NovelToon NovelToon
Nikah Kontrak

Nikah Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

Amira 22 tahun menikah kontrak dengan Ferdi baskara untuk biaya kesembuhan ayah angkatnya.
Amira bar-bar vs Ferdi yang perfeksionis
bagaimana kisah tom and Jery ini berlangsung

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

maharani

“Tidak usah dibawa,” ucap Renata tegas.

Isabela menoleh cepat, menatap Renata dengan sorot tajam. “Oh, jadi kamu sudah mengambil keputusan?”

Renata menarik napas dalam, lalu menunduk sedikit. “Ya… Bagaimanapun juga, apa kata orang kalau menantu Baskara tinggal di rumah ini? Itu akan lebih memalukan lagi.” Suaranya terdengar lirih, seolah menimbang rasa malu yang tak bisa ditutupi.

“Oma, tidak seperti ini. Aku tidak mau bersama dia. Oma… dia itu vampir!” seru Ferdi, wajahnya masam dan gusar. Bayangan Amira membuat tubuhnya merinding; tidur pun terasa mustahil jika harus sekamar dengannya. “Bisa-bisa keperjakaanku diambil paksa oleh Amira,” pikirnya panik dalam hati.

“Sudahlah, jangan bersikap seperti anak kecil, Ferdi. Kamu itu calon pewaris kerajaan bisnisku,” ujar Renata, nada suaranya mengeras. Bagi Renata, keluhan Ferdi hanya memalukan.

“Tapi oma… dia itu ganas. Brutal! Suka nyosor aku ta—” Ferdi buru-buru menghentikan ucapannya. Ia tak sanggup mengakui kalau sebenarnya ia takut pada Amira.

Isabela tersenyum tipis, lalu berucap santai, “Baguslah, Nak. Berarti sebentar lagi aku akan punya cucu.”

Perkataan itu membuat Ferdi pucat pasi, jantungnya berdebar lebih kencang.

“Mempunyai anak dari vampir… anakku akan seperti apa nanti,” gumam Ferdi dalam hati. Ternyata, memisahkan Amira tidak semudah yang ia bayangkan.

“Ibu, jangan mengambil keputusan mendadak. Kita belum menyelidiki Amira lebih dalam,” Anton mencoba membantah keputusan Renata. Bagaimanapun juga, ini tidak sesuai dengan rencananya.

“Kalau itu gampang. Amira, kamu harus membawa orang tuamu tinggal di sini,” ucap Renata.

Ferdi hendak menyela, tetapi Renata cepat memberi kode dengan tangannya, menahan perkataan cucunya. Ia melanjutkan dengan suara tegas, “Aku beri kesempatan kalian bersama selama satu tahun. Bagaimanapun, aku tidak suka pernikahan dipermainkan. Kalau dalam satu tahun kalian tidak menemukan kecocokan, kalian boleh bercerai. Setidaknya, orang tidak akan terlalu banyak bergunjing. Lebih baik kalian bercerai setelah satu tahun, daripada sekarang, ketika pernikahan ini bahkan belum genap sebulan. Apa kata orang nanti?”

“Setahun waktu yang cukup panjang untuk mengeruk harta Ferdi,” ucap Amira dalam hati.

“Bu, ini terlalu berbahaya,” Anton mencoba mengingatkan.

“Sudah cukup, Anton. Aku mengerti kepedulianmu,” potong Renata cepat.

Anton hanya bisa terdiam.

“Isabela, aku menerima dia karena kamu. Suatu saat kalau terjadi masalah dengan keluargaku, kamu harus bertanggung jawab,” Renata menatap ke arah sahabatnya itu dengan tajam.

Isabela tersenyum. “Tentu saja. Dia adalah cucuku, mana mungkin aku lepas tangan.”

Tatapan Isabela kemudian beralih ke Amira. Entah mengapa setiap kali memandang gadis itu, hatinya terasa tidak menentu. “Kenapa perasaanku seperti ini? Padahal dengan Alecia, adiknya Amora, aku tidak pernah merasakan hal seperti ini,” gumam Isabela dalam hati.

“Oma, bagaimana?” tanya Amira, membuyarkan lamunan Isabela.

Isabela tersenyum lalu mengelus pipi Amira. “Kamu sudah menikah sekarang, jadi tugasmu adalah taat pada suamimu. Kalau ada apa-apa, hubungi oma.”

“Iya, aku akan taat pada suamiku,” jawab Amira. Namun dalam hati ia berkata, “Aku akan taat sambil merampok harta kamu, Ferdi.”

“Baiklah, karena masalah ini sudah selesai, aku akan pulang,” ucap Isabela.

Dan yang paling senang tentu saja Viona. Ia merasa kini memiliki partner dalam melindungi Ferdi.

“Maaf, Bela, aku tidak bisa mengantarmu. Aku masih lemah, Bela,” ujar Renata penuh penyesalan.

“Ya, makanya cepat sembuh. Kita party lagi, sewa DJ yang muda,” ucap Isabela dengan tawa renyah.

Renata langsung menoleh, sorot matanya tajam menusuk. Ia tidak menyangka sahabatnya bisa melontarkan kata-kata sememalukan itu.

Isabela buru-buru menghela napas dan tersenyum kikuk. “Sudahlah, pokoknya kamu harus cepat sembuh.”

Ia lalu merengkuh Amira dalam pelukan. Hangat tubuh cucunya membuat dadanya bergetar, seolah ada sesuatu yang menekan dari dalam. Tiba-tiba saja matanya terasa panas, hampir saja air mata jatuh, tapi cepat-cepat ia tahan.

“Kamu jaga diri baik-baik, sayang,” bisiknya lembut, suaranya sedikit bergetar.

“Iya, Oma. Terima kasih,” jawab Amira pelan, suaranya sarat ketulusan.

Viona, Ferdi, dan Amira kemudian ikut mengantar kepulangan Isabela. Dari tempat tidur, Renata yang masih lemah hanya bisa menyaksikan kepergian sahabatnya itu dengan tatapan sayu.

Begitu Isabela menghilang dari pandangan, Ferdi menoleh pada Amira. Sorot matanya tajam, penuh perlawanan. Bibirnya terkatup rapat sebelum akhirnya terbuka.

“Jangan harap kamu menang,” ucap Ferdi dingin.

“Aku akan selalu menjadi istri yang baik untukmu, sayang,” ucap Amira sambil tersenyum, seolah meledek Ferdi.

“Aku tidak percaya,” balas Ferdi dingin.

“Cukup!” bentak Viona, nadanya tajam memotong. “Kalian ini seperti kucing dan tikus saja, berantem terus.” Ia menghela napas panjang, jelas terlihat kesal.

Ferdi menatap Amira penuh amarah, tapi Amira justru membalas dengan senyum tenang. Dalam hatinya ia berkata, “Ini baru permulaan, sayang.”

Mereka bertiga kembali duduk di meja bundar, berhadapan dengan Renata yang masih bersandar di kursi kebesarannya, tampak letih namun berwibawa.

“Ibu harus menyingkirkan Amira, mumpung Nyonya Isabela tidak ada,” ucap Anton pelan, memberi saran dengan nada berhati-hati.

Renata mengalihkan pandangan padanya, tatapannya tajam. “Kamu sanggup melawan kekuasaan Isabela?” tanyanya datar.

Anton terdiam, bibirnya terkunci, tak sanggup menjawab.

“Isabela tidak sesederhana yang kamu bayangkan, Anton,” ucap Renata pelan namun tegas.

Ia lalu mengalihkan pandangan pada Amira. “Amira, bawa orang tuamu ke sini. Memalukan sekali kalau kolega-kolegaku tahu aku punya besan tinggal di perkampungan kumuh.”

“Baik, Oma. Kalau Ayah sudah pulih, aku akan membawanya ke sini,” jawab Amira dengan nada patuh.

“Baiklah. Sekarang kalian istirahatlah,” ujar Renata, menutup pembicaraan.

Amira segera berdiri, tapi Ferdi masih duduk terpaku di kursinya. Wajahnya masam.

“Oma, aku tidak mau satu kamar dengan dia,” keluh Ferdi.

Renata mengangkat alis. “Kenapa? Kamu takut sama dia?” tanyanya sengaja menekan.

“Cih… aku tidak takut, Oma. Cuma aku jijik saja,” sahut Ferdi ketus.

“Kamar tamu sedang direnovasi, Bu. Tidak mungkin kalau Amira tidur di ruang pembantu, kan?” bela Viona, suaranya terdengar keberatan.

Renata menghela napas panjang. “Kalian ini memang ribet. Sudah, kamu tidur saja sama Amira.”

Amira tersenyum tipis. Ia meraih tangan Ferdi, menariknya sedikit dengan lembut namun penuh arti, membuat Ferdi semakin geram.

“Ayo, Sayang, kita bobo cantik,” ucap Amira sambil tersenyum manja, nada suaranya dibuat sengaja menggoda.

“Dasar tidak tahu malu,” gerutu Ferdi dengan wajah kesal, matanya melirik tajam.

“Ah, sama suami itu harus genit. Kalau aku kalah genit, nanti suamiku bisa diambil jalang,” balas Amira ringan, bibirnya tersenyum lebar seolah menikmati reaksi Ferdi.

Renata hanya menggelengkan kepala, napasnya keluar panjang. Dalam hati ia bergumam, “Benar-benar mirip Isabela waktu muda.”

 …

Isabela yang sejak tadi diam-diam memotret Amira, kembali menatap layar ponselnya. Jemarinya membelai foto itu perlahan, seolah ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

Ia lalu menekan tombol panggilan. Sambungan tersambung ke putrinya, Maharani.

“Ya, Bu,” jawab Maharani singkat.

“Bagaimana hubunganmu dengan Alecia?” tanya Isabela, suaranya terdengar datar.

Maharani mengernyit. “Tumben Ibu menanyakan itu. Ada apa?” balasnya curiga.

“Ya tinggal jawab saja. Apa susahnya?” Isabela menekan.

Maharani terdengar menghela napas panjang dari seberang. “Entahlah, Bu. Ibu mertuaku entah bagaimana mendidik anakku yang satu itu. Dia sangat membenciku.”

“Oh, seperti itu,” gumam Isabela, suaranya samar.

“Hanya itu yang mau Ibu sampaikan?” tanya Maharani, kali ini nadanya dingin.

“Aku akan mengirim foto. Nanti kamu lihat saja,” ucap Isabela. Sambungan pun terputus.

Beberapa detik kemudian, ponsel Maharani bergetar. Sebuah pesan masuk. Ia membuka foto itu—dan matanya langsung terbelalak. Dengan panik ia menekan panggilan balik.

“Bu, tolong, jangan merusak Amora!” suara Maharani meninggi, penuh amarah. “Dia memakai hijab atas keputusannya sendiri. Ibu jangan mengajari hal buruk!”

Hening sejenak di seberang. Lalu suara Isabela terdengar pelan tapi tegas.

“Foto itu bukan Amora, Maharani.”

1
partini
bulu bulu salah pilih lawan wkwkkw
fer kecintaan buangttt ma Kunti
3C
keren Amira...
Dea Wibowo
suka aja, bahasa nya natural, konplik ringan, cerita nya jg gak ribet .. enak buat d baca sambil rebahan /Facepalm//Good/
Mami Pihri An Nur
Ya Allah bab pertama sj sudah bikin aku ngakak,, smngat kak, aku kasi bunga deh
Dewi Anggraeni
sepertinya amora dan amira kembar an yaa
SOPYAN KAMALGrab
makasih Lo ka
partini
ao seperti itu
partini
sehhhh mantap sekali ini Oma
partini
dari sinopsis bikin curiga lah pas baca 👍👍👍👍
3C
Amira kereen...anak serigala gitu loh
3C
cerita nay bagus....unik beda dari yg lain. nyesel lho klo ga baca
3C
wah, makin seru ceritanya nih...
Heny
Kucing di kasi ikan mn nolak kwkw
y_res
boleh getok palax Ferdy e teflon gk sich bego banget jdi org,nenekx diselamatin eh malah gk sadar diri,ap dulu wkt sekolah cman ampe pagar 🙏🙏🙏
y_res
ntah si Ferdy in polos atw bodoh level dewa,ditinggalin di hari pernikahan msh cinta,,,gk ad harga dirix🙏🙏🙏
y_res
judul e berkaryalah....ta kirain suruh kerja a gitu eh ternyata suruh nglukis pake bibir 😅
y_res
biasax dlm nikah kontrak yg sadis tuh suami istri cman bsa manut trus mewek diam2,,,lah disini suamix malah frustasi gk bsa ngelawan😅
y_res
bru bab 1 dah ngakak🤣🤣🤣,tpi ta simpen dulu thor biar banyak soale aq tim maraton 😅🙏
Rian Moontero: mampiiirr/Bye-Bye/
total 2 replies
3C
wkwkwk...lucu bgt dah Amira. biasanya tokoh wanita itu cengeng, ini mah keren....
SOPYAN KAMALGrab: terimakasih ka @
total 1 replies
3C
lanjut Thor....seru ceritanya
SOPYAN KAMALGrab: terimakasih ka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!