NovelToon NovelToon
Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh / Menikah Karena Anak / Ibu susu
Popularitas:636.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Dua minggu yang lalu, Rumi Nayara baru saja kehilangan bayi laki-lakinya setelah melahirkan. Lalu, seminggu kemudian suaminya meninggal karena kecelakaan. Musibah itu menjadi pukulan berat bagi Rumi. Hingga suatu ketika ia bertemu dengan bayi laki-laki yang alergi susu botol di rumah sakit, dan butuh ASI. Rumi pun menawarkan diri, dan entah mengapa ia langsung jatuh cinta dengan bayi itu, begitu juga dengan bayi yang bernama Kenzo itu, terlihat nyaman dengan ibu susunya.

Tapi, sayangnya, Rumi harus menghadapi Julian Aryasatya, Papa-nya baby Kenzo, yang begitu banyak aturan padanya dalam mengurus baby Kenzo. Apalagi rupanya Julian adalah CEO tempat almarhum suaminya bekerja. Dan ternyata selama ini almarhum suaminya telah korupsi, akhirnya Rumi kena dampaknya. Belum lagi, ketika Tisya— istri Julian siuman dari koma. Hari-hari Rumi semakin penuh masalah.

“Berani kamu keluar dari mansion, jangan salahkan aku mengurungmu! Ingat! Kenzo itu adalah anak—?”

Siapakah baby Kenzo?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34. Maksud Kedatangan Mertua

Di kamar utama, Rumi baru saja merapikan jas Julian ketika suara langkah cepat terdengar dari lorong. Seorang maid mengetuk pelan.

“Pak … maaf mengganggu. Ada tamu di bawah Non Aulia, dan Bu Rissa sudah menunggu.”

Julian menghela napas, menutup mata sejenak, lalu menatap sekilas. “Suruh saja mereka menunggu. “

“Baik, Tuan.” Maid itu mundur dengan cepat.

Rumi berdiri kaku, menunduk. “Kalau begitu saya pamit ke dapur.”

Julian sempat ingin menahannya lagi. Namun ia hanya menatap punggung Rumi yang bergegas pergi. Ada rasa tak nyaman yang tak bisa ia namai, melihat wajah masam itu menjauh.

“Tunggu Rumi!” Akhirnya Julian menghentikan langkah Rumi yang baru saja keluar.

Wanita itu menoleh dengan raut wajahnya yang datar. “Ada yang bisa saya bantu lagi, Pak Julian?”

Julian melangkah ke arah pintu, lalu berhenti. “Yang masak sarapan pagi ini kamu, bukan? Saya tidak ingin menunda.” Tatapannya tajam, tapi ada nada samar yang tak bisa Rumi terjemahkan.

***

Ruang makan sudah tertata rapi. Piring nasi goreng seafood dengan aroma gurih mengepul, ditemani acar dan kerupuk udang di sisinya.

Julian duduk tenang di kursi utama, sementara Rumi berdiri agak jauh, hanya memastikan semuanya tersaji dengan baik. Mama Liora pun juga sudah bergabung di meja makan.

Ia mengambil sendok pertama, mengunyah perlahan. “Hm … rasanya pas,” gumamnya singkat, tanpa ekspresi berlebihan. Tapi matanya sempat melirik ke arah Rumi.

Rumi hanya menunduk. “Alhamdulillah kalau sesuai selera, Pak.”

“Rum, kalau setiap hari kamu masak seenak ini. Lama-lama Ibu bisa tambah gemuk nih,” seloroh Mama Liora.

Wanita itu tersenyum tipis, “Yang penting sehat, Bu. Kalau gemuk itu bonus,” balasnya.

“Tapi, nasi goreng buatkan kamu ini rasanya nggak kalah enak kayak di restoran, Rum. Eh, kamu udah sarapan belum? Ayo duduk dekat Julian, kamu juga butuh makanan yang bergizi. Kamu itu masih menyusui, dan Ibu nggak mau kamu capek-capek ngurusin yang lainnya.” Mama Liora baru teringat.

Julian menatap Rumi yang masih berdiri tak jauh darinya, lalu menarik bangku yang kosong di sisi kirinya. “Duduklah ... dan makan ... saya tidak mau kamu menahan lapar di sini,” ungkapnya dengan nada yang pelan.

Rumi hanya mengangguk dan terpaksa duduk di sana.

“Jul, di depan ada mertua dan adik iparmu datang lagi,” ujar Mama Liora di sela makannya.

“Ya, Mah. Aku sudah tahu. Biarkan saja mereka menunggu.” Julian tidak mau merusak suasana moodnya yang sedang membaik saat menikmati sarapan pagi spesialnya.

“Mertuamu itu sepertinya takut kehilangan menantu kayanya,” celetuk Mama Liora dengan santainya sembari melirik Rumi yang tampak pura-pura tidak mendengar.

“Mama berharap, istrimu cepat siuman. Biar mertuamu itu tidak rese lagi,” lanjutnya.

Harapan yang sama selalu dipanjatkan oleh Julian, tapi entah mengapa kali ini ada rasa yang menganjal. Bahkan, ia kembali menatap wanita yang begitu tenang duduk di sisinya.

Sementara itu, di ruang tamu, Aulia sudah tak bisa menyembunyikan kekesalannya. Ia menepuk pelan lengan Mama Rissa. “Ma, kita sudah menunggu hampir setengah jam. Masa Kak Julian lebih memilih sarapan daripada menemui kita?” bisiknya, jelas kesal.

Mama Rissa menghela napas panjang, mencoba menahan diri. “Diam dulu, Aul. Jangan membuat suasana makin panas. Kita di sini bukan untuk bertengkar, tapi menyelesaikan masalah biar rencana kita ini berhasil.”

Heru, sang pengacara, hanya menatap jam tangannya. Wajahnya tetap datar, namun jelas ia pun merasa tidak nyaman menunggu.

Beberapa menit kemudian di ruang makan, Julian meneguk kopi hangatnya, lalu meletakkan sendok dengan tenang. “Pak Firman, Sampaikan pada mereka di depan, saya akan segera ke sana,” ucapnya pada kepala pelayan  yang berdiri menunggu.

“Baik, Tuan.”

Julian bangkit, merapikan jasnya sekali lagi. Tatapannya sempat kembali singgah pada Rumi. “Kamu pastikan Kenzo sudah diberi susu setelah ini. Jangan sampai terlambat.”

“Baik, Pak,” jawab Rumi singkat.

Barulah setelah itu Julian berjalan mantap menuju ruang tamu ditemani oleh mamanya.

***

Di ruang tamu, suara hak sepatunya terdengar jelas menghantam marmer, membuat suasana yang sudah tegang makin kaku.

Aulia langsung menoleh tajam. “Akhirnya datang juga. Kami sudah menunggu cukup lama, Kak Julian. Apa sarapan lebih penting daripada urusan keluarga ini?” Nada suaranya penuh sindiran.

Julian berhenti di ambang pintu, sorot matanya dingin menusuk. “Kalau tidak sarapan, bagaimana aku bisa punya tenaga untuk mendengar omelanmu, Aulia?”

Aulia ternganga, wajahnya memerah menahan amarah. Mama Rissa buru-buru menepuk tangan putrinya, memberi kode agar diam.

“Cukup. Kita ke sini bukan untuk bertikai,” ucap Mama Rissa dengan suara tegas, matanya lurus menatap Julian. “Kita perlu bicara serius, sekarang juga.”

Julian melangkah masuk, duduk dengan tenang di sofa utama, menyilangkan kaki. Aura dinginnya memenuhi ruangan, membuat semua yang hadir menahan napas sejenak.

“Siapa suruh pagi-pagi sudah datang bertemu. Sudah tahu pemilik rumahnya sedang sibuk!” timpal Mama Liora dengan gaya santainya.

Kini, suasana ruang tamu mansion itu seperti medan perang yang hanya menunggu letupan pertama. Udara terasa berat, lampu gantung kristal di atas meja seakan berkilau dingin, mencerminkan wajah-wajah tegang yang duduk berhadapan.

Julian bersandar tenang di sofa utama, jari-jarinya mengetuk ringan sandaran kursi, sebuah kebiasaan kecilnya saat sedang menimbang sesuatu. Mama Liora duduk di sampingnya, menyilangkan kaki dengan anggun, sementara pandangan matanya setajam silet mengawasi tamu yang berani datang pagi-pagi membawa ketegangan.

Aulia sudah gelisah sejak tadi, wajahnya kaku menahan marah. Mama Rissa duduk tegak, menampilkan wibawa seorang ibu yang terbiasa memimpin pembicaraan. Heru meletakkan map tebal di pangkuannya, bersiap memulai drama hukum di hadapan Julian.

Julian menoleh sekilas ke arah Rumi yang berdiri tak jauh, di dekat pilar ruang tamu. Wanita itu tampak canggung, memeluk kedua tangannya sendiri, seakan berusaha mengecilkan diri di tengah pusaran konflik besar. Tatapan Julian singgah sepersekian detik—dingin, namun cukup membuat Rumi menunduk dalam. Seharusnya ia bisa saja langsung ke lantai atas, tapi hatinya ingin mengetahui apa yang terjadi.

“Baik,” suara Mama Rissa akhirnya memecah hening, terdengar lantang. “Kami tidak ingin bertele-tele. Pagi ini saya datang untuk satu urusan: hak asuh Kenzo.”

Mama Liora mengangkat alisnya, lalu terkekeh kecil. “Langsung ke intinya, rupanya. Bagus, biar cepat selesai.”

Julian tidak bereaksi. Matanya hanya menatap lurus, penuh perhitungan.

Bersambung ... ✍️

1
Siti Nur Hasanah
seru
Eni Istiarsi
kami aminkan berjamaah,Mama Liora
Sheila Ahmad
kok rumi jadi egois itu jg anaknya Julian, Julian jg korban disini kok merasa paling tersakiti 😑
MunaRizka
Aamiin
Nurul Hilmi
lanjut Thor
Nurul Hilmi
tenang mama liora,, nanti pasti kenzo kangen bapaknya nangis terus
Bunda Aish
ujian kesabaran buat Julian ya.... sabarr karena selama ini Rumi yang selalu bersabar
Ari Yulianti Ziat
aku patah hati mommy kalo sampe mereka pisah😭😭💔
nonoyy
sabar pak julian...
Teh Fufah
aamiin tuk doa mama liors
Oktaviani Agustina
Rumi butuh waktu buat menerima semunya dan julian tidak agois… the best bngt Julian makin love lah 😄
Pudji Widy
egonya jangan lama2 di keluarin ya rum..pikirkan julan , pikirkan kenzo. kenzo butuh bapaknya julian butuh anaknya...sesimple itu rum
Kar Genjreng
vote nya tak kirim Yo mommy
Cindy
lanjut
May Alaydrus
biarkan Rumi menengkan diri dulu pak Julilian. semoga dengan perpisahan sementara ada sedikit rasa rindu diantara kalian berdua
Naufal Affiq
untuk saat ini berpisah aja dulu ya julian,rumi mau menenangkan hati dan pikirannya,habis itu kami harus berusaha untuk meluluhkan hati rumi
Esther Lestari
Rumi kesannya jadi egois....memang Kenzo anakmu tapi jangan abaikan juga kalau bapak biologisnya itu Julian. Jangan menutup mata akan fakta ini.
Semoga setelah kamu pulang nanti bisa berpikir jernih dgn apa yang terjadi.
Uba Muhammad Al-varo
kalau mau kamu pulang ke rumah Rumi,lah silahkan tapi ingat juga iya Rumi , Julian juga ayahnya Kenzo,kamu juga harus selalu hati2 iya Rumi
Puput Assyfa
Julian, emang udah seharusnya Rumi pulang karena diantara kalian belum ada ikatan yg sah jadi saatnya km berjuang untuk meraih hati Rumi supaya jadi istrimu. untuk sementara ini berikan Rumi ruang dan waktu untuk menata hatinya yg terluka supaya bisa tenang dan menerima kehadiranmu sebagai ayahnya Kenzo
Lusi Amelia
Wkwkwkkw untuk sementara readers kesel banget sm Rumi. Wkkwkwkw

Othor bisa sekali ngebolak balikin perasaan readers 🤣🤣🤭
Aku tahan tahan ini jariku biar tidak ngomong yang aneh aneh sm Rumi 🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤣🤣😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!