tahu hubungan antara Dinara dan Viona. Padahal beberapa bulan lalu konflik keluarga Gunawan sempat jadi pembicaraan publik.

"Kebetulan ya?" tanya Davin lagi.

Dan Dinara mengangguk.

Selesai menyusun buku di perpustakaan dengan Dinara, Davin dengan segera berlari menuju ruangan guru.

Berdalih ingin ada yang dikonsultasikan dengan guru BK Davin pun masuk ke ruangan sana.

"Hai sayang," desisnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Viona langsung senyum-senyum 🤣

Like komennya jangan lupa ya 😗😗