Lafira Dares memiliki kemampuan supernatural sejak kecil. Dia tidak disukai dalam keluarga dan dituduh sebagai gadis pembawa sial. Hingga kedua kakinya menjadi lumpuh dan harus berada di kursi roda. Sayangnya, kematian sang ibu membuat dia menaruh benci dan dendam pada keluarga Dares.
Hingga akhirnya, dia menikah dengan Domian Morachel, Bos Mafia dunia bawah dan juga bos di belakang layar Mora Enterprise. Sama-sama memiliki bakat supernatural, Domian telah terpikat oleh Lafira Dares. Bagi Lafira, cinta tidak penting dan balas dendam telah mendarah daging. Sayangnya, dia harus bercampur dalam dunia mafia yang kejam, membantu Domian yang diincar oleh organisasi misterius.
Keduanya melawan organisasi misterius yang menginginkan kemampuan supernatural. Mampukah keduanya menyingkirkan semua musuh yang mengintai dalam kegelapan? Apakah Lafira Dares memiliki kemampuan tersembunyi lainnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampir Satu Bulan Lamanya
WAJAH Nyonya Myon semakin pucat. Dia tidak mengerti bagaimana bisa putrinya memikirkan hal sekejam itu. Dia tahu dulu memang membunuh ibunya Lafira melalui bantuan Tuan Lexan. Tapi kali ini berbeda. Tidakkah putrinya tahu bahwa jika dia melakukan itu, semuanya akan hilang.
Dia sudah memiliki noda hitam sebagai pembunuh. Tidak mungkin melakukan ini yang kedua kalinya. Seseorang akan curiga. Terutama, Lafira mengetahui sesuatu. Jika tidak, Tuan Lexan tidak akan memperingatinya tentang masalah gadis itu.
Namun ia harus bisa membiarkan putrinya memasuki keluarga Morachel sehingga masa depannya bisa aman.
"Tapi Ibu ... Bagaimana aku bisa memasuki rumah Domian? Dia bahkan sudah tidak mengizinkanku untuk memasuki halamannya lagi! Ini semua pasti gara-gara Lafira!" Elaine semakin marah saat memikirkan ini.
Sudah hampir sebulan, dia bahkan tak bisa memasuki rumah pria itu lagi. Jadi bagaimana mungkin bisa mendekati Domian.
"Kalau kamu tidak bisa melakukannya di rumah dia, kamu harus melakukannya di luar. Dia pasti pergi ke perusahaan untuk bisnis. Maka kamu harus bertindak." Nyonya Myon sepertinya memiliki ide untuk putrinya. Saat ini dia hanya bisa mengandalkan putrinya.
"Bu, apa rencanamu?” Kali ini Elaine memilih untuk berkompromi dengan ibunya, meskipun hatinya masih kesal.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di rumah Domian, semuanya begitu tenang. Pria itu baru saja menyelesaikan rapatnya melalui panggilan video ke perusahaan yang berada di negara lain. Belum lagi beberapa panggilan dari anak buahnya sudah cukup alam diabaikan. Ia menutup laptopnya dan memberikan beberapa dokumen pada Sion untuk disampaikan pada sepupunya.
Memeriksa smartphone, pria itu mengerutkan kening. Lalu mengeluarkan pistol dari laci meja kerjanya, meminta Sion untuk segera kembali ke markas setelah mengantarkan dokumen. Namun sebelum pergi, wanita itu juga memiliki sebuah pesan baru.
“Bos, Rick melaporkan jika anak pertama tuan Lexan ada di halaman perusahaan,” katanya seraya menghapus pesan segera.
Domian mengerutkan kening seraya membuka satu kancing kemeja teratas. “Untuk apa dia datang ke anak perusahaan?”
“Ada kemungkinan dia masih belum menyerah untuk mendekatimu.” Sion tersenyum mengejek. Mengingat Lafira yang selalu acuh tak acuh pada bosnya, itu lebih baik.
“Dari mana dia tahu tentang anak perusahaanku?” Kali ini pria itu memijat kedua pelipisnya dan memeriksa isi peluru pistol.
“Mungkin menyewa seseorang.”
Pria itu akhirnya mencibir tapi tidak mengatakan apapun. Ada masalah di organisasi saat ini. Dia harus membiarkan Rick Haile, tangan kanannya untuk segera pergi dari perusahaan. Masalah Elaine yang sering mengganggu kediamannya akhir-akhir ini, bukan masalah besar.
Sion segera pergi setelah mendengarkan intruksi Domian. Sedangkan pria itu sendiri melenggang dari ruang kerjanya seraya memegang pistol. Di rumah, pelayan sudah terbiasa saat melihatnya memegang senjata api.
Dia pergi ke kamar untuk menemui gadis itu. Waktu satu bulan sudah hampir tiba. Gadis itu cukup bertingkah baik selama ini. Hanya untuk mengetahui identitasnya yang mungkin tidak diketahui orang misterius di balik Lafira. Ketika dia masuk, gadis itu sedang membaca buku. Duduk di kursi roda dekat dinding kaca. Buku yang dibacanya masih sebuah novel romansa perkotaan.
Bahkan sama sekali tidak melirik orang yang bau saja memasuk. Domian merasa tidak senang dan memanggil gadis itu dengan lembut. Namun Lafira hanya mengangguk ringan.
“Bawakan aku kemeja hitam yang biasa.” Dia mulai memerintah.
“Ambil saja di lemari. Kamu punya tangan dan kaki yang sehat.” Lafira sama sekali tidak mempedulikannya.
“Ingat apa yang kamu inginkan? Menyenangkan perasaanku selama satu bulan! Lafira, apakah kamu lupa?”Pria itu berkata dengan nada yang cukup dalam.
Gadis itu mau tidak mau mengalihkan perhatiannya dari buku novel. Ia melihat Domian ada tak jauh dari sisi ranjang dengan memegang pistol. “Apa kamu mau bepergian?” tanyanya.
“Aku akan mengurus sesuatu yang cukup penting di luar. Kamu bantu aku ganti baju.”
“Oh …”Lafira meletakkan buku novel di atas meja dan menggerakkan kursi rodanya sendiri menuju lemari.
Dia sudah terbiasa berdiri sebentar saat mengambil sesuatu yang cukup tinggi untuk melayani keinginan pria itu. Dengan memfokuskan aura supernatural di kedua kakinya, dia mengambil kemeja hitam di bagian bagian lemari gantung.
Pria itu memperhatikan sebentar sebelum akhirnya mengambil buku novel yang sempat dibaca gadis itu. Membaca beberapa baris isinya, ia sedikit merasa aneh. Di mana ada pria yang begitu mengalami jatuh cinta akut seperti dalam novel romansa perkotaan seperti ini? Belum lagi ini masih seorang bos besar.
Semakin Domian membacanya, wajahnya menggelap. Apakah seorang gadis berusia delapan belas tahun itu membaca novel percintaan dewasa? Adegan ranjang? Ciuman bahkan penyiksaan dikarenakan rasa cinta pria pada wanitanya. Semua ini penyakit!
Bagaimana jika gadis itu justru menyukai pria seperti di dalam buku ini?
“Kenapa kamu membaca novel yang merusak pikiranmu?” tanyanya kesal.
Lafira berbalik dan sedikit berjalan perlahan. Pria itu berjanji akan membawanya ke dokter dan mengecek kedua kakinya. “Apa maksudmu dengan merusak pikirannya? Itu adalah jenis novel populer akhir-akhir ini. Aku masih memiliki yang lain. Itu …” Dia menunjuk ke sisi nakas.
Ada dua buku novel lainnya yang sama-sama memiliki genre cukup sensitif untuk usianya. Domian menyipitkan mata dan hendak memeriksa dua novel itu, tapi Lafira sudah berada di dekatnya. Ia segera menyimpan buku tersebut dan meraih pinggang Lafira. Khawatir akan terjatuh. Lagi pula, kedua kakinya masih belum bisa digerakkan secara normal.
Jika itu hanya manusia biasa, mungkin tidak mungkin untuk berdiri apalagi berjalan pelan.
“Aku menangkapmu lagi. Ayo, ganti kemejaku,” katanya seraya tersenyum lebih dalam.
Ekspresi gadis itu akhirnya berubah. “Kenapa kamu tidak melakukannya sendiri?! Jangan pamer otot padaku, itu tidak berguna.”
tapi ttng perselingkuhan Domi & Arandel masih terasa janggal aja. kayak... serius Fira memaafkannya begitu aja? Domian jg ngapain gtu tunduk sm Arandel, padahal masih ada banyak jalan lain. bodoh juga sih.
(resiko baca pake hati & perasaan. kadang hati itu nolak logika, sebanyak apapun logika itu.)
terimakasih Kak Risa yg telah menyajikan cerita ini, semangat berkarya yaaa, Kak!