NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua Untuk Mencintaimu

Kesempatan Kedua Untuk Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Percintaan Konglomerat / Romansa
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Ben Wang hidup kembali setelah kematian tragis yang membuka matanya pada kebenaran pahit—kekasihnya adalah pengkhianat, sementara Moon Lee, gadis sederhana yang selalu ia abaikan, ternyata cinta sejati yang tulus mendukungnya.

Diberi kesempatan kedua, Ben bertekad melindungi Moon dari takdir kelam, membalas dendam pada sang pengkhianat, dan kali ini… mencintai Moon dengan sepenuh hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Dua hari kemudian.

Hospital

Moon yang pingsan sebelumnya baru sadar. Wajahnya pucat dan lemah, tarikan napasnya terputus-putus seakan tubuhnya masih menolak untuk kembali bangkit. Ia berusaha menguatkan diri lalu perlahan duduk menyenderi ranjang, matanya kosong menatap ke depan.

Ben yang hanya berupa roh berdiri di sana, menemaninya dalam diam.

“Ternyata aku belum mati,” ucap Moon dengan raut wajah sedih, suaranya nyaris bergetar.

“Moon, kau harus tetap hidup, hidup dengan bahagia. Hanya itu yang aku inginkan,” kata Ben, mencoba mendekatkan tangannya ke kepala gadis itu, meski ia tahu tak akan pernah bisa menyentuhnya.

Moon menunduk, air mata jatuh membasahi pipinya. “Ben, kenapa aku tidak percaya kalau kau kecelakaan? Biasanya kau orang yang sangat teliti. Seminggu sekali kau pasti meminta asistenmu memeriksa kondisi mobil. Makanan dan minuman semua dijaga dengan baik. Kau pernah mengatakan kesehatan dan keselamatan adalah utama. Itu yang kau katakan pada Viona,” lirih Moon.

“Gadis bodoh, ternyata kau masih ingat dengan ucapanku,” jawab Ben, sorot matanya sendu.

Tak lama kemudian, pintu kamar pasien terbuka. Viona melangkah masuk dengan senyum sinis yang sulit disembunyikan.

“Akhirnya kau sadar,” ucapnya tenang.

“Dasar jalang, apa yang kau lakukan di sini?” teriak Ben penuh emosi. Namun tak ada seorang pun yang bisa mendengar ucapannya.

“Nona Viona, siapa yang membawaku ke sini?” tanya Moon pelan.

“Penjaga kuburan. Aku mengira kau menyusul Ben, ternyata tidak,” jawab Viona sambil melangkah mendekat, berdiri di samping ranjang.

“Ben adalah tunanganmu, kenapa kau bisa bicara seperti itu?” tanya Moon tak percaya.

“Tunangan? Jadi kenapa? Apakah kau tidak bisa berpisah dengannya? Kau bisa menyusul,” ujar Viona dingin.

“Kenapa aku tidak melihat kau merasa kehilangan dan sedih? Dia sangat mencintaimu dan sering memanjakanmu,” ucap Moon lirih.

“Memanjakanku? Benar, tapi pria itu sangat sulit didekati. Walau kami akan bertunangan, dia masih tidak membiarkan aku menjadi pengurus bagian keuangan,” jawab Viona, nadanya penuh kepahitan.

“Perusahaan punya aturan, dia tidak bisa memberimu posisi itu hanya karena hubungan kalian,” balas Moon dengan sisa tenaga.

“Lagi pula semua itu tidak penting. Moon Lee, dengar baik-baik. Ben Wang sudah tidak ada. Nenekmu juga tidak ada. Sementara nyawamu pun sudah di ambang kematian. Jadi, untuk apa lagi memikirkannya?” sindir Viona.

“Sejak masih di universitas, Ben sangat baik padamu. Dia melindungimu dan mencintaimu hingga sekarang. Kenapa kau bisa begitu tenang, seakan tidak terjadi apa pun? Selain itu, kau juga ingin mengambil bisnisnya... padahal dia baru meninggal,” ujar Moon dengan nada penuh luka.

“Mencintaiku? Selama sembilan tahun kami bersama, dia sama sekali tidak ingin menikahiku. Aku selalu tampil cantik di depannya, tapi dia selalu menolak hubungan yang lebih jauh denganku. Apakah itu yang kau sebut cinta?” jawab Viona getir.

“Kau tahu dia bukan pria sembarangan,” kata Moon dengan suara lemah, menahan rasa sakit di tubuhnya.

“Moon Lee,” Viona mendekat dengan langkah angkuh, wajahnya dingin namun bibirnya tersungging sinis. “Bahkan hingga dia mati, kau masih saja menangisinya. Sayangnya, saat dia hidup, dia tidak pernah melihatmu sama sekali. Yang dia perhatikan hanya aku. Jangan lupa, setiap kali dia memarahimu karena dia percaya pada ucapanku. Terakhir, dia bahkan tega menuntutmu.”

Moon menggigit bibirnya, darah masih terasa di tenggorokannya. “Data perusahaan… kau yang menjualnya, bukan?” tanyanya dengan suara bergetar.

Viona terkekeh, semakin mendekat. “Karena kau akan mati, jadi aku beritahu saja. Benar. Data perusahaan aku yang jual. Rem mobil yang dibawa Ben, juga aku yang putuskan. Kecelakaan itu, semuanya bagian dari rencanaku.”

“Viona… kenapa kau begitu tega? Apa salah Ben padamu?” tanya Moon dengan mata berkaca-kaca, tubuhnya gemetar menahan emosi.

“Bukan hanya itu.” Viona tersenyum dingin, matanya berkilat penuh kepuasan. “Nenekmu juga aku yang bunuh.”

Moon terbelalak. “Apa yang kau katakan?”

“Aku yang mencabut oksigen nenekmu. Si tua itu sudah tidak ada harapan hidup. Kau bahkan tidak punya banyak biaya untuk pengobatannya. Jadi, lebih baik dibunuh saja,” jawab Viona tanpa rasa bersalah.

Moon menjerit histeris, tubuhnya bergetar hebat, emosinya meledak. Darah segar kembali keluar dari mulutnya.

“Moon!” teriak Ben panik, matanya melebar melihat tubuh gadis itu semakin melemah.

“Viona, kau bukan manusia!” Ben meraung, meski tahu tak seorang pun mendengar teriakannya.

Viona melipat tangan di dada, lalu mendekat lebih dekat lagi ke wajah Moon. “Lihatlah dirimu sekarang. Orang tua kandungmu membuangmu, nenekmu sudah mati dibunuhku, pria yang kau cintai juga sudah tiada. Bahkan sampai akhir, dia masih membencimu. Apa rasanya ditinggalkan oleh semua orang yang kau cintai?”

“Diam!” teriak Ben, berusaha menampar wajah wanita itu namun tangannya hanya menembus udara.

Moon semakin sesak, tubuhnya lemah, tangannya meremas perutnya.

“Dokter! Dokter!” Ben berlari ke pintu kamar pasien, rohnya langsung menembus pintu itu. Namun di koridor tak ada seorang pun yang mendengar jeritannya. Ia berusaha menolong Moon, tapi sia-sia.

Di dalam ruangan, Moon menatap Viona dengan air mata deras. “Kenapa nenekku juga kau jadikan sasaran? Dia tidak bersalah…”

Viona tertawa pelan, sinis. “Dia hanya orang tua tidak berguna. Cepat atau lambat akan mati. Lebih baik cepat, bukan?”

Moon ingin menamparnya, tangannya terangkat tapi tubuhnya terlalu lemah, tangannya jatuh begitu saja.

“Moon Lee, selama hidup kau selalu gagal. Sebagai anak, cucu, bahkan dalam cinta. Kau gagal dalam segala hal,” ujar Viona dengan tatapan penuh kemenangan.

“Viona… cukup!” Ben kembali masuk, wajahnya penuh amarah sekaligus cemas melihat kondisi Moon yang berlumuran darah.

Viona lalu mendekat, berbisik sinis di telinga Moon. “Ada satu rahasia yang belum kau ketahui. Kedua orang tuaku sebenarnya adalah orang tua kandungmu.”

Moon terbelalak, jantungnya seakan berhenti berdetak. “Tidak… mungkin…”

“Kenapa tidak? Selama ini mereka menganggapmu perebut pacar orang karena aku yang memprovokasi mereka. Mereka sebenarnya masih mencari putri kandung mereka yang hilang. Tapi demi posisiku, aku tidak bisa membiarkan mereka tahu yang sebenarnya. Jadi aku harus membuat mereka semakin membencimu,” ujar Viona dingin.

“Bagaimana… kau bisa tahu?” tanya Moon dengan sisa tenaga.

“Asistennya yang menemukan informasi itu. Untung saja kedua orang tuamu yang bodoh belum sempat membacanya. Aku mengambilnya dari tangan asistennya. Jadi hanya aku yang tahu. Dan tentu saja, asistennya sudah aku suap.”

Moon semakin pucat, darah kembali mengalir dari bibirnya.

“Moon Lee, hidupmu sungguh malang. Semua orang yang kau cintai membencimu atau meninggalkanmu,” ejek Viona.

Dengan suara terputus-putus, Moon berbisik, “Kau… tidak akan berakhir dengan baik…”

Ben tertegun. "Steven Lu dan Joe Ling… ternyata mereka adalah orang tua kandung Moon."

Moon muntah darah lebih banyak, air matanya mengalir deras, menanggung sakit tak tertahankan.

“Orang tuamu tidak akan bisa bersatu denganmu. Mereka hanya memiliki seorang putri, yaitu aku. Sementara kau telah dilupakan,” ujar Viona dingin, penuh kebanggaan.

“Cukup!!!” teriak Ben, suaranya menggema penuh amarah.

Moon yang semakin menderita, dengan napas terputus-putus, menatap Viona penuh kebencian. “Sampai mati pun… aku tidak akan pernah memaafkanmu. Nenekku… Ben… mereka semua meninggalkan dunia ini karena ulahmu. Kau tidak akan pernah bahagia… selama hidupmu…” ucapnya dengan suara lemah, lalu tubuhnya terkulai. Dengan hembusan napas terakhir, matanya perlahan terpejam.

“Moon… Moon!!!” teriak Ben dengan suara parau. Ia berlari mendekat, mencoba meraih tubuh gadis itu, namun tangannya hanya menembus udara. Air mata bercampur amarah membuat hatinya semakin hancur.

Ben terdiam, tubuh roh-nya bergetar hebat. Ia menatap wajah Moon yang telah tenang dalam kematian. Rasa bersalah, cinta, dan dendam bercampur menjadi satu.

“Moon… kenapa harus berakhir seperti ini…” suaranya lirih, penuh kesedihan.

Lalu Ben menoleh pada Viona, sorot matanya penuh api dendam. “Viona Lu… andai aku diberi kesempatan untuk kembali ke dunia ini, aku akan menghentikan semua rencana jahatmu. Aku akan membuatmu menderita… sebagaimana kau telah membuat Moon dan aku sengsara.”

Viona hanya tersenyum tipis, puas dengan hasil perbuatannya, "Moon Lee, akhirnya aku menang juga. Kau sama sekali bukan lawan yang berat."

"Karena kau sudah mati, mungkin lebih baik, mata dan organmu yang masih berguna didonorkan ke orang lain saja. Semasa hidup kau sakit-sakitan dan tersiksa. Setelah mati, biarkan tubuhmu dibelah oleh dokter," kata Viona dengan tertawa puas.

"Jangan pernah menyentuhnya," teriak Ben.

1
Qyzz🇲🇾
maksudnya?moon mengalami regresi juga?
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
alhamdulillah suka cerita nya
perahu kertas
😳😳😳😳 what
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Lina Hibanika
terlalu lama melewati kematian untuk sadarnya,, klo ga gitu mana sadar kau Ben 😡
Bu Kus
udah gak sabar liat moon ketemu kedua orang tua nya sebenarnya
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
merry
itu viona mah jgn di usir donk psti bkln bls dendam tu mn trm dia kehilangan kemewahan y dan kehilangan si ben itu,, yg ada ngincar moon le trss tu,,
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Bu Kus
lanjut lg dong thro makasih
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
merry
viona klo gk dihukum gk bklnn kapok yg ada dendamn bgtt sm moon
Bu Kus
lanjut
Bu Kus
tegang banget semoga Ben cepat datang
Bu Kus
itu sih akal akalan sih ben
Bu Kus
lanjut
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
merry
viona psti cari kesempatan tuu untuk jthuinn moon tp tenang di ben ben kn ud tau dr suara jam yg terhubung ituu
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
partini
ehhh apa nanti ga salah faham lihat viona terluka karena moon Lee tuh ortunya viona
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!