 
            VANIA (GHOST STORIES)
Vania, seorang gadis cantik berusia 23 tahun. Vania merupakan seorang anak indigo dan kemampuannya itu memang sengaja diturunkan oleh Kakek buyutnya. Vania baru saja lulus kuliah, meskipun dia tinggal di kampung tapi dia sangat mementingkan pendidikan.
Vania mempunyai kakak laki-laki yang biasa dipanggil Kang Basir. Ia berusia 30 tahun tapi sampai saat ini Basir belum mempunyai istri. Tidak jauh berbeda dengan Vania, Basir pun mempunyai kemampuan luar biasa tapi tidak ada orang yang tahu kecuali Vania.
Pagi ini, Vania dan Basir sedang menjemur kopi yang kemarin mereka panen. Tiba-tiba, beberapa orang warga menyeret seorang pria paruh baya yang sama sekali tidak mereka kenal. “Kang, itu siapa yang diseret?” tanya Vania.
Basir menoleh sedikit lalu kembali ke aktivitasnya kembali. “Jangan kepo, kamu lanjutkan lagi pekerjaan kamu,” sahut Kang Basir dingin.
Warga yang menyeret pria paruh baya itu banyak sekali, antara 20 sampai 30 orang. Pada saat mereka melewati Vania dan Basir, si pria paruh baya yang diseret itu menatap Vania dengan tajam membuat Vania merinding dan sedikit takut. "Pergi dari kampung ini Nak, bahaya kalau kamu masih hidup di sini," ucap Pria paruh baya itu.
Vania kaget, dia tidak menyangka jika pria paruh baya itu akan mengatakan hal seperti itu. Warga kembali menyeretnya dan membawa pria paruh baya itu ke sebuah bukit. Anehnya Basir tidak terlihat kaget, tidak ada ucapan sama sekali dari mulut Basir.
"Kang, apa maksudnya kakek tadi bicara seperti itu?" tanya Vania bingung.
"Sudah Akang bilang, jangan kepo. Sudah, gak usah dipikirin!" bentak Kang Basir.
Vania mengerutkan keningnya dan menatap kakaknya itu dengan penuh tanya. Merasa ditatap oleh Adiknya, Basir pun terdiam. "Kamu jaga kopi ini, Akang mau ambil kopi mentah dulu di kebun. Ingat, jangan ke mana-mana dan jangan kepo," ucap Kang Basir penuh penekanan.
Vania hanya mengangguk. Akhirnya Basir pun pergi untuk mengambil kopi yang kemarin dia petik dan belum sempat di bawa. Vania, merasa penasaran dengan sosok kakek tadi.
"Aku penasaran siapa kakek itu? kenapa warga menyeret dia? dan yang lebih anehnya lagi, Kang Basir sama sekali tidak kaget dan tidak ikut panik, ada apa ini?" batin Vania penasaran.
Vania dan Basir hanya tinggal berdua, kedua orang tua mereka sudah meninggal. Kedua orang tua mereka meninggal dengan kondisi yang aneh, yaitu keduanya tiba-tiba sakit dan dalam waktu dua hari tubuh kedua orang tua mereka kurus hanya tinggal tulang dan kulit. Vania dan Basir yakin ada sesuatu yang sudah membuat kedua orang tua mereka meninggal tapi karena tidak punya bukti, akhirnya mereka hanya diam dan ikhlas menerima semuanya.
Vania benar-benar penasaran dengan kakek itu, dia pun mengabaikan peringatan kakaknya dan memilih untuk pergi ke atas bukit dan melihat secara langsung apa yang sudah terjadi.
"Biadab kamu Sukmo, kamu sudah membuat warga di sini menderita bahkan sampai kehilangan nyawa akibat ulahmu!" teriak Wawan dengan geramnya.
"Jangan salahkan saya, kalian salahkan saja orang-orang yang meminta bantuan kepada saya. Merekalah yang sudah melakukan kejahatan dan saya hanya melakukan sesuatu atas perintah mereka," sahut Kakek Sukmo dengan senyumannya.
"Meskipun begitu, tetap saja kamu yang salah karena sudah membunuh warga-warga di sini!" teriak Budi.
Sukmo bukan warga di sana tapi dia merupakan warga kampung sebelah. Sukmo terkenal sebagai dukun santet, dan akhir-akhir ini di kampung itu memang banyak terjadi hal-hal aneh bahkan ada beberapa warga yang tiba-tiba meninggal dengan kondisi yang mengenaskan. Warga mulai curiga, setelah salah satu dari mereka ada yang memergoki Sukmo sedang menabur tanah kuburan di sebuah rumah pada malam hari.
"Sudah, kita gantung saja dia," ucap Wawan geram yang disetujui oleh para warga.
Akhirnya dengan bringas, warga menggantung Sukmo di pohon randu. Sebelum benar-benar digantung, Sukmo sempat mengatakan sesuatu.
"Lihat saja, kampung ini akan menjadi kampung terkutuk dan kampung ini akan penuh dengan teror," ucap Kakek Sukmo dengan senyumannya.
"Sudah jangan banyak bicara kamu, lebih baik sekarang kamu berdo'a semoga Allah menerima kamu," seru Wawan.
Semua warga mulai mengangkat tubuh Sukmo dan memasukan tali tambang ke lehernya. Tanpa membutuhkan waktu lama, Sukmo pun tergantung dan tewas dengan kondisi melotot dan lidah terjulur ke luar. Vania yang baru saja sampai, sangat terkejut dengan apa yang dia lihat.
"Astagfirullah," batin Vania sembari menutup mulutnya dengan tangannya.
Vania melihat semua warga tertawa bahagia bahkan ada yang mengucapkan syukur atas kematian Sukmo. "Akhirnya kampung kita aman, tidak akan ada lagi santet," ucap Pak RT.
"Sebenarnya siapa Kakek itu, kenapa warga membunuhnya?" batin Vania.
Vania memang tidak tahu masalah Sukmo karena dia tidak pernah bergaul dan hanya diam di rumah. Dia hanya tahu jika di kampungnya akhir-akhir ini ada yang meninggal dalam kondisi yang mengenaskan. Pada saat Vania sedang kaget dan penuh tanya, tiba-tiba sebuah tangan menarik tangan Vania.
"Akang sudah bilang, jangan ikut campur dan jangan kepo," ucap Kang Basir dingin.
"Akang, tapi mereka sudah membunuh Kakek itu," sahut Vania.
"Sudah ayo pulang, jangan ikut-ikutan," ucap Kang Basir.
Tapi pada saat Vania akan pergi, di samping pohon itu dia melihat arwah Sukmo menatapnya dengan tatapan tajam. "Pergilah dari kampung ini, karena sebentar lagi kampung ini akan menjadi kampung terkutuk," ucap Kakek Sukmo.
Vania yang masih bengong, merasa kaget karena Basir lagi-lagi menarik tangan adiknya itu. "Ayo, pulang malah melamun," ucap Kang Basir.
"Kang Basir pasti melihatnya, karena penglihatan Kang Basir lebih tajam dari penglihatan aku tapi kenapa Kang Basir pura-pura tidak melihat?" batin Vania aneh.
Sesampainya di rumah, Basir pun melepaskan tangan Vania. "Cepat selesaikan pekerjaan kamu, pokoknya sebelum maghrib kamu diam di rumah jangan ke mana-mana. Jika kamu butuh sesuatu, maka cepat-cepat beli sebelum maghrib," ucap Kang Basir.
"Kenapa Kang? ada apa memangnya?" tanya Vania bingung.
"Kamu bawel ya, jangan banyak tanya pokoknya turuti saja ucapan Akang kalau kamu mau selamat," sahut Kang Basir.
Basir pun segera mengeluarkan kopi-kopi yang baru saja dia ambil dari kebun lalu menjemurnya di bawah terik matahari. Sedangkan Vania masih terdiam dan mencerna kata-kata kakaknya itu. Basir memang aneh, entah apa yang saat ini sedang Basir sembunyikan.
"Pasti saat ini Kang Basir sedang merahasiakan sesuatu, dan aku juga yakin jika Kang Basir mengetahui mengenai Kakek itu," batin Vania.
*
*
*
Yuk guys ramaikan lagi, jangan lupa like, komen, dan subscribe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Gusmala Dewi
pasti kang Basir mengetahui sesuatu..
penuh kecurigaan... 🤔🤔🤔
2025-10-02
  0
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
ada apa sih sebenarnya ini kakak nya kok tau
2025-09-22
  0
ꪶꫝNOVI HI
turuti kata akang basri vania jangan ngeyel 😩
2025-09-22
  0