NovelToon NovelToon
Di Balik Kontrak Ibu Susu

Di Balik Kontrak Ibu Susu

Status: tamat
Genre:Anak Kembar / Pernikahan Kilat / Ibu Pengganti / Cinta setelah menikah / Ibu susu / Pengasuh / Tamat
Popularitas:495.7k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Dituduh pembunuh suaminya. Diusir dari rumah dalam keadaan hamil besar. Mengalami ketuban pecah di tengah jalan saat hujan deras. Seakan nasib buruk tidak ingin lepas dari kehidupan Shanum. Bayi yang di nanti selama ini meninggal dan mayatnya harus ditebus dari rumah sakit.

Sementara itu, Sagara kelimpungan karena kedua anak kembarnya alergi susu formula. Dia bertemu dengan Shanum yang memiliki limpahan ASI.

Terjadi kontrak kerja sama antara Shanum dan Sagara dengan tebusan biaya rumah sakit dan gaji bulanan sebesar 20 juta.

Namun, suatu malam terjadi sesuatu yang tidak mereka harapkan. Sagara mengira Shanum adalah Sonia, istrinya yang kabur setelah melahirkan. Sagara melampiaskan hasratnya yang ditahan selama setelah tahun.

"Aku akan menikahi mu walau secara siri," ucap Sagara.

Akankah Shanum bertahan dalam pernikahan yang disembunyikan itu? Apa yang akan terjadi ketika Sonia datang kembali dan membawa rahasia besar yang mengguncang semua orang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Rumah besar yang biasanya hangat oleh tawa Shanum dan rengekan si kembar, kini seperti kehilangan kehidupannya.

Sagara yang baru saja turun dari mobil wajahnya terlihat lelah, matanya sembab, namun ada ketenangan samar di sana. Tenang yang lahir dari kelegaan, tetapi juga membawa beban baru yang belum sanggup ia pikul.

Shanum berdiri di teras rumah sambil menggendong si kembar. Dalam pelukannya, si kembar menggeliat kecil, seolah merasakan guncangan batin ibu susunya.

“Sonia sudah sadar,” ucap Mami Kartika dengan suara pelan, tapi tegas.

“Satu tahun koma dan tiba-tiba sadar. Itu benar-benar keajaiban.”

Shanum membeku. Kata-kata itu seperti pisau dingin yang menembus dadanya.

Ia memandang Sagara lama. Pria yang kini berdiri hanya beberapa langkah di depannya, tetapi rasanya seperti dipisahkan jarak ribuan mil.

Sagara menatap balik ke arah Shanum. Tatapan itu rumit. Ada kasih, ada rasa bersalah, ada kebingungan yang nyaris membunuh ketegasannya.

Sagara ingin menjelaskan, teyapi bibirnya seolah terkunci. Bagaimana bisa ia menjelaskan kepada wanita yang selama ini setia menemaninya. Bahwa masa lalu yang seharusnya telah terkubur kini hidup kembali?

“Mas nggak pulang semalam,” ucap Shanum dengan suaraa lirih, tetapi terasa tajam.

“Aku khawatir, sampai nggak bisa tidur.”

Sagara menghela napas panjang, menunduk.

“Maaf, Sayang. Aku nggak bisa tinggalkan Sonia sendirian di rumah sakit.”

Shanum tersenyum getir. “Sonia,” katanya pelan, tetapi nadanya mengandung ribuan luka yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Wanita berjilbab itu beralih menatap pada Mami Kartika. “Jadi benar, Bu Sonia masih hidup?”

Mami Kartika hanya mengangguk pelan. Matanya bergeser ke arah Sagara, lalu ke arah Shanum. Ia tahu, badai baru akan segera datang, dan tidak ada yang bisa ia lakukan untuk menghentikannya.

“Aku mau mandi dulu,” ucap Shanum cepat, mencoba menutupi suaranya yang bergetar. “Anak-anak sudah makan.”

Shanum berbalik, melangkah cepat menuju kamar. Sebelum pintu tertutup, Sagara sempat melihat punggung istrinya bergetar menahan tangis. Sebuah rasa bersalah menyesakkan dadanya.

Sepeninggal Shanum, Mami Kartika menatap Sagara dalam-dalam.

“Kamu sadar, ‘kan, Gara, apa yang akan terjadi setelah ini?”

“Aku sadar, Mi.”

“Shanum bukan perempuan sekuat kelihatannya. Dia lembut. Kalau kamu nggak segera jelaskan semuanya, dia bisa hancur.”

Sagara diam. Ia tahu ibunya benar. Lalu, bagaimana cara dia menjelaskan sebuah cinta yang terbelah dua?

Di satu sisi, ada Sonia yang menjadi istri pertama, ibu dari anak-anaknya, wanita yang baru bangun dari koma dan membutuhkan dukungan.

Di sisi lain, ada Shanum, istri muda yang menyelamatkan hidupnya dari kehancuran. Wanita yang membuatnya kembali percaya bahwa cinta bisa tumbuh dari luka.

Setelah membersihkan diri, Sagara kembali ke rumah sakit. Tidak lupa membawa segala keperluan untuk Sonia.

Malam hari. Shanum duduk di ruang bayi, memandangi kedua anaknya yang tidur pulas.

Tangannya mengelus kepala mereka satu per satu, lalu menatap ke luar jendela. Langit malam berawan, bulan tertutup kabut. Sama seperti hatinya.

Pintu kamar terbuka pelan. Sagara masuk tanpa suara, lalu duduk di lantai dekat Shanum.

“Kamu marah?” tanya Sagara perlahan.

Shanum tidak menjawab. Dia menunduk, memandangi jemarinya yang saling menggenggam erat.

“Aku cuma ... takut, Mas,” ucapnya akhirnya. “Takut kehilangan kamu. Takut kamu ninggalin aku. Rasa sakit kehilangan itu tidak mudah untuk sembuh.”

Sagara menarik napas berat, lalu menggenggam tangan Shanum.

“Aku tidak akan pernah ninggalin kamu! Apalagi membuang kamu, Sayang. Kamu rumah aku, Shanum.”

Shanum menoleh, menatap mata Sagara. Hanya ada ketulusan dan kejujuran di sana.

“Tapi Bu Sonia juga rumah kamu, ‘kan, Mas?”

Pertanyaan itu menampar keras. Sagara terdiam, tak mampu memberi jawaban jujur. Ia mencintai Shanum. Cinta yang tumbuh dari kedekatan dan ketulusan. Lalu, Sonia adalah masa lalunya, tetapi juga ibu dari anak-anaknya.

“Aku cuma mau kamu jujur, Mas” lanjut Shanum, suaranya bergetar. “Kalau kamu masih cinta sama dia, aku nggak akan maksa kamu. Aku bisa pergi.”

“Jangan ngomong kayak gitu!” Sagara menatapnya cemas. “Aku nggak mau kehilangan kamu.”

Shanum tersenyum pahit. “Kadang kehilangan nggak selalu datang karena kepergian, Mas. Tapi karena hati yang berubah.”

Air mata menetes di pipi Shanum. Sagara bergeser, lalu memeluknya erat. Seolah takut tubuh Shanum menghilang jika dilepas. Pelukan itu panjang, penuh perasaan, tetapi juga diwarnai kegetiran. Karena di antara kehangatan itu, ada sesuatu yang tak bisa disangkal, ketidakpastian.

“Cinta ini nyata. Aku tidak mau kehilangan kamu, Shanum. Bisakah kalian menjadi bagian dari hidupku selamanya?”

Shanum diam. Karena pada dasarnya kebanyakan wanita tidak ingin berbagi suami dengan wanita lain.

***

Keesokan harinya, kabar tentang Sonia menyebar cepat. Bahkan media mulai meliput “kembalinya istri pengusaha Sagara yang pernah hilang”.

Shanum membaca berita itu diam-diam dan setiap kata terasa seperti jarum menusuk jantung.

“Istri,” gumam Shanum, menatap layar ponsel.

Kata itu membuatnya sadar betapa rapuh posisinya. Ia hanyalah istri kedua dari pernikahan yang awalnya dilakukan karena keadaan.

Sagara datang ke rumah sakit untuk menemui Sonia. Keadaan wanita itu sudah jauh lebih baik.

“Bagaimana keadaan kamu, Sayang?” tanya Sagara, mencium kening Sonia.

"Sudah jauh lebih baik, Mas. Besok aku sudah bisa pulang," jawab Sonia dan itu membuat Sagara terkejut.

“Syukurlah,” ucap Sagara tersenyum. “Ini aku bawakan video Abyasa dan Arsyla. Mereka tidak diizinkan masuk ke rumah sakit."

“Mana, Mas! Aku tidak sabar ingin bertemu dengan mereka.”

Sonia menangis ketika melihat video anak-anaknya yang sedang bermain di halaman. Tangannya bergetar saat menyentuh layar ponsel.

“Mereka tumbuh sempurna.” Suara Sonia parau. “Terima kasih, Mas, sudah menjaganya.”

Sagara hanya diam. Pandangannya lembut, tetapi ada kekakuan di sana.

Sonia menatapnya lama, lalu berkata pelan, “Aku nggak tahu apa yang terjadi selama aku koma, tapi aku masih istrimu, Mas.”

Sagara mengangguk. “Ya, tentu saja.”

Kata-kata Sonia menggema di kepala Sagara sepanjang perjalanan pulang. Ia tahu, badai rumah tangga mereka sudah dimulai.

Di rumah, Shanum menunggu di ruang makan.

Matanya menatap kosong ke arah meja yang penuh makanan, tetapi tak disentuh.

Ketika Sagara datang, Shanum menoleh. Lalu, dia beranjak dari kursi yang diduduki sejak satu jam yang lalu.

“Habis dari rumah sakit, Mas?” tanya Shanum datar.

“Iya. Aku harus melihat keadaan Sonia,” jawab Sagara. Dia mencium kening Shanum agak lama.

“Aku paham, kok, Mas,” balas Shanum singkat dengan mata yang berkaca.

“Aku cuma nggak tahu harus berdiri di mana sekarang, Mas.”

Sagara hendak memeluk, tetapi Shanum kembali duduk lebih dulu.

“Sayang ....”

“Makanlah, Mas! Aku sudah memasak banyak makanan kesukaan kamu," ucap Shanum, seakan ingin mengganti topik pembicaraan.

Sebenarnya Sagara sudah makan malam di rumah sakit sambil menemani Sonia. Namun, dia makan lagi untuk menghargai usaha Shanum.

Tiba-tiba Shanum berdiri. Sagara menahan pergelangan tangannya.

“Jangan pergi, Sayang.”

“Aku nggak pergi ke mana-mana, Mas” ucap Shanum lirih. “Aku cuma mau menenangkan hati aku.”

Wanita itu melepas genggaman Sagara dengan lembut, lalu melangkah ke arah tangga.

Sagara menatap punggung Shanum lama. Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia merasa benar-benar sendirian meski berada di rumah sendiri.

Di kamar atas, Shanum duduk di tepi ranjang.

Air matanya jatuh diam-diam. Ia sadar, mencintai pria yang punya masa lalu bukan masalah. Namun, yang menyakitkan adalah ketika masa lalu itu kembali dan masih ada menetap.

1
martiana. tya
bagus
O Neil
curiga nih sama Dr Anton...🤔🤔
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya.🙏

Hai Kak, Baca juga di novel ku yang berjudul "TABIR SEORANG ISTRI"_on going, atau "PARTING SMILE"_The End, Biar lebih mudah boleh langsung klik profil ku ya, Terimakasih 🙏
total 1 replies
ken darsihk
Terimakasih thorr karya yng bagus dngn ending yng perfect
Semangat untuk author 👍👍❤❤
ken darsihk
kepengin nya sihhh nggak tamat dulu Thor
Marini Suhendar
Hatur nuhun Ceritanya Baguus🥰
d tgg karya baru nya💪
Kar Genjreng
tak terasa sudah TAMAT dan pindah ke lapak satunya menanggung karma,,iya Pembaca juga sudah paham
Mardiana
terima kasih thorrr.... aku suka yg ceritanya happy ending 👍
Kar Genjreng
ini ajalnya delia waktu menghadap sang pencipta maka tidak bisa di selamatkan
nah itu karena saking egois suami mau menengok anak dan cucu gae ulah kapok lah
Kar Genjreng
sudah baca satu bab to kasian iris hanya kesalahan orang tua nya mendadak di ceraikan oleh rio ,,,benar keluarga anak anak nya yang menanggung dosa kedua orang tua nya
Vie
ini nih yang begini yang nyelakain orang lain dengan keegoisanya sendiri.... merasa selalu benar dan tak mau disalahkan jika salah... jadinya malah mencelakakan orang lain....
Hary Nengsih
semua suka karya nya
Nadja 🎀
tante delia gimana? dia stres tahu suaminya gk ada, dan dena akhirnya tahu penyebabnya ibunya sendiri ..
Naufal Affiq
terimakasih ya kk,atas karya nya,aku suka ceritanya
Esther Lestari
Ternyata Pak Surya meninggal sebelum sempat melihat cucunya.
Berbahagia buat semua.
Terima kasih thor.
Esther Lestari
Itulah kalau sudah punya niat jahat sebelumnya.
Semoga Pak Surya selamat, biar bisa melihat cucunya.
Dan Delia jangan mati dulu, terlalu enak kalau dia cepat mati
Kar Genjreng: di siksa dulu ya bang ar mengerang kesakitan
total 1 replies
Nar Sih
alhamdulilah ending yg bnr,,bagus kak ,ahir nya semua bahagia ,makasih buat kak santi udah kasih cerita yg 👍👍👍tetap semagat 💪buat karya terbaru nya ya kak🥰🥰🙏
Nar Sih
rencana gagal grgr ibu tiri jht ,semoga pk surya selamat dan biar sja delia yg mati atau di bikin cacat dulu,siip kak semagatt semoga retensi karya yg lain bagus ,💪👍
Sunaryati
Terimakasih Thoor, orang- orang yang tersakiti hidup bahagia orang- orang yang menyakiti dapat karma
Rida Arinda
Alhamdulillah happy ending 🤗🤗🤗 terimakasih kak othor ceritanya lancar seterusnya ya storynya 😁😁jangan lupa klo ada bonchapnya Alana belum lahiran🤭🤭
Rahma
mudh2n Delia jgn dulu mati tp cacat biar g bs berkuasa lg
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!