NovelToon NovelToon
Kebangkitan Zahira

Kebangkitan Zahira

Status: tamat
Genre:Wanita Karir / Pelakor jahat / Cinta Lansia / Tamat
Popularitas:153.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

pernikahan selama 20 tahun ternyata hanya jadi persimpangan
hendro ternyata lebih memilih Ratna cinta masa lalunya
parahnya Ratna di dukung oleh rini ibu nya hendro serta angga dan anggi anak mereka ikut mendukung perceraian hendro dan Zahira
Zahira wanita cerdas banyak akal,
tapi dia taat sama suami
setelah lihat hendro selingkuh
maka hendro sudah menetapkan lawan yang salah
mari kita saksikan kebangkitan Zahira
dan kebangkrutan hendro

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KZ 18

Hendro melangkah mendekati Ratna yang sedang mengobrol dengan seorang pria berpenampilan rapi. Dari gayanya, pria itu tampak seperti seorang eksekutif muda. Posisi duduk mereka terlalu dekat untuk sekadar rekan kerja atau klien. Dengan nada curiga, Hendro pun menegur,

“Ratna, sedang apa kamu di sini?”

Ratna segera menoleh ke arah suara itu. Ekspresi wajahnya sempat menunjukkan keterkejutan, namun sebagai pemain ulung, ia cepat menguasai diri dan mengubah raut wajahnya.

“Suamiku, kamu ada di sini?” tanya Ratna lembut.

Hendro awalnya curiga, namun sebutan “suamiku” dari Ratna membuat kecurigaannya sedikit mereda. Sikapnya mulai melunak, senyumnya muncul kembali.

“Sayang, sedang apa kamu di sini?” tanya Hendro dengan nada lebih ramah.

Ratna segera berdiri dan menarik tangan Hendro mendekat, lalu berbicara dengan nada ramah,

“Sayang, perkenalkan ini Pak Joni, bos properti. Beliau tertarik membangun kawasan pariwisata di desa tempat mantan istrimu tinggal. Kami sedang membahas prospek bisnisnya,” ucap Ratna sambil tersenyum memperkenalkan pria di depannya.

“Perkenalkan, Pak, saya Joni. Saya dengar dari Bu Ratna bahwa Anda ahli dalam urusan perizinan. Beliau banyak bercerita tentang Anda,” ucap Joni dengan nada ramah dan penuh hormat.

“Oh… istri saya memang suka melebih-lebihkan, tapi memang saya cukup kompeten di bidang itu,” ucap Hendro dengan nada bangga, disertai senyum percaya diri.

Saat Hendro hendak melanjutkan obrolan, tiba-tiba ponselnya berdering—ternyata Hermawan yang menelepon. Hendro sedikit menjauh untuk menerima panggilan itu. Setelah berbincang sebentar, ia kembali ke tempat Ratna. Namun kini posisi duduk mereka terlihat sudah agak berjauhan.

“Sayang, maaf sekali, aku dipanggil atasanku,” ucap Hendro dengan nada sedikit menyesal, menatap Ratna seolah enggan meninggalkannya.

“Ya sudah, Sayang. Jangan sia-siakan kepercayaan atasanmu,” ucap Ratna lembut sambil tersenyum mendukung.

Dengan berat hati, akhirnya Hendro pergi. Namun ada satu hal yang membuatnya bangga—ternyata Ratna mengenal banyak pengusaha besar, dan tentu saja, itu bisa sangat menguntungkan dirinya.

“Apa yang kamu harapkan dari pria semacam itu?” tanya Joni dengan nada meremehkan.

“Jangan anggap remeh dia,” jawab Ratna tenang. “Dia pemain birokrasi yang andal, jaringan ke pemerintahnya lumayan kuat. Itu bisa sangat berguna untuk proyek kita.”

“Hayu kita masuk kamar, Bos. Aku sudah pesan kamar—sayang sekali kalau tidak dipakai,” ucap Ratna dengan senyum menggoda.

Mereka pun melangkah menyusuri lorong hotel. Awalnya berjalan berjauhan, namun begitu suasana mulai sepi, mereka berjalan berdampingan seperti sepasang kekasih.

..

Sesampainya di kantor, Hendro langsung masuk ke ruang Kepala Perizinan. Ia adalah salah satu staf yang bebas keluar masuk ruangan itu—sebuah tanda bahwa ia sangat diandalkan. Hal ini pun membuat banyak rekan kerjanya merasa iri dalam diam.

“Bos galian itu mau bayar 800 juta. Nanti malam kamu ambil di hotel tempat kamu ketemu tadi,” ucap Hermawan dengan suara pelan namun tegas.

“Baik, Pak,” ucap Hendro singkat.

Ia sudah paham apa yang harus dilakukan. Dalam hati, ia bergumam,

“Menikah dengan Ratna memang berkah. Dari sini saja aku dapat 400 juta. Sepertinya aku harus liburan ke Bali.”

“Hendro, ada rumah sakit bernama Zahira. Mereka sangat sulit memenuhi permintaan kita. Minggu depan, kamu lakukan inspeksi ke sana. Cari celah kesalahan mereka. Rumah sakit itu harus diberi pelajaran,” ucap Hermawan dengan nada yang kini terdengar muram dan penuh tekanan.

“Zahira…? Sepertinya saya baru dengar,” ucap Hendro sambil mengerutkan kening, mencoba mengingat-ingat nama itu.

“Ya, rumah sakit itu sudah berdiri tiga tahun lalu. Mereka sok idealis,” ucap Hermawan dengan nada sinis. “Kamu harus kasih mereka paham, apa itu birokrasi.”

“Baik, Pak. Saya akan laksanakan dengan baik,” ucap Hendro mantap.

Setelah itu, ia melangkah keluar dari ruangan kepala dinas dan kembali duduk di meja kerjanya, wajahnya menunjukkan kepuasan sekaligus rencana yang mulai disusun dalam benaknya.

Budiman tampak serius menatap layar komputernya.

“Pak Hendro, Rumah Sakit Zahira baru saja mendapat penghargaan dari Persatuan Rumah Sakit Asia sebagai rumah sakit dengan pelayanan terbaik. Tapi kenapa ya kita belum juga memberikan izin operasional penuh untuk mereka?” ucap Budi dengan nada heran.

“Saya kurang paham, Pak. Pekerjaan saya sangat banyak, jadi saya tidak tahu detailnya,” ucap Hendro dengan wajah tenang, menyembunyikan maksud sebenarnya di balik jawaban itu.

Namun dalam hati, Hendro berkata,

“Itulah kekuasaan bodoh… yang mudah bisa dipersulit, dan yang sulit bisa dipermudah—semua tergantung siapa yang berani membayar.”

Budi menghela napas panjang, matanya menatap layar kosong sejenak. Ia tahu jawaban Hendro bukan jawaban sebenarnya.

Bagaimana mungkin Hendro tidak tahu, sedangkan dia selalu bersama kepala dinas? pikir Budi dalam hati, mulai merasakan ada yang tidak beres dalam sistem yang seharusnya mereka jaga bersama.

Dan mungkin benar kata pepatah: malaikat pun bisa jadi iblis ketika masuk ke dalam birokrasi yang korup.

Budi sudah jauh lebih lama menjadi ASN dibanding Hendro, tapi posisinya tak pernah naik, jalan di tempat. Semua karena satu hal—dia terlalu jujur.

Di tengah sistem yang penuh kebohongan, orang jujur seperti dirinya terasa seperti alien… terasingkan.

Baru saja Hendro hendak menghidupkan komputernya, tiba-tiba ponselnya berdering. Sebuah nomor asing muncul di layar. Awalnya ia mencoba mengabaikan, namun dering itu terus berbunyi tanpa henti, membuatnya tak tenang.

Akhirnya, dengan sedikit enggan, Hendro mengangkatnya.

“Halo, dengan siapa ini?” tanyanya curiga.

“Apakah ini dengan Pak Hendro, wali dari Angga?” ucap seseorang di seberang sana.

“Iya, saya sendiri,” jawab Hendro dengan nada datar.

“Pak, anak Bapak terlibat tawuran. Sekarang sedang diamankan di Polsek Matraman. Kami harap Bapak segera datang ke sini,” ujar suara polisi dengan tegas.

Hendro terdiam sejenak. Dadanya sesak oleh emosi. Rasanya ingin membanting ponsel saat itu juga.

Bisa-bisanya anakku terlibat tawuran, geramnya dalam hati, antara marah dan malu.

“Tidak, Pak… tidak mungkin! Anak saya itu anak baik,” ucap Hendro, setengah tak percaya.

“Sebaiknya Bapak datang saja ke sini,” jawab polisi itu tenang namun tegas.

Dengan wajah tegang, Hendro segera masuk ke ruangan Pak Hermawan. Setelah menjelaskan situasinya, Hermawan hanya mengangguk singkat.

“Silakan, tapi jangan lupa tugas malammu,” ucap Hermawan dengan tersenyum, Hendro adalah aset berharganya, hanya sekedar ijin pulang itu tidak sebanding dengan apa yang bisa Hendro setorkan pada dirinya,

Hendro keluar dari ruangan lalu meninggalkan kantor tanpa banyak bicara.

Pemandangan itu bukan hal baru—dan justru itulah yang membuat banyak staf merasa iri.

“Enak banget ya, datang jam 1 siang, pulang jam 2 siang. Makan gaji buta dia,” gumam seorang staf dengan nada kesal.

“Hush, jangan keras-keras. Dia anak buah kesayangan bos,” sahut yang lain pelan sambil melirik ke sekitar.

Mereka hanya berani membicarakan Hendro dari belakang—karena semua tahu, posisi Hendro terlalu kuat untuk disentuh.

..

..

Sementara itu, di kampung, Zahira mulai belajar mengetik. Awalnya ia kesulitan—untuk menyelesaikan satu paragraf saja, ia membutuhkan waktu hingga setengah jam.

“Astaga… sudah sejauh ini aku tertinggal,” gumamnya dengan napas berat.

Sesekali Zahira membuka aplikasi novel online. Ia menggelengkan kepala berkali-kali.

Kenapa banyak sekali cerita vulgar? Dan kenapa begitu banyak yang meniru cerita asing? pikirnya.

Padahal dulu, orang-orang tua bercerita untuk membangun karakter—kisah kepahlawanan yang membangkitkan semangat juang.

Awalnya Zahira ingin meniru tren yang ada, tapi setiap kali mencoba, kepalanya malah terasa pusing. Akhirnya, ia menaruh ponselnya, mengambil selembar kertas, memejamkan mata sejenak, lalu mulai menulis.

Itulah kebiasaannya dulu, dari tahun 1995 sampai 2002. Ia menulis dengan tangan, mencurahkan isi hati tanpa peduli tata bahasa.

Toh nanti akan ia ketik ulang. Memang seperti bekerja dua kali, tapi itu bukan masalah. Baginya, yang terpenting adalah menyajikan sesuatu yang benar-benar terbaik dari hati.

1
kalea rizuky
lahh koo udah end
kalea rizuky
part ini nyesek nangis q
Hasanah
ya kok tamat Si thor
misna wati
terimakasih thor.
semngat ciptakan karya² baru
Haeiril Khadhramy
Ini jelas ATM punya karya author Yulianti Azis. Aku udah baca lebih dulu punya author Yulianti Azis. Aduh,, Thor kalau gak bisa buat cerita gak usah deh. kasihan ide author Yulianti Azis dicuri. Konfliknya jelas banget lho ini.
✍️⃞⃟𝑹𝑨 ••iind•• 🍂🫧: kemiripin dalam alur itu wajar tp hanya di BEBERAPA BAB SAJA!!. kalau secara rinci ini memang konflik dan plot twistnya sama semua. bisa dibilang ATM.
Kalau kamu memang penggemar Yulianti Aziz, tolong jangan rusak karyanya. Kalau kamu tergiur dengan hasil karya Yulianti Aziz yang memang karyanya laku, buat motivasi saja bukan buat diplagiat. oke!!!???
Haeiril Khadhramy: apa anda sudah minta izin sama penulisnya ? saya tidak berniat menutupi rezekimu. tapi jika cara anda salah, maka anda harus di hakimi. alur konfliknya saja sudah mirip, bahkan plot twistnya mirip sekali. untuk cerita Cinderela, memang banyak di adaptasi. tapi dengan pariasi, alur konflik yang berbeda dan plot twist yang berbeda. nah anda, sama konfliknya dan plost twistnya. dan itu hal yang memang salah. jika anda berbicara rezeki. kalau anda mencari rezeki dengan cara yang benar dan halal, maka ketika saya menutupi rezeki anda baru saya salah. masalahnya mencari rezeki dengan tidak halal, apakah anda minta izin sama penulis aslinya untuk ATM ? jadi mohon maaf aja yah, kalau ceritanya mirip. tetap saya rating bintang 1. kecuali anda buat cerita yang semuanya berbeda, alur ceritanya, konfliknya, plot twistnya. namun misalkan cerita anda buat tidak saya suka. tetap saya akan kasi bintang 5, tapi saya kritik.

tapi kalau ceritanya mirip, konfliknya mirip, plot twistnya mirip.
sori yah, saya harus memberi rating 1, biar anda itu belajar menghargai karya orang lain. dengan minta izin
total 4 replies
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis
Wow keren banget yaa kak. Tinggal ATM cerita saya. Emang gak bisa mikir yaa, sampai-sampai harus sama dengan cerita saya? Anak kembar? tertukar? Konfliknya jelas sama lho. 🤣🤣 lucu banget yaa.
Rita Wati
Puasss dech baca akhir kisah nya
Happy Ending....👍🥰🥰🥰🥰🥰
aliifa afida
luarrr biasaaaa....
Dessy Sugiarti
Yaaa TAMAT KAK BLOM KAN.....
Atika Sari
ancur smua keluarga ini!!!
mahira
lanjut bonchap kk
Jasni Tahir
ending yg bahagia tp mengalirkan airmata
Euis Maryam
kuleren
Euis Maryam
lanjut chapter nya dong thor
Liana CyNx Lutfi
Dan mereka akhirnya hidup bahagia
Annisa
terimah kasih thor untuk tulisaannya
bagus penuh cinga dan sangat menguras emosi
good job pokoknya
Liana CyNx Lutfi
Akhirnya senja dan langit sdh ditemukan
Liana CyNx Lutfi
pada akhirnya orang yg dianggap kampungan yg selalu dihina yg menolong tnpa minta balasan
Liana CyNx Lutfi
puas rasanya ratna di hajar angga ,kasian krn salah didikan mereka jd salah jlan
Rafika Jeef
karya yang luar biasa thor👍🏻⭐⭐⭐⭐⭐
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!