Di nyatakan tidak bersalah oleh hakim tidak membuat hidup gadis bernama Gracia Kanaya kembali tenang, sebab seseorang yang menganggap Gra adalah penyebab kematian sang adik tercinta tak membiarkan Gra hidup dengan tenang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terungkapnya Fakta.
Setelah berada di dalam mobil, Gra menundukkan pandangannya menyadari tatapan Gilang. Sungguh, ingin rasanya Gilang bertanya pada Gra, apakah kedua makhluk tidak tahu diri tersebut sering bersikap kasar seperti itu padanya? Namun, Gilang menahan diri untuk tidak menanyakan hal itu mengingat ia sendiri tidak lebih baik dari kedua makhluk tadi, bahkan ia pernah mengancam Gracia agar bersedia tidur dengannya.
"Argh....." Gilang hanya bisa mengerang kesal dalam hati saja, menekan kemarahan atas sikap buruk ibu serta saudara tiri Gracia.
"Apa selama ini aku sudah salah membalaskan dendamku terhadap gadis ini? Ternyata selama ini ia pun diperlakukan dengan buruk oleh saudara tirinya sendiri." Batin Gilang, masih menatap wajah tertunduk Gracia. Ya, Gra menundukkan pandangannya, malu sekali rasanya Gilang menyaksikan perlakuan buruk ibu serta saudara tirinya tersebut terhadap dirinya. Kini Gilang pasti semakin memandang rendah pada dirinya, begitu pikir Gracia.
"Maaf jika tadi anda harus menyaksikan hal kurang menyenangkan, tuan." Ujar Gra pada Gilang.
"Tidak perlu dibahas." Kata Gilang. Bukannya tidak sudi mendengarnya, tapi Jika Gra membahas tentang hal itu lagi Gilang merasa darahnya kembali mendidih.
"Maaf."
Gilang tak merespon, pria itu justru menghidupkan mesin mobilnya, perlahan menginjak pedal gas sehingga kendaraan roda empat miliknya tersebut mulai bergerak meninggalkan area rumah orang tua Gracia.
Sekembalinya ke apartemen Gilang meminta Gra untuk beristirahat saja di kamar sementara ia memilih duduk menyendiri di ruang tengah apartemen. Sudah hampir dua jam berada di kamar namun Gilang tak juga menyusul, hingga membuat Gra jadi berpikir mungkinkah pria itu marah lagi padanya.
Dengan pergerakan pelan Gra membuka pintu kamar, mengedarkan pandangan mencari keberadaan Gilang. "Apa mungkin tuan Gilang sudah pergi dari sini?." batin Gra ketika tak kunjung melihat keberadaan Gilang.
"Kau mencariku?." tiba-tiba suara bariton tersebut terdengar dari arah belakang tubuh Gra saat gadis itu mulai berjalan menuju ruang tengah. Gra langsung mengusap da-da saking kagetnya.
"Tuan....kenapa anda muncul tiba-tiba seperti hantu."
"Kau menyamakan saya dengan hantu?."
Gra langsung menggelengkan kepalanya.
"Bukan, bukan begitu maksud saya, tuan. Saya hanya_."
"Sudah, saya tidak butuh penjelasan, yang saya butuhkan sekarang makanan karena perut saya sudah lapar." potong Gilang.
"Tunggu sebentar tuan, saya akan memasak sesuatu untuk anda." Kata orang perut yang lapar bisa memancing emosi seseorang, dan Gra tidak ingin sampai Gilang tersulut emosi karena merasa kelaparan hingga pada akhirnya ia pula nanti yang akan jadi sasaran kemarahan pria itu.
"Cepatlah....!." Gilang menggerakkan tangannya seolah mengusir Gra agar segera beranjak ke dapur.
Sebenarnya Gilang tidak benar-benar merasa lapar, ia hanya tidak ingin Gra mendengar percakapannya dengan asisten Tiko nanti, mengingat ruang kerja Gilang yang ada di apartemen belum di tata dengan rapi, lebih tepatnya masih dalam tahap penataan sebab sebelumnya apartemen tersebut memang kosong, hanya sesekali Gilang menempatinya dan kebanyakan bersama dengan Gracia di saat ia memaksa Gra melayaninya, sehingga dipastikan mereka hanya akan mengobrol di ruang tengah. Ya, lima menit yang lalu asisten Tiko telah mengabarkan kedatangannya, hendak menyampaikan berita penting kepada tuannya itu. Sebenarnya bisa saja Gilang meminta pada Asisten pribadinya tersebut untuk menyampaikan laporannya melalui sambungan telepon saja, akan tetapi Gilang ingin asisten Tiko melaporkannya secara langsung.
Beberapa saat kemudian bel apartemen berbunyi, dan Gilang pun yakin itu pasti asisten Tiko yang datang. Gilang beranjak membukakan pintu apartemen untuk asisten Tiko.
"Aku mengganti sandinya." Tutur Gilang melihat kebingungan di wajah asisten Tiko. Ya, asisten Tiko sempat merasa bingung karena sudah menekan sandi apartment yang biasanya digunakan untuk membuka akses masuk ke apartment tuannya itu, namun pintu apartemen tetap tidak terbuka. Setelah memerintahkan Gra untuk tinggal bersamanya, Gilang langsung mengganti sandi apartment nya.
"Akhir-akhir ini sikap anda benar-benar aneh, tuan." batin Asisten Tiko. Meski begitu, asisten Tiko merasa lega, karena Gilang tidak lagi bersikap se-kasar seperti diawal-awal bertemu dengan gadis malang itu. Itu hal yang paling disyukuri oleh asisten Tiko sebagai seseorang yang baru mengetahui fakta tentang kehidupan Gra selama ini, penderitaan gadis itu setelah ayahnya menikah lagi dan ia memiliki ibu serta saudara tiri.
"Masuklah!." kata Gilang.
Asisten Tiko mengangguk patuh, menyusul langkah Gilang menuju ruang tengah apartemen.
"Bicaralah, Dia sedang memasak di dapur." kata Gilang, menyaksikan asisten Tiko mengedarkan pandangan seolah sedang memastikan keadaan aman, Gracia tidak akan mendengar obrolan mereka.
Merasa aman, asisten Tiko pun mulai melaporkan informasi yang didapatkannya.
"Tuan, ternyata Nona Gracia bekerja di rumah sakit tempat almarhumah nona Yumi di rawat murni untuk membiayai kuliahnya. Karena setelah ayahnya Nona Gracia mengalami struk, ibu tirinya tidak mau mengeluarkan uang sepeserpun untuk membiayai kuliah nona Gracia.
"Maksudmu Gra tidak bersekongkol dengan pria itu untuk melenyapkan nyawa Yumi?."
"Benar, tuan." jawab Asisten Tiko tanpa ragu karena ia memiliki bukti yang akurat.
"Bukan hanya tidak bersedia membiayai kuliahnya Nona Gracia, tapi ibu serta saudara tirinya juga memperlakukan Nona Gracia dengan buruk. Bahkan menurut pengakuan dari asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja di rumah itu, saudara tirinya nyaris berbuat tak senonoh pada nona Gracia.
"APA?." saking kagetnya, Gilang sampai tidak menyadari jika suaranya terdengar hingga ke dapur sehingga Gra yang sedang sibuk memasak langsung beranjak menemuinya.
"Apa anda membutuhkan sesuatu, tuan?." tanya Gra dengan wajah paniknya.
"Tidak ada, kembalilah ke dapur!." Titah Gilang dan Gra pun menurut, gadis itu kembali ke dapur tanpa memikirkan lagi apa yang membuat Gilang sampai berteriak seperti tadi. Mungkin Gilang sedang memarahi asisten pribadinya karena sudah membuat kesalahan, begitu pikir Gra. ia pun kembali melanjutkan kegiatan memasaknya.
"Pria bajin-gan itu hampir menjadikan Gra sebagai salah satu korbannya?."
"Benar tuan, tapi untungnya saat itu ibu tiri nona Gracia memergoki kelakuan buruk putranya sehingga Yogi tidak sempat berbuat tak senonoh pada Nona Gracia. Selama ayahnya diserang penyakit struk, untuk sekedar makan saja Nona Gracia harus melakukan semua perintah dari ibu tirinya. Jika tidak, nona Gracia pasti akan dibiarkan kelaparan bahkan tidak diizinkan untuk masuk ke dalam rumah. Menurut informasi dari sekuriti yang bekerja di rumah itu bukan hanya sekali dua kali Nona Gracia dilarang masuk ke dalam rumah sehingga nona Gracia terpaksa harus tidur di gazebo.
Sungguh, Gilang sampai kehabisan kata-kata mendengar fakta yang baru saja disampaikan oleh asisten pribadinya tersebut. Ya, semua laporan tersebut disertai dengan bukti yang akurat, termasuk video ketika asisten Tiko sedang mengobrol dengan bibi serta bang Udin, pekerja dikediaman Gracia.
Jangan lupa dukungannya ya sayang-sayangku.... Vote and ⭐⭐⭐⭐⭐ nya biar aku makin semangat lagi up nya.
sehat2 kak, cuacanya lg kyk gini.
justru itu mau mu Gilang...
😝😆😆😆😆😆
acara ultah dclub. bukan berti OG
enggak boleh ngerayain ultah dclub
dulu sama adik tirimu
sekarang kasar terhadap Gracia
terkadang aku ingin kabur saja, jika jadi Gracia sungguh hidup melelahkan
tertekan batin,
bagaimana carannya membawa ayah yg sakit
pergi ke kampung pelosok Bila perlu,,
jika punya uang kabur ke Singapur
kerja sambil again ayah berobat
ya
jangan sampai Gracia berjumpa dengan Yogi...
Kalau pun Yogi menumbalkan Gracia ke Gilang bagus juga,biar Yogi di hajar Gilang...
makasih udah up banyak hari ini kk othor Selvi 💕