NovelToon NovelToon
My Beloved Presdir

My Beloved Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Tamat
Popularitas:70.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Poel Story27

Kesedihan Rara mencapai puncak hanya dalam waktu satu hari.

Setelah orang tuanya batal menghadiri acara wisudanya, Rara malah mendapati kekasihnya berselingkuh dengan sepupunya sendiri.

Rara mendapati kenyataan yang lebih buruk saat ia pulang ke tanah air.

Sanggupkah Rara menghadapi semua cobaan ini?

Ig : Poel_Story27

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Poel Story27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Kebenaran.

"Sean kemarilah! Kegilaan macam apa lagi sedang kau buat!" panggil Brian dengan nada yang sangat kesal.

"Aku tidak mengerti apa maksud Ayah!" sahut Sean menghampiri orang tuanya.

"Kau tahu betul maksud ucapanku!" seru Brian dengan nada yang ditekankan.

"Apa lagi yang Ayah permasalahkan? Dia calon menantu yang sesuai kriteria Ayah, bukan? Ayah dan Ibu hanya membuatku pusing!" balas Sean.

"Dia memang calon menantu yang kami idam-idamkan, tapi tidak untuk statusnya. Apa kau sudah gila ingin menjadikan seorang janda sebagai istrimu?" kesal Brian.

"Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Ayah, sekarang aku sudah jatuh cinta padanya, tapi Ayah malah mempermasalahkan status wanita itu. Harusnya Ayah mendukungku karena dia wanita baik, meskipun seorang janda," keluh Sean.

Brian terdiam mendengar perkataan Sean yang ada benarnya, Brian hanya tidak ingin memiliki menerima menantu dengan status tersebut hanya demi martabat keluarga.

"Nak, mungkin menurutmu dia wanita baik, tapi coba kau pikirkan lagi. Dia pernah bercerai, meskipun kita tidak tahu itu kesalahan dia, ataupun suaminya. Tapi setidaknya dia bukan wanita yang sanggup mempertahankan rumah tangganya ...." Lidya ikut menimpali.

"Aku tidak peduli itu, Bu! Aku mau Ayah dan Ibu segera melamarnya untukku," Seru Sean.

"Jangan harap! Ayah tidak akan pernah melakukan itu. Cihh ... melamar seorang janda! Itu tidak akan terjadi, lebih baik kau melamar Vita yang notabene seorang gadis," tolak Brian dengan tegas.

Sean menggeleng kesal. "Ayah pikir bisa melakukan itu begitu saja? Dia sudah marah padaku, karena ayah dan ibu menolaknya."

"Tidak usah pikirkan itu Sayang! Biar ayah dan ibu yang akan bicara pada Vita!" imbuh Lidya.

"Tapi aku sudah terlanjur mencintai Rara, Bu!" Sean melengos meninggalkan orang tuanya.

"Ayah tidak peduli kau bilang cinta atau apapun! Secepatnya ayah akan melamar Vita untukmu," Seru Brian sambil menatap kesal putranya yang berjalan menjauh.

"Tenanglah, jangan terlalu emosi! Besok aku akan menemui wanita itu. Aku akan bicara baik-baik padanya, untuk meminta dia menjauhi anak kita." Lidya menenangkan emosi suaminya yang hampir memuncak.

"Bagaimana jika dia menolak, wanita itu mungkin sudah mencuci pikiran anak kita," sahut Brian kesal.

Lidya tersenyum lebar. "Mengapa kau mangkhawatirkan hal seperti itu? Jika dia menolak, kau bisa menggunakan kekuasaanmu untuk memaksa wanita itu menjauhi anak kita."

"Kau memang pintar, Permaisuriku! kau selalu bisa meredam emosiku! Maka dari itu, sekarang kau harus meredam emosi yang lainnya," ujar Brian sambil menyeringai jahil.

Lidya tahu arti seriangaian licik suaminya itu, ia pun segera menjauh. Tapi terlambat, karena Brian langsung menariknya, lalu menggendong dirinya.

"Brian ... turunkan aku! Kau tidak malu sama umur? Ada banyak pelayan di sini yang melihat kita!" rajuk Lidya sembari mencoba lepas dari gendongan suaminya.

Brian tidak menghiraukan celotehan istrinya, dengan langkah gagah ia membawa istrinya itu ke kamar tidur mereka.

Sementara itu di dalam kamarnya, Sean bersorak gembira. Orang tuanya benar-benar termakan sandiwara yang ia buat. Dan tanpa ia minta, sang ayah dengan sendirinya berkata akan melamarkan Vita.

Sean tidak sabar agar hari cepat pagi, ia ingin memberi tahu kabar baik ini kepada Vita. Sean sudah membayangkan bagaimana wajah bahagia kekasihnya itu saat mendengar kabar ini.

***

Kesokan harinya Lidya segera pergi untuk mencari keberadaan Rara. Lidya berusaha menahan kesal, karena sepagi ini Sean masih ngotot, untuk mempertahankan hubungannya dengan wanita berstatus janda itu, meskipun ia dan suaminya sudah berjanji akan melamarkan kekasih Sean yang lain.

Lidya dengan mudah dapat menemukan apartemen Rara, karena bantuan orang kepercayaan keluarganya. Lidya sudah tidak sabar ingin secepatnya bertemu, dengan wanita yang entah bagaimana sudah berhasil membutakan mata anaknya.

Lidya tiba di depan pintu apartemen, ia menekan bell. Tak butuh waktu lama, pintu apartemen terbuka. Seorang wanita yang kira-kira seumuran dengan dirinya, menyambutnya di depan pintu.

"Permisi, Raranya ada? Saya ada keperluan dengannya," ujar Lidya.

Wanita yang tak lain adalah bi Eni itu belum menyahut, ia memperhatikan Lidya dengan seksama. Barulah bi Eni berkata setelah ia yakin, bahwa ia tidak salah mengenali orang. "Nyonya Lidya!" ujarnya

"Iya benar! Tapi Anda siapa ya?" Lidya terheran mengapa wanita ini mengenalnya.

"Nyonya pasti lupa, saya Eni. Asisten rumahtangganya nyonya Maira." Bi Eni menjelaskan. "Mari Nyonya, silahkan masuk!"

Bi Eni mempersilahkan Lidya untuk duduk di ruang tamu, ia pergi ke dapur untuk mengambilkan minuman. Beberapa saat kemudian bi Eni kembali dengan membawakan minuman untuk Lidya.

"Silahkan di minum Nyonya!" ujar Bi Eni, setelah itu ia pun duduk menemani Lidya.

Lidya menganggukkan kepala, ia mengambil minuman tersebut lalu menyesapnya. "Bibi sudah lama tidak bekerja pada Maira?"

Bi Eni mengehela napas berat, ia mulai menceritakan bagaimana awal kejadian yang menimpa rumah tangga Maira, sampai akhirnya mereka bisa pindah ke sini.

Lidya teriris mendengar nasib malang menimpa teman karibnya itu. Sudah lama sekali ia tidak berjumpa Maira, terakhir mereka bertemu saat Lidya berkunjung ke rumah Maira, lebih dari 20-tahun yang lalu.

"Jadi Rara itu Nadira anaknya Maira?" tanya Lidya.

"Iya Nyonya! Terakhir kali Nyonya berkunjung, kalau tidak salah umur non Rara masih 4-tahun!" jawab bi Eni.

Lidya tertengun. Perasaannya berubah 180-derajat, ia akan merestui hubungan Rara dengan anaknya, tak peduli Rara adalah seorang janda. Meskipun ia tahu ini tidak akan mudah, karena harus menentang suaminya sendiri.

'Bagaimana aku harus menjelaskannya pada Brian,' batin Lidya.

Belum juga Lidya tersadar dari lamunannya, terdengar suara bell berbunyi.

"Sebentar Nyonya, sepertinya itu Rio anaknya non Rara sudah pulang sekolah." Bi Eni melangkah untuk membukakan pintu.

Rio masuk ke dalam apartemennya dengan menggandeng Diana. Lidya menautkan kedua alis matanya melihat sosok Rio. Sosok yang tak asing bagi Lidya, Rio memang sebelas duabelas dengan Brian kecil, Rio persis seperti poto yang ada di dalam dompetnya, poto masa kecil Brian, foto yang diberikan oleh mertuanya dulu.

Rio memang mewarisi bentuk wajah kakeknya, bahkan memiliki rambut kemerahan seperti seperti Brian. Berbeda dengan Sean yang memiliki rambut hitam warisan ibunya. Ditambah lagi Rio kecil seperti sudah mewarisi jiwa casanova yang di turunkan kakeknya. Lidya menggelengkan kepala melihat tingkah Rio, tapi membuat hatinya semakin yakin.

'Apa ini sebabnya selama mengalami morning sick, Sean bersikap aneh. Dia tidak pernah dekat dengan ayahnya, tiba-tiba menjadi ingin dekat dengan ayahnya. Bahkan ia merasa mual jika aku mendekatinya, karena cucuku lebih identik dengan kakeknya,' batin Lidya.

"Rio ganti pakaian sana! Nenek ada tamu, Rio pintar bisa ganti pakaian sendiri kan," ujar bi Eni.

Rio pun mengangguk, ia segera menarik gadis kecilnya menuju kamarnya. Sedangkan bi Eni kembali menemui Lidya.

Lidya masih tertengun, karena ada yang aneh di sini. Jika benar anak itu adalah cucunya, mengapa Sean mengatakan Rara adalah seorang janda. Apakah Rara menjebak seorang pria untuk menikahinya, lalu pria itu menceraikan Rara setelah tahu kenyataannya. Lidya bisa berubah pikiran jika kenyataannya, memang seperti yang ia pikirkan.

"Bi, bisa ceritakan sedetailnya tentang Rara!" pinta Lidya setelah bi Eni kembali duduk di depannya.

Bersambung.

Terus dukung author dengan like Vote dan komen ya.

Terima kasih.

1
dikmilss
Baru baca karya sebagus ini di tahun 2025/Sob/
Arida Susida
Luar biasa
himawatidewi satyawira
gaya kodok nyungsep hbs ditendang dr menara sutet bisa vit?
Latifatul Ainiyah
bukannya Rara di indo, seannya di Milan ya kalau pun urusan kerjaan kok keluarga nya jg di indo
rosalia puspita
Luar biasa
Maizuki Bintang
bgs
Queenchaca
Binggung sean kan yg awal dulu di club deketin rara dia masih sadar belum mabok masa sampe ngga inget sama sekali ke rara paling ngga wangi tubuh nya gitu ah pusing sendiri
Racan Ok
lanjut thort
Sanjaria Abubakar
jijik Thor sama sen cari cowok yang baik untuk rara
Sanjaria Abubakar
cocok Vita sama sen sama-sama setan
Deistya Nur
keren
Gina Savitri
Mungkin rara dan gerry satu sekolah sama julie juga dulunya 🤔
Ilham Risa: Hai kK, mampir yuk kak ke novel aku "Pembalasan Sang Narapidana" makasih kak🥰
total 1 replies
Gina Savitri
Mana mungkin vita menyesal hatinya udah di penuhi dendam, baru ketangkep kemarin aja mulut beracun nya maki2 anak buah papa brian
fancha
Luar biasa
minah
bagusss
mvraaa
bagu
Oktavia
cerita orang kaya bodoh ini. punya otak ga guna….. tipe kayak gini jd pemimpin….
Oktavia
aneh ya…. sdh pernah tidur bareng tpi ga kenal wajah.
Dewi Bayuningsih
bagua
Racan Ok
lanjut thort
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!