Karya ini orisinal, bukan buatan AI sama sekali. Konten *** Kencana adalah sang kakak yang ingin menikah beberapa waktu lagi. Namun kejadian tak terduga malah membalikkan keadaan. Laut Bening Xhabiru, menggantikannya menjadi istri pria dingin berusia 30 tahun yang bahkan belum pernah berciuman dengan wanita lain sebelumnya. Akankah mereka bahagia dalam pernikahan tanpa cinta ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Air Chery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Persiapan Wawancara
Di kantor Karya Finansia. Fola dan Bening sudah memusatkan perhatian mereka pada artikel - artikel di monitor komputer.
Fola melihat ke arah Bening yang sepertinya tengah semangat membuat jari - jemarinya menari di atas keyboard.
“Lo sudah selesaikan draft wawancara?” tanya Fola.
“Ya, sedikit revisi lagi. Gue juga sudah menghubungi assisten pengurus perusahaan Karya Finansia. Hari senin gue sudah bisa mulai mewawancarai CEO bermata tajam itu,” kata Bening sembari memainkan mimik wajahnya.
“Jangan lupa, berdandan yang cantik dan pakai baju yang menarik. Siapa tau bisa langsung menarik hati CEO muda,” kata Fola.
“Gue rasa itu berlebihan.”
“Eittttsss, dengerin dulu, wawancara itu sama halnya dengan lo sedang berpose di depan kamera, kalau lo berpenampilan nggak menarik, maka orang - orang akan memilih skip.”
“Gue paham, jadi gue harus treatment apa aja sebelum melakukan wawancara pertama gue ini?” tanya Bening mulai bersungguh - sungguh.
“Apapun.”
“Apa sepengaruh itu?”
“Citra diri itu penting. Penampilan baik bisa memberikan lo rasa percaya diri lebih ketika menghadapi lawan bicara. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan, orang yang dianggap menarik secara fisik mungkin mendapatkan lebih banyak perhatian,” jelas Fola.
Bening mengangguk - anggukan kepalanya mendengarkan penjelasan Fola yang terdengar masuk akal.
“Baiklah gue akan memilih pakaian terbaik.”
...🍒🍒🍒...
Setelah melihat alamat yang dikirim oleh Bumi Segara, Shaka bergegas pergi ke hotel tempat Grace berada.
Ia meneruskan langkahnya untuk mencari nomor kamar Grace. Setelah sampai di depan pintu kamar, Shaka menarik nafas sebentar.
Ia cukup tahu sikap Grace. Dengan melihat Shaka tanpa Segara bersamanya, pasti membuat wanita itu naik pitam.
Setelah beberapa saat, akhirnya Shaka menekan tombol bell kamar Grace. Grace yang menyangka itu adalah Segara, dengan berjalan cepat menuju pintu.
Namun tentu saja ia salah. Hanya Shaka di sana, wajah penuh senyumnya semula sudah berubah cemberut.
“Grace, ini makanan yang dititipkan oleh Segara,” kata Shaka sembari memberikan totebag besar.
“Kenapa awak ada di sini? Mana Segara?” tanya Grace sembari celingukan mencari keberadaan Segara.
“Segara sedang melakukan rapat penting. Dia memerintahkan aku di sini untuk menjengukmu. Apa ada hal lain lagi yang kamu inginkan?” tanya Shaka.
“Tiada apa yang saya mahu selain Segara. Suruh dia jumpa saya di sini cepat! Saya bosan dalam bilik ini sahaja,” balas Grace yang tetap keras dengan pendiriannya.
“Aku akan sampaikan, Grace. Tapi sepertinya Segara belum bisa menemuimu hari ini. Jadwalnya terlalu padat, karena kemarin dia sudah mengosongkan jadwal. Jadi kesibukan itu akan digantikan di hari ini, ” ujar Shaka berbohong. Ia tau gelagat temannya yang sepertinya sedang tidak ingin menemui Grace.
“Lelaki itu penipu! Dia kata dia akan jumpa saya semula hari ini. Sebaliknya, dia menghantar awak yang tidak berguna ini!”
“Apa? Aku tidak berguna?” tanya Shaka sembari menunjuk dirinya sendiri. Ia selalu bersusah payah mencerna setiap kalimat jika berbicara dengan Grace.
“Ya, awak tak berguna!” sentak Grace lalu menutup pintu kamarnya.
“Aku tak berguna? Lalu makanan tadi?” gumam Shaka.
...🍰🍰🍰...
Uni sejak tadi menunggu kedatangan Shaka, ia harap - harap cemas menunggu di ambang pintu apartemen. Sudah 15 menit ia berdiri sambil menenteng kantong plastik. Ia tahu ini adalah jam - jam di mana Shaka akan pulang kerja.
Beberapa saat kemudian, seseorang yang ditunggunya datang dengan jas hitam yang selalu membuat mata Uni berbinar melihatnya.
Senyum Uni mengembang, ia membetulkan rambutnya dan mempertegak tubuhnya. Berdehem sebelum akhirnya mengeluarkan suara khasnya.
Shaka?” panggil Uni.
“Ya?” balas Shaka sambil terus melanjutkan perjalanannya.
“Shaka, gue beli 2 mie gacoan. Karena gue sudah kenyang, jadi kita bisa berbagi,” kata Uni sembari menunjukkan kantong plastik di tangannya.
“Sorry, Univesta. Gue sedang sibuk, gue juga sudah makan.”
Mendengar jawaban Shaka, senyum Uni hilang dari wajahnya. Ia menghela nafas sesaat. Uni sungguh bingung dengan sikap Shaka yang selalu saja begitu terhadap dirinya.
“Shaka, beritahu gue alasan kenapa lo terus - terusan jauhin gue?” tanya Uni dengan emosional. Lama Shaka berdiam diri, ia rancuh dengan keputusan yang akan diambilnya.
“Baiklah, gue rasa kita perlu bicara,” balas Shaka.
“Ya sudah, bicara di apartemen gue aja,” kata Uni.
“Baiklah.”
Shaka dan Uni masuk ke dalam apartemen. Uni kembali tersenyum senang sambil bergumam kesenangan. Akhirnya Shaka mau berbicara padanya, terlebih pertama kalinya laki - laki itu mau ikut masuk.
Di dalam apartemen, Uni mengarahkan Shaka untuk duduk di sofa. Uni mengambil beberapa kaleng camilan lalu membukakannya untuk Shaka.
Uni dan Shaka saling berpandangan. Uni menatap Shaka dengan penuh perasaan berbunga - bunga. Sedang, Shaka melihat wanita di depannya dengan ketegangan.
“Uni, sorry, gue tau lo memiliki rasa lebih ke gue. Tapi, gue rasa, lo cukupkan sampai di sini untuk menyukai gue. Gue nggak mau lo sampai berharap lebih dari apapun perlakuan gue ke lo,” jelas Shaka.
Dengan seketika, wajah berbunga dan bermekaran itu berubah menjadi bunga kantup yang layu.
“Shaka, semua orang berhak mencintai siapapun. Lo memintai gue menjauhi lo dan menghentikan perasaan gue. Tapi gue punya hak untuk memilih tetap mencintai atau pun berhenti. Dan gue mau tetap memilih jalan di mana gue akan tetap mencintai lo. Soal perasaan lo, terserah lo akan memilih apa nantinya. Tapi biarin gue untuk tetap perjuangin cinta gue, sampai gue menyerah dengan sendirinya,” jelas Uni lagi. Shaka memandangnya dengan lekat.
Shaka merenungi kalimat demi kalimat yang dilontarkan Uni. Mencintai adalah fitrah manusia dan tidak ada larangan untuk itu. Manusia memiliki hak untuk mencintai meskipun orang yang dicintai mungkin tidak membalas cintanya. Tidak ada kewajiban pula bagi orang dicintai untuk membalas perasaan yang sama.
“Shaka, gue akan menghargai batasan dan perasaan lo. Gue nggak akan nyusahin lo hanya karena perasaan gue,” tambah Uni lagi.
“Baiklah, gue nggak akan melarang lo untuk mencintai gue lagi. Tapi gue harap lo juga mempersiapkan hati lo untuk terluka karena perasaan gue yang nggak berbalas,” ungkap Shaka.
“Bahkan jika lo sekarang sudah membalas cinta gue, nggak menutup kemungkinan pada akhirnya hati gue tetap luka. Gue tetap di puncak pilihan yang gue buat nantinya, walau jalannya berbeda.”
...🍪🍪🍪...
Di dalam hotel tempat Bening dan Kencana berada. Keduanya saling beraktivitas masing - masing. Kencana sedang menggosok kulit tubuhnya dengan scrub. Sedang Bening tengah sibuk memijit tumit kakinya yang terasa teramat pegal.
“Bening, lo selesaiin aja semua urusan pekerjaan lo. Tadi pagi lo sudah subuh - subuh bolak balik dari hotel lalu ke mansion Bumi Segara untuk ngambil barang - barang lo di sana, setelah itu lo harus ngantor lagi,” kata Kencana.
“Kakak tenang aja, Bening nggak apa - apa, kok. Lagian kan biar lebih fresh otak Bening untuk menghadapi hari - hari kalau bangun lebih pagi dari biasanya. Suatu hal yang dimulai dari hal kecil, akan berdampak besar di kemudian hari.”
“Sudah deh, nggak usah alasan sama kakak lo sendiri. Gue tau lo keteteran. Kakak sudah hubungin Melodi untuk nemenin kakak di sini,” balas Kencana.
“Melodi teman SMA kakak itu?” tanya Bening.
“Ya, duit kakak juga masih banyak. Jangan terlalu mengkhawatirkan kakak deh. Kakak juga mau menjalankan beberapa usaha bersama Melodi. Jadi pas, di sini kakak akan berdiskusi mengenai usaha kakak berdua,” jelas Kencana. Bening menganggukkan kepalanya.
“Baiklah kalau gitu. Bening sudah pesan makanan. Kakak harus makan yang banyak. Menurut buku yang Bening baca, orang hamil nggak boleh makan sayuran mentah jadi bagi kakak yang doyan selada dan brokoli mentah tolong banget dihentikan, jangan makan ikan mentah dulu deh, terus jangan ….”
“Iya, iya, si cerewet. Kakak bisa searching di internet nanti. Sana!”
“Yeeee! Mentang - mentang sudah mau jadi pengusaha, udah main usir - usiran.”
“Hahaha, lagian, lama bener perginya. Lo hati - hati, ya. Kalau Bumi Segara macam - macam, lo harus ngasih tau gue,” kata Kencana.
“Iya, iya, pasti.”
...🍩🍩🍩...