NovelToon NovelToon
Can I Love My Brother?

Can I Love My Brother?

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Enemy to Lovers
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Gywnee

Viola adalah gadis SMA yang berumur 18 tahun yang hidupnya berubah setelah mamanya menikahi duda anak 2. Anak papa angkatnya itu 2 laki-laki, dan siapa sangka anak bungsu papanya itu adalah guru olahraga yang dingin di sekolahnya. Dia harus menjadi keluarga baru guru yang tidak dia sukai itu. Viola sama sekali tidak akrab dengan kakak keduanya itu tapi dia akrab dengan kakak pertamanya dan papa angkatnya itu. Keluarga mereka pun rukun tapi hanya kakak keduanya yang tidak mau tinggal dengan mereka. Viola dan kakak keduanya pun sering bertengkar sampai akhirnya mereka berdua timbul perasaan suka. Bagaimana cara mereka berdua menjalani hubungan cinta satu keluarga dan beda usia ini? Apakah mereka akan mengalah dengan orang tua mereka atau justru sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gywnee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 03

Setelah Alca mengambil gelasnya dia langsung pergi dari rumah, dan Arka sedang menenangkan Andre dan Rosa juga sedangkan Viola melihat Alca dari kaca jendela kamarnya , dia sangat penasaran kenapa Alca keluar dari rumah ini dan ingin keluar dari keluarga ini.

"Kenapa setiap keluarga kaya selalu ada masalah seperti itu,  keuangan mereka lancar tapi hubungan keluarga mereka tidak lancar.." gumam Viola dengan heran.

.

Alca masih di dalam mobilnya padahal dia sudah berada di parkiran, dia mengelamun dan wajahnya terlihat sedih karena perlakuan papanya ke dirinya yang tidak pernah berubah itu. lalu hp Alca berdering dan dia mengangkatnya.

Iya Rahel? - Alca.

Bisa ketemu sebentar?- Rahel.

.

Lalu Alca menuju ke tempat yang sudah dikirimkan alamatnya oleh Rahel, mereka ketemuan di cafe. Alca masuk ke dalam cafe itu, dia melihat seorang wanita berambut panjang yang berparas cantik itu sedang melambaikan tangan ke dirinya, dan dia berjalan ke arah wanita itu.

"Ada apa?" tanya  Alca dengan ketus. Lalu ia duduk di kursi yang berhadapan dengan wanita itu.

Wanita itu yang menelpon Alca tadi, dia bernama Rahel.

Rahel menatap Alca dengan sedih,  Alca melihat perut Viola yang membesar itu.

"3 bulan?" tanya Alca.

Rahel meneteskan air matanya, dia sangat teramat merasa bersalah dengan Alca karena perbuatannya itu.

Alca tersenyum kecil.

"Kenapa kau menangis?  bukankah besok hari pernikahanmu?"

"Alca.." lirih Rahel dengan sedih.

"Maaf aku besok sibuk jadi aku tidak bisa datang ke pernikahan kalian," ucap Alca.

“Ada apa? kenapa mengajakku bertemu?” tanya Alca dengan heran.

Rahel semakin sedih mendengar ucapan Alca, dan Rahel tiba-tiba memeluk Alca dengan erat sambil menangis

"Alca..." lirih Rahel dengan sedih dan rasa penuh dengan penyesalan.

Alca hanya diam, tangannya ingin mengusap punggung wanita ini tapi dia mengurungkan niatnya setelah dia ingat betapa sakitnya dia saat wanita ini mengkhianati dirinya.

Dan Alca melepaskan pelukan Rahel dengan pelan agar menjauh darinya.

"Pulanglah ini sudah malam." Ucap Alca lalu dia pergi meninggalkan Rahel. Sedangkan Rahel menatap Alca dengan sedih.

“Alca…maafkan aku…” lirihnya.

.

Keesokan harinya, Viola berangkat pagi buta ke sekolah agar tidak bertemu dengan Alca, sampai sekolah Viola sendirian di kelas karena dia terlalu pagi.

"Ah datang pagi nggak enak banget," keluh Viola dengan kesal.

“Ihh…jam segini aku baru bangun biasanya..aaaahhhhh!! menyebalkan…” teriak Viola sambil meremas kepalanya dengan kesal.

"Ahhh~~ kenapa sih kakakku tu diaaaaa," teriak Viola dengan kesal.

"Berisik!  Diamlah." ucap Alca yang tiba-tiba didepan pintu.

Viola sontak terkejut, lalu Alca pergi begitu saja.

"Di.di.dia kenapa dimana-mana ada," gumam Viola dengan ketakutan.

"Apa dia sepagi ini berangkatnya? ahhhh kenapa juga aku berangkat pagi tadiiiiii," Viola dengan kesal dia menendangi kursi di depannya.

.

Viola berjalan di koridor sekolahan, dia menunggu temannya datang. Viola melihat Alca yang sedang melatih beberapa anak di lapangan.

"Apa mereka yang mau ikut lomba," gumam Viola dengan heran.

"Viola," Gia.

Viola tersenyum menjawab sapaan sahabatnya itu.

"Liat apa? wahh Pak Alca ganteng banget," ucap Gia sambil tersenyum.

Viola mengangguk setuju, fakta itu yang tidak bisa dibantah, fakta jika Alca memanglah sangat tampan meskipun dia menyebalkan dan menakutkan baginya.

"Bagaimana?" tanya Gia dengan heran.

"Apanya?" Viola.

"Nasibmu?" Gia.

"Semakin buruk." Jawab Viola dengan kesal.

"Kenapa?  ada apa?" tanya Gia dengan antusias.

"Ah~ aku males cerita," jawab Viola dengan kesal.

"Cerita.. cerita.. cerita..."

.

Alca dan anak-anak itu beristirahat setelah lama latihan, lalu beberapa cewek-cewek itu memberikan Alca minuman, Alca menerimanya saja dan dia memberikan ke anak-anak itu.

"Enak ya jadi Pak Alca disukai banyak cewek " ucap murid cowok itu.

Alca tersenyum.

"Mereka hanya kasihan karena bapak tidak bisa beli minum."

"Eihhh bapak jangan bercanda, bapak kan kaya."

"Bapak kaya?  enggak juga." Alca.

"Apa bapak punya pacar? enggak mungkin dong enggak."

Alca tersenyum.

"Bapak terlalu fokus sama kalian jadi tidak punya waktu untuk itu." canda Alca sambil tersenyum.

"Bapak ada-ada aja,"

Alca tersenyum.

.

Saat jam istirahat Viola dan Gia makan di kantin, dan mereka membahas tentang study tour.

"Gila ya mendadak banget, besok loh." Gia sambil makan.

"Bukan mendadak tapi emang ya besok,  kau sih nggak cari tahu informasi yang benar." Omel Viola dengan kesal.

"Kan aku sibuk." Jawab Gia sambil mengunyah.

"Sibuk apa????” sahut Viola dengan kesal.

"Sibuk ngunyah." Jawab Gia sambil tersenyum.

Viola menghela nafas dengan kesal melihat sahabatnya itu.

"Hm... bawa apa ya besok,  kita nginep sehari kan, kita kemana aja ya besok, terus kita ngapain aja ya besok.." Viola sambil berpikir.

Gia memberikan suapannya ke Viola.

"Diam dan makan saja, besok kita cuma senang-senang." jawab Gia.

Viola mengangguk mengerti.

"Yang banyak dong ngasihnya." Viola sambil tersenyum.

Gia melirik Viola dengan tatapan sinis.

.

Sepulang sekolah, Viola langsung membereskan barang-barang yang akan dibawa besok dan mamanya membantunya

"Mama aku cuma sehari kenapa dibawain banyak banget kaos sih." omel Viola dengan kesal.

"Nanti kalau bajumu kotor kan bisa ganti pakai ini," Rosa.

Viola menghela nafas lalu dia mengeluarkan semua kaos-kaos di koper dan hanya menyisakan 1.

"Udah ini aja, mama ribet banget deh," Omel Viola dengan kesal.

"Yauda terserah kamu ya, tapi kalau di sana dingin bagaimana? setidaknya bawalah baju tebal atau jaket gitu." ucap Rosa dengan cemas.

“Aku itu di tempat lain bukan mau di hutan, udah deh mama jangan terlalu cemas begitu.” jawab Viola dengan kesal.

.

Keesokan harinya,  setelah sampai tujuan mereka berdua terkejut sangat terkejut sampai mereka tidak bisa berkata-kata lagi karena mereka berada di tengah hutan.

"Gia kenapa kita ditengah hutan sih?" tanya Viola dengan kesal.

"Entahlah... ahhhhh bodoh kenapa kita tidak baca surat pengumumannya sih..." ucap Gia dengan kesal.

"Tapi untung aku dibawakan baju banyak sama mama." ucap Gia dengan tenang.

"Aahhh apa ini karma anak durhaka?? mama maafkan aku harusnya aku nurut sama mama…” gumam Viola dengan sedih, dia tidak membawa pakaian tebal, dia hanya bawa 1 kaos saja. Dan dia sangat merasa menyesal sekarang.

Dan mereka sudah dibagi kelompoknya, setelah itu Gia dan Viola membuat api unggun kecil di depan tenda mereka, Viola sangat kedinginan karena hanya memakai sweater tipis.

"Ini pakai jaketku," ucap Gia sambil memberikan jaketnya.

"Enggak, nanti kau kedinginan lagi." Viola.

"Yaudah aku lepas biar kita sama-sama kedinginan." Gia sambil tersenyum.

Viola berdecak tersenyum.

"Kenapa kita camping segala sihhh ahh malas.." keluh Viola.

"Sudah terlambat, mau tidak mau ya kita harus ikut." jawab Gia.

Viola menghela nafas.

"Aku mau ambil air dulu."

Gia mengangguk.

Lalu Viola mengambil air minum, Viola melihat ada jam tangan yang jatuh di bawahnya.

"Punya siapa ini,” gumam Viola dengan heran.

"INI PUNYA SIAPAAA??" teriak Viola sambil mengangkat jam tangan itu. Viola menghela nafas karena masih tidak ada yang mendengar teriakannya itu.

“INI PUNYA SIAPA WOYYY!!!!!!” teriaknya dengan sekuat tenaga.

tapi...

Mereka semua masih tidak peduli karena mereka sibuk sendiri-sendiri.

"Ini punya ku," ucap seorang cowok tampan yang baru datang itu dia adalah Valdo, dia berada di kelas favorit seperti Angel.

"Ini," Viola memberikan jamnya.

"Makasih." ucap Valdo sambil tersenyum.

Viola menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil.

"Kau tidak pakai jaket? tidak dingin apa?" tanya Valdo dengan heran.

"Ah enggak kok darahku itu panas jadi nggak kenal kata dingin," jawab Viola sambil tersenyum.

Valdo terkekeh.

"Oh ya siapa namamu?"

"Aku Viola, anak kelas paaaaaling bawah," Viola dengan penuh percaya diri.

Valdo terkekeh.

"Aku Valdo."

"Aku tahu."

"Bagaimana bisa kau tahu?" tanya Valdo dengan heran.

"Yaa anak mana sih yang nggak kenal Valdo, kau sering menang ini itu kan guru guru yang datang ke kelas kami selaluuuuu membandingkan kami dengan Valdo Valdo! Valdo! Valdo!" Viola dengan kesal.

Valdo tersenyum.

"Apa kau barusan mengeluarkan emosi mu?"

"Aku?  e.. enggak kok," Viola dengan malu.

Valdo tersenyum.

"Tapi aku tidak pernah menang di luar sekolah,  karena Angel yang mewakili,"  ucap Valdo.

"Iya sih tapi guru-guru tidak pernah membanggakan Angel di kelas kita loh," ucap Viola dengan heran karena dia baru sadar juga tentang hal itu.

"Benarkah?"

Viola mengangguk, dan Valdo hanya menganggukkan kepalanya setelah mendengar fakta itu.

"Kalau begitu aku duluan ya Viola, makasih." ucap Valdo sambil tersenyum.

"Oh iya sama-sama," Viola sambil tersenyum.

Lalu Valdo pergi.

"Wah mimpi apa aku barusan hah?  aku bicara sama Valdo empat mata woi." gumam Viola dengan senang.

"Kyaaaaaa..." teriaknya dengan heboh.

.

Dan malam harinya, mereka semua sedang bernyanyi sambil duduk melingkari api unggun, Viola sangat bosan dengan kegiatan seperti ini dia ingin cepat-cepat pulang tapi dia saja tidak tahu ini dihutan mana.

"Ah andai aku tidak tidur di bus,"  gumam Viola dengan kesal.

"Kenapa kau mau kabur dari sini?"  tanya Gia dengan heran.

Viola mengangguk dengan wajah cemberut.

Gia tahu, Gia sangat paham dengan temannya itu kalau dia cepat bosan.

"Masuk dan tidurlah di tenda." Gia.

"Siyapp," Viola langsung lari ke tendanya.

Gia menghela nafas, lalu Gia ikut nyanyi dengan mereka.

.

Viola sangat ingin pipis tapi dia takut karena kamar mandinya jauh dari tenda.

"Ih!!!!! kenapa jauh banget sih kamar mandinya," gumam  Viola dengan kesal.

"Aduhh nggak bisa ditahan lagi," Viola sambil meremas bajunya.

"Ah bodo amat kalau ada hantu merem aja lah," gumam Viola lalu dia langsung lari ke kamar mandi.

Dan akhirnya urusan Viola dengan kamar mandi sudah selesai Viola keluar dengan wajah riang tapi sekitarnya sangat gelap.

“Nggak ada yang mau donasi lampu apa ya di hutan?” gumam Viola dengan heran.

Viola mau melangkahkan kaki untuk pergi tapi..

DOK!

DOK!

DOK!

Viola sontak terkejut karena pintu kamar mandi sebelahnya digedor orang.

"Siapapun bantu aku keluarrrrr..." teriak orang di dalamnya.

Viola merasa takut, dia takut jika hantu ngeprank dirinya.

"Bantu akuuuuuuu tolong..." teriak orang itu.

"Ka.ka.kau hantu apa orang?" tanya Viola dengan gugup dan ketakutan.

"Aku orang, aku Angel tolong aku." Jawab orang itu,  dia adalah Angel , pintunya tidak bisa dibuka.

"Beneran orang kan?" tanya Viola lagi untuk memastikan jika itu beneran manusia.

"Iyaaa aku orang!!!!!" Jawab Angel dengan kesal.

Viola ragu mau membantu Angel dia takut jika dia bukan Angel tapi hantu.

"Kalau kau beneran Angel nama sekolah kita apa?"  tanya Viola dengan ketakutan.

"SMA nuri itu sekolah keluargaku, ihh!!! cepet tolongin dong!!!!!!" ucap Angel dengan kesal.

"Dia beneran orang," gumam Viola dengan lega.

"Menjauhlah aku mau dobrak." Viola. Lalu Viola mendobrak  pintu itu tapi gagal dan percobaan kedua dia berhasil.

Angel begitu kagum dengan kekuatan Viola itu, sampai bisa mendobrak pintu ini sendirian.

"Makasih." ucap Angel.

Viola menganggukkan kepalanya.

Lalu Angel melihat tangannya tapi gelangnya hilang.

"Dimana ya," gumam Angel lalu dia mencari-carinya.

"Kau cari apa?" tanya Viola dengan heran.

"Gelangku.. gelangku hilang," rengek Angel.

Lalu Viola membantu  Angel mencarinya.

"Ah disitu," Angel melihat gelangnya yang di pinggir jurang.

"Hati-hati," ucap Viola dengan cemas karena jurang itu tampak dalam dan sangat gelap.

"Pegang tanganku!" pinta Angel.

Viola memegang tangan Angel dan Angel mengambil gelangnya lalu...

"AAAAAAAA" teriak Angel.

1
yumi chan
ko pusing aku..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!