 
                            Vania dan Basir terpaksa harus meninggalkan kampung tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan. Kampung itu sudah tidak beres, bahkan hal-hal aneh sudah mulai terlihat. 
Basir pun mengajak adiknya untuk pindah ke kota dan menjalankan kehidupan baru di kota. Tapi, siapa sangka justru itu awal dari perjalanan mereka. Terlahir dengan keistimewaan masing-masing, Vania dan Basir harus menghadapi berbagai macam arwah gentayangan yang meminta tolong kepada mereka. 
Akankah Vania dan Basir bisa menolong para arwah penasaran itu? Lantas, ada keistimewaan apa, sehingga membuat para makhluk astral sangat menyukai Vania?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21 Pindah Rumah
Dikarenakan itu hari minggu, Vania meminta bantuan kepada Vanessa dan yang lainnya untuk ikut membersihkan rumah. Tentu saja mereka dengan senang hati datang untuk membantu Vania dan Basir. Selama mereka membersihkan rumah, mereka tampak bercanda dan tertawa bersama.
Vanessa terus saja mendekati Basir membuat Basir kesal. "Kamu itu kenapa sih, dekat-dekat terus sama saya? sudah sana bersihkan yang lain," kesal Kang Basir.
"Ih, Akang galak amat. Tapi kalau galak gitu, Akang jadi tambah tampan deh," goda Vanessa.
Basir melotot, tapi bukanya takut Vanessa malah cengengesan sembari kedip-kedip genit. Basir sampai bergidik ngeri melihat kecentilan Vanessa. Bagi Basir, Vanessa lebih menyeramkan dibandingkan setan.
"Kerja, ngapain pakai goda-godain Kang Basir," ledek Dasep.
"Namanya juga usah, siapa tahu Kang Basir kesengsem sama aku," sahut Vanessa.
"Kesengsem apaan, yang ada Kang Basir geli ngelihat kelakuan kamu yang kaya cacing kepanasan itu," timpal Gala.
"Kurang ajar kalian ya." Vanessa mengambil sapu dan mengejar keduanya.
Vania dan Andri hanya bisa tertawa melihat kelakuan mereka. "Ternyata mereka lucu-lucu juga, ya," seru Andri.
"Mereka memang kocak," sahut Vania.
"Aduh pengen ke toilet lagi," gumam Dasep.
"Pak Andri, di toilet ada airnya gak sih? kebelet nih," teriak Dasep.
"Ada dong, air gak mati kok," sahut Andri.
Dasep pun segera berlari menuju toilet. Ternyata dia bukan hanya kebelet, perutnya pun mules dan ingin sesuatu. Awalnya tidak ada apa-apa, hingga di pertengahan lampu toilet mulai berkedip-kedip.
"Astaga, kenapa ini?" gumam Dasep mulai panik.
Dasep ingin cepat selesai tapi perutnya masih terasa mules. Tiba-tiba, terdengar suara cekikikan yang membuat Dasep semakin panik. Dia pun dengan cepat membersihkan diri, cepat-cepat menaikan celananya tapi pada saat Dasep berdiri lampu pun mati.
"Astaga, woi lampunya mati!" teriak Dasep.
Dasep hendak membuka pintu tapi pintunya terkunci tidak bisa terbuka. "Guys, tolongin!" teriak Dasep sembari menggedor-gedor pintu.
Lampu pun menyala, tapi pada saat Dasep menoleh ke belakang, seorang wanita dengan wajah menyeramkan muncul. "Huawaaaaaaaaa......!"
Brukkkk....
Dasep jatuh pingsan di dalam toilet. Sementara itu, orang-orang kaget mendengar teriakan Dasep, mereka pun segera berlari ke arah toilet. "Dasep, kamu kenapa?" teriak Vanessa.
Tidak ada jawaban sama sekali. Semuanya mulai panik mereka menggedor-gedor pintu toilet tapi sama sekali tidak ada jawaban dari Dasep. "Sep, kamu kenapa? pingsan ya?" teriak Gala.
"Pasti dia lihat sesuatu di dalam," ucap Andri.
"Loh, memangnya di sini banyak setannya?" tanya Vanessa.
"Sepertinya sih, iya," sahut Andri.
"Minggu semua!" seru Kang Basir.
Basir pun bersiap untuk mendobrak pintu, tapi pintu itu langsung terbuka dan Basir menghentikan gerakan kakinya. Dasep membuka pintu dengan wajah yang pucat. "Kamu kenapa, Mas?" tanya Vania.
"Rumah ini ada setannya," sahut Dasep ketakutan.
"Sudah-sudah, mending sekarang kita ke depan lagi," ucap Kang Basir.
Menjelang sore, rumah itu sudah bersih dan rapi. Semenjak kejadian Dasep, tidak ada yang berani ke toilet kecuali ada yang mengantar. Tidak lama kemudian, gofood pun datang membawa banyak makanan dan minuman.
"Kita makan dulu," ucap Andri.
Semuanya pun sangat bahagia, mereka langsung melahap makanan itu. Perut mereka sudah sangat lapar bahkan Dasep sudah mulai lupa dengan kejadian tadi. "Van, kamu yakin mau nempatin rumah ini?" tanya Vanessa.
"Memangnya kenapa?" Vania balik bertanya.
"Tadi saja sudah ada penampakan yang menakuti Dasep, gak kebayang malamnya pasti banyak gangguan," ucap Vanessa bergidik takut.
"Gak apa-apa nanti aku jadikan bestie sekalian," sahut Vania.
"Gila, kamu itu cantik Van, pinter, tapi kok bestiean sama setan," seru Gala.
"Jangan salah Mas, manusia itu lebih menyeramkan dari pada setan. Buktinya, manusia jika sakit hati, iri, dendam, mereka bisa membunuh teman sendiri sedangkan setan, mereka gak bakalan bisa nyelakain kita paling nakutin doang," sahut Vania.
"Gila, kamu," kesal Vanessa.
Tiba-tiba ponsel Vania berdering, pertanda ada notif pesan yang masuk. "Kang, Kak Hana sudah ada di kontrakan katanya," ucap Vania.
"Astaghfirullah, Akang lupa," sahut Kang Basir.
"Hana? ngapain dia ke kontrakan? mana nyari Kang Basir lagi, jangan bilang Hana suka lagi sama Kang Basir," kesal Vanessa.
"Enggak Bu, Kak Hana itu hanya berobat saja sama Akang. Jadi Ibu gak usah cemburu," sahut Vania dengan tawa kecilnya.
"Syukurlah, awas saja kalau dia berani nikung aku," geram Vanessa.
Dasep menoyor kepala Vanessa. "Memangnya akang Basir bakalan suka sama kamu," kesal Dasep.
"Ih, apaan sih, bukannya mendukung sahabat malah bilang menyakitkan kaya gitu," ketus Vanessa.
Basir memakai jaketnya. "Dek, kita pulang dulu ke kontrakan. Barang-barang kita 'kan masih di sana, nanti malam kita ke sini," ucap Kang Basir.
"Iya, Kang," sahut Vania.
Akhirnya mereka pun siap-siap untuk pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan Andri menawarkan jasa untuk mengantar Vania dan Basir. Sesampainya di kontrakan, Hana memang sudah menunggu lumayan lama.
"Hana, maaf ya, sudah menunggu lama," seru Kang Basir.
"Tidak apa-apa, Kang," sahut Hana.
Basir pun membuka pintu kontrakan, dia masuk dan Hana pun berniat masuk juga. Tapi, dia sebelum masuk dia sempat menoleh ke ujung gang dan terlihat di sana Vania sedang berbincang dengan Andri. Hana sedikit sakit, tapi dia sadar sebelum sembuh total dia tidak bisa menyukai pria.
Andri pun pamit dan Vania menyusul ke kontrakan. Sembari menunggu Basir mengobati Hana, Vania membereskan barang-barang dia dan Basir. Beruntung mereka hanya mempunyai sedikit barang jadi tidak perlu susah-susah membawa barang banyak.
"Han, nanti kalau mau berobat jangan ke sini lagi ya, tapi ke rumah baru kita," ucap Kang Basir.
"Loh, kalian mau pindah rumah?" tanya Hana.
"Iya, nanti saya tuliskan alamatnya," sahut Kang Basir.
Seperti biasa, Hana teriak-teriak saat diobati oleh Basir. Jin itu sangat kuat tidak bisa dikeluarkan dalam waktu cepat, butuh waktu yang lumayan panjang supaya jin itu benar-benar bisa keluar dari tubuh Hana. Setelah selesai mengobati, Basir dan Vania pun kembali ke rumah itu menggunakan taksi online.
Pada saat mereka sampai di rumah itu, ternyata rumah itu sudah kelihatan berantakan lagi membuat Basir dan Vania kaget. "Ya ampun, kita sudah capek-capek membereskan rumah ini dan kalian kembali membuat rumah ini berantakan, keluar kalian semua!" teriak Kang Basir penuh amarah.
Basir tahu jika yang membuat rumahnya berantakan adalah makhluk-makhluk itu. Vania menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, sedangkan Basir masih terlihat kesal.
"Berani kalian bikin ulah di rumah ini, saya bakalan hukum kalian!" teriak Kang Basir.
jangan2 pake penglaris tuh baso bisa rame banget